Bab sembilan

I

Lombard berkata pelan-pelan,

“Jadi kita telah salah — salah semua! Membuat mimpi buruk dan khayalan hanya karena kebetulan ada dua kematian!”

Armstrong berkata dengan sedih,

“Tetapi Anda tahu alasannya. Jangan disisihkan begitu saja. Saya seorang dokter. Saya tahu apa itu bunuh diri. Anthony Marston bukan tipe orang yang gampang bunuh diri.”

Lombard berkata dengan ragu-ragu,

“Apakah itu bukan kebetulan?”

Blore mendengus, tidak percaya.

“Kebetulan yang sangat aneh,” gumamnya.

Mereka diam, kemudian Blore berkata, “Tentang wanita itu — “ dan berhenti.

“Nyonya Rogers?”

“Ya. Suatu kemungkinan juga, bukan, bahwa itu adalah kebetulan?”

Philip Lombard berkata,

“Kebetulan? Yang bagaimana?”

Blore kelihatan sedikit malu. Wajahnya yang kemerah-merahan bertambah merah. Dia berkata dengan tergesa-gesa,

“Dokter, Anda telah memberinya obat bius.”

Armstrong menatapnya.

“Obat bius? Apa maksud Anda?”

“Tadi malam. Anda sendiri mengatakan bahwa Anda memberi dia sesuatu supaya tidur.”

“Oh, itu. Ya. Obat tidur yang tak berbahaya.”

“Obat apa itu?”

“Saya memberinya trional dalam dosis rendah. Obat yang sama sekali tidak berbahaya.”

Blore masih tetap merah wajahnya. Dia berkata,

“Terus terang saja — Anda tidak memberinya dalam dosis yang berlebihan, bukan?”

Dokter Armstrong berkata dengan marah,

“Saya tidak mengerti maksud Anda.”

Blore berkata,

“Bukan hal yang mustahil bila Anda membuat kekeliruan, bukan? Sekali waktu hal ini bisa terjadi.”

Armstrong berkata dengan tajam,

“Saya tidak melakukan hal semacam itu. Pendapat Anda sangat menggelikan.”

Dia berhenti, kemudian menambahkan dengan nada yang sangat tajam, “Atau Anda-berpendapat bahwa saya memberinya dengan sengaja?”

Philip Lombard berkata dengan cepat,

“Anda berdua saya harap tetap berkepala dingin. Jangan kita mulai melempar tuduhan.”

Tiba-tiba Blore berkata,

“Saya hanya berpendapat Dokter mungkin membuat kekeliruan.”

Dokter Armstrong berusaha untuk tersenyum. Dia berkata dan terlihat sederet gigi karena senyum yang dipaksakan,

“Dokter memang bisa membuat kekeliruan seperti itu, Kawan.”

Blore berkata dengan sengaja,

“Itu bukan kesalahan yang pertama kali Anda buat — kalau suara itu bisa dipercaya!”

Armstrong menjadi pucat. Philip Lombard marah dan berkata dengan cepat kepada Blore,

“Mengapa Anda membuat orang marah? Kita semua berada pada perahu yang sama. Kita harus bersatu. Bagaimana dengan sumpah palsu Anda sendiri?”

Blore maju selangkah, tangannya mengepal.

Dia berkata dengan suara geram,

“Sumpah palsu! Itu bohong! Anda boleh membungkam saya, Tuan Lombard, tapi ada yang ingin saya ketahui — dan salah satu adalah tentang Anda!”

Alis mata Lombard terangkat.

“Tentang saya?”

“Ya, saya ingin tahu mengapa Anda membawa pestol ke sini, di mana kita mengadakan kunjungan sosial yang menyenangkan.”

Lombard berkata,

“Betul-betul ingin tahu?”

“Ya, benar, Tuan Lombard.”

Lombard berkata tanpa diduga,

“Anda tahu, Blore, sebenarnya Anda bukanlah orang tolol.”

“Barangkali. Bagaimana dengan pestolnya?”

Lombard tersenyum.

“Saya membawanya karena saya mengira bahwa saya akan menjumpai kesulitan.”

Blore berkata dengan curiga,

“Anda tidak mengatakannya tadi malam.”

Lombard menggelengkan kepalanya.

“Anda tak mau memberitahukan kepada kami?”

Blore mendesak.

“Ya,” kata Lombard.

“Ayolah, katakan.”

Lombard berkata perlahan-lahan,

“Saya memang sengaja membuat Anda berpikir bahwa saya diminta ke sini dengan cara yang sama seperti yang lainnya. Ini tidak benar. Sebenarnya saya didatangi seorang Yahudi — namanya Morris. Dia menawarkan seratus guinea agar saya kemari dengam tugas mengawasi. Mereka bilang saya mempunyai reputasi sebagai seorang yang dapat bertindak dengan baik dalam keadaan yang gawat.”

