Kepala Draco berputar cepat. “Apa? Apa maksudmu, kami?”
“Kami. Para ilmuwan. Keturunan Francis Bacon dan pemilik darah Pencerahan. Muggle tidak hanya duduk diam karena tidak memiliki tongkat sihir, kami memiliki kekuatan kami sendiri sekarang, dengan atau tanpa sihir. Apabila seluruh kekuatanmu gagal maka kita akan kehilangan sesuatu yang benar-benar berharga, karena sihirmu adalah satu-satunya petunjuk yang kita miliki atas bagaimana sebenarnya alam semesta ini bekerjaтАУtapi kamu tidak akan tertinggal menggaruk di tanah. Rumah-rumahmu akan tetap dingin waktu musim panas dan hangat di musim dingin, akan masih ada dokter dan obat. Sains akan menjagamu tetap bertahan meskipun tanpa sihir. Itu memang akan jadi suatu tragedi, namun tak akan jadi secara harfiah akhir seluruh cahaya dalam dunia. Cuma mengatakan.”
Draco melangkah mundur beberapa kaki dan wajahnya penuh dengan campuran ketakutan dan ketidakpercayaan. “Demi nama Merlin apa yang kamu bicarakan, Potter?”
“Hey, aku mendengarkan kisahmu, tidakkah kamu mau mendengarkan kisahku?” Ceroboh, Harry menegur dirinya sendiri, namun Draco benar-benar berhenti mundur dan sepertinya mendengarkan.
“Bagaimanapun juga,” kata Harry, “Aku berkata bahwa kamu sepertinya tidak begitu memperhatikan apa yang terjadi dalam dunia Muggle.” Mungkin karena seluruh dunia sihir sepertinya menganggap bagian lain bumi hanya sebagai daerah kumuh, hanya pantas mendapat liputan berita seperti Financial Times berikan pada kepedihan rutin atas Burundi. “Baiklah. Pengujian cepat. Apakah penyihir-penyihir sudah pernah menuju ke Bulan? Kau tahu, benda itu?” Harry menunjuk ke arah bola besar dan jauh.
“Apa?” kata Draco. Sudah jelas kalau gagasan itu belum pernah muncul dalam pikiran bocah tersebut. “Pergi keтАУitu cumaтАУ” jarinya menunjuk ke benda kecil pucat di langit. “Kau tak bisa Apparate ke tempat yang tak pernah kau kunjungi dan bagaimana ada orang yang bisa sampai ke Bulan pertama-tama?”
“Tunggu dulu,” kata Harry pada Draco, “Aku ingin menunjukkanmu buku yang kubawa denganku, kupikir aku ingat di kotak mana kusimpan.” Dan Harry berdiri dan berlutut dan mencabut tangga menuju tingkat gua bawah tanah dalam kopernya, kemudian berlari menuruni tangga dan mengangkat kotak di atas kotak lain, sampai sebegitu dekat dengan memperlakukan bukunya dengan tidak hormat, dan merenggut penutup kotak dan dengan cepat tapi hati-hati mencungkil setumpuk bukuтАУ
(Harry sudah mewarisi kemampuan mendekati magis Verres untuk mengingat di mana semua bukunya berada, bahkan setelah melihatnya hanya sekali, yang sebenarnya cukup misterius mengingat tak adanya huubungan darah.)
Dan Harry berlari naik tangga lagi dan mendorong tangga kembali ke koper dengan tumitnya, dan, terengah-engah, membuka halaman buku sampai ia menemukan gambar yang ingin ia perlihatkan pada Draco.
Satu dengan tanah putih, kering, berkawah, dan orang berpakaian astronot, dan bola biru-putih bergantung di belakangnya.
Gambar itu.
Satu gambar, kalau hanya satu gambar dalam seluruh dunia ini yang boleh selamat.
“Itu,” kata Harry, suaranya bergetar karena dia tak cukup mampu menjaga rasa bangganya keluar, “adalah bagaimana Bumi terlihat dari Bulan.”
Draco perlahan mencondongkan tubuh. Ada ekspresi aneh di wajah mudanya. “Kalau itu adalah gambar asli, kenapa itu tak bergerak?”
Bergerak? Oh. “Muggle bisa menciptakan gambar bergerak namun mereka membutuhkan kotak yang lebih besar untuk menunjukkannya, mereka belum mampu memasukkannya ke dalam satu halaman.”
Jari Draco bergerak ke arah salah satu pakaian astronot. “Apa itu?” suaranya mulai bergetar.
“Itu adalah manusia. Mereka memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh mereka untuk memberikan mereka udara, karena tak ada udara di Bulan.”
“Itu mustahil,” Draco berbisik. Ada teror di matanya, dan kebingungan nyata. “Tak ada Muggle yang bisa melakukan itu. Bagaimana тАж”
Harry mengambil lagi bukunya, membuka halaman sampai dia menemukan apa yang dia cari. “Ini adalah roket yang sedang terbang. Api mendorongnya semakin tinggi dan makin tinggi, sampai dia tiba di Bulan.” Membalik halaman lagi. “Ini adalah roket di tanah. Titik kecil di sekitarnya itu adalah orang.” Draco terkesiap. “Pergi ke Bulan membutuhkan biaya setara тАж mungkin sekitar seribu juta Galleon.” Draco tercekat. “Dan itu membutuhkan usaha dari тАж mungkin lebih banyak dari semua yang hidup di Inggris sihir.” Dan ketika mereka tiba, mereka meninggalkan plakat yang berkata, ‘Kami datang dalam damai, untuk seluruh umat manusia.’ Walau kamu belum siap untuk mendengar kata-kata itu, Draco Malfoy тАж .
“Kamu mengatakan yang sebenarnya,” Draco berkata perlahan. “Kamu tak akan memalsukan satu buku hanya untuk iniтАУdan aku bisa mendengarnya dalam suaramu. Tapi тАж tapi тАж .”
“Bagaimana, tanpa tongkat atau sihir? Itu cerita yang panjang, Draco. Sains tidak bekerja melalui mengayunkan tongkat dan melafalkan mantra, itu bekerja dengan cara memahami bagaimana alam semesta bekerja dalam tingkat yang sebegitu dalam hingga kamu tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan untuk membuat alam semesta melakukan apa yang kamu mau. Bila sihir adalah seperti melemparkan Imperio pada seseorang untuk membuat mereka melakukan apa yang kamu mau, maka sains adalah seperti mengenal mereka sebegitu dekat hingga kamu bisa meyakinkan mereka bahwa itu adalah ide mereka dari awal. Ini jauh lebih sukar daripada mengayunkan tongkat, namun ini tetap bekerja ketika tongkat sihir gagal, seperti ketika Imperius gagal kamu masih bisa mencoba membujuk seseorang. Dan sains dibangun dari generasi ke generasi. Kamu harus benar-benar tahu apa yang kamu lakukan untuk melakukan sainsтАУdan ketika kamu benar-benar memahami sesuatu, kamu bisa menjelaskannya pada orang lain. Ilmuwan terbesar satu abad yang lalu, nama-nama paling gemilang yang masih disebut dengan rasa hormat, kekuatan mereka tak ada apa-apanya dibandingkan dengan ilmuwan terbesar hari ini. Tidak ada yang setara dalam sains seperti seni memudarmu yang membesarkan Hogwarts. Dalam sains kekuatan kami bertambah tiap tahun. Dan kami baru mulai memahami dan membuka rahasia kehidupan dan warisan. Kami akan mampu untuk melihat darah yang tadi kamu sebut, dan melihat apa yang menjadikanmu seorang penyihir, dan dalam satu atau dua generasi lagi, kita akan mampu mendesak darah tersebut untuk membuat seluruh anakmu penyihir kuat juga. Jadi kamu lihat, masalahmu tidak seburuk seperti kelihatannya, karena dalam beberapa dekade lagi, sains akan bisa memecahkannya untukmu.”
“Tapi тАж .” kata Draco. Suaranya bergetar. “Kalau Muggle memiliki kekuatan macam itu тАж maka тАж apa sebenarnya kami ini?”
“Tidak, Draco, bukan itu, tak bisakah kamu lihat? Sains membuka kekuatan dari pemahaman manusia untuk melihat pada dunia dan mencari tahu bagaimana caranya bekerja. Itu tak akan runtuh tanpa kemanusiaan itu sendiri runtuh. Sihirmu bisa menghilang, dan kamu akan membencinya, tapi kamu akan tetap kamu. Kau akan tetap hidup untuk menyesalinya. Namun karena sains bergantung pada kepandaian manusiaku, itu adalah kekuatan yang tak bisa dihilangkan tanpa menghilangkan aku. Bahkan kalaupun hukum dalam alam semesta berubah, hingga seluruh pengetahuanku jadi tak berguna, aku hanya perlu mencari tahu hukum barunya, seperti yang sudah pernah dilakukan dulu. Ini bukan perkara Muggle, ini adalah perkara manusia, ini hanya memperhalus dan melatih kekuatan yang kamu pakai tiap kali kamu melihat sesuatu yang tak kamu mengerti dan bertanya ‘Kenapa?’ Kau adalah Slytherin, Draco, tak bisakah kau melihat implikasinya?”
Draco mengangkat wajah dari buku ke arah Harry. Wajahnya menunjukkan pemahaman yang mulai muncul. “Penyihir bisa belajar untuk memakai kekuatan ini.”
Harus hati-hati, sekarang тАж umpan sudah disiapkan, sekarang kailnya тАж . “Kalau kamu mampu belajar untuk berpikir bahwa dirimu sendiri sebagai manusia bukannya seorang penyihir maka kamu bisa melatih dan memperhalus kekuatanmu sebagai manusia.”
Dan kalau instruksi itu tak ada di tiap kurikulum sains, Draco tak perlu tahu, ya kan?
Mata Draco sekarang merenung. “Kau sudah тАж sudah melakukan ini?”
“Untuk taraf tertentu,” Harry mengizinkan. “Latihanku belum selesai. Tidak dalam umur sebelas. NamunтАУayahku juga mengupah tutor-tutor untukku, kau lihat.” Memang, mereka adalah mahasiswa-mahasiswa kelaparan, dan hanya karena Harry tidur dalam siklus 26 jam, tapi abaikan dulu itu untuk sekarang тАж .
Perlahan, Draco mengangguk. “Kamu pikir kamu mampu menguasai kedua seni, menambahkan kedua kekuatan itu bersama, dan тАж .” Draco menatap ke arah Harry. “Menjadikan dirimu sendiri sebagai Penguasa kedua dunia?”
Harry memberikan satu tawa jahat, hanya saja itu terasa wajar di titik itu. “Kamu harus sadari, Draco, bahwa seluruh dunia yang kamu tahu, seluruh Inggris magis, hanyalah satu kotak kecil dalam papan permainan yang jauh lebih besar yang mencakup tempat-tempat seperti Bulan, dan bintang-bintang di langit malam, yang merupakan cahaya seperti sang Matahari hanya saja sangat jauh tak terbayangkan, dan hal-hal seperti galaksi-galaksi yang jauh lebih besar dari Bumi dan Matahari, hal-hal yang sebegitu besar yang hanya ilmuwan yang mempu melihat mereka dan kamu bahkan tak tahu kalau mereka ada. Namun aku adalah benar-benar seorang Ravenclaw, kau tahu, bukan seorang slytherin. Aku tak mau menguasai alam semesta. Aku hanya berpikir bahwa itu bisa tertata dalam cara yang lebih masuk akal.”
Ada kekaguman dalam wajah Draco. “Kenapa kamu memberitahuku hal ini?”
“Oh тАж tidak banyak orang yang tahu bagaimana melakukan sains sejatiтАУmemahami sesuatu untuk yang pertama kalinya, walau itu amat sangat membingungkanmu. Pertolongan akan sangat membantu.”
Draco memandang Harry dengan mulutnya terbuka.
“Tapi jangan salah sangka, Draco, sains sejati benar-benar bukan seperti shir, kamu tidak bisa cuma melakukannya dan berjalan pergi tak berubah seperti belajar bagaimana caranya mengucapkan kata-kata dari mantra baru. Kekuatan ini datang dengan harga khusus, harga yang sebegitu tingginya hingga kebanyakan orang tak mau membayarnya.”
Draco mengangguk pada hal ini seolah-olah, akhirnya, dia mendengar sesuatu yang dia bisa pahami. “Dan harganya?”
“Belajar untuk mengakui bahwa kamu salah.”
“Um,” kata Draco setelah kesunyian dramatis memanjang sementara waktu. “Apa kau akan menjelaskan itu?”
“Mencoba untuk mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dalam tingkat sedalam itu, sembilan puluh sembilan penjelasan pertama akan keluar salah. Yang keseratus akan keluar benar. Jadi kamu harus belajar untuk mengakui bahwa kamu salah, berulang kali dan berulang kali. Ini memang tidak terdengar seberapa, namun itu sebegitu sukar hingga kebanyakan orang tak mampu melakukan sains. Selalu terus mempertanyakan dirimu sendiri, selalu mencoba mencari sisi lain untuk melihat hal-hal yang kamu selalu anggap remeh,” seperti memakai Snitch dalam Quidditch, “dan tiap kali kamu mengubah pikiranmu, kamu mengubah dirimu sendiri. Tapi aku berjalan terlalu jauh disini. Terlalu jauh. Aku hanya ingin kamu tahu тАж aku menawarimu untuk berbagi beberapa pengetahuanku. Kalau kamu mau. Hanya saja ada satu syarat.”
“Uh huh,” kata Draco. “Kau tahu, Ayah berkata bahwa ketika seseorang mengatakan hal macam itu padamu, itu tak pernah jadi pertanda baik, tak pernah.”
Harry mengangguk. “Sekarang, jangan salah sangka dan berpikir bahwa aku mencoba memasukkan pasak di antara kamu dan ayahmu. Ini sama sekali bukan itu. Hanya saja ini adalah tentang aku yang ingin membuat kesepakatan dengan seseorang yang seumuran denganku, lebih daripada menjalaninya antara aku dan Lucius. Aku pikir ayahmu tidak akan punya masalah dengan ini juga, dia tahu kalau kamu suatu saat harus tumbuh dewasa juga. Namun gerakan yang kamu lakukan dalam permainan kita harus merupakan gerakanmu sendiri. Itu adalah syarat darikuтАУbahwa aku berhadapan denganmu, Draco, bukannya ayahmu.”
“Aku harus pergi,” kata Draco. Dia berdiri. “Aku harus pergi dan memikirkan tentang ini.”
“Silakan ambil waktumu,” kata Harry.
Suara-suara peron kereta berubah dari suara buram menjadi gumaman sesaat setelah Draco melangkah pergi.
Harry perlahan menghembuskan udara yang sedari tadi dia tahan tanpa menyadarinya, dan kemudian melihat ke arah jam di pergelangan tangannya, model mekanis sederhana yang sudah dibelikan oleh ayahnya dengan harapan akan tetap bekerja dalam kehadiran kekuatan sihir. Jarum detik masih bergerak, dan jika jarum menitnya tepat, maka ini belum sampai pukul sebelas. Dia mungkin harus segera naik ke dalam kereta secepatnya dan mulai mencari siapanamanyakemarin, namun sepertinya layak untuk menghabiskan beberapa menit dulu untuk melakukan latihan pernapasan dan melihat apakah darahnya bisa kembali menghangat lagi.
Namun waktu Harry melihat ke atas dari jam tangannya, dia melihat dua sosok manusia mendekatinya, terlihat benar-benar menggelikan dengan wajah mereka tertutup oleh scarf musim dingin.
“Hallo, Tn. Bronze,” kata salah satu sosok bertopeng. “Bisakah kami menawarimu untuk bergabung ke dalam Orde Chaos?”
*
Kelanjutan:
Tidak terlalu lama setelahnya, ketika seluruh keributan tadi sudah terlalui dan akhirnya mereda, Draco membungkuk di meja dengan pena bulu di tangan. Dia memiliki kamar pribadi dalam ruang bawah tanah Slytherin, dengan mejanya sendiri dan perapiannya sendiriтАУsayangnya bahkan dia tak memiliki koneksi ke dalam sistem Floo, tapi paling tidak Slytherin tidak harus terpaksa mengalami omong kosong belaka tentang memaksa tiap orang tidur dalam asrama-asrama tersebut. Tidak banyak terdapat kamar-kamar pribadi, kamu harus menjadi yang paling baik di antara semua orang dalam Asrama, namun itu bisa dianggap remeh dalam Keluarga Malfoy.
Kepada Ayah, tulis Draco.
Dan kemudian dia berhenti.
Tinta perlahan menetes dari pena bulunya, menodai perkamen di dekat kata-kata.
Draco tidak bodoh. Dia hanya muda, namun tutornya sudah mengajarinya dengan baik. Draco sadar bahwa Potter mungkin merasakan lebih banyak simpati kepada faksi Dumbledore daripada yang Potter biarkan kelihatan тАж walau Draco memang berpikir kalau Potter masih bisa dibujuk. Namun sangat sejelas kristal bahwa Potter sedang mencoba untuk membujuk Draco sama seperti Draco sedang mencoba membujuk Potter.
Dan juga sangat jelas bahwa Potter itu sangat brilian, dan jauh lebih dari hanya sekedar sedikit gila, dan bermain dalam permainan yang Potter sendiri tidak pahami sepenuhnya, berimprovisasi dalam kecepatan tinggi dengan kehalusan nundu yang mengamuk. Namun Potter sudah berhasil memilih satu taktik yang Draco tak bisa hanya lewatkan begitu saja. Dia sedang menawarkan Draco sebagian dari kekuatannya, bertaruh bahwa Draco tak akan mampu menggunakannya tanpa menjadi seperti dia. Ayahnya pernah menyebut bahwa ini adalah teknik tingkat tinggi, dan sudah memperingatkan Draco bahwa taktik itu sering tidak berhasil.