“Lalu?” Blore berkata dengan tidak sabar.

Lombard menjawab sambil menyeringai,

“Itu saja.”

Dokter Armstrong berkata,

“Tentunya dia memberi tahu Anda lebih dari itu?”

“Oh, tidak. Dia menutup mulut — bungkam seperti kerang. Saya boleh menerima atau meninggalkan tawaran itu — itu saja yang dikatakannya. Karena saya sedang kesulitan uang, saya setuju saja.”

Blore memandangnya kurang percaya. Dia berkata,

“Mengapa Anda tidak mengatakannya tadi malam?”

“Kawan Lombard mengangkat bahunya.

“Bagaimana saya tahu bahwa kejadian tadi malam bukanlah kejadian yang saya perkirakan? Saya memang tidak membuka diri dan menceritakan yang sebenarnya.”

Dengan cerdik Dokter Armstrong bertanya,

“Tetapi sekarang — Anda punya pendapat yang lain?”

Wajah Lombard berubah menjadi bertambah keras dan gelap. Dia berkata,

“Ya. Saya — yakin sekarang bahwa saya berada, dalam perahu yang sama dengan Anda semua. Seratus guinea itu hanyalah umpan Tuan Owen saja agar saya bisa masuk perangkapnya bersama Anda semua.”

Dia berkata perlahan-lahan,

Karena kita ada dalam perangkap — saya akan bersumpah untuk itu! Kematian Nyonya Rogers! Tony Marston! Hilangnya boneka negro dari meja makan! Oh, ya, tangan Tuan Owen jelas terlihat — tapi di mana si Owen gila itu?”

Gong berbunyi dengan lembut memanggil mereka semua untuk makan siang.

II

Rogers berdiri di pintu ruang makan. Ketika ketiga laki-laki itu turun, dia maju satu atau dua langkah. Dia berkata dengan suara rendah dan kuatir,

“Saya harap makan siang ini akan memuaskan Anda. Ada ham dingin dan lidah dingin, dan saya merebus beberapa butir kentang. Ada keju, biskuit, dan buah-buahan kaleng.”

Lombard berkata,

“Kelihatannya sudah cukup. Persediaan sudah habis?”

“Banyak makanan, Tuan — makanan kaleng. Lemarinya penuh. Persediaan pada sebuah pulau yang terpisah dari daratan untuk beberapa waktu.”

Lombard mengangguk.

Rogers menggumam ketika dia mengikuti ketiga orang itu memasuki ruang makan,

“Saya kuatir karena Fred Narracot tidak datang hari ini. Sial dan aneh.”

Dokter Armstrong berdiri dengan cepat.

“Ya,” kata Lombard, “betul katamu, sial dan aneh.”

Nona Brent masuk ke ruang makan. Dia baru saja menjatuhkan gulungan benang dan sekarang dia menggulungnya lagi.

Sambil duduk dia berkata,

“Cuaca berubah. Angin sangat kencang dan ada kuda-kuda putih di laut.”

Tuan Justice Wargrave masuk. Dia berjalan dengan langkah perlahan. Dengan cepat diperhatikannya orang-orang darl balik alis matanya yang lebat. Dia berkata,

“Anda sibuk sekali pagi ini.”

Ada rasa senang yang keji dalam nada suaranya.

Vera Daythorne masuk dengan tergesa-gesa. Dia sedikit terengah-engah. Dia berkata dengan cepat,

“Mudah-mudahan Anda tidak menunggu saya. Apakah saya terlambat?”

Emily Brent berkata,

“Anda bukan yang terakhir. Tuan jenderal belum datang.”

Mereka duduk mengelilingi meja.

Rogers bertanya pada Nona Brent,

“Apakah Anda akan mulai atau menunggu, Nona?”

Vera berkata,

“Jenderal Macarthur duduk di tepi pantai di bawah sana. Saya kira dia tidak mendengar bunyi gong,” — dia ragu-ragu — “dia agak aneh hari ini.”

Rogers berkata dengan cepat,

“Saya akan ke sana dan memberi tahu bahwa makan siang sudah siap.”

“Saya akan ke sana,” katanya. “Anda semua bisa mulai makan.”

Dia meninggalkan ruangan itu. Masih didengarnya suara Rogers.

“Anda mau lidah dingin atau ham dingin, Nona?”

III

Kelima orang yang duduk dimeja itu sulit untuk bercakap-cakap. Di luar angin tiba-tiba bertiup dengan kencang dan kemudian berhenti.

Vera sedikit menggigil dan berkata,

“Badai datang.”

Blore menambahkkan. Dia berkata dengan santai,

“Di kereta dari Plymouth kemarin ada seorang penumpang tua. Dia terus-menerus berkata bahwa badai akan datang. Orang tua itu benar-benar mengagumkan. Dia bisa meramal cuaca dengan tepat.”

Rogers berkeliling meja mengumpulkan piring daging.

Tiba-tiba, dengan piring-piring di tangan, dia terhenti.

Dia berkata dengan suara ketakutan dan aneh,

“Ada orang lari…”

Mereka semua bisa mendengarnya — kaki-kaki yang berlari sepanjang teras.

Pada saat itu pun mereka tahu — tahu tanpa diberi tahu.

Dengan serentak mereka berdiri bersama-sama. Mereka berdiri memandang ke arah pintu.

Dokter Armstrong muncul, napasnya terengah-engah.

Dia berkata,

“Jenderal Macarthur-”

“Meninggal!” Kata itu keluar begitu saja dari mulut Vera.

Armstrong berkata,

“Ya, dia meninggal…”

Suasana sepi — sepi yang lama.

Ketujuh orang itu saling memandang tetapi –tidak menemukan kata-kata untuk mulai bicara.

IV

Begitu tubuh laki-laki tua itu dibawa masuk, badai datang.

Yang lain berdiri di ruangan.

Hujan tiba-tiba turun mendesis dan meraung.

Ketika Blore dan Armstrong naik tangga dengan beban mereka, Vera Daythorne tiba-tiba berbalik dan masuk ke ruang makan.

Ruangan itu seperti ketika mereka tinggalkan. Makanan yang telah diatur rapi siap di meja samping tak tersentuh.

Vera mendekati meja. Beberapa saat kemudian Rogers masuk perlahan-lahan.

Dia terkejut ketika melihat Vera. Matanya bertanya-tanya,

“Oh, Nona, saya — saya hanya ingin melihat…”

Dengan suara parau dan keras Vera berkata,

“Engkau benar, Rogers. Lihatlah sendiri. Hanya ada tujuh…”

V

Tubuh jenderal Macarthur diletakkan di atas tempat tidur.

Setelah melakukan pemeriksaan terakhir Dokter Armstrong meninggalkan kamar dan turun. Yan lain berkumpul di ruang duduk.

Nona Brent sedang merajut. Vera Daythorne berdiri di dekat jendela memperhatikan hujan. Blore duduk tegak di kursi, dengan kedua tangan di atas lutut. Lombard berjalan mondar-mandir. Di sebuah kursi besar yang terletak di ujung ruangan, Tuan Justice Wargrave duduk dengan mata setengah tertutup.

Mata itu terbuka ketika Dokter masuk. Dia berkata dengan suara terang dan nyaring,

“Bagaimana, Dokter?”

Armstrong sangat pucat. Dia berkata,

“Bukan serangan jantung atau semacamnya. Macarthur mendapat pukulan di belakang kepala.”

Terdengar suara-suara bergumam, tetapi suara nyaring Tuan Hakim terdengar sekali lagi.

“Apakah Anda — menemukan senjata yang dipergunakan?”

“Tidak.”

“Namun demikian Anda yakin dengan pernyataan Anda?”

“Saya sangat yakin.”

Tuan Justice Wargrave berkata dengan tenang,

“Kita tahu dengan pasti di mana kedudukan kita.”

Sekarang jelas kelihatan siapa yang menjadi pimpinan.

Pagi tadi Wargrave duduk di teras tanpa melakukan suatu kegiatan. Kini dia mengambil inisiatif untuk memegang pimpinan dengan luwes karena sudah terbiasa. Dia benar-benar memimpin sidang.

Setelah berdehem dia mulai bicara,

“Pagi ini, Tuan-tuan, ketika saya duduk di teras, saya memperhatikan apa yang Anda lakukan. Tentunya tujuan kegiatan tersebut tidak diragukan lagi. Anda tadi menyelidiki pulau ini mencari pembunuh yang tak dikenal, bukan?”

“Benar, Tuan,” kata Philip Lombard.

Tuan Hakim meneruskan.

“Tentunya Anda punya pendapat yang sama dengan saya — yaitu bahwa kematian Anthony Marston dan Nyonya Rogers bukanlah suatu kebetulan dan juga bukan bunuh diri. Dan Anda pun pasti ingin tahu apa maksud Tuan Owen membujuk kita pergi ke pulau ini, bukan?”

Blore berkata dengan suara serak,

“Dia gila! Orang gila!”

Tuan Hakim batuk.

“Itu memang benar. Tetapi tidak mengarah pada persoalan. Persoalan kita yang utama adalah menyelamatkan hidup kita.”