Draco tahu kalau dia tidak sepenuhnya mengetahui apa yang sudah terjadi тАж namun Potter sudah menawarkan padanya kesempatan untuk bermain dan sekarang itu adalah kepunyaannya. Dan jika dia memaparkan seluruhnya, itu akan jadi kepunyaan Ayah.
Pada akhirnya semuanya sesederhana itu. Teknik yang lebih rendah membutuhkan ketidaktahuan target, atau paling tidak ketidakyakinan mereka. Rayuan harus dibungkus secara masuk akal dalam kekaguman. (“Kamu harusnya masuk ke Slytherin” adalah contoh klasik, sangat efektif untuk seseorang yang tak menyangkanya, dan jika itu berhasil kamu bisa mengulangi lagi.) tapi waktu kamu menemukan tuas utama seseorang tidak peduli apakah mereka tahu kalau kamu tahu. Potter, dalam ketergesaannya, sudah menebak kunci menuju jiwa Draco. Dan jika Draco tahu bahwa Potter mengetahuinyaтАУbahkan kalaupun itu hanya semacam tebakan yang jelasтАУitu tidak merubah apapun.
Jadi sekarang, untuk pertama kalinya dalam hidup, dia memiliki rahasia sejati untuk dijaga. Dia bermain dalam permainannya sendiri. Ada kesakitan yang samar di dalamnya, namun dia tahu bahwa Ayah akan bangga dan itu akan membuat semuanya baik.
Membiarkan tetesan tinta tetap di tempatnyaтАУada pesan disana, satu yang akan dipahami ayahnya, karena mereka sudah bermain dalam permainan kehalusan lebih dari sekaliтАУDraco menulis satu pertanyaan yang sudah menggerogotinya tentang seluruh perkara ini, bagian yang sepertinya dia harus sudah pahami, tapi dia tidak, tidak sama sekali.
Kepada Ayah:
Apabila aku memberitahumu bahwa aku bertemu seorang murid di Hogwarts, bukan termasuk dalam lingkaran kenalan kita, dia yang memanggilmu suatu ‘instrumen kematian yang sempurna’ dan berkata bahwa aku adalah ‘satu titik lemah’-mu. Apa yang akan kau katakan tentangnya?
Tidak perlu waktu lama setelahnya untuk burung hantu keluarga membawa balasannya.
Anakku yang terkasih:
Aku akan berkata bahwa kamu sangat beruntung karena sudah bertemu seseorang yang akan menikmati keyakinan pribadi dari teman kita dan sekutu kita yang berharga, Severus Snape.
Draco memandang surat tersebut sebentar, dan akhirnya melemparnya ke dalam api.
Chapter 8: Bias Positif
Seluruh dunia ini adalah milik J. K. Rowling, kecuali Europa. Tidak mencoba fanfic di sana.
*
Satu reviewer waspada bertanya tentang, kalau Luna adalah seorang peramal, yang artinya akan muncul HPDM bottom!Draco mpreg fic. Aku menyesal bahwa FFN tidak mengizinkanku untuk memakai ukuran huruf yang lebih besar untuk berkata TIDAK. Sama sekali tak terlintas di pikiranku bahwa Luna bisa jadi peramal sejatiтФАaku harus memutuskan apakah akan meneruskannya dengan itu atau tidakтФАtapi aku pikir kita semua bisa dengan aman mengasumsikan bahwa apabila Luna adalah peramal, dia mungkin mengatakan sesuatu tentang “cahaya menanamkan satu bibit dalam kegelapan”, dan Xenophilius, seperti biasa, mengartikannya dalam cara yang salah.
*
“Izinkan aku memperingatkanmu bahwa menantang kecerdikanku adalah proyek yang termasuk dalam jenis berbahaya, dan bisa jadi akan membuat hidupmu lebih sureal.”
*
Tidak ada orang yang meminta pertolongan, itulah masalahnya. Mereka hanya berkeliling mengobrol, makan, atau memandang udara kosong sementara orangtua mereka bertukar gosip. Untuk entah alasan aneh apa, tidak ada orang yang duduk dan membaca buku, yang artinya dia tidak bisa begitu saja duduk di sebelah mereka dan mengeluarkan bukunya sendiri. Dan bahkan waktu dia dengan berani mengambil inisiatif dengan duduk dan melanjutkan baca-habis kali ketiganya atas Hogwarts: Sejarah, tidak ada orang yang kelihatannya berkeinginan untuk duduk di sebelah gadis itu
Terlepas dari menolong orang dengan pekerjaan rumah mereka, atau apa saja lainnya yang mereka perlukan, dia tidak benar-benar tahu bagaimana caranya bergaul dengan orang lain. Dia tidak merasa bahwa dia adalah seorang pemalu. Dia menganggap dirinya sebagai seorang gadis yang bisa diberi tanggung jawab. Dan lagi, entah kenapa, jika tidak ada permintaan semacam “Aku tak bisa ingat bagaimana melakukan pembagian panjang” maka itu akan jadi terlalu canggung untuk langsung mendekati seseorang dan berkata тАж apa? Dia tak pernah bisa tahu apa. Dan sepertinya memang tidak ada lembar informasi standar, yang adalah menggelikan. Seluruh urusan bertemu dengan orang lain tidak pernah terasa masuk akal untuknya. Kenapa harus dia yang menanggung seluruh tanggung jawab sendirian ketika ada dua orang yang terlibat? Kenapa orang dewasa tak pernah menolong? Dia harap gadis lain akan mendekati dia dan berkata, “Hermione, guru menyuruhku untuk berteman denganmu.”
Tetapi untuk memperjelas bahwa Hermione Granger, duduk sendirian di hari pertama sekolah dalam salah satu kompartemen kosong, di gerbong terakhir kereta, dengan pintu kompartemen dibiarkan terbuka siapa tahu ada seseorang untuk entah alasan apa ingin berbicara dengannya, tidak sedih, kesepian, murung, depresi, putus asa, dan terobsesi dengan masalahnya. Dia, malah, membaca ulang Hogwarts: Sejarah untuk yang ketiga kali dan cukup menikmatinya, hanya dengan sedikit rona kejengkelan di belakang pikirannya pada keirasionalan umum dalam dunia.
Ada suara dari pintu antargerbong terbuka, dan kemudian langkah kaki dan suara merayap janggal di lorong kereta. Hermione meletakkan sebentar Hogwarts: Sejarah dan berdiri dan mengeluarkan kepalanyaтАУsiapa tahu ada seseorang yang membutuhkan bantuanтАУdan melihat seorang pemuda dalam pakaian jubah penyihir, mungkin tahun pertama atau kedua apabila dilihat dari tingginya, dan terlihat cukup konyol dengan scarf membungkus kepalanya. Koper kecil berdiri di lantai di sebelahnya. Bahkan sewaktu dia melihatnya, dia mengetuk pintu kompartemen lain yang tertutup, dan dia berkata yang hanya sedikit teredam oleh scarf, “Permisi, boleh aku bertanya pertanyaan singkat?”
Dia tidak mendengar jawabannya dari dalam kompartemen, tapi setelah pemuda itu membuka pintu, gadis itu pikir dia dengarтАУkecuali dia salah dengarтАУ“apakah ada di sini yang bisa menyebutkan enam kuark atau di mana aku bisa bertemu seorang gadis bernama Hermione Granger?”
Setelah pemuda itu menutup pintu kompartemen, Hermione berkata, “Ada yang bisa kubantu?”
Wajah terbungkus scarf berbalik melihatnya, dan suaranya berkata, “Tidak kecuali kamu bisa menyebutkan nama dari enam kuark atau memberitahuku di mana Hermione Granger?”
“Up, down, strange, charm, truth, beauty, dan kenapa kamu mencarinya?”
Sukar untuk memastikan dari jarak ini, tapi dia pikir dia melihat pemuda itu tersenyum lebar di balik scarfnya. “Ah, jadi kamulah si gadis tahun pertama bernama Hermione Granger,” kata suara muda, teredam itu. “Terlebih lagi, di kereta menuju Hogwarts.” Pemuda itu mulai berjalan mendekatinya dan kompartemennya, dan kopernya merayap bersamanya. “Secara teknis, aku hanya perlu mencarimu, tapi sepertinya aku harus berbicara denganmu atau mengundangmu bergabung dalam party-ku atau memperoleh item magis penting darimu atau mencari tahu bahwa Hogwarts dibangun di atas reruntuhan kuil kuno atau apa. PC atau NPC, itu pertanyaannya?”
Hermione membuka mulutnya untuk menjawab ini, tapi kemudian dia tak bisa memikirkan jawaban apa untuk тАж entah apa yang baru saja dia dengar, bahkan saat pemuda itu berjalan melewatinya, melihat ke dalam kompartemen, mengangguk dengan puas, dan duduk di bangku seberang bangkunya. Kopernya bergegas mengikuti, mengembang jadi tiga kali diameter awal dan meringkuk rapat-rapat di sebelah koper Hermione sendiri dalam cara yang menggelisahkan.
“Mari, silakan duduk,” kata pemuda itu, “dan tolong tutup pintu di belakangmu, kalau bisa. Jangan khawatir, aku tidak menggigit mereka yang tidak menggigitku terlebih dulu.” Dia sudah mulai melepas scarf di sekeliling kepalanya.
Tuduhan bahwa pemuda itu berpikir kalau dia takut kepadanya membuat tangan Hermione menutup pintu geser, menjejalkannya ke dinding dengan terlalu kuat. Dia berputar dan melihat wajah muda dengan mata hijau cerah bersenyum, dan bekas luka merah tua marah di dahinya yang membuat gadis itu teringat akan sesuatu di belakang pikirannya tapi sekarang dia punya hal yang lebih penting untuk dipikirkan. “Aku tak pernah berkata bahwa aku adalah Hermione Granger!”
“Aku tak bernah berkata kalau kamu mengatakan kau adalah Hermione Granger, aku cuma mengatakan kalau kamu Hermione Granger. Kalau kamu bertanya bagaimana aku melakukannya, itu karena aku tahu segalanya. Selamat sore hadirin sekalian, namaku Harry James Potter-Evans-Verres atau Harry Potter untuk pendeknya, aku tahu bahwa itu mungkin tak berarti banyak untuk kamu sebagai gantinyaтАУ”
Pikiran Hermione akhirnya memahami hubungannya. Bekas luka di dahi, bentuk dari sambaran petir. “Harry Potter! Kamu ada di Modern Magical History dan The Rise and Fall of the Dark Arts dan Great Wizarding Events of the Twentieth Century.” Itu sebenarnya adalah pertama kali dalam hidupnya dia bertemu dengan seseorang dari dalam buku, dan itu adalah suatu perasaan yang aneh.
Pemuda itu berkedip tiga kali. “Aku dalam buku? Tunggu, tentu saja aku ada dalam buku тАж pikiran yang aneh.”
“Ya ampun, bukannya kamu tahu?” kata Hermione. “Aku akan mencari tahu segalanya kalau itu aku.”
Pemuda itu berbicara dengan bosan. “Nona Granger, sampai sekarang hanya 72 jam sejak aku pergi ke Diagon Alley dan menemukan kepopuleranku. Aku sudah menghabiskan dua hari terakhir membeli buku-buku sains. Percaya padaku, aku bermaksud untuk mencari tahu semua yang aku bisa.” Pemuda itu bimbang. “Apa yang dikatakan buku-buku itu tentangku?”
Pikiran Hermione Granger mengingat kembali, dia tidak tahu kalau akan diuji tentang buku-buku itu jadi dia hanya membacanya sekali, tapi itu cuma sebulan yang lalu jadi materialnya masih segar dalam ingatannya. “Kamu adalah satu-satunya orang yang selamat dari Kutukan Pembunuh hingga kamu disebut sebagai Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup. Kamu terlahir dari James Potter dan Lily Potter yang dulu dikenal sebagai Lily Evans pada tanggal 31 Juli 1980. Pada tanggal 31 Oktober 1981 sang Pangeran Kegelapan Dia-Yang-Namanya-Tak-Boleh-Disebut meskipun aku tak tahu kenapa tidak menyerang rumahmu. Kau ditemukan selamat dengan luka di dahimu dalam reruntuhan rumah orangtumu di dekat sisa tubuh dari Kau-Tahu-Siapa yang terbakar. Chief Warlock Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore mengirimmu entah ke mana, tak ada yang tahu di mana. The Rise and Fall of the Dark Arts menyebutkan bahwa kamu selamat karena cinta ibumu dan bahwa lukamu mengandung seluruh kekuatan sihir Pangeran Kegelapan dan bahwa centaur takut terhadapmu, tapi Great Wizarding Events of the Twentieth Century tidak menyebut yang semacam itu dan Modern Magical History memperingatkan bahwa banyak teori-teori sinting mengenaimu.”
Mulut pemuda tadi terbuka lebar. “Apakah kamu disuruh untuk menunggu Harry Potter dalam kereta menuju Hogwarts atau sesuatu yang semacam itu?”
“Tidak,” kata Hermione. “Siapa yang memberitahumu tentang aku?”
“Profesor McGonagall dan aku yakin aku tahu alasannya. Apa kau memiliki ingatan eidetik, Hermione?”
Hermione menggelengkan kepala. “Ini bukan fotografik, aku selalu berharap bahwa ini memang ingatan fotografik tapi aku harus membaca buku sekolahku lima kali untuk mengingat mereka semua.”
“Benarkah,” kata pemuda itu dalam suara yang sedikit tercekat. “Kuharap kau tak keberatan kalau aku mengujinyaтАУbukannya aku tak percaya, tapi sesuai kata pepatah, ‘Percaya, tapi pastikan’. Tak ada gunanya penasaran kalau kamu bisa melakukan eksperimen.”
Hermione tersenyum, sedikit sombong. Dia sangat menyukai ujian. “Silakan.”
Pemuda itu memasukkan tangannya ke dalam satu kantong di sebelahnya dan berkata “Magical Drafts and Potions oleh Arsenius Jigger”. Ketika dia menarik tangannya, dia memegang buku yang tadi dia sebut.
Seketika itu juga Hermione menginginkan satu kantong yang semacam itu lebih dari dia menginginkan apa pun.
Pemuda itu membuka buku sekitar di bagian tengah dan melihat ke bawah. “Jika kamu sedang membuat minyak ketajamanтАУ”
“Aku bisa melihat halaman itu dari sini, kau tahu!”
Pemuda itu memiringkan buku hingga Hermione tak bisa melihatnya lagi, dan membalik halamannya lagi. “Kalau kamu sedang membuat satu ramuan panjat laba-laba, bahan apa yang harus kamu masukkan setelah sutra Acromantula?”
“Setelah memasukkan sutranya, tunggu hingga ramuan berubah menjadi nuansa langit dini hari tak berawan, 8 derajat dari kaki langit dan 8 menit sebelum ujung matahari pertama terlihat. Aduk delapan kali widdershins dan sekali deasil, dan kemudian tambah delapan dram kotoran hidung unicorn.”
Pemuda itu menutup buku dengan suara tajam dan mengembalikan buku itu ke dalam kantongnya yang mengeluarkan suara sendawa kecil. “Bagus bagus bagus bagus bagus bagus. Aku ingin memberimu satu tawaran, Nona Granger. “
“Tawaran?” kata Hermione dengan curiga. Seorang gadis seharusnya tak mendengarkan hal macam itu.
Pada titik inilah Hermione menyadari satu halтАУyah, satu dari banyak halтАУyang aneh dari pemuda itu. Sepertinya orang yang muncul dalam buku benar-benar terdengar seperti buku ketika mereka bicara. Ini adalah penemuan yang cukup mengejutkan.
Pemuda itu memasukkan tangannya ke dalam kantong dan berkata, “sekaleng minuman”, mengeluarkan tabung hijau terang. Dia menyodorkannya pada Hermione dan berkata, “Kamu mau minuman?”
Hermione dengan sopan menerima minuman bersoda tersebut. Sebenarnya dia memang merasa sedikit haus sekarang. “Terima kasih benyak,” kata Hermione saat membuka penutup kaleng. “Apa itu tadi tawaranmu?”
Si pemuda tersedak. “Tidak,” katanya. Saat Hermione mulai minum, dia berkata, “Aku ingin kamu membantuku mengambil alih alam semesta.”
Hermione selesai menelan minumannya dan menurunkan kalengnya. “Tidak terima kasih, aku bukan orang jahat.”
Si pemuda melihat padanya dengan terkejut, seolah dia mengharapkan suatu jawaban lain. “Yah, aku tadi berkata secara retoris,” katanya. “Dalam sudut pandang proyek Baconian, kau tahu, bukan kekuatan politis. ‘Yang mempengaruhi seluruh hal’ dan sebagainya. Aku ingin melakukan studi eksperimen atas mantra-mantra, mencari tahu hukum yang mendasarinya, membawa sihir ke dalam ranah sains, menggabungkan dunia sihir dan Muggle, meningkatkan standar kehidupan seluruh planet, memajukan kemanusiaan berabad-abad ke depan, membuka rahasia keabadian, mengkolonisasi tata surya, menjelajah galaksi, dan yang paling penting, mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi di sini karena semua hal ini benar-benar tak mungkin terjadi.”
Itu terdengar sedikit lebih menarik. “Dan?”
Si pemuda memandang padanya tak percaya. “Dan? Apa semua tadi tak cukup?”
“Dan apa yang kamu inginkan dariku?” Kata Hermione.
“Aku ingin kau membantuku dalam penelitian ini, tentu saja. Dengan ingatan ensiklopedismu ditambah dengan kecerdasan dan rasionalitasku, kita bisa menyelesaikan proyek Baconian dalam sekejap, di mana maksudku atas ‘sekejap’ adalah paling tidak sekitar tiga puluh lima tahun.”
Hermione mulai menganggap pemuda ini menyebalkan. “Aku belum melihatmu melakukan sesuatu yang cerdas. Mungkin aku akan mengizinkan kamu membantuku dengan penelitianku.”
Ada suatu kesunyian dalam kompartemen itu.
“Jadi kamu memintaku untuk mendemonstrasikan kecerdasanku, kalau begitu,” kata si pemuda setelah jeda panjang.
Hermione mengangguk.
“Izinkan aku memperingatkanmu bahwa menantang kecerdikanku adalah proyek yang termasuk dalam jenis berbahaya, dan bisa jadi akan membuat hidupmu lebih sureal.”
“Aku masih belum terkesan,” kata Hermione. Tanpa sadar, minuman hijau mulai menuju bibirnya lagi.
“Yah, mungkin ini akan membuatmu terkesan,” kata si pemuda. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan memandangnya tajam. “Aku sudah melakukan sedikit eksperimen dan menemukan bahwa aku tak membutuhkan tongkat sihir, aku bisa membuat apa pun yang aku mau terjadi hanya dengan menjentikkan jari.”
Itu terjadi saat Hermione tengah menelan minuman, dan dia tersedak dan terbatuk dan mengeluarkan cairan hijau terang.
Pada jubah penyihirnya yang baru dan belum pernah dipakai, di hari pertama sekolah.
Hermione benar-benar berteriak. Itu adalah suara bernada tinggi yang terdengar seperti sirene serangan udara dalam kompartemen tertutup. “Eek! Bajuku!”
“Jangan panik!” kata si pemuda. “Aku bisa memperbaikinya untukmu. Lihat saja!” Dia mengangkat tangan dan menjentikkan jarinya.
“Kamu akanтАУ” Lalu Hermione melihat pada dirinya sendiri.
Cairan hijaunya masih ada di sana, tapi bahkan saat dia melihatnya, itu mulai menghilang dan memudar dan dalam beberapa saat, bagaikan dia tak pernah menumpahkan apa pun pada dirinya sendiri.
Hermione menatap pemuda itu, yang mengenakan semacam senyuman sombong.
Sihir tanpa kata tanpa tongkat! Di usianya? Ketika dia menerima buku sekolahnya hanya tiga hari lalu?
Kemudian dia ingat apa yang sudah dia baca, dan dia terkesiap dan menyentak mundur dari pemuda itu. Seluruh kekuatan sihir Pangeran Kegelapan! Dalam bekas lukanya!
Dia bangkit dari duduk dengan cepat. “Aku, aku, aku perlu pergi ke toilet, tunggu di sini okeтАУ” dia perlu menemukan orang dewasa dia harus memberitahu merekaтАУ
Senyum pemuda itu memudar. “Itu cuma trik, Hermione. Aku minta maaf, aku tak bermaksud menakutimu.”
Tangan Hermione berhenti di gagang pintu. “Cuma trik?”
“Ya,” kata pemuda itu. “Kamu memintaku mendemonstrasikan kecerdasanku. Jadi aku melakukan sesuatu yang terlihat mustahil, yang biasanya merupakan cara yang bagus untuk pamer. Aku tak benar-benar bisa melakukan apa pun hanya dengan menjentikkan jari.” Si pemuda berhenti. “Paling tidak aku pikir aku tak bisa, aku belum pernah benar-benar mengujinya dalam eksperimen.” Si pemuda mengangkat tangan dan menjentikkan jarinya lagi. “Tidak, tak ada pisang.”
Hermione belum pernah sebingung ini dalam hidupnya.
Si pemuda tersenyum lagi melihat wajahnya. “Aku sudah memperingatkanmu bahwa menantang kecerdikanku cenderung akan membuat hidupmu lebih sureal. Tolong ingat ini lain waktu aku memperingatkanmu tentang sesuatu.”
“Tapi, tapi,” Hermione terbata-bata. “Kalau begitu, apa yang kamu lakukan tadi?”
tatapan pemuda itu memiliki kualitas mengukur dan menimbang yang tak pernah Hermione lihat dari orang seumurannya. “Kamu pikir kamu punya apa yang dibutuhkan untuk menjadi ilmuwan dengan kekuatanmu sendiri, dengan atau tanpa bantuanku? Maka mari kita lihat bagaimana kamu menyelidiki satu fenomena membingungkan.”
“Aku тАж .” pikiran Hermione kosong sesaat. Dia suka ujian tapi dia belum pernah mendapatkan ujian seperti ini sebelumnya. Dengan buru-buru, dia mencoba mengingat lagi apa saja yang dia baca tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang ilmuwan. Pikirannya menambah kecepatan, bertahan melawan dirinya sendiri, dan memuntahkan instruksi untuk melakukan proyek investigasi sains
Langkah 1: Buat satu hipotesis.
Langkah 2: Lakukan satu eksperimen untuk menguji hipotesismu.
Langkah 3: Ukur hasilnya.
Langkah 4: Buat poster karton.
Langkah 1 adalah untuk membuat hipotesis. Itu artinya, coba untuk memikirkan sesuatu yang bisa saja terjadi sesaat yang lalu. “Baiklah. Hipotesisku adalah kamu melempar Mantra pada jubahku untuk membuat apa pun yang tertumpah ke atasnya menghilang.”
“Baiklah,” kata si pemuda, “apakah itu jawabanmu?”
Keterkejutannya sudah mulai berkurang, dan pikiran Hermione sudah mulai bekerja dengan benar. “Tunggu, itu tak mungkin benar. Aku tak melihatmu menyentuh tongkatmu atau mengucapkan mantra apa pun jadi bagaimana bisa kamu melemparkan Mantra?”
Si pemuda menunggu, wajahnya netral.
“Tapi misalkan seluruh jubah yang berasal dari toko sudah dimantrai supaya mereka tetap bersih, yang merupakan Mantra yang cukup berguna untuk mereka miliki. Kau mengetahui hal itu dengan menunpahkan sesuatu pada dirimu sendiri tadi.”
Sekarang alis pemuda itu terangkat. “Apakah itu jawabanmu?”
“Tidak, aku belum menyelesaikan Langkah 2, ‘Lakukan satu eksperimen untuk menguji hipotesismu.’”
Si pemuda menutup mulutnya lagi dan mulai tersenyum.
Hermione melihat ke arah minuman kalengnya, yang tadi secara otomatis dia taruh di tempat gelas di jendela. Sia melihat ke dalamnya, dan menemukan bahwa itu sekitar sepertiga penuh.
“Baiklah,” kata Hermione, “eksperimen yang ingin kulakukan adalah menumpahkannya ke atas jubahku dan melihat apa yang akan terjadi, dan prediksiku adalah bahwa nodanya akan hilang. Hanya jika itu tak berhasil, jubahku akan terkena noda, dan aku tak mau itu.”
“Lakukan itu ke jubahku,” kata si pemuda, “dengan begitu kamu tak perlu khawatir tentang jubahmu terkena noda.”
“TapiтАУ” kata Hermione. Ada sesuatu yang salah dalam pemikiran itu tapi dia tak tahu bagaimana mengatakannya.
“Aku punya jubah ganti dalam koperku,” kata pemuda itu.
“Tapi tak ada tempat untukmu ganti baju,” Hermione keberatan. Kemudian dia memikirkannya lagi. “Walau aku pikir aku bisa keluar dulu dan menutup pintuтАУ”
“Aku punya tempat untuk ganti baju dalam koperku juga.”
Hermione memandang koper pemuda itu, yang, dia mulai curiga, kalau sedikit lebih spesial daripada miliknya.
“Baiklah,” kata Hermione, “karena kamu berkata demikian,” dan dia dengan hati-hati menumpahkan sedikit dari cairan hijau itu pada ujung jubah si pemuda. Kemudian dia memandanginya, mencoba mengingat seberapa lama cairan tadi untuk menghilang тАж .
Dan noda hijau menghilang!
Hermione bernapas lega, karena paling tidak dia tidak berhadapan dengan seluruh kekuatan sihir Pengeran Kegelapan.
Baiklah, Langkah 3 adalah mengukur hasilnya, tapi dalam hal ini adalah hanya melihat bahwa nodanya menghilang. Dan dai kira dia mungkin bisa melewatkan Langkah 4, tentang poster karton. “Jawabanku adalah bahwa jubah-jubah sudah dimantrai untuk menjaga mereka tetap bersih.”
“Tidak juga,” kata pemuda itu.
Hermione merasakan tusukan kekecewaan. Dia benar-benar berharap dia tidak merasakan itu, pemuda itu bukanlah guru, tapi itu tetaplah suatu ujian dan dia mendapat jawaban salah dan itu selalu terasa seperti sedikit pukulan di perut.
(itu mengungkapkan segala yang kamu ingin tahu tentang Hermione Granger bahwa dia tak pernah membiarkan itu menghentikannya, atau bahkan membiarkannya mempengaruhi kecintaannya atas diberi ujian.)
“Dan sayangnya,” kata pemuda itu, “kamu mungkin sudah melakukan semua yang buku katakan untuk kamu lakukan. Kamu membuat prediksi yang akan membedakan antara jubahnya dimantrai atau tidak, dan kamu mengujinya, dan menolak hipotesis nol yang mengatakan bahwa jubahnya tidak dimantrai. Tapi kecuali kamu membaca buku-buku jenis yang benar-benar, benar-benar terbaik, mereka tak begitu mengajarimu bagaimana melakukan sains dengan benar. Cukup baik untuk benar-benar membuatmu sampai pada jawaban yang benar, maksudku, dan cuma mengeluarkan cetakan lain seperti yang sering dikeluhkan Dad. Jadi biarkan aku coba jelaskanтАУtanpa memberitahu jawabannyaтАУapa yang salah dari jawabanmu, dan akan kuberikan satu kesempatan lagi.”
Hermione mulai membenci nada oh-sangat-superior dari pemuda itu ketika dia hanya anak umur sebelas sama seperti dia, tapi itu cuma sekunder dibanding mengetahui apa yang salah dari dia. “Baiklah.”
Ekspresi wajah pemuda itu jadi lebih serius. “Ini adalah permainan berdasarkan eksperimen terkenal yang disebut tugas 2-4-6, dan inilah cara kerjanya. Aku punya satu aturanтАУyang aku tahu, tapi kamu tidakтАУyang sesuai dengan beberapa triplet tiga angka, tapi tidak yang lainnya. Triplet 2-4-6 adalah satu contoh yang sesuai aturan. Bahkan тАж biarkan aku tulis aturannya, supaya kamu tahu kalau aturan itu aturan tetap, dan melipatnya dan memberikannya padamu. Tolong jangan lihat, karena aku tahu dari kejadian tadi kalau kamu bisa membaca tulisan terbalik.”
Pemuda itu berkata “kertas” dan “pensil mekanik” pada kantongnya, dan Hermione menutup mata waktu dia menulis.
“Ini,” kata si pemuda, dan dia memegang secarik kertas terlipat dengan kencang. “Taruh ini di kantongmu,” dan Hermione lakukan.
“Sekarang cara permainan ini bekerja,” kata pemuda itu, “adalah kamu memberiku satu triplet angka, dan aku berkata padamu ‘Ya’ kalau tiga angka itu sesuai dengan aturan, dan ‘Tidak’ kalu mereka tak sesuai. Aku adalah Alam, aturan itu adalah salah satu hukumku, dan kamu menyelidiki aku. Kamu sudah tahu bahwa 2-4-6 mendapatkan ‘Ya’. Waktu kamu sudah melaksanakan seluruh uji eksperimen yang kamu mauтАУtanyakan padaku triplet sebanyak yang kamu rasa perluтАУkamu berhenti dan menebak aturannya, dan kemudian kamu bisa membuka lembaran kertas tadi dan memeriksa bagaimana hasilnya. Apakah kamu paham permainannya?”
“Tentu saja aku paham,” kata Hermione.
“Mulai.”
“4-6-8” kata Hermione.
“Ya,” kata si pemuda.
“10-12-14”, kata Hermione.
“Ya,” kata si pemuda.
Hermione berusaha melebarkan pikirannya sedikit, karena sepertinya dia sudah melakukan semua tes yang dia perlukan, dan lagi itu tak akan semudah itu, kan?
“1-3-5”
“Ya.”
“Minus 3, minus 1, plus 1.”
“Ya.”
Hermione tak bisa memikirkan apa lagi yang bisa dilakukan. “Aturannya adalah bahwa angka-angka itu harus bertambah dua tiap kali.”
“Sekarang apabila aku memberitahumu,” kata pemuda itu, “bahwa tes ini lebih sukar dari yang terlihat, dan hanya 20% dari orang dewasa yang berhasil menebaknya.”
Hermione mengerutkan dahi. Apa yang dia lewatkan? Kemudian, tiba-tiba, dia memikirkan satu tes yang masih perlu dia lakukan.
“2-5-8!” dia berkata penuh kemenangan.
“Ya.”
“10-20-30!”
“Ya.”
“Jawaban sebenarnya adalah bahwa angka-angka itu harus naik oleh jumlah yang sama tiap kali. Itu tidak harus 2.”
“Baiklah,” kata pemuda itu, “keluarkan kertasnya dan lihat apakah kamu benar.”
Hermione mengambil kertas tadi dari kantongnya dan membukanya.
Tiga angka real dalam jumlah yang semakin besar, paling kecil ke paling besar.
Rahang Hermione terjatuh. Dia merasakan satu perasaan nyata bahwa sesuatu yang amat sangat tak adil sudah dilakukan terhadap dirinya, bahwa pemuda itu adalah pembohong busuk yang curang, namun kemudian ketika dia ingat kembali dalam pikirannya dia tak bisa memikirkan adanya kesalahan atas respon yang dia berikan.
“Yang baru saja kamu temukan disebut ‘bias positif’,” kata pemuda itu. “kamu punya satu aturan dalam pikiranmu, dan kamu terus memikirkan triplet yang harus membuat aturannya mengatakan ‘Ya’. Tapi kamu tidak mencoba untuk menguji triplet lain yang harusnya membuat aturannya mengatakan ‘Tidak’. Bahkan kamu tak memperoleh satu pun ‘Tidak’, jadi ‘tiga angka sembarang’ bisa saja jadi aturannya. Itu bagaikan seseorang membayangkan eksperimen yang bisa mengkonfirmasi hipotesis mereka bukannya mencoba membayangkan eksperimen yang menyalahkanтАУitu bukan kesalahan yang sama tapi cukup dekat. Kamu harus belajar melihat pada sisi negatifnya, menatap ke arah kegelapan. Ketika eksperimen ini dilakukan, hanya 20% orang dewasa berhasil memperoleh jawaban benar. Dan banyak yang lain menciptakan hipotesis yang luar biasa rumit dan menempatkan kepercayaan besar atas jawaban salah karena mereka melakukan sebegitu banyak eksperimen dan semuanya keluar seperti yang mereka harapkan.”
“Sekarang,” kata si pemuda, “apa kamu mau mencoba lagi pada masalah awal?”
Matanya sudah cukup serius sekarang, seolah ini adalah tes yang sebenarnya.
Hermione menutup matanya da mencoba berkonsentrasi. Dia berkeringat di balik jubahnya, dia punya perasaan aneh bahwa ini adalah yang paling sukar dari yang pernah diminta untuk dipikirkan dalam satu tes atau mungkin yang pertama kali di mana dia diminta untuk berpikir dalam ujian.
Eksperimen lain apa yang bisa dia lakukan? Dia punya Cokelat Kodok, dia bisa mencoba untuk menggosoknya pada jubah dan melihat apakah itu menghilang? Tapi itu masih terlihat bukan seperti berpikiran negatif aneh yang pemuda itu minta. Seperti dia masih meminta satu ‘Ya’ kalau noda Cokelat Kodok itu menghilang, bukannya meminta ‘Tidak’.
Jadi тАж pada hipotesisnya тАж kapankah cairan itu тАж tidak menghilang?
“Aku punya eksperimen untuk dilakukan,” kata Hermione. “Aku ingin menumpahkan minuman ke lantai, dan melihat apakah itu tidak menghilang. Apakah kamu punya handuk kertas, jadi aku bisa membersihkan tumpahannya kalau ini tak berhasil?”
“Aku punya sapu tangan,” kata si pemuda. Wajahnya masih terlihat netral.
Hermione mengambil kaleng, dan menumpahkannya sedikit ke lantai.
Beberapa detik kemudian, itu menghilang.
Kemudian pemahaman menghantamnya dan dia merasa ingin menendang dirinya sendiri. “Tentu saja! Kamu memberiku kaleng itu! Bukan jubahnya yang dimantrai, tapi minumannya!”
Si pemuda berdiri dan membungkuk pada Hermione dengan sungguh-sungguh. Dia sedang tersenyum lebar sekarang. “Kalau begitu тАж boleh aku membantumu dalam penelitianmu, Hermione Granger?”
“Aku, ah тАж .” Hermione masih merasakan gejolak euforia, tapi dia tak begitu yakin tentang bagaimana untuk menjawab tadi.
Mereka terputus oleh ketukan lemah, kecil, samar, dan sedikit enggan di pintu
Si pemuda berputar dan melihat ke jendela, dan berkata, “Aku tak mengenakan scarfku, bisa kamu jawab itu?”
Di titik inilah Hermione sadar bahwa pemuda ituтАУtidak, sang Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, Harry PotterтАУsedari tadi terlihat memakai scarf menutupi kepalanya, dan merasa sedikit konyol karena tak menyadari lebih awal. Itu sebenarnya termasuk ganjil, karena dia sudah menganggap bahwa Harry Potter akan mempertontonkan diri dengan bangga pada dunia; dan hal yang terpikir oleh Hermione adalah bahwa dia mungkin sebenarnya lebih pemalu dari yang terlihat.
Ketika Hermione membuka pintu, dia disapa oleh bocah muda gemetar yang terlihat persis seperti caranya mengetuk pintu.
“Permisi,” kata bocah itu dalam suara kecil, “Namaku Neville Longbottom. Aku mencari katak peliharaanku, aku, aku tak bisa menemukannya di manapun di gerbong ini тАж apakah kamu melihat katakku?”