Armstrong berkata dengan suara gemetar, “Tidak ada orang lain di pulau ini, percayalah.

Tidak ada!”

Tuan Hakim mengusap rahangnya.,

Dia berkata dengan perlahan-lahan,

“Seperti yang Anda maksudkan memang tidak ada. Saya mengambil kesimpulan itu tadi pagi. Sebetulnya saya ingin mengatakan pada Anda bahwa penyelidikan Anda akan sia-sia. Tetapi saya yakin bahwa Tuan Owen itu memang berada di pulau ini. Dengan maksud yang kurang lebih berarti menegakkan keadilan atas beberapa perbuatan perorangan yang tidak bisa tersentuh hukum, maka hanya ada satu jalan yang dapat ditempuh untuk melaksanakan maksud ini. Tuan Owen hanya bisa datang ke pulau ini dengan satu cara. Ini sangat jelas. Tuan Owen adalah salah satu di antara kita.”

VI

“Oh, tidak, tidak, tidak…”

Vera berkata begitu saja dengan nada mengeluh.

Tuan Hakim memandangnya.

Dia berkata,

“Nona, sekarang bukan waktunya lagi bagi kita untuk menolak suatu kenyataan. Kita semua ada dalam bahaya besar. Salah seorang dari kita adalah U.N. Owen dan kita tidak tahu siapa dia. Dari sepuluh orang yang datang ke pulau ini, tiga orang sudah pasti bukan dia. Anthony Marston, Nyonya Rogers, dan jenderal Macarthur jelas bukan termasuk yang dicurigai. Kita tinggal bertujuh. Dari yang ketujuh orang ini saya berpendapat bahwa satu adalah anak Negro palsu.”

Dia berhenti, kemudian melihat berkeliling.

“Apakah Anda semua setuju?”

Armstrong berkata,

“Fantastis sekali — tapi-”

Blore berkata,

“Tak diragukan lagi. Dan kalau Anda bertanya mengapa, saya punya cerita….”

Tangan Tuan Wargrave terangkat memberi isyarat dan Blore terdiam. Tuan Hakim berkata dengan perlahan-lahan,

“Kita akan sampai pada masalah itu. Sekarang saya ingin tahu apakah kita semua setuju dengan fakta tersebut.”

Sambil merajut, Emily Brent berkata,.

“Argumentasi Anda kedengarannya masuk akal. Saya setuju bahwa salah seorang dari kita sedang kesetanan.”

Vera bergumam,

“Saya tidak percaya — tidak!”

Wargrave berkata,

“Lombard?”

“Saya setuju, Tuan.”

Tuan Hakim mengangguk puas.

Dia berkata,

“Sekarang marilah kita memeriksa bukti-bukti. Yang pertama, apakah ada sebab-sebab untuk mencurigai seseorang? Tuan Blore, saya kira Anda ingin mengatakan sesuatu.”

Blore menarik napas dalam. Dia berkata,

“Lombard punya pestol. Dia tidak mengatakan yang sebenarnya — tadi malam. Dia mengakui hal itu.”

Philip Lombard tersenyum kecut.

Dia berkata,

“Baiklah, lebih baik saya terangkan lagi.”

Dan dia menceritakannya dengan singkat dan ringkas.

Blore berkata dengan tajam,

“Apa buktinya? Tidak ada yang menguatkan cerita Anda.”

Tuan Hakim mendehem.

“Sayang sekali,” katanya, “kita semua juga berada dalam posisi yang sama. Hanya kata-kata saja yang kita pegang.”

Dia membungkuk ke depan.

“Tidak seorang pun dari Anda yang merasakan betapa aneh situasi ini. Pada pendapat saya, hanya ada satu cara yang bisa dilakukan. Apakah ada seseorang yang tidak perlu dicurigai?”

Dokter Armstrong berkata dengan cepat,

“Saya seorang profesional yang terkenal. Hal yang membuat saya dicurigai —”

Sekali lagi isyarat Tuan Hakim menghentikan pembicara sebelum dia sempat menyelesaikan perkataannya. Tuan Justice Wargrave berkata dengan suaranya yang kecil nyaring,

“Saya juga seorang yang terkenal! Tapi, Tuan, itu tidak membuktikan apa-apa! Banyak dokter yang menjadi gila sekarang. Hakim juga menjadi gila. Dan,” dia menambahkan sambil memandang Blore, polisi juga!”

Lombard berkata,

“Setidak-tidaknya, saya kira ada perkecualian untuk wanita.”

Alis mata Tuan Hakim terangkat. Dia berkata dengan nada tajamnya yang sangat dikenal oleh Pengacara,

“Apakah Anda mengatakan bahwa wanita tidak bisa menjadi pelaku pembunuhan?”