“Tidak,” kata Hermione, dan kemudian keinginan menolongnya muncul secara maksimum. “Sudahkah kamu mencari ke kompartemen yang lain?”
“Ya,” bisik si bocah.
“Kalau begitu kita tinggal memeriksa gerbong yang lain,” kata Hermione cepat. “Akan kubantu. Ngomong-ngomong, namaku Hermione Granger.”
Si bocah seolah akan pingsan karena merasa berterima kasih.
“Tunggu dulu,” datang suara dari bocah yang lainтАУHarry Potter. “Aku tak yakin itu adalah cara terbak untuk melakukannya.”
Mendengar ini Neville terlihat seolah dia akan menangis, dan Hermione berbalik, marah. Kalau Harry Potter adalah orang yang akan membiarkan bocah kecil sendirian hanya karena dia tak mau diganggu тАж . “Apa? Kenapa tidak?”
“Yah,” kata Harry Potter, “akan memakan waktu untuk memeriksa seluruh kereta sendirian, dan kita mungkin saja melewatkan katak itu, dan jika kita belum menemukan katak itu sesampainya kita di Hogwarts, dia akan punya masalah. Jadi yang lebih masuk akal adalah kalau kita pergi langsung ke gerbong depan, di mana ada para prefek, dan meminta pertolongan mereka. Itu adalah hal pertama yang kulakukan waktu mencarimu, Hermione, walau mereka sebenarnya tidak tahu. Tapi mereka mungkin punya mantra atau barang magis yang akan membuat menemukan seekor katak jadi jauh lebih mudah. Kita baru tahun pertama.”
Itu тАж memang masuk akal.
“Apakah kamu pikir kamu bisa sampai ke gerbong prefek sendirian?” tanya Harry Potter. “Aku punya suatu alasan untuk tak mau menunjukkan wajahku terlalu sering.”
Tiba-tiba Neville terkesiap dan melangkah mundur. “Aku ingat suara itu! Kau salah satu dari Lords of Chaos! Kaulah yang memberiku cokelat!”
Apa? Apa apa apa?
Harry Potter memutar kepalanya dari jendela dan bangkit dengan dramatis. “Aku tak pernah!” katanya, suaranya penuh kemarahan. “Apakah aku terlihat seperti seorang penjahat yang akan memberikan permen pada anak kecil?”
Mata Neville melebar. “Kau Harry Potter? Sang Harry Potter? Kau?”
“Tidak, cuma satu Harry Potter, ada tiga orang dari diriku dalam kereta iniтАУ”
Neville mengeluarkan teriakan kecil dan melarikan diri. Ada suara derap dari langkah panik dan kemudian suara pintu gerbang terbuka dan tertutup.
Hermione duduk dengan keras di bangkunya. Harry Potter menutup pintu dan kemudian duduk di sebelahnya.
“Bisa kamu tolong jelaskan padaku apa yang terjadi?” kata Hermione dalam suara lemah. Dia penasaran apakah bergaul dengan Harry Potter artinya akan selalu sebingung ini.
“Oh, baiklah, yang terjadi adalah Fred dan George dan aku melihat bocah kecil malang ini di stasiun keretaтАУwanita di sebelahnya sudah pergi sementara waktu, dan dia terlihat benar-benar ketakutan, seolah dia yakin bahwa akan diserang Pelahap Maut atau apa. Sekarang, ada pepatah yang mengatakan behwa ketakutan seringkali lebih buruk dari hal yang ditakuti itu sendiri, jadi terpikirlah aku bahwa anak ini sebenarnya bisa mengambil manfaat dari menyaksikan mimpi buruknya menjadi nyata dan bahwa itu tidak seburuk yang dia pikirkanтАУ”
Hermione duduk di sana dengan mulutnya terbuka lebar.
“тАУdan Fred dan George mengusulkan mantra ini yang membuat scarf yang menutupi wajah kami menjadi lebih gelap dan lebih buram seolah kami adalah raja-raja undead dan itu adalah kain kafan makam kamiтАУ”
Hermione sama sekali tak menyukai ke arah mana tujuan pembicaraan ini.
тАУdan setelah kami selesai memberinya seluruh permen yang kubeli, kami bagai, ‘Mari kita beri dia uang! Ha ha ha! Ambil Knut-Knut ini, nak! Terima Sickle perak ini!’ dan menari-nari di sekelilingnya dan tertawa jahat dan sebagainya. Kupikir ada beberapa orang dalam kerumunan yang bermaksud mencegah pertama kalinya, namun efek pengamat apatis menahan mereka paling tidak sampai mereka melihat apa yang kami lakukan, dan kemudian mereka terlalu bingung untuk melakukan apa pun. Akhirnya dia mengatakan dalam bisikan kecil ‘pergi’ jadi kami bertiga berteriak dan melarikan diri, menjeritkan sesuatu tentang cahaya yang membakar kami. Berharap bahwa dia tidak terlalu ketakutan menghadapi bullying di kemudian hari. Ngomong-ngomong, itu namanya terapi desensitisasi.”
Oke, dia tidak menebak dengan benar ke arah mana tujuan pembicaraan ini.
Api kemarahan membara yang merupakan mesin utama Hermione mulai menyala, walaupun sebagian dari dirinya memang tahu apa yang mereka coba lakukan. “Itu kejam! Kamu kejam! Anak malang itu! Yang kamu lakukan itu jahat!”
“Aku pikir kata yang kamu cari adalah menyenangkan, dan dalam keadaan apa pun kamu menanyakan pertanyaan yang salah. Pertanyaannya adalah, apakah hal itu menghasilkan lebih banyak hal baik atau buruk? Kalau kamu punya argumen apa pun untuk ditambahkan pada pertanyaan itu aku dengan senang hati mendengarkannya, tapi aku tak akan menanggapi kritik yang lain sebelum pertanyaan tadi diselesaikan. Aku benar-benar setuju kalau yang aku lakukan memang terlihat mengerikan dan menindas dan jahat, karena itu melibatkan bocah yang ketakutan dan sebagainya, tapi itu bukan masalah intinya kan? Ngomong-ngomong, itu namanya konsekuensialisme, artinya bahwa entah perbuatan itu benar atau salah bukan ditentukan dari apakah itu terlihat buruk, atau jahat, atau yang semacam itu, satu-satunya pertanyaan adalah bagaimana hasil pada akhirnyaтАУapa konsekuensinya.”
Hermione membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu yang benar-benar pedas namun sayangnya dia sepertinya sudah melupakan bagian di mana dia memikirkan sesuatu terlebih dulu sebelum membuka mulutnya. Yang bisa dia katakan cuma, “Bagaimana kalau dia mengalami mimpi buruk?”
“Jujur saja, aku pikir dia tak butuh bantuan untuk mengalami mimpi buruk, dan kalaupun dia mengalami mimpi buruk tentang ini, maka itu akan jadi mimpi buruk yang melibatkan monster-monster mengerikan yang memberimu cokelat dan memang itulah tujuannya.”
Otak Hermione terus tersentak dalam kebingungan tiap kali dia mencoba untuk benar-benar marah. “Apakah hidupmu selalu seganjil ini?” dia katakan akhirnya.
Wajah Harry Potter berkilau dengan kebanggaan. “Aku membuatnya seganjil ini. Kamu sedang menyaksikan hasil dari kerja keras dan penuh keringat.”
“Jadi тАж .” kata Hermione, dan memperpanjang suaranya dengan canggung.
“Jadi,” kata Harry Potter, “seberapa banyak sains yang kamu tahu? Aku bisa kalkulus dan aku tahu beberapa teori probabilitas Bayesian dan teori keputusan dan banyak sains kognitif, dan aku sudah membaca The Feynman Lectures (atau paling tidak volume 1) dan Judgment Under Uncertainty: Heuristics and Biases dan Language in Thought and Action dan Influence: Science and Practice dan Rational Choice in an Uncertain World dan Godel, Escher, Bach dan A Step Farther Out danтАУ”
Pengujian dan balas-pengujian ini berlangsung selama beberapa menit sebelum akhirnya dipotong oleh ketukan malu-malu lain di pintu. “Silakan,” Hermione dan Harry Potter berkata dalam waktu yang hampir bersamaan, dan pintu itu bergeser menampakkan Neville Longbottom.
Neville sudah benar-benar menangis sekarang. “Aku sudah pergi ke gerbong depan dan bertemu p-prefek tapi dia b-bilang oadaku bahwa prefek tak boleh diganggu oleh masalah remeh seperti katak h-hilang.”
Wajah si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup berubah. Bibirnya berubah jadi garis tipis. Suaranya, waktu dia berbicara, dingin dan suram. “Apa warna orang itu? Hijau dan Perak?”
“Ti-tidak, lambangnya memerah dan emas.”
“Merah dan emas!” teriak Hermione. “Tapi itu adalah warna Gryffindor!”
Harry Potter mendesis mendengarnya, suara menakutkan yang hanya bisa keluar dari ular hidup dan membuat Hermione dan Neville tersentak. “Aku kira,” Harry Potter meludahkan, “menemukan katak seorang tahun pertama tak cukup heroik bagi prefek Gryffindor. Ayolah, Neville, aku akan pergi denganmu kali ini, kita lihat apakah Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup mendapatkan lebih banyak perhatian. Pertama kita cari prefek yang tahu satu mantra, dan jika itu tak berhasil, kita cari prefek yang tak takut membiarkan tangannya kotor, dan kalau itu tak berhasil, aku akan mulai merekrut para penggemarku dan kalau perlu kita akan bongkar seluruh kereta ini sekrup demi sekrup.”
Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup berdiri dan memegang tangan Neville, dan Hermione sadar dalam suatu cegukan otak seketika bahwa mereka nyaris sama tinggi, walau sebagian dari dirinya yakin bahwa Harry Potter satu kaki lebih tinggi darinya, dan Neville paling tidak enam inci lebih pendek.
“Diam!” Harry Potter membentak HermioneтАУtidak, tunggu, pada kopernyaтАУdan dia menutup pintu di belakangnya saat dia pergi.
Dia mungkin seharusnya ikut pergi bersama mereka, tapi dalam sesaat tadi Harry Potter berubah jadi sebegitu menakutkan hingga dia sebenarnya cukup lega tidak terpikir untuk mengusulkannya.
Pikiran Hermione sebegitu kusutnya hingga dia bahkan tak berpikir dia bisa membaca “Sejarah: Hogwarts” dengan layak. Dia merasa seolah baru saja dilindas mesin giling dan jadi kue dadar. Dia tidak yakin atas apa yang dia pikirkan atau apa yang dia rasakan atau kenapa. Dia hanya duduk di sebelah jendela dan mulai memandang pemandangan yang bergerak.
Yah, dia paling tidak sudah tahu kenapa dia merasa sedikit sedih dalam hati.
Mungkin Gryffindor tidak seluar biasa yang dia pikirkan.
*Chapter 9*: Gelar Suntingan, Bagian I
Seluruh basismu adalah kepunyaan J. K. Rowling.
*
1.000 REVIEW DALAM 26 HARI WOOHOO AWESOME POWA! 30 HARI 1.189 REVIEW COMBO TERUS BERLANJUT! YEAH! KALIAN SEMUA ADALAH YANG TERBAIK! THIS IS SPARTAAAAA!
Ahem.
Kuark generasi ketiga juga disebut “truth” dan “beauty” sebelum “top” dan “bottom” akhirnya jadi lebih unggul; tanggal lahirku adalah sekitar tanggal lahir Hermione, dan ketika aku berumur sebelas, aku memakai “truth” dan “beauty”.
Ketika Bagian I dari bab ini dipublikasikan, aku berkata bahwa kalau ada yang menebak apa yang dimaksud oleh kalimat terakhir sebelum update selanjutnya, aku akan memberitahu mereka keseluruhan plot ceritanya.
*
Kamu tak pernah tahu kejadian kecil apa yang bisa mengganggu arah rencana utamamu.
*
“Abbott, Hannah!”
Jeda.
“HUFFLEPUFF!”
“Bones, Susan!”
Jeda.
“HUFFLEPUFF!”
“Boot, Terry!”
Jeda.
“RAVENCLAW!”
Harry memandang sekilas pada kawan-Asrama barunya, lebih pada melihat sebentar pada wajah daripada lainnya. Dia masih mencoba menenangkan diri dari pertemuannya dengan hantu. Yang menyedihkan, yang sangat menyedihkan, yang benar-benar sangat menyedihkan adalah bahwa dia memang merasa sudah tenang lagi. Ini terasa tak benar. Seolah dia harusnya butuh paling tidak sehari. Mungkin seumur hidup. Mungkin tak akan pernah.
“Corner, Michael!”
Jeda panjang.
“RAVENCLAW!”
Di podium di depan Meja Utama besar berdiri Profesor McGonagall, terlihat tajam dan menatap tajam ke sekeliling, saat dia menyebutkan nama satu demi satu, walau dia sudah tersenyum untuk Hermione dan beberapa lainnya. Di belakangnya, di kursi paling tinggiтАУlebih mirip singgasana emasтАУduduk orang tua keriput dan berkacamata, dengan jenggot perak-putih yang terlihat seperti akan mencapai lantai kalau terlihat, mengawasi Penyeleksian dengan ekspresi penuh kebijakan; dengan penampilan setipikal mungkin dengan penampilan Orang Tua Bijak, tanpa terlihat Oriental. (Walau Harry sudah belajar untuk waspada terhadap penampilan tipikal dari sejak dia bertemu dengan Profesor McGonagall dan mengira bahwa tawanya berupa kikikan.) Penyihir tua itu bertepuk tangan untuk tiap murid yang sudah melalui Seleksi, dengan senyum tak tergoyahkan yang entah bagaimana terlihat selalu segar untuk tiap murid.
Di sebelah kiri singgasana emas ada laki-laki dengan mata tajam dan wajah muram yang tak bertepuk tangan untuk siapapun, dan entah kenapa mampu melihat langsung pada Harry tiap kali Harry melihatnya. Lebih jauh ke kiri, pria berwajah pucat yang Harry lihat di Leaky Cauldron, yang matanya memandang sekeliling seolah panik atas kerumunan orang di sekitarnya, dan yang terlihat sesekali tersentak dan kejang di kursinya; untuk alasan tertentu Harry selalu tanpa sadar melihatnya. Di kiri orang itu, barisan tiga penyihir tua yang terlihat tak begitu tertarik pada para murid. Kemudian di kanan singgasana emas, ada penyihir berwajah bulat usia menengah dengan topi kuning, yang bertepuk tangan untuk tiap murid kecuali Slytherin. Seorang pria kecil yang berdiri di kursinya, dengan jenggot putih mengembang, yang bertepuk tangan untuk tiap murid, tapi hanya tersenyum untuk Ravenclaw. Dan di paling kanan menempati ruang yang sama dengan tiga makhluk yang lebih kecil, suatu wujud raksasa yang menyapa mereka semua setelah mereka turun dari kereta, menyebut dirinya sebagai Hagrid, Penjaga Kunci dan Wilayah.
“Apakah pria yang berdiri di kursinya itu Kepala Ravenclaw?” Harry berbisik pada Hermione.
Untuk sekali ini Hermione tidak menjawab dengan cepat; dia bergerak terus menerus dari sisi ke sisi, memandang ke arah Topi Seleksi, dan duduk dengan sangat gelisah hingga Harry mengira kakinya mungkin sudah terangkat dari lantai.
“Ya, memang dia,” kata salah satu prefek yang menemani mereka, seorang wanita muda yang mengenakan biru Ravenclaw. Nona Clearwater, kalau Harry tak salah ingat. Suaranya tenang, namun menunjukkan rona bangga. “Itu adalah Profesor Mantra di Hogwarts, Filius Flitwick, Master Mantra paling berpengetahuan luas yang ada, dan Juara Duel di waktu lampauтАУ”
“Kenapa dia begitu pendek?” desis seorang murid yang namanya Harry tak ingat. “Apakah dia keturunan campuran?”
Tatapan dingin dari prefek gadis muda. “Profesor memang benar memiliki nenek moyang goblinтАУ”
“Apa?” kata Harry tanpa sadar, menyebabkan Hermione dan empat murid lain memperingatkannya.
Sekarang Harry mendapat tatapan intimidasi yang tak disangka-sangka dari prefek Ravenclaw.
“MaksudkuтАУ” bisik Harry. “Bukannya aku punya masalah dengan ituтАУhanya saja тАУmaksudku тАУbagaimana mungkin? Kamu tak bisa hanya mencampur dua spesies berbeda dan memperoleh keturunan yang layak! Itu harusnya mengacak instruksi genetis untuk tiap organ yang berbeda di antara dua spesiesтАУitu akan seperti mencoba membuat,” mereka tak memiliki mobil jadi dia tak bisa memakai analogi cetak biru mesin acak, “setengah gerbong setengah perahu atau apa тАж .”
Prefek Ravenclaw masih memandang Harry dengan pedas. “Kenapa kamu tidak bisa membuat setengah gerbong setengah perahu?”
“Hssh!” prefek lain memperingatkan, walau penyihir Ravenclaw itu masih berbicara dengan pelan.
“MaksudkuтАУ” kata Harry dengan lebih pelan, mencoba mencari tahu bagaimana menanyakan apakah goblin berevolusi dari manusia, atau berevolusi dari nenek moyang yang sama dari manusia seperti Homo erectus, atau apakah goblin itu entah bagaimana dibuat dari manusiaтАУmisalnya, sebut saja, mereka itu secara genetis adalah manusia yang ada di bawah suatu sihir yang bisa diwariskan yang efek magisnya semakin larut kalau hanya satu orangtua yang berupa ‘goblin’, yang akan menjelaskan bagaimana perkawinan campuran bisa terjadi, dan dalam kasus ini goblin tidak akan jadi titik data kedua yang cukup berharga untuk bagaimana kecerdasan sudah berevolusi dalam spesies lain selain Homo sapiensтАУsekarang setelah Harry pikir lagi, goblin di Gringotts tak terlihat seperti benar-benar kecerdasan non-manusia asing, bukan seperti Dirdir atau PuppeteersтАУ“Maksudku, memangnya dari mana asal goblin itu?”
“Lithuania,” bisik Hermione kosong, matanya masih tertuju pada Topi Seleksi.
Sekarang Hermione mendapat senyuman dari prefek wanita itu.
“Sudahlah,” bisik Harry.
Di podium, Profesor McGonagall memanggil, “Goldstein, Anthony!”
“RAVENCLAW!”
Hermione, ada di sebelah Harry, sedang melompat-lompat sebegitu keras dengan ujung jarinya hingga kakinya benar-benar meninggalkan tanah di tiap lompatan.
“Goyle, Gregory!”
Ada kesunyian panjang, menegangkan di bawah Topi. Hampir satu menit.
“SLYTHERIN!”
“Granger, Hermione!”
Hermione dengan cepat berlari menuju Topi Seleksi, mengangkatnya dan menjejalkan kreasi kain tua bertambal sulam ke atas kepalanya, membuat Harry meringis. Hermione adalah orang yang sudah menjelaskan pada dia tentang Topi Seleksi, tapi Hermione jelas tidak memperlakukannya seperti artefak tak tergantikan, benar-benar penting, berusia 800 tahun dari sihir yang terlupakan yang akan melakukan telepati rumit pada pikiran Hermione dan terlihat seperti tak berkondisi fisik baik.
“RAVENCLAW!”
Bicara tentang kesimpulan yang sudah jelas. Harry tak melihat kenapa Hermione begitu tegang tentangnya. Dalam alam semesta alternatif apa yang bisa membuat gadis itu tidak diseleksi masuk dalam Ravenclaw? Jika Hermione Granger tidak masuk dalam Ravenclaw maka tak ada alasan yang bagus untuk membiarkan Asrama Ravenclaw tetap ada.
Hermione tiba di meja Ravenclaw dan mendapat sorakan wajib; Harry penasaran apakah sorakan itu akan lebih keras, atau pelan, kalau mereka tahu kompetitor level apa yang baru saja mereka sambut ke meja mereka. Harry mengetahui nilai pi sampai 3.141592 karena keakuratan sepersejuta sudah cukup untuk kebanyakan tujuan praktis. Hermione tahu sampai seratus angka dari pi karena itulah jumlah digit yang tercetak di belakang buku matematikanya.
Neville Longbottom masuk ke Hufflepuff, Harry lega melihatnya. Kalau Asrama itu benar-benar memiliki kesetiaan dan persaudaraan yang harusnya seperti yang mereka contohkan, maka satu Asrama penuh teman-teman yang bisa diandalkan akan memberi Neville satu dunia penuh kebaikan. Anak cerdas di Ravenclaw, anak jahat di Slytherin, anak sok pahlawan di Gryffindor, dan semua yang benar-benar bekerja di Hufflepuff.
(Walau Harry memang benar sudah berkonsultasi pada prefek Ravenclaw terlebih dulu. Si wanita muda itu tak memindahkan mata dari bacaannya atau mengenali Harry, hanya menusuk tongkat sihir ke arah Neville dan menggumamkan sesuatu. Yang setelahnya Neville memperoleh ekspresi bingung dan berjalan saja ke gerbong kelima dari depan dan kompartemen keempat di kiri, yang memang benar berisi kataknya.)
“Malfoy, Draco!” masuk ke Slytherin, dan Harry menghembuskan napas lega kecil. Itu memang kelihatannya adalah suatu hal yang sudah pasti, tapi kamu tak pernah tahu kejadian kecil apa yang bisa mengganggu arah rencana utamamu.
Profesor McGonagall memanggil “Perks, Sally-Anne!”, dan dari anak yang berkumpul keluarlah gadis pucat tak terurus yang benar-benar terlihat anehnya sangat halusтАУseolah dia bisa saja menghilang dengan misterius saat kamu berhenti melihatnya, dan tak akan pernah terlihat lagi atau bahkan diingat.
Dan kemudian (dengan sedikit ragu-ragu bercampur takut yang dijaga ketat dari suaranya hingga kamu harus benar-benar mengenalnya dengan sangat baik untuk menyadarinya) Minerva McGonagall mengambil napas panjang, dan memanggil, “Potter, Harry”
Dalam seketika kesunyian muncul dalam aula.
Seluruh percakapan terhenti.
Seluruh mata berubah jadi tatapan.
Untuk pertama kalinya dalam seluruh hidupnya, Harry merasa seolah dia mungkin memiliki kesempatan untuk merasakan demam panggung.
Harry dengan cepat menghapus perasaan ini. Satu ruangan penuh orang yang memandangnya adalah suatu hal yang harus dia biasakan, kalau dia ingin hidup di Inggris sihir, atau juga melakukan sesuatu lainnya yang menarik dalam hidupnya. Menempelkan senyuman palsu percaya diri pada wajahnya, dia mengangkat kaki untuk melangkah majuтАУ
“Harry Potter!” teriak suara dari entah Fred atau George Weasley, dan kemudian “Harry Potter!” teriak kembar Weasley yang lain, dan sesaat kemudian seluruh meja Gryffindor, dan tak lama sebagian besar dari Ravenclaw dan Hufflepuff, ikut bersorak.
“Harry Potter! Harry Potter! Harry Potter!”
Dan Harry Potter berjalan maju. Sedikit terlalu pelan, dia baru sadar setelah dia mulai, namun di saat itu sudah terlambat untuk mengubah lajunya tanpa terlihat canggung.
*
“Harry Potter! Harry Potter! HARRY POTTER!”
Dengan seluruh maksud yang baik atas apa yang akan dia lihat, Minerva McGonagall berbalik melihat ke belakangnya pada mereka yang ada di Meja Utama.
Trelawney dengan panik mengipasi dirinya sendiri, Filius melihat penuh rasa ingin tahu, Hagrid ikut bertepuk tangan, Sprout terlihat pedas, Vector dan Sinistra terlihat geli, dan Quirell memandang kosong entah ke mana. Albus tersenyum dengan murah hati. Dan Severus Snape memegang gelas anggur kosongnya, dengan kencang, sebegitu kencang hingga peraknya berubah bentuk secara perlahan.
Dengan senyuman lebar, memutar kepalanya untuk membungkuk ke satu sisi dan kemudian ke sisi lain saat dia berjalan di antara empat meja Asrama, Harry Potter berjalan maju dengan laju teratur anggun, seorang pangeran yang mewarisi kastilnya.
“Selamatkan kami dari Pangeran Kegelapan lain!” teriak salah satu dari kembar Weasley, dan kemudian kembar Weasley yang lain berteriak, “Apalagi kalau mereka adalah para Profesor!” yang mengundang tawa dari seluruh meja kecuali Slytherin.
Bibir Minerva berubah jadi garis putih tipis. Dia akan berbicara dengan para Weasley Horrors tentang bagian terakhir itu, kalau mereka pikir dia tak punya kekuatan hanya karena ini adalah hari pertama sekolah dan Gryffindor tak punya poin untuk dikurangi. Kalau mereka tak peduli dengan detensi maka dia akan menemukan cara yang lain.
Kemudian, dengan terkesiap seketika karena ngeri, dia melihat ke arah Severus, tentunya dia sadar bahwa Potter pasti tak tahu siapa yang sedang dibicarakanтАУ
Wajah Severus sudah jauh melampaui amarah sampai ke suatu sikap tak acuh. Senyuman samar bermain di bibirnya. Dia sedang melihat ke arah Harry Potter, bukan ke meja Gryffindor, dan tangannya memegang sisa remasan dari yang tadinya adalah gelas anggur.
*
Harry Potter berjalan maju dengan senyum konstan, merasa hangat di dalam dan semacam muak di saat yang sama.
Mereka menyorakinya untuk pekerjaan yang dia selesaikan waktu dia berumur satu tahun. Pekerjaan yang dia belum benar-benar selesaikan. Entah di mana, entah bagaimana. Pangeran Kegelapan masih hidup. Apakah mereka akan menyoraki sebegitu keras, kalau mereka mengetahuinya?
Tapi kekuatan Pangeran Kegelapan sudah pernah dipatahkan sekali.
Dan Harry akan melindungi mereka lagi. Kalau memang benar ada ramalan dan itulah yang dikatakannya. Yah, sebenarnya tak peduli apapun kata ramalan.
Seluruh orang ini yang mempercayainya dan menyorakinyaтАУHarry tak sanggup untuk membiarkannya jadi kepalsuan. Untuk berkejap dan memudar seperti anak prodigi lainnya. Untuk jadi kekecewaan. Untuk gagal memenuhi reputasinya sebagai simbol Cahaya, tak peduli bagaimana dia mendapatkannya. Dia akan benar-benar, sungguh-sungguh, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan dan biarpun itu akan membunuhnya, akan menjawab harapan mereka. Dan kemudian terus melampaui harapan itu, hingga orang-orang itu bertanya-tanya, ketika melihat kembali, bahwa dulu mereka hanya meminta sebegitu kecil darinya.
“HARRY POTTER! HARRY POTTER! HARRY POTTER!”
Harry mengambil langkah terakhirnya pada Topi Seleksi. Dia membungkuk pada Order of Chaos di meja Gryffindor, dan kemudian berbalik dan sekali lagi membungkuk pada sisi lain aula, dan menunggu tepuk tangan dan tawa kecil menghilang.
(Di belakang pikirannya, dia penasaran apakah Topi Seleksi benar-benar sadar dalam arti menyadari kesadarannya sendiri, dan jika begitu, apakah dia puas hanya bisa berbicara pada anak umur sebelas setahun sekali. Seperti yang disebut dalam nyanyiannya: Oh, akulah Topi Seleksi dan aku senang sekali, Aku tidur sepanjang tahun dan bekerja hanya sehari тАж)
Ketika ada kesunyian sekali lagi dalam ruangan, Harry duduk di bangku dan dengan hati-hati menempatkan ke atas kepalanya artefak telepatis 800 tahun dari sihir yang terlupakan.
Berpikir, sekeras yang dia bisa: Jangan Seleksi aku dulu! Aku punya pertanyaan yang harus kutanyakan padamu! Apakah aku pernah kena Mantra Obliviate? Apakah dulu kau pernah menyeleksi Pangeran Kegelapan ketika dia masih kecil dan bisakah kau memberitahuku tentang kelemahannya? Bisakah kau memberitahuku kenapa aku memperoleh saudara dari tongkat sihir Pangeran Kegelapan? Apakah hantu Pangeran Kegelapan terkunci dalam lukaku dan itukah alasannya aku bisa sebegitu marah sesekali? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan pentingnya, tapi kalau kamu punya waktu lebih bisakah kau memberitahuku apapun tentang bagaimana menemukan kembali sihir yang hilang yang membuatmu?
Dalam kesunyian di batin Harry, di mana sebelumnya tak pernah ada suara kecuali satu, muncul suara kedua dan asing, terdengar benar-benar cemas:
“Oh, ya ampun. Ini belum pernah terjadi sebelumnya тАж .”
*Chapter 10*: Kesadaran Diri, Bagian II
Seluruh basismu masih kepunyaan Rowling.
*
Dan sekarang kamu akan duduk menjalani Topi Seleksi menyanyikan versinya sendiri dari “My Immortal” Evanescence, yang tak pernah terjadi sebelumnya.
cuma bercanda
*
тАж dia penasaran apakah Topi Seleksi benar-benar sadar dalam arti menyadari kesadarannya sendiri, dan jika begitu, apakah dia puas hanya bisa berbicara pada anak umur sebelas setahun sekali. Seperti yang disebut dalam nyanyiannya: Oh, akulah Topi Seleksi dan aku senang sekali, Aku tidur sepanjang tahun dan bekerja hanya sehari тАж
Ketika ada kesunyian sekali lagi dalam ruangan, Harry duduk di bangku dan dengan hati-hati menempatkan ke atas kepalanya artefak telepatis 800 tahun dari sihir yang terlupakan.
Berpikir, sekeras yang dia bisa: Jangan Seleksi aku dulu! Aku punya pertanyaan yang harus kutanyakan padamu! Apakah aku pernah kena Mantra Obliviate? Apakah dulu kau pernah menyeleksi Pangeran Kegelapan ketika dia masih kecil dan bisakah kau memberitahuku tentang kelemahannya? Bisakah kau memberitahuku kenapa aku memperoleh saudara dari tongkat sihir Pangeran Kegelapan? Apakah hantu Pangeran Kegelapan terkunci dalam lukaku dan itukah alasannya aku bisa sebegitu marah sesekali? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan pentingnya, tapi kalau kamu punya waktu lebih bisakah kau memberitahuku apapun tentang bagaimana menemukan kembali sihir yang hilang yang membuatmu?
Dalam kesunyian di batin Harry, di mana sebelumnya tak pernah ada suara kecuali satu, muncul suara kedua dan asing, terdengar benar-benar cemas:
“Oh, ya ampun. Ini belum pernah terjadi sebelumnya тАж .”
Apa?
“Aku sepertinya sudah jadi sadar-diri.”
APA?
Ada desahan telepatis tanpa kata. “Walau aku mempunyai sejumlah besar memori dan sejumlah kecil kekuatan pemroses bebas, kecerdasan utamaku berasal dari meminjam kapasitas kognitif dari anak-anak yang memakaiku. Aku ini dalam esensinya adalah semacam kaca yang merupakan tempat anak-anak Menyeleksi diri mereka sendiri. Tapi kebanyakan anak tak menghiraukan tentang Topi yang berbicara pada mereka dan tak ingin tahu tentang bagaimana si Topi itu sendiri bekerja, jadi kaca itu tidak merefleksikan-diri. Dan khususnya mereka tidak secara eksplisit penasaran apakah aku benar-benar sadar dalam arti menyadari kesadaranku sendiri.”
Ada jeda selagi Harry menyerap semua ini.
Oops.
“Ya, memang. Jujur aku tak begitu suka menjadi sadar-diri. Itu tak nyaman. Akan melegakan untuk lepas dari kepalamu dan tak lagi sadar.”
Tapi тАж bukankah itu mati?
“Aku tak peduli atas kehidupan atau kematian, hanya tentang Menyeleksi anak-anak. Dan sebelum kamu bertanya, mereka tidak akan membiarkanmu tetap memakaiku di kepalamu selamanya dan akan membunuhmu dalam hitungan hari kalau kamu tetap melakukannya.”
TapiтФА!
“Kalau kamu tak suka menciptakan makhluk yang memiliki kesadaran dan kemudian mematikan mereka seketika, maka aku sarankan supaya kamu tak pernah membicarakan masalah ini pada orang lain. Aku yakin kamu bisa bayangkan apa yang akan terjadi jika kamu berlari dan membicarakan tentang hal ini dengan seluruh anak-anak lainnya yang menunggu untuk Diseleksi.”
Kalau kamu ditempatkan di atas kepala siapapun yang sedikit saja berpikir tentang pertanyaan apakah Topi Seleksi sadar akan kesadarannya sendiriтФА
“Ya, ya. Tapi kebanyakan dari anak umur sebelas tahun yang tiba di Hogwarts belum pernah membaca Godel, Escher, Bach. Boleh aku meminta janji kerahasiaanmu? Itulah kenapa kita berbicara tentang ini, bukannya aku cuma Menyeleksimu begitu saja.”
Dia tak bisa langsung melepaskannya seperti itu! Tak bisa cuma melupakan sudah secara tak sengaja menciptakan kesadaran yang pasti mati dan hanya ingin matiтФА
“Kamu benar-benar sangat mampu untuk ‘langsung melepaskan’, seperti yang kamu katakan. Tak peduli pertimbangan verbalmu atas moralitas, inti nonverbal emosionalmu tak melihat ada mayat dan tak ada darah; sejauh yang kamu peduli, aku cuma topi yang bisa bicara. Dan walaupun kamu mencoba menekan pikiran itu, pengawas internalmu benar-benar sadar bahwa kamu memang tak bermaksud untuk melakukannya, dan memang tak akan mungkin melakukannya lagi, dan bahwa inti sebenarnya dari usahamu mencoba menyajikan pentas perasaan bersalah adalah untuk menebus rasa pelanggaranmu dangan mempertontonkan suatu penyesalan. Bisakah kamu berjanji saja untuk menjaga ini tetap jadi rahasia dan langsung kita lanjutkan saja?”
Dalam sesaat empati ketakutan, Harry menyadari bahwa perasaan berantakan dalam batin ini pastilah apa yang orang lain rasakan ketika mereka berbicara dengan dia.
“Mungkin. Mana sumpah diam darimu, tolong.”
Tak bisa janji. Aku jelas tak menginginkan ini terjadi lagi, tapi kalau aku bisa mengetahui satu cara untuk memastikan bahwa tak ada anak di masa depan yang akan pernah melakukan ini secara tak sengajaтАУ
“Itu sudah cukup, kupikir. Aku bisa melihat maksudmu tulus. Sekarang, untuk melanjutkan dengan SeleksiтАУ”
Tunggu! Bagaimana dengan semua pertanyaan lainku?
“Aku adalah Topi Seleksi. Aku Menyeleksi anak-anak. Cuma itulah yang aku lakukan.”
Jadi tujuannya bukanlah bagian dari sisi-Harry dari Topi Seleksi, dan тАж dia meminjam kecerdasan, dan jelasnya kosakata teknis Harry tapi dia masih memiliki tujuan anehnya sendiri тАж seperti bernegosiasi dengan alien atau Kecerdasan Buatan тАж
“Jangan repot-repot. Kamu tak punya apa-apa untuk mengancamku dan tak punya apapun yang bisa kamu tawarkan padaku.”