Lombard berkata dengan nada jengkel,

“Bukan itu. Tapi rasanya tidak mungkin-”

Dia berhenti. Dengan suara nyaring dan asam Tuan Justice Wargrave menujukan perkataannya kepada Armstrong,

“Dokter Armstrong, saya berkesimpulan bahwa seorang wanita secara fisik akan mampu melakukan pukulan yang menyebabkan kematian Macarthur. Benarkah?”

Dokter itu berkata perlahan-lahan,

“Mungkin sekali — apalagi dengan alat yang sesuai, misalnya pemukul karet atau pentungan.”

“Membutuhkan tenaga yang kuat?”

“Sama sekali tidak.”

Tuan Justice Wargrave meliukkan leher kura-kuranya. Dia berkata,

“Dua kematian lain disebabkan oleh pemberian obat. Dan tidak seorang pun akan menyangkal bahwa hal itu bisa dilakukan oleh seseorang dengan kekuatan fisik yang tak seberapa.”

Vera berteriak marah,

“Saya kira Anda gila!”

Mata laki-laki itu perlahan-lahan menoleh dan menatapnya. Mata itu tampak tidak berperasaan. Gadis itu berpikir:

“Dia memandangku seperti — seperti kelinci percobaan saja. Dan — “ pikiran itu muncul dan mengherankannya, “dia tidak menyukaiku!”

Dengan nada berhati-hati Tuan Hakim berkata,

“Nona, cobalah untuk mengendalikan perasaan Anda. Saya tidak menuduh Anda.” Dia membungkuk pada Nona Brent. “Nona Brent, saya harap Anda tidak tersinggung dengan pernyataan saya bahwa kita semua masing-masing bisa dicurigai?” .

Emily Brent sedang merajut. Dia tidak mengangkat kepalanya. Dengan suara dingin dia berkata,

“Tuduhan bahwa saya membunuh orang lain — apalagi tiga manusia — tentu saja aneh bagi seseorang yang mengenal sifat saya. Tetapi saya bisa memaklumi fakta bahwa masing-masing adalah orang asing satu sama lain dan bahwa dalam hal ini tidak seorang pun dapat dibebaskan dari kecurigaan tanpa bukti-bukti yang kuat. Seperti saya katakan, ada roh jahat di antara kita.”

Tuan Hakim berkata,

“Kalau begitu kita setuju. Tidak ada perkecualian berdasarkan sifat, atau posisi saja.”

Lombard berkata, “Bagaimana dengan Rogers?”

Tuan Hakim menatapnya tanpa berkedip.

“Ada apa dengan dia?”

Lombard berkata,

“Menurut pendapat saya, Rogers bisa dikecualikan.”

Tuan Justice Wargrave berkata,

“Apa alasannya?”

Lombard berkata,

“Pertama dia tidak cukup cerdas. Dan yang kedua istrinya merupakan salah satu korban.”

Sekali lagi, alis mata Tuan Hakim terangkat. Dia berkata,

“Orang muda, ketika saya masih bekerja, beberapa orang diadill dengan tuduhan membunuh istrinya — dan mereka dinyatakan bersalah.”

“Oh! Saya setuju. Pembunuhan terhadap istri memang mungkin — bahkan hampir merupakan hal yang normal! Tapi bukan hal seperti ini! Saya bisa percaya seandainya Rogers membunuh istrinya karena dia takut istrinya tidak bisa menyimpan rahasia dan menceritakan hal yang sebenarnya, atau karena dia tidak menyukai istrinya lagi, atau karena dia tertarik oleh wanita lain. Tapi saya tidak bisa membayangkannya sebagai Tuan Owen gila yang sedang menegakkan keadilan sinting dengan cara mula-mula membunuh istrinya untuk tuduhan yang sama-sama mereka lakukan.”

Tuan Justice Wargrave berkata,

“Anda menganggap cerita sebagai bukti. Kita tidak tahu apakah Rogers dan istrinya berkomplot untuk membunuh majikan mereka. Itu mungkin suatu pernyataan yang tidak benar, yang dibuat sedemikian sehingga Rogers berada pada posisi yang sama dengan kita. Kengerian Nyonya Rogers tadi malam mungkin disebabkan karena dia tahu bahwa suaminya sakit jiwa.”

Lombard berkata,

“Baik, anggap saja bahwa U.N. Owen adalah salah seorang dari kita. Tak ada perkecualian. Kita semua sama.

Tuan Justice Wargrave berkata,

“Maksud saya adalah tidak ada perkecualian terhadap sifat, posisi, atau kemungkinan. Apa yang harus kita pertimbangkan sekarang adalah kemungkinan untuk menyisihkan satu atau dua orang berdasarkan atas fakta. Apakah ada di antara kita yang tidak bisa dicurigai dalam pemberian sianida pada Anthony Marston atau obat tidur dengan dosis lebih pada Nyonya Rogers dan yang tidak punya kesempatan untuk menyerang jenderal Macarthur?”

Muka tebal Blore terangkat. Dia membungkuk ke depan.

“Sekarang Anda baru memulai, Tuan!” katanya. “Itulah yang akan kita bicarakan! Kita teruskan saja. Mengenai si Marston, saya kira tidak ada yang perlu dilakukan. Tadi sudah dikatakan bahwa seseorang dari luar menaruh sesuatu pada gelas minumnya sebelum dia mengisinya kembali untuk yang terakhir kali. Sebenarnya seseorang yang berada di ruangan bisa melakukannya dengan lebih mudah. Saya tidak ingat apakah Rogers ada di dalam ruangan pada waktu itu, tetapi salah satu dari kita bisa melakukannya.”

Dia berhenti, kemudian meneruskan,

“Sekarang Nyonya Rogers. Orang-orang yang ada di luar adalah Dokter dan suaminya. Salah seorang bisa saja melakukannya dalam sekejap.”

Armstrong meloncat. Dia gemetar.

“Saya tidak bisa menerima — ini benar-benar tidak beralasan! Saya berani sumpah bahwa saya memberikan dosis yang.

“Dokter Armstrong.”

Suara nyaring dan menyakitkan itu membuatnya berhenti bicara. Dan dia berhenti karena terkejut. Suara itu melanjutkan,

“Kita bisa memaklumi kemarahan Anda. Tetapi Anda harus mengakui bahwa fakta ini, harus dihadapi. Baik Anda maupun Rogers bisa memberikan dosis yang mematikan dengan mudah. Marilah sekarang kita lihat kemungkinan yang sama untuk kawan-kawan yang lain. Apakah saya, Inspektur Blore, Nona Brent, Nona Daythorne, Tuan Lombard, punya kesempatan untuk membubuhkan racun? Apakah ada di antara kita yang tidak mungkin melakukannya?” Dia berhenti. “Saya kira tidak.”

Vera berkata dengan marah,

“Saya tidak berada di dekat wanita itu! Anda semua melihatnya.”

Tuan Justice Wargrave menunggu sejenak, kemudian berkata,

“Seingat saya kejadiannya begini — Anda bisa membetulkan bila saya salah. Nyonya Rogers diangkat ke atas sofa oleh Anthony Marston dan Tuan Lombard, lalu Dokter Armstrong datang mendekat. Dia menyuruh Rogers mengambil brandy. Kemudian kita sibuk mencari asal datangnya suara itu. Kita semua melihat ke ruang sebelah kecuali Nona Brent, yang tinggal di ruangan ini — sendirian dengan wanita yang sedang pingsan itu.”

Pipi Emily Brent menjadi merah. Dia berhenti merajut.

Dia berkata,

“Ini benar-benar jahat!”

Suara yang nyaring itu terus berkata,

“Ketika kami kembali ke ruangan ini, Anda, Nona Brent, sedang membungkuk di atas wanita itu.”

Emily Brent berkata,

“Apakah rasa kemanusiaan sama dengan perbuatan jahat?”

Tuan Justice Wargrave berkata,

“Saya hanya membeberkan fakta. Rogers kemudian masuk ke dalam ruangan membawa brandy. Tentunya dia punya kesempatan untuk memasukkan sesuatu di dalamnya sebelum dibawa masuk. Brandy itu diminum oleh Nyonya Rogers dan tidak lama kemudian Rogers dan Dokter Armstrong membawanya ke tempat tidur, di mana Dokter Armstrong memberinya obat penenang.”

Blore berkata,

“Itulah yang terjadi. Persis. Dan hal itu tidak menyangkut Tuan Hakini, Tuan Lombard, saya sendiri, dan Nona Daythorne.”

Suaranya keras dan penuh kemenangan. Sambil memandang dengan mata dingin kepadanya, Tuan Justice Wargrave menggumam,

“Ah, benarkah? Kita harus memperhitungkan setiap kemungkinan.”

Blore tertegun. Dia berkata,

“Saya tidak mengerti maksud Anda.”

Tuan Justice Wargrave berkata,

“Nyonya Rogers tertidur di kamarnya di lantai atas. Obat penenang yang diberikan Dokter mulai bekerja. Wanita itu menjadi mengantuk dan lemah. Andaikata pada waktu itu ada ketukan di pintu dan seseorang masuk sambil membawa, misalnya pil atau obat dan berkata, ‘Dokter bilang Anda harus minum ini,’ apakah Anda bisa membayangkan wanita itu akan menolak?”