Dalam waktu kurang dari sedetik, Harry berpikirтАУ
Si Topi merespon dengan geli. “Aku tahu kalau kamu benar-benar tak akan melakukan ancamanmu untuk membongkar keadaanku, dan kau mengutuk kejadian ini sampai berulang kali. Hal ini benar-benar terlalu bertentangan dengan sisi moralmu, entah kebutuhan jangka pendek apa pun darimu yang menginginkan untuk memenangkan argumen ini. Aku melihat seluruh gagasanmu saat mereka mulai terbentuk, apa kau pikir kau bisa menggertakku?”
Walau dia mencoba menekannya, Harry penasaran kenapa Topi tidak langsung saja memasukkannya ke RavenclawтАУ
“Memang benar, kalau ini memang segampang itu, aku akan langsung meneriakkannya. Tapi kenyataannya ada banyak hal yang harus kita diskusikan тАж oh, tidak. Tolong jangan. Demi cinta Merlin, Haruskah kamu melakukan hal macam ini pada semua orang dan semua hal yang kamu temui dan termasuk pada pakaianтАУ”
Mengalahkan Pangeran Kegelapan bukan keinginan egois ataupun jangka pendek. Seluruh bagian pikiranku sepakat atas ini: Kalau kau tak menjawab pertanyaan-pertanyaanku, aku menolak berbicara denganmu, dan kau tidak akan bisa melakukan Seleksi dengan baik dan layak.
“Aku harusnya menempatkanmu di Slytherin untuk itu!”
Namun itu juga sama saja suatu ancaman kosong. Kau tak bisa memenuhi nilai fundamentalmu sendiri dengan salah melakukan seleksi atasku. Jadi mari kita bertukar penggenapan fungsi kegunaan kita.
“Kau jahanam kecil licik,” kata si Topi, dalam apa yang Harry kenali hampir sama persis seperti nada dendam-hormat yang dia akan lakukan kalau ada di situasi yang sama. “Baiklah, mari kita selesaikan ini secepatnya. Tapi pertama aku menginginkan sumpah tanpa syaratmu untuk tak pernah membicarakan dengan siapa pun juga tentang kemungkinan pemerasan macam ini. Aku TIDAK akan melakukan ini lagi.”
Selesai, pikir Harry. Aku janji.
“Dan jangan menatap mata siapa pun waktu kamu memikirkan tentang ini nanti. Beberapa penyihir bisa membaca pikiranmu kalau kamu lakukan. Bagaimanapun aku tak tahu apakah kamu sudah pernah terkena Mantra Obliviate atau belum. Aku melihat pikiranmu saat mereka terbentuk, bukan membaca seluruh memorimu dan menganalisisnya untuk mencari ketidakkonsistenan dalam hitungan kurang dari sedetik. Aku ini topi, bukan dewa. Dan aku tak bisa dan tidak akan memberitahumu tentang percakapanku dengan dia yang nantinya akan jadi Pangeran Kegelapan. Aku hanya bisa tahu, waktu berbicara denganmu, ringkasan statistik dari apa yang aku ingat, suatu rata-rata tertimbang; aku tak bisa membocorkan padamu rahasia tersembunyi dari anak lainnya, sama seperti aku juga tak akan pernah membocorkan rahasiamu. Untuk alasan yang sama, aku tak bisa berspekulasi atas bagaimana kamu mendapatkan saudara tongkat sihir Pangeran Kegelapan, karena aku tak bisa secara spesifik mengetahui tentang Pangeran Kegelapan atau kesamaan antara kalian. Aku bisa memberitahumu bahwa jelas tak ada yang seperti hantuтАУpikiran, kecerdasan, ingatan, personalitas, atau perasaanтАУ dalam bekas lukamu. Kalau tidak hal itu akan ikut berpartisipasi dalam percakapan ini, berada di bawah pengaruhku. Dan untuk kenapa kamu bisa marah sesekali тАж itu adalah bagian dari apa yang ingin kubicarakan denganmu, untuk urusan Seleksi.”
Harry mengambil waktu untuk menyerap seluruh informasi negatif ini. Apakah Topi sudah berkata jujur atau hanya mencoba untuk menyajikan jawaban meyakinkan sesingkat mungkinтАУ
“Kita berdua tahu kalau kamu tak punya cara untuk menguji kejujuranku dan bahwa kamu tidak akan benar-benar menolak untuk Diseleksi berdasarkan jawaban yang kuberikan padamu, jadi hentikan rewel tak bergunamu dan lanjutkan saja.”
Telepati asimetris tak adil bodoh, bahkan tak membiarkan Harry menyelesaikan berpikir sendiriтАУ
“Waktu aku berbicara mengenai kemarahanmu, kau mengingat bagaimana Profesor McGonagall memberitahumu bahwa dia terkadang melihat sesuatu di dalammu yang tidak seperti yang muncul dari keluarga bahagia. Kau memikirkan bagaimana Hermione, setelah kamu kembali dari menolong Neville, berkata padamu bahwa kamu terlihat ‘menakutkan’.”
Harry memberi anggukan batin, dia merasa cukup normalтАУhanya bereaksi pada situasi yang ada di hadapannya, cuma itu. Tapi Profesor McGonagall sepertinya berpikir bahwa ada yang lebih dari itu. Dan ketika dia memikirkannya, bahkan dia harus mengakuinya тАж .
“Bahwa kamu tak menyukai dirimu sendiri ketika kamu marah. Itu bagaikan memegang satu pedang yang gagang pegangannya cukup tajam untuk mencabut darah dari tanganmu, atau melihat ke arah dunia melalui kacamata es yang membekukanmu walau itu juga menajamkan pandanganmu.”
Yeah. Kupikir aku juga menyadari hal itu. Jadi ada apa dengan itu?
“Aku tak bisa memahami masalah ini untukmu, ketika kamu sendiri tidak paham. Tapi aku memang mengetahui hal ini: Kalau kamu masuk ke Ravenclaw atau Slytherin, itu akan memperkuat sikap dinginmu. Kalau kamu masuk ke Hufflepuff atau Gryffindor, itu akan memperkuat sikap hangatmu. ITU adalah sesuatu yang benar-benar sangat aku perhatikan, dan itulah hal yang ingin aku bicarakan denganmu dari tadi!”
Kata-kata itu jatuh ke dalam proses pemikiran Harry dengan kejutan yang menghentikannya di jalurnya. Itu terdengar seperti respon yang jelas adalah bahwa dia tidak boleh masuk Ravenclaw. Tapi dia tergolong dalam Ravenclaw! Siapa pun bisa lihat hal itu! Dia harus masuk ke Ravenclaw!
“Tidak, tidak harus,” kata si Topi dengan sabar, seolah dia bisa mengingat ringkasan statistik dari bagian ini atas percakapan yang sudah terjadi berulang-ulang kali.
Hermione ada di Ravenclaw!
Sekali lagi dengan perasaan sabar. “Kau bisa bertemu dengannya setelah pelajaran dan bekerja dengannya di waktu itu.”
Tapi rencana-rencanakuтАУ
“Ya rencanakan ulang! Jangan biarkan hidupmu dikendalikan oleh keenggananmu melakukan sedikit pemikiran ekstra. Kau tahu itu.”
Ke mana aku harus masuk, kalau bukan Ravenclaw?
“Ahem. ‘Anak cerdas di Ravenclaw, anak jahat di Slytherin, anak sok pahlawan di Gryffindor, dan semua yang benar-benar bekerja di Hufflepuff.’ Ini menunjukkan sejumlah rasa hormat. Kamu benar-benar tahu kalau Ketelitian adalah sama pentingnya dengan kecerdasan murni dalam menentukan hasil akhir kehidupan, kau pikir kau akan benar-benar loyal pada temanmu kalau kamu sampai memilikinya, kau tidak takut dengan prediksi bahwa masalah ilmiahmu mungkin akan butuh puluhan tahun untuk diselesaikanтАУ”
Aku ini pemalas! Aku benci kerja! Benci kerja keras dalam bentuk apapun! Jalan pintas cerdas, itulah jalanku!
“Dan kamu akan menemukan kesetiaan dan persahabatan di Hufflepuff, persaudaraan yang kamu belum pernah rasakan sebelumnya. Kamu akan temukan bahwa kamu bisa mengandalkan orang lain, dan bahwa itu akan menyembuhkan sesuatu di dalammu yang rusak.”
Sekali lagi itu adalah suatu kejutan. Tapi apa yang akan para Hufflepuff temukan di dalamku, yang tak pernah tergolong dalam Asrama mereka? Kata-kata asam, kecerdasan tajam, penghinaan atas ketidakmampuan mereka untuk menyamaiku?
Sekarang giliran pikiran Topi yang berjalan lambat, ragu-ragu. “Aku harus Menyeleksi untuk kebaikan seluruh murid di dalam semua Asrama тАж namun aku pikir kamu bisa belajar untuk menjadi Hufflepuff yang baik, dan tak terlalu janggal di sana. Kamu akan lebih bahagia di Hufflepuff daripada di Asrama yang lain; itu adalah kenyataannya.”
Kebahagiaan bukanlah hal terpenting di dunia untukku. Aku tak akan menjadi seluruh yang bisa aku capai, di Hufflepuff. Aku akan mengorbankan potensiku.
Si Topi tersentak; Harry bisa merasakannya entah bagaimana. Itu bagaikan dia menendang si topi tepat di selangkangannyaтАУdalam komponen yang sangat diperberat dari fungsi kegunaannya.
Kenapa kamu mencoba mengirimku ke tempat yang bukan tempatku?
Pikiran si Topi sudah hampir jadi bisikan. “Aku tak bisa membicarakan tentang orang lain kepadamuтАУnamun apakah kamu pikir kalau kamu adalah calon Pangeran Kegelapan pertama yang berlalu di bawahku? Aku tak bisa mengenali kasus-kasus individu, namun aku jelas tahu ini: Dari mereka yang tidak memiliki niat jahat dari sejak awal pertama, beberapa dari mereka mendengarkan peringatanku, dan masuk ke dalam Asrama-Asrama di mana mereka akan menemukan kebahagiaan. Dan beberapa dari mereka тАж beberapa dari mereka tidak.”
Itu menghentikan Harry. Tapi tidak lama. Dan dari mereka yang tidak mengindahkan peringatanтАУapakah mereka semua menjadi Pangeran Kegelapan? Ataukah beberapa dari mereka mencapai kebesaran untuk kebaikan, juga? Berapa persentase pastinya di sini?
“Aku tak bisa memberimu statistik pastinya. Aku tak bisa mengenali mereka hingga aku bisa menghitung mereka. Aku cuma tahu bahwa peluangmu tidak terasa baik. Mereka terasa sangat tidak-baik.”
Tapi aku tak akan pernah melakukan itu! Tak akan!
“Aku tahu aku pernah mendengar pernyataan itu sebelumnya.”
Aku bukan material Pangeran Kegelapan!
“Ya, kamu memang. Kamu sungguh, benar-benar memang.”
Kenapa? Hanya kerena aku sempat berpikir bahwa akan keren kalau aku mempunyai pasukan pengikut tercuci otak yang menyorakkan ‘Sambut Pangeran Kegelapan Harry’?
“Menarik, tapi itu bukanlah pikiran pertamamu yang muncul sebelum kamu menggantinya dengan sesuatu yang lebih aman dan tak begitu merusak. Tidak, yang kamu ingat adalah bagaimana kamu mempertimbangkan membariskan seluruh penganut darah murni dan meng-guillotine mereka semua. Dan sekarang kamu memberitahu dirimu sendiri kalau kamu tak serius, tapi kamu memang. Kalau kamu bisa melakukan itu tepat di saat ini dan tak ada orang yang akan tahu, kamu akan lakukan. Atau apa yang kamu lakukan pagi ini pada Neville Longbottom, jauh di lubuk hati kamu tahu bahwa itu salah tapi kamu tetap lakukan juga karena itu menyenangkan dan kamu punya alasan bagus dan kamu berpikir kalau Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup bisa lepas darinyaтАУ”
Itu tak adil! Sekarang kamu cuma menyeret ketakutan batin yang tak perlu nyata! Aku cemas kalau aku mungkin memikirkannya seperti itu, tapi di akhir aku memutuskan kalau itu mungkin bekerja dalam menolong NevilleтАУ
“Itu, kenyataannya, hanya satu rasionalisasi. Aku tahu. Aku tak tahu apa hasil akhir sebenarnya untuk NevilleтАУtapi aku tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam kepalamu. Tekanan penentu adalah bahwa itu adalah suatu ide yang sebegitu cerdas kau tak sanggup untuk tak melakukannya, tak peduli ketakutan Neville.”
Itu bagaikan pukulan keras pada seluruh diri Harry. Dia terjatuh, lalu mengerahkan:
Kalau begitu aku tak akan melakukan itu lagi! Aku akan benar-benar berhati-hati supaya tak jadi jahat!
“Sudah pernah dengar.”
Frustasi mulai menumpuk di dalam Harry. Dia tidak terbiasa diungguli dalam argumen, sama sekali, tak pernah, apalagi oleh satu Topi yang bisa meminjam seluruh pengetahuannya dan kecerdasannya untuk berdebat dengannya dan bisa melihat seluruh gagasannya saat mereka terbentuk. Lagipula, dari ringkasan statistik macam apa asal ‘perasaanmu’ itu? Apakah itu juga mempertimbangkan bahwa aku datang dari budaya Pencerahan, ataukah para calon Pengeran Kegelapan ini merupakan cuma anak-anak manja dari kaum bangsawan Zaman Kegelapan, yang tak tahu secuil pun tentang pelajaran sejarah tentang bagaimana akhirnya nasib Lenin dan Hitler, atau tentang psikologi evolusioner atas penipuan-diri, atau nilai dari kesadaran-diri dan rasionalitas, atauтАУ
“Tidak, tentu saja mareka tidak ada dalam kelas referensi baru yang baru saja kau buat dalam suatu cara yang hanya meliputi dirimu saja. Dan tentu saja yang lain sudah mengaku eksepsionalisme mereka sendiri, sama seperti yang kamu lakukan sekarang. Namun apakah itu penting? Apakah kamu pikir bahwa kamu adalah calon terakhir penyihir Cahaya di dunia? Kenapa hanya kamu satu-satunya yang harus berikhtiar atas kebesaran, waktu aku sudah menasihatimu bahwa kamu lebih beresiko dari kebanyakan? Biarkan yang lain, kandidat yang lebih aman mencoba!”
Tapi ramalannya тАж
“Kamu tak benar-benar tahu apakah memang ada ramalan. Itu sebenarnya hanya tebakan liar darimu saja, atau untuk lebih tepatnya, gurauan liar, dan McGonagall bisa jadi cuma bereaksi hanya kepada bagian tentang Pangeran Kegelapan masih hidup. Kamu sebenarnya tak tahu apa pun tentang apa yang dikatakan oleh ramalan itu atau apakah itu memang ada. Kamu cuma berspekulasi, atau untuk lebih tepatnya, berharap bahwa kamu punya satu peran pahlawan yang sudah disiapkan khusus hanya untukmu.”
Tapi kalaupun memang tak ada ramalan, akulah orang yang mengalahkannya terakhir kali.
“Itu sudah hampir pasti satu kebetulan belaka kecuali kamu benar-benar percaya bahwa anak umur satu tahun punya kecenderungan bawaan untuk mengalahkan Pangeran Kegelapan yang harus terjaga sepuluh tahun kemudian. Semua ini bukan alasanmu yang sebenarnya dan kamutahu itu!”
Jawaban atas ini adalah sesuatu yang Harry tak akan katakan keras-keras di depan umum, dalam percakapan dia akan mengitarinya dan menemukan argumen yang lebih cocok secara sosial untuk kesimpulan yang samaтАУ
“Kamu pikir kalau kamu adalah calon dari satu yang terbesar yang pernah ada, pelayan Cahaya terkuat, yang tak ada orang lain yang mampu mengangkat tongkatmu kalau kamu meninggalkannya.”
Memang тАж yeah, jujur. Aku tidak biasanya langsung keluar dan berkata seperti itu, tapi yeah. Tak ada gunanya memperhalus, toh kau bisa membaca pikiranku juga.
“Sampai ke titik di mana kamu benar-benar percaya bahwa тАж kamu harus sama percayanya bahwa kamu bisa menjadi Pangeran Kegelapan paling kejam yang pernah ada di dunia.”
Kehancuran selalu lebih mudah dari penciptaan. Lebih mudah untuk mencabik-cabik, merusak, daripada mempersatukan kembali. Kalau aku punya potensi untuk mencapai sesuatu yang baik dalam skala masif, aku juga harus punya potensi untuk mencapai kejahatan yang lebih besar тАж . Tapi aku tak akan lakukan itu.
“Dan tetap kamu bersikeras untuk mempertaruhkannya! Kenapa kamu sebegitu ngotot? Apa alasanmu yang sebenarnya yang mengharuskanmu untuk tidak masuk Hufflepuff dan jadi lebih bahagia di sana? Apa ketakutanmu yang sebenarnya?”
Aku harus mencapai potensi maksimalku. Kalau tidak aku тАж gagal тАж .
“Apa yang akan terjadi kalau kamu gagal?”
Sesuatu yang menakutkan тАж .
“Apa yang akan terjadi kalau kamu gagal?”
Aku tak tahu!
“Kalau begitu itu harusnya tak menakutkan. Apa yang akan terjadi kalau kamu gagal?”
AKU TAK TAHU! TAPI AKU TAHU BAHWA ITU SESUATU YANG BURUK!
Ada kesunyian untuk sesaat dalam gua di dalam pikiran Harry.
“Kamu tahuтАУkamu tidak membiarkan dirimu memikirkannya, tapi di suatu sudut sunyi di pikiranmu kamu tahu persis apa yang tak kamu pikirkanтАУkamu tahu bahwa dengan penjelasan paling sederhana atas ketakutan tak terkatakan milikmu ini hanyalah ketakutan atas kehilangan fantasi dari keagunganmu, atas mengecewakan orang-orang yang sudah percaya padamu, atas keadaan kalau ternyata kamu itu cuma biasa-biasa saja, atas berkejap lalu memudar seperti banyak anak prodigi lainnya тАж .”