Sepi sesaat. Blore menggeser kakinya dan termenung. Philip Lombard berkata,

“Sedikit pun saya tidak percaya pada cerita itu. Kecuali itu tidak seorang pun yang meninggalkan ruangan ini dalam beberapa jam. Lalu ada kejadian dengan Marston.”

Tuan Hakim berkata,

“Seseorang bisa saja meninggalkan tempat tidurnya — setelah itu.”

Lombard menyanggah,

“Tetapi pada saat itu Rogers ada di sana.”

Dokter Armstrong bergerak.

“Tidak,” katanya. “Rogers turun membersihkan ruang makan dan dapur. Seseorang bisa saja masuk ke dalam kamar wanita itu tanpa diketahui orang lain.”

Emily Brent berkata,

“Dokter, tentunya wanita itu sudah tidur pulas karena obat penenang Anda, bukan?”

“Kemungkinan besar, ya. Tetapi itu bukan sesuatu yang pasti. Seseorang tidak akan bisa memastikan reaksi obat yang diberikan pada orang lain bila dilakukan hanya sekali saja. Kadang-kadang ada jangka waktu yang cukup panjang sebelum obat itu bereaksi. Hal ini tergantung pada kondisi tubuh pasien terhadap obat tertentu.”

Lombard berkata,

“Tentu saja Anda berkata demikian, Dokter. Sesuai dengan buku, bukan?”

Sekali lagi, wajah Armstrong merah karena marah. Tetapi sekali lagi suara kecil nyaring itu menghentikan kata-kata pada bibirnya.

“Tidak ada baiknya saling tuduh. Kita harus menghadapi fakta. Kemungkinan yang saya sebutkan tadi memang bisa terjadi. Saya setuju bahwa nilai kemungkinannya tidaklah tinggi; walaupun hal ini juga tergantung pada siapa orangnya. Kedatangan Nona Brent atau Nona Daythorne dalam situasi demikian tidak akan mengejutkan pasien. Sedangkan kedatangan saya sendiri, atau Tuan Blore atau Tuan Lombard akan kelihatan aneh. Namun demikian saya masih berpendapat bahwa kedatangan itu akan diterima tanpa menimbulkan kecurigaan.”

Blore berkata,

“Dan itu membawa kita — ke mana?”

VII

Tuan Justice Wargrave yang sedang mengusap bibir itu kelihatan tidak berperasaan dan berperikemanusiaan. Dia berkata,

“Kita telah membicarakan pembunuhan kedua dan setuju dengan kenyataan bahwa tidak seorang pun dari kita yang lepas dari kecurigaan.”

Dia berhenti, lalu meneruskan.

“Sekarang kita bicarakan kematian jenderal Macarthur. Itu terjadi siang ini. Saya ingin memberi kesempatan kepada siapa saja untuk menyatakan alibinya. Saya sendiri tidak punya alibi. Sepanjang hari saya duduk di teras dan memikirkan tentang situasi yang sedang kita hadapi ini.

“Saya duduk di kursi teras sepanjang siang sampai gong terdengar. Tetapi ada beberapa saat pagi tadi pada waktu mana tidak seorang pun melihat saya. Dalam kesempatan itu saya bisa saja turun menuiu ke laut, membunuh jenderal itu, dan kembali ke kursi saya. Tetapi situasi demikian tidak cukup. Harus ada bukti.”

Blore berkata,

“Tadi siang saya bersama-sama Tuan Lombard dan Dokter Armstrong. Mereka akan membenarkan hal ini.”

Dokter Armstrong berkata,

“Anda telah masuk ke rumah mencari tali.”

Blore berkata,

“Ya, betul. Langsung menuju rumah dan terus kembali. Anda tahu itu.”

Armstrong berkata,

“Anda tadi lama…

Wajah Blore memerah. Dia berkata,

“Apa maksud Anda, Dokter Armstrong?”

Armstrong mengulang,

“Saya hanya mengatakan bahwa Anda tadi lama.”

“Saya harus mencari tali itu, bukan? Tidak bisa kita menggulung tali panjang dalam semenit.”

Tuan Justice Wargrave berkata,

“Ketika Tulan Blore pergi, apakah Anda berdua bersama-sama?”

Armstrong berkata dengan marah,

“Tentu saja. Memang Lombard pergi beberapa menit. Dan saya tetap tinggal di situ.”

Lombard berkata sambil tersenyum,

“Saya menguji kemungkinan untuk mengirim isyarat ke daratan. Jadi saya mencari tempat yang paling baik. Saya hanya pergi satu atau dua menit.”