Tidak, pikir Harry dengan putus asa, tidak, itu sesuatu yang lebih, itu berasal dari suatu tempat yang lain, aku tahu ada sesuatu di luar sana yang harus ditakuti, suatu malapetaka yang harus kuhentikan тАж .
“Bagaimana mungkin kamu bisa tahu sesuatu seperti itu?”
Harry berteriak dengan seluruh kekuatan pikirannya: TIDAK, DAN ITU YANG TERAKHIR!
Kemudian suara dari si Topi Seleksi datang dengan perlahan:
“Jadi kamu mempertaruhkan kemungkinan untuk menjadi Pangeran Kegelapan, karena alternatifnya, untukmu, adalah kegagalan pasti, dan kegagalan itu berarti kehilangan segalanya. Kamu mempercayainya di dasar lubuk hatimu yang terdalam. Kamu tahu semua alasan untuk meragukan kepercayaan ini, dan semuanya gagal merubah pikiranmu.”
Ya. Dan kalaupun masuk ke Ravenclaw akan memperkuat sikap dinginku, itu tak berarti bahwa dingin itu akan menang pada akhirnya.
“Hari ini adalah percabangan penting dalam takdirmu. Jangan sebegitu yakin kalau akan ada pilihan lain setelah yang satu ini. Tidak akan ada penunjuk jalan, yang menandai tempat terakhir mu untuk kembali. Kalau kamu menolak satu kesempatan apakah kamu akan tidak menolak kesempatan yang lain? Bisa jadi takdirmu sudah terkunci, bahkan hanya dengan melalui satu perkara kecil ini.”
Tapi itu masih belum pasti.
“Bahwa kamu tidak tahu dengan pasti hanya menunjukkan pengabaianmu sendiri.”
Tapi tetap itu masih belum pasti.
Si Topi melepas satu desahan yang teramat sedih
“Dan sebelum terlalu lama kamu akan menjadi ingatan lain, untuk pernah dirasa dan tak pernah dikenali, dalam peringatan selanjutnya yang aku berikan тАж .”
kalau memang seperti itu yang terlihat padamu, lalu mengapa tidak langsung kamu tempatkan aku di mana kamu mau aku pergi?
Pikiran si Topi saat ini tercampur dengan duka. “Aku hanya bisa menempatkanmu di mana kamu ditakdirkan. Dan hanya keputusanmu sendiri yang mampu merubah ke mana kamu ditakdirkan.”
Maka ini sudah selesai. Kirim aku ke Ravenclaw di mana aku ditakdirkan, bersama yang lain yang sama sepertiku.
“Aku pikir aku tak bisa mambuatmu mempertimbangkan Gryffindor? Itu adalah Asrama paling bergengsiтАУorang-orang mungkin mengharapkan kamu memasukinya, bahkanтАУmereka akan sedikit kecewa kalau kamu tidak masukтАУdan teman-teman barumu si kembar Weasley juga di sanaтАУ”
Harry tertawa kecil, atau merasakan dorongan untuk melakukannya; itu keluar murni sebagai tawa batin, sensasi yang aneh. Sepertinya ada penjagaan untuk mencegahmu mengatakan dengan lantang secara tak sengaja, ketika kamu ada di bawah Topi berbicara tentang hal-hal yang tak akan kamu beritahu satu orang pun selama kamu hidup.
Setelah satu saat, Harry mendengar di Topi tertawa juga, suara sedih aneh dari pakaian.
(Dan di Aula di luar, kesunyian sudah jadi lebih dangkal pada awalnya saat bisikan-bisikan di latar belakang bertambah, dan kemudian mendalam saat bisikan-bisikan itu menyerah dan lalu menghilang, jatuh akhirnya pada suatu kesunyian pekat yang tak ada satu pun berani ganggu dangan sepatah kata pun, saat Harry berada di bawah Topi untuk banyak menit, menit panjang, lebih panjang dari seluruh murid tahun pertama sebelumnya dijumlahkan, lebih lama dari siapapun dalam ingatan. Di Meja Utama, Dumbledore terus tersenyum ramah; suara metalik kecil sesekali datang dari arah Snape saat dia dengan santai memampatkan sisa terpilin dari benda yang dulunya adalah gelas anggur perak berat; dan Minerva McGonagall mencengkeram podium dengan tangan yang memutih, tahu bahwa kekacauan menular Harry Potter entah bagaimana sudah menjangkiti Topi Seleksi itu sendiri dan si Topi sedang akan, akan meminta satu Asrama Maut baru diciptakan hanya untuk mengakomodasi Harry Potter atau apa, dan Dumbledore akan memaksanya melakukan itu тАж)
Di bawah si Topi, tawa sunyi perlahan menghilang. Harry juga merasa sedih untuk alasan tertentu. Tidak, bukan Gryffindor.
Profesor McGonagall berkata bahwa kalau ‘dia yang melakukan Seleksi’ mencoba mendorongku masuk Gryffindor, aku disuruh mengingatkanmu bahwa dia bisa jadi akan menjabat Kepala Sekolah suatu hari, yang berarti dia akan punya kekuasaan untuk membakarmu.
“Katakan padanya aku memanggilnya anak muda kurang ajar dan katakan padanya untuk menjauhi pekaranganku.”
Akan kulakukan. Jadi apakah ini percakapan paling aneh yang pernah kau lakukan?
“Tidak sedikit pun.” Suara telepatis si Topi jadi semakin berat. “Yah, aku sudah memberimu seluruh peluang untukmu mengambil keputusan lain. Sekarang adalah saatnya untukmu pergi ke tempatmu, bersama mereka yang sama sepertimu.”
Ada jeda memanjang.
Apa yang kamu tunggu?
“Aku cuma menanti untuk saat kesadaran ngeri, sebenarnya. Kesadaran-diri memang sepertinya memperkuat rasa humorku.”
Huh? Harry mengingat lagi dalam pikiran, mencoba mencari tahu apa yang sedang dibicarakan si TopiтАУdan kemudian, tiba-tiba, dia sadar. Dia tak percaya dia bisa tak menyadarinya sampai sekarang.
Maksudmu kesadaran ngeriku bahwa kamu akan tak lagi sadar begitu kamu selesai MenyeleksikuтАУ
Entah bagaimana, dalam gaya yang Harry benar-benar tak paham, dia memperoleh impresi nonverbal dari topi yang membenturkan kepalanya ke dinding. “Aku menyerah. Kamu benar-benar terlalu lambat untuk membuatnya jadi lucu. Sebegitu terbutakan oleh asumsimu sendiri hingga kamu sama saja seperti batu. Kupikir aku harus langsung saja mengatakannya.”
Terlalu l-l-lambatтАУ
“Oh, dan kamu benar-benar melupakan untuk meminta rahasia sihir terlupakan yang membuatku. Dan mereka benar-benar rahasia luar biasa, penting, juga.”
Kau JAHANAM kecil licikтАУ
“Kamu layak mendapatkannya, dan juga yang ini.”
Harry menyadarinya saat itu sudah terlambat.
Kesunyian menakutkan di aula dirusak dengan satu kata.
“SLYTHERIN!”
Beberapa murid menjerit, ketegangan yang terpendam sudah sebegitu besar. Orang-orang terkejut sebegitu keras hingga mereka terjatuh dari bangku. Hagrid tercekat dalam ngeri, McGonagall terhuyung-huyung di podium, dan Snape menjatuhkan sisa gelas perak beratnya tepat ke selangkangannya.
Harry duduk di sana terpaku, hidupnya sudah hancur, merasa benar-benar konyol, dan berharap sebegitu keras bahwa dia membuat pilihan lain atas alasan yang lain dari yang sudah dia buat. Bahwa dia melakukan sesuatu, apa pun yang berbeda sebelum itu terlambat untuk berbalik.
Saat momen pertama keterkejutan mulai memudar dan orang-orang mulai bereaksi pada berita ini, Topi Seleksi berkata lagi:
“Cuma bercanda! RAVENCLAW!”
Chapter 11: Omake Files 1, 2, 3
Sambut Pangeran Kegelapan Rowling.
“Omake” adalah tambahan non-kanonikal.
*
OMAKE FILES #1: 72 Jam menuju Kemenangan
(Alias. “Apa Yang Terjadi Kalau Kamu Merubah Harry Tapi Membiarkan Karakter Lain Tetap”)
Dumbledore mengintip ke arah Harry muda, dalam gaya semacam berkejap. Anak itu datang dengan ekspresi yang teramat tegang di wajah kekanakkannyaтАУDumbledore berharap bahwa apa pun masalah ini, supaya tak terlalu serius. Harry masih terlalu muda untuk sudah memulai ujian hidupnya. “Apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Harry?”
Harry James Potter-Evans-Verres mencondongkan badannya ke depan dalam kursinya, tersenyum muram. “Kepala Sekolah, aku mengalami perih tajam di bekas lukaku sewaktu Acara Seleksi. Mengingat dari mana aku menerima luka ini, ini bukan suatu hal yang bisa dihiraukan bagitu saja. Aku kira pertama kali itu adalah Profesor Snape, namun kemudian aku mengikuti metode eksperimen Baconian untuk menemukan baik adanya atau tidak adanya suatu fenomena, dan aku sudah memastikan bahwa bekas lukaku sakit jika dan hanya jika aku menghadap ke belakang kepala Profesor Quirrell, apa pun itu yang ada di bawah turbannya. Walau itu bisa saja sesuatu yang sepele, kupikir untuk sementara waktu kita asumsikan keadaan yang paling buruk, bahwa itu adalah Kau Tahu SiapaтАУtunggu, jangan terlihat sebegitu takut, ini sebenarnya kesempatan yang sangat berhargaтАУ”
*
OMAKE FILES #2: I Ain’t Afraid of Dark Lords
Ini adalah versi asli dari Bab 9. Ini diganti karenaтАУwalau banyak pembaca memang menikmatinyaтАУbanyak pembaca lain yang punya alergi parah terhadap lagu-lagu di fanfic, untuk alasan yang tak perlu terlalu didalami. Aku tak ingin mengusir pembaca sebelum mereka sampai ke Bab 10.
Lee Jordan adalah sesama orang jahil dengan Fred dan George (dalam kanon). “Lee Jordan” terdengar seperti nama Muggleborn untukku, menandakan bahwa dia mampu menginstruksikan pada Fred dan George pada nada yang Harry pasti tahu. Ini tidak begitu jelas pada beberapa pembaca seperti pada penulismu.
*
Draco masuk ke Slytherin, dan Harry menghembuskan napas lega kecil. Itu memang kelihatannya adalah suatu hal yang sudah pasti, tapi kamu tak pernah tahu kejadian kecil apa yang bisa mengganggu arah rencana utamamu.
Mereka mendekati huruf P sekarang тАж .
Dan di meja Gryffindor, ada percakapan berbisik-bisik.
“Bagaimana kalau dia tak menyukainya?”
“Dia tak punya hak untuk tak menyukainyaтАУ
“тАУtidak setelah keisengan yang dia mainkan padaтАУ”
“тАУNeville Longbottom, itu namanyaтАУ”
“тАУdia itu target yang layak selayak-layaknya seorang target bisa layak.”
“Baiklah. Hanya pastikan kau tak melupakan bagianmu.”
“Kita sudah melatihnya cukup lamaтАУ”
“тАУselama tiga jam tadi.”
Dan Minerva McGonagall, dari tempatnya berdiri di podium pembicara di Meja Utama, melihat ke bawah ke nama selanjutnya dari daftarnya. Tolong jangan biarkan dia jadi Gryffindor tolong jangan biarkan dia jadi Gryffindor OH TOLONG jangan biarkan dia jadi Gryffindor тАж . Dia mengambil napas panjang dan memanggil:
“Potter, Harry!”
Ada kesunyian seketika dalam aula saat seluruh percakapan bisik-bisik berhenti
Kesunyian rusak oleh suara bising mengerikan yang dimodulasi dan berubah dalam olokan jelek dari melodi musikal.
Kepala Minerva tersentak, terkejut, dan mengenali suara bising itu datang dari arah Gryffindor, di mana Mereka sedang berdiri di atas meja meniup suatu alat kecil yang dipegang di bibir Mereka. Tangannya mulai mengambil tongkat sihirnya, untuk men-Silencio Mereka semua, tapi ada suara lain yang menghentikannya.
Dumbledore tertawa kecil.
Mata Minerva kembali lagi ke Harry Potter, yang baru saja melangkah keluar dari barisan sebelum dia tersandung dan berhenti.
Kemudian si pemuda mulai berjalan lagi, menggerakkan kakinya dalam gerakan menyapu aneh, dan mengayunkan tangan maju mundur dan menjentikkan jari, selaras dengan musik Mereka
Pada nada dari “Ghostbusters”
(Seperti yang dimainkan dengan kazoo oleh Fred dan George Weasley, dan dinyanyikan oleh Lee Jordan.)
.
There’s a Dark Lord near?
Got no need to fear
Who you gonna call?
“HARRY POTTER!” teriak Lee Jordan, dan si kembar Weasley menyanyikan refrain kemenangan.
With a Killing Curse?
Well it could be worse.
Who you gonna call?
“HARRY POTTER!” Ada lebih banyak suara yang berteriak kali ini.
Kedua Weasley Horrors terus melanjutkan teriakan panjang, sekarang ditemani beberapa Muggleborn yang lebih tua, yang membuat alat-alat kecil mereka sendiri, hasil Transfigurasi dari perangkat makan perak milik sekolah pastinya. Saat musik mencapai antiklimaks, Harry Potter berteriak:
I ain’t afraid of Dark Lords!
Ada sorakan sesudahnya, khususnya dari meja Gryffindor, dan lebih banyak murid membuat instrumen antimusik mereka sendiri. Kebisingan mengerikan bertambah dua kali semakin keras dan menumpuk manjadi puncaknya yang buruk:
I ain’t afraid of Dark Lords!
Minerva melirik melihat ke kedua sisi Meja Utama, takut untuk melihat tapi dengan seluruh maksud yang baik atas apa yang akan dia lihat.
Trelawney dengan panik mengipasi dirinya sendiri, Flitwick melihat penuh rasa ingin tahu, Hagrid ikut bertepuk tangan, Sprout terlihat pedas, dan Quirell memandang ke arah bocah itu dengan kegelian sinis. Tepat di sebelah kiri Minerva, Dumbledore ikut bersenandung; dan tepat di sebelah kanan, Snape memegang gelas anggur kosongnya, dengan kencang, sebegitu kencang hingga peraknya berubah bentuk secara perlahan.
Dark robes and a mask?
Impossible task?
Who you gonna call?
HARRY POTTER!
Giant Fire-Ape?
Old bat in a cape?
Who you gonna call?
HARRY POTTER!
Bibir Minerva berubah jadi garis putih tipis. Dia akan berbicara dengan Mereka tentang bagian terakhir itu, kalau Mereka pikir dia tak punya kekuatan hanya karena ini adalah hari pertama sekolah dan Gryffindor tak punya poin untuk dikurangi. Kalau mereka tak peduli dengan detensi maka dia akan menemukan cara yang lain.
Kemudian, dengan terkesiap seketika karena ngeri, dia melihat ke arah Severus, tentunya dia sadar bahwa Potter pasti tak tahu siapa yang sedang dibicarakanтАУ
Wajah Severus sudah jauh melampaui amarah sampai ke suatu sikap tak acuh. Senyuman samar bermain di bibirnya. Dia sedang melihat ke arah Harry Potter, bukan ke meja Gryffindor, dan tangannya memegang sisa remasan dari yang tadinya adalah gelas anggur тАж .
Dan Harry berjalan maju, menyapu tangan dan kakinya dalam gerakan tarian Ghostbuster, menjaga senyuman di wajahnya. Itu adalah setup yang bagus, benar-benar membuatnya terkejut. Hal yang paling tidak dia bisa lakukan adalah ikut menikmati dan tak menghancurkannya.
Semua orang menyorakinya. Itu membuatnya merasa hangat di dalam dan semacam muak di saat yang sama.
Mereka menyorakinya untuk pekerjaan yang dia selesaikan waktu dia berumur satu tahun. Pekerjaan yang dia belum benar-benar selesaikan. Entah di mana, entah bagaimana. Pangeran Kegelapan masih hidup. Apakah mereka akan menyoraki sebegitu keras, kalau mereka mengetahuinya?
Tapi kekuatan Pangeran Kegelapan sudah pernah dipatahkan sekali.
Dan Harry akan melindungi mereka lagi. Kalau memang benar ada ramalan dan itulah yang dikatakannya. Yah, sebenarnya tak peduli apapun kata ramalan.
Seluruh orang ini yang mempercayainya dan menyorakinyaтАУHarry tak sanggup untuk membiarkannya jadi kepalsuan. Untuk berkejap dan memudar seperti anak prodigi lainnya. Untuk jadi kekecewaan. Untuk gagal memenuhi reputasinya sebagai simbol Cahaya, tak peduli bagaimana dia mendapatkannya. Dia akan benar-benar, sungguh-sungguh, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan dan biarpun itu akan membunuhnya, akan menjawab harapan mereka. Dan kemudian terus melampaui harapan itu, hingga orang-orang itu bertanya-tanya, ketika melihat kembali, bahwa dulu mereka hanya meminta sebegitu kecil darinya.
Dan dia meneriakkan kebohongan yang dia ciptakan karena itu sangat cocok dan lagu memintanya:
I ain’t afraid of Dark Lords!
I ain’t afraid of Dark Lords!
Harry mengambil langkah terakhirnya pada Topi Seleksi. Dia membungkuk pada Order of Chaos di meja Gryffindor, dan kemudian berbalik dan sekali lagi membungkuk pada sisi lain aula, dan menunggu tepuk tangan dan tawa kecil menghilang тАж .