Armstrong mengangguk. Dia berkata,

“Itu benar. Tidak cukup lama untuk melakukan pembunuhan. Saya yakin akan hal itu.”

Tuan Hakim berkata,

“Apakah salah seorang dari Anda melihat jam?”

“Ah, tidak.”

Philip Lombard berkata,.

“Saya tidak memakaj jam.”

Tuan Haklm berkata dengan suara datar,

“Satu atau dua menit adalah pernyataan yang kurang jelas.”

Dia menoleh pada tubuh yang duduk tegak dengan rajutan pada pangkuan.

“Nona Brent?”

Emily Brent berkata,

“Saya jalan-jalan dengan Nona Daythorne ke puncak pulau. Setelah itu saya duduk di teras, berjemur.”

Tuan Hakim berkata,

“Rasanya saya tidak melihat Anda di situ.”

“Benar. Saya di dekat sudut menghadap ke timur. Di tempat yang tidak berangin.”

“Dan Anda duduk di situ sampai makan siang?”

“Ya.”

“Nona Daythorne?”

Vera siap menjawab dengan jelas,

“Pagi tadi saya dengan Nona Brent. Setelah itu saya jalan-jalan sebentar. Lalu saya turun dan bercakap-cakap dengan jenderal Macarthur.”

Tuan Justice Wargrave mcnyela. Dia berkata,

“Jam berapa itu?”

Vera tidak bisa menjawab dengan pasti. Dia berkata,

“Saya kurang tahu. Kira-kira satu jam sebelum makan — atau kurang darl itu.”

Blore bertanya,

“Apakah itu setelah kami bicara dengannya atau sebelumnya?”

Vera berkata,

“Saya tidak tahu. Dia — dia sangat aneh.”

Vera menggigil.

“Bagaimana anehnya?” Tuan Hakim bertanya.

Vera berkata dengan suara rendah,

“Dia mengatakan bahwa kita semua akan mati dia mengatakan bahwa dia menunggu saat akhir. Dia — dia menakut-nakuti saya…

Tuan Hakim mengangguk. Dia berkata,

“Apa yang Anda lakukan kemudian?”

“Saya kembali ke rumah. Kemudian, sebelum makan siang saya keluar lagi ke belakang rumah. Saya benar-benar gelisah sepanjang siang ini.”

Tuan Justice Wargrave mengusap dagunya. Dia berkata,

“Tinggal Rogers. Saya ragu-ragu apakah pernyataannya akan menambahkan sesuatu yang berarti.”

Rogers yang diwawancarai di depan sidang hanya bicara sedikit sekali. Sepanjang siang dia sibuk dengan urusan rumah tangga dan persiapan makan siang. Sebelum makan slang dia membawa coktail ke teras dan kemudian ke lantai atas untuk mengambil barang-barangnya dari gudang atas ke kamar lain. Tadi siang dia tidak melihat-lihat jendela dan tidak melihat apa-apa yang bisa memberikan petunjuk tentang kematian jenderal Macarthur. Dia berani bersumpah bahwa ketika dia menyiapkan meja untuk makan siang, ada delapan boneka porselin.

Ketika Rogers menceritakan bukti-bukti yang dillhatnya, mereka semua diam.

Tuan Justice Wargrave berdehem.

Lombard berbisik pada Vera Daythorne,

“Sekarang putusan hakim!”

Tuan hakim berkata,

“Kita telah menyelidiki situasi dari ketiga kematian dengan sebaik-baiknya. Beberapa kemungkinan bisa menimbulkan tuduhan pada orang-orang tertentu. Akan tetapi kita tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa ada yang bersih dari segala tuduhan. Saya ulangi lagi pernyataan saya, bahwa darl tujuh orang di sini, salah seorang sangat berbahaya dan mungkin seorang penjahat gila. Tidak ada bukti yang menunjukkan siapa orang itu. Pada saat ini yang bisa kita lakukan adalah berusaha agar dapat berhubungan dengan daratan untuk minta pertolongan dan kalau bantuan itu tertunda (kemungkinan ini sangat besar mengingat cuaca saat ini), langkah-langkah apa yang akan kita ambil untuk pengamanan.

“Saya minta Anda ikut memikirkan hal ini dengan baik dan menyumbangkan pemikiran Anda. Sementara itu saya peringatkan agar setiap orang bersikap waspada. Sejauh ini si pembunuh dapat melakukan keinginannya dengan mudah karena si korban tidak curiga. Mulai saat ini kita harus mencurigai setiap orang. Waspada berarti siaga. jangan mengambil risiko dan waspadalah. Itu saja.”

Philip Lombard bergumam,

“Sidang diskors…

Загрузка...