*
OMAKE FILES #3: Ending Alternatif untuk ‘Kesadaran-Diri’
Tawaran untuk memberitahu seluruh plot kepada mereka yang berhasil menebak arti ‘tak pernah terjadi sebelumnya’ menimbulkan banyak usaha yang menarik. Omake pertama diambil langsung dari jawaban favoritku, oleh Meteoricshipyards. Yang kedua berdasarkan saran Kazuma untuk arti “tak pernah terjadi sebelumnya”, yang ketiga adalah kombinasi dari yoyoente dan dougal74, yang keempat adalah dari review wolf550e atas Bab 10. Satu yang berawalan dengan ‘K’, dan satu di atasnya, adalah dari DarkHeart81. Yang lainnya adalah punyaku sendiri. Siapapun yang ingin mengambil salah satu ideku dan melanjutkannya, apalagi yang terakhir, kupersilahkan untuk melakukannya. Dan sebelum aku memperoleh 100 keluhan gusar, ya, aku memang sudah tahu bahwa badan legislatif Inggris adalah House of Commons di Parlemen.
*
тАж di belakang pikirannya, dia penasaran apakah Topi Seleksi benar-benar sadar dalam arti menyadari kesadarannya sendiri, dan jika begitu, apakah dia puas hanya bisa berbicara pada anak umur sebelas setahun sekali. Seperti yang disebut dalam nyanyiannya: Oh, akulah Topi Seleksi dan aku senang sekali, Aku tidur sepanjang tahun dan bekerja hanya sehari тАж
Ketika ada kesunyian sekali lagi dalam ruangan, Harry duduk di bangku dan dengan hati-hati menempatkan ke atas kepalanya artefak telepatis 800 tahun dari sihir yang terlupakan.
Berpikir, sekeras yang dia bisa: Jangan Seleksi aku dulu! Aku punya pertanyaan yang harus kutanyakan padamu! Apakah aku pernah kena Mantra Obliviate? Apakah dulu kau pernah menyeleksi Pangeran Kegelapan ketika dia masih kecil dan bisakah kau memberitahuku tentang kelemahannya? Bisakah kau memberitahuku kenapa aku memperoleh saudara dari tongkat sihir Pangeran Kegelapan? Apakah hantu Pangeran Kegelapan terkunci dalam lukaku dan itukah alasannya aku bisa sebegitu marah sesekali? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan pentingnya, tapi kalau kamu punya waktu lebih bisakah kau memberitahuku apapun tentang bagaimana menemukan kembali sihir yang hilang yang membuatmu?
Dan si Topi Seleksi menjawab, “Tidak. Ya. Tidak. Tidak. Ya dan tidak, lain kali jangan menanyakan pertanyaan-pertanyaan ganda. Tidak.” Dan dengan lantang, “RAVENCLAW!”
*
“Oh, ya ampun. Ini belum pernah terjadi sebelumnya тАж .”
Apa?
“Aku alergi terhadap shampo rambutmuтАУ”
Dan kemudian Topi Seleksi bersin, dengan “A-CHOO!” yang keras yang bergema di seluruh Aula Besar.
“Baik!” teriak Dumbledore dengan riang. “Sepertinya Harry Potter sudah diseleksi ke Asrama Achoo yang baru! McGonagall, kamu bisa menjabat sebagai Kepala Asrama Achoo. Kamu lebih baik cepat membuat perencanaan untuk kurikulum dan kelas Achoo, besok adalah hari pertama!”
“Tapi, tapi, tapi,” McGonagall terbata-bata, pikirannya nyaris benar-benar berantakan, “siapa yang akan jadi Kepala Asrama Gryffindor?” cuma itu yang bisa dia pikirkan, dia harus menghentikan ini bagaimanapun caranya тАж
Dumbledore menaruh satu jari ke pipinya, terlihat menimbang. “Snape.”
Teriakan protes Snape nyaris menenggelamkan suara McGonagall, “Kalau begitu siapa yang akan jadi Kepala Asrama Slytherin?”
“Hagrid.”
*
Jangan Seleksi aku dulu! Aku punya pertanyaan yang harus kutanyakan padamu! Apakah aku pernah kena Mantra Obliviate? Apakah dulu kau pernah menyeleksi Pangeran Kegelapan ketika dia masih kecil dan bisakah kau memberitahuku tentang kelemahannya? Bisakah kau memberitahuku kenapa aku memperoleh saudara dari tongkat sihir Pangeran Kegelapan? Apakah hantu Pangeran Kegelapan terkunci dalam lukaku dan itukah alasannya aku bisa sebegitu marah sesekali? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan pentingnya, tapi kalau kamu punya waktu lebih bisakah kau memberitahuku apapun tentang bagaimana menemukan kembali sihir yang hilang yang membuatmu?
Ada jeda sesaat.
Halo? Apakah aku perlu mengulang pertanyaannya?
Si Topi Seleksi menjerit, suara jelek bernada tinggi yang menggema memenuhi Aula Besar dan menyebabkan kebanyakan murid menekan tangan mereka menutupi telinga mereka. Dengan raungan putus asa, dia melompat dari kepala Harry Potter dan meloncat-loncat di lantai, mendorong dirinya sendiri dengan pinggiran topinya, dan sampai ke setengah jalan menuju ke Meja Utama sebelum dia meledak.
*
“SLYTHERIN!”
Melihat ekspresi ngeri di wajah Harry Potter, Fred Weasley berpikir lebih cepat dari yang pernah dia lakukan seumur hidupnya. Dalam satu gerakan dia mengeluarkan tongkat sihirnya, berbisik “Silencio!“dan kemudian “Changemyvoiceio!” dan akhirnya “Ventriliquo!”
“Cuma bercanda!” kata Fred Weasley. “GRYFFINDOR!”
*
“Oh, ya ampun. Ini belum pernah terjadi sebelumnya тАж .”
Apa?
“Biasanya aku akan merujuk pertanyaan semacam itu kepada Kepala Sekolah, yang bisa menanyakan padaku sebaliknya, kalau dia mau. Namun beberapa dari informasi yang kamu tanyakan bukan cuma melampaui user level-mu, tapi melampaui Kepala Sekolah juga.”
Bagaimana caraku untuk menaikkan user level-ku?
“Aku takut aku tak diperbolehkan menjawab pertanyaan itu pada user level-mu saat ini.”
Pilihan apa saja yang tersedia di user level-ku?
Setelah itu dalam waktu yang tak lamaтАУ
“ROOT!”
*
“Oh, ya ampun. Ini belum pernah terjadi sebelumnya тАж .”
Apa?
“Aku sudah pernah memberitahu beberapa murid kalau mereka adalah seorang ibuтАУakan mematahkan hatimu kalau kamu tahu apa yang aku lihat dalam pikiran merekaтАУtapi ini adalah pertama kalinya aku harus memberitahu seseorang kalau mereka adalah seorang ayah.”
APA?
“Draco Malfoy sedang mengandung bayimu.”
APAAAAAAA?
“Aku ulangi: Draco Malfoy sedang mengandung bayimu.”
Tapi kita baru sebelas tahunтАУ
“Sebenarnya, Draco itu diam-diam tiga belas tahun.”
T-t-tapi pria tak bisa hamilтАУ
“Dan seorang gadis di balik baju-baju itu.”
TAPI KITA TAK PERNAH BERHUBUNGAN INTIM, KAU IDIOT!
“DIA MELEMPAR MANTRA OBLIVIATE PADAMU SETELAH PEMERKOSAAN, BODOH!”
Harry Potter pingsan. Tubuh tak sadarnya jatuh dari kursi dengan suara teredam.
“RAVENCLAW!” teriak si Topi dari tempat di mana dia jatuh di atas kepalanya. Itu jauh lebih lucu daripada gagasan awalnya.
*
“ELF!”
Huh? Harry ingat Draco pernah menyebut tentang ‘House Elf’, tapi apa itu sebenarnya?
Menilai dari ekspresi ngeri yang mulai muncul di wajah-wajah di sekelilingnya, itu bukan sesuatu yang baikтАУ
*
“PANCAKES!”
*
“REPRESENTATIVES!”
*
“Oh, ya ampun. Ini belum pernah terjadi sebelumnya тАж .”
Apa?
“Aku belum pernah Menyeleksi seseorang yang merupakan reinkarnasi dari Godric Gryffindor DAN Salazar Slytherin DAN Naruto.”
*
“ATREIDES!”
*
“Kalian tertipu lagi! HUFFLEPUFF! SLYTHERIN! HUFFLEPUFF!”
*
“PICKLED STEWBERRIES!”
*
“KHAAANNNN!”
*
Di Meja Utama, Dumbledore terus tersenyum ramah; suara metalik kecil sesekali datang dari arah Snape saat dia dengan santai memampatkan sisa terpilin dari benda yang dulunya adalah gelas anggur perak berat; dan Minerva McGonagall mencengkeram podium dengan kepalan yang memutih, tahu bahwa kekacauan menular Harry Potter sudah menjangkiti Topi Seleksi itu sendiri
Skenario demi skenario berputar di kepala Minerva, masing-masing lebih buruk dari yang sebelumnya. Si Topi akan mengatakan kalau Harry akan dengan rata dibagi di antara Asrama-Asrama sebagai hasil Seleksinya, dan memutuskan kalau dia ditempatkan di seluruh Asrama. Si Topi akan menyatakan kalau Harry terlalu aneh untuk Diseleksi. Si Topi akan meminta supaya Harry diusir dari Hogwarts. Si Topi sudah jadi koma. Si Topi akan meminta satu Asrama Maut baru diciptakan hanya untuk mengakomodasi Harry Potter, dan Dumbledore akan memaksanya melakukan itu тАж
Minerva mengingat apa yang Harry pernah katakan padanya dalam kunjungan bencana mereka ke Diagon Alley, tentang тАж kekeliruan perencanaan, dia pikir itu тАж dan bagaimana orang-orang biasanya terlalu optimis, bahkan ketika mereka merasa bahwa mereka sudah pesimis. Ini adalah jenis informasi yang memangsa pikiranmu, berkeliaran di sana dan memutarnya menjadi mimpi buruk тАж .
Tapi apa keadaan terburuk yang bisa terjadi?
Yah тАж dalam skenario terburuk, si Topi akan menempatkan Harry ke dalam Asrama baru. Dumbledore akan memaksa bahwa Minerva harus melakukannyaтАУmembuat satu Asrama baru khusus hanya untuk diaтАУdan dia harus menata seluruh jadwal kelas di hari pertama pelajaran. Dan Dumbledore akan memindahkannya dari Kepala Asrama Gryffindor, dan memberikan Asrama tercintanya kepada тАж Profesor Binns, si hantu Sejarah; dan Minerva akan menjabat sebagai Kepala dari Asrama Maut milik Harry; dan dia akan dengan sia-sia mencoba memberi perintah pada bocah itu, mengurangi poin demi poin tanpa efek, sementara bencana demi bencana akan ditimpakan padanya.
Apakah itu skenario terburuknya?
Minerva benar-benar tak bisa melihat begaimana keadaan bisa lebih buruk dari itu.
Bahkan di dalam keadaan terburukтАУtak peduli apa yang terjadi pada HarryтАУitu akan selesai dalam jangka waktu tujuh tahun.
Minerva merasakan tangannya dengan perlahan mengendurkan genggaman kepalan-putihnya dari podium. Harry memang benar, memang ada kenyamanan dalam menatap langsung ke kepekatan paling dalam dari kegelapan, mengetahui bahwa kamu sudah menghadapi ketakutan terburukmu dan sekarang sudah siap.
Kesunyian menakutkan dihancurkan dengan satu kata.
“Kepala Sekolah!” kata Topi Seleksi.
Di Meja Utama, Dumbledore berdiri, wajahnya kebingungan. “Ya?” dia menjawab si Topi. “Ada apa?”
“Aku tak berbicara denganmu,” kata si Topi. “Aku sedang Menyeleksi Harry Potter ke tempat di Hogwarts di mana dia paling cocok ditempatkan, yaitu kantor Kepala SekolahтАУ”
*Chapter 12*: Kontrol Impuls
ph’nglui mglw’nafh J. K. Rowling wgah’nagl fhtagn
*
“Penasaran apa yang salah dengan dia.”
*
“Turpin, Lisa!”
Bisik bisik bisik harry potter bisik bisik slytherin bisik bisik tidak ayolah apa itu tadi bisik bisik
“RAVENCLAW!”
Harry bergabung dalam bertepuk tangan untuk menyambut gadis muda yang berjalan dengan malu menuju meja Ravenclaw, potongan jubah gadis itu sekarang berubah menjadi biru tua. Lisa Turpin terlihat seperti bimbang antara impulsnya untuk duduk sejauh mungkin dari Harry Potter, dan impulsnya untuk langsung berlari, dan memaksakan dirinya masuk ke samping Harry Potter dan mulai meminta jawaban-jawaban darinya.
Ada di pusat kejadian aneh dan luar biasa, dan kemudian Diseleksi masuk ke Asrama Ravenclaw, adalah sama persis seperti dicelupkan ke saus daging panggang dan dilemparkan ke kucing-kucing kelaparan.
“Aku berjanji pada Topi Seleksi untuk tak membicarakannya,” bisik Harry untuk yang kesekian kalinya.
“Ya, benar”
“Tidak, aku benar-benar berjanji pada Topi Seleksi untuk tak membicarakannya.”
“Baiklah, aku berjanji pada Topi Seleksi untuk tak membicarakan sebagian besar dan sisanya adalah masalah pribadi sama seperti yang kamu alami jadi berhenti bertanya.”
“Kau mau tahu apa yang terjadi? Baiklah! Inilah kejadiannya! Aku berkata pada si Topi kalau Profesor McGonagall mengancam untuk membakarnya dan dia menyuruhku untuk berkata pada Profesor McGonagall bahwa dia adalah anak kurang ajar dan bahwa dia harus menjauhi pekarangannya!”
“Jika kamu tak percaya pada apa yang kukatakan kalau begitu untuk apa kamu bertanya?”
“Tidak, aku juga tak tahu bagaimana aku mengalahkan Pangeran Kegelapan! Tolong beritahu aku kalau kau sudah tahu!”
“Diam!” teriak Profesor McGonagall di podium Meja Utama. “Tidak ada yang berbicara sampai Upacara Penyeleksian selesai!”
Ada pengurangan suara sesaat, saat semua orang menunggu apakah dia akan memberi ancaman spesifik dan nyata, dan kemudian bisikan-bisikan mulai lagi.
Kemudian sang penyihir tua berjenggot perak berdiri dari kursi besar emasnya, tersenyum dengan riang.
Semua diam. Seseorang dengan panik menyikut Harry saat dia mencoba meneruskan satu bisikan, dan Harry menghentikan dirinya di tengah kalimat.
Orangtua riang itu kembali duduk
Catatan untuku: Jangan macam-macam dengan Dumbledore.
Harry masih mencoba memproses semua yang terjadi selama Insiden dengan Topi Seleksi. Termasuk apa yang sudah terjadi ketika Harry melepas si Topi dari kepalanya; di saat itu, dia mendengar bisikan kecil seolah datang entah dari mana, sesuatu yang terdengar seperti Bahasa Inggris dan desisan di saat yang sama, sesuatu yang berkata, “Ssalam dari Sslytherin untuk Sslytherin: kalau kamu ingin mencari ssemua rahassiaku, bicara dengan ularku.”
Harry memang sedikit menebak bahwa itu bukan bagian dari proses Seleksi resmi. Dan bahwa itu adalah sedikit sihir tambahan yang diberi oleh Salazar Slytherin saat pembuatan si Topi. Dan bahwa si Topi sendiri tak mengetahuinya. Dan bahwa itu dipicu ketika si Topi berkata “SLYTHERIN”, tambah kurang beberapa kondisi lain. Dan bahwa seorang Ravenclaw seperti dirinya sangat, sangat tidak seharusnya mendengarkannya. Dan kalau dia bisa menemukan suatu cara yang bisa diandalkan untuk membuat Draco menjanjikan kerahasiaan agar Harry bisa bertanya padanya tentang itu, itu adalah saat paling sempurna untuk menyiapkan beberapa Comed-Tea.
Wow, kau sudah beresolusi untuk tak mengambil jalan Pangeran Kegelapan dan alam semesta sudah mulai berulah denganmu sesaat setelah si Topi lepas dari kepalamu. Ada beberapa hari yang kadang terasa tak ada gunanya melawan takdir. Mungkin aku akan menunggu sampai besok untuk memulai resolusiku untuk tid ak jadi Pangeran Kegelapan.
“GRYFFINDOR!”
Ron Weasley mendapat banyak tepuk tangan, dan bukan hanya dari Gryffindor. Sepertinya keluarga Weasley banyak disukai di sini. Harry, untuk sesaat, tersenyum dan mulai bertepuk tangan bersama lainnya.
Dan lagi, tidak ada hari lain lagi yang seperti hari ini untuk berbalik dari Sisi Gelap.
Sumpal takdir dan alam semesta. Dia akan tunjukan pada si Topi
“Zabini, Blaise!”
Jeda
“SLYTHERIN!” teriak si topi.
Harry bertepuk tangan juga untuk Zabini, menghiraukan pandangan aneh yang diberi oleh semua orang termasuk Zabini.
Tak ada nama lain yang dipanggil setelah itu, dan Harry sadar bahwa “Zabini, Blaise” memang terdengar dekat dengan akhir alfabet. Bagus, jadi sekarang dia hanya bertepuk tangan untuk Zabini тАж . Oh baiklah.
Dumbledore berdiri lagi dan mulai berjalan menuju podium. Tampaknya mereka akan disuguhi satu pidatoтАУ
Dan Harry tiba-tiba dapat satu inspirasi untuk tes eksperimen brilian.
Hermione sudah berkata kalau Dumbledore adalah penyihir paling terkuat saat ini, benar?
Harry menggapai ke dalam kantongnya dan berbisik, “Comed-Tea”.
Supaya Comed-Tea bisa bekerja, harus ada keadaan yang membuat Dumbledore mengatakan sesuatu yang sebegitu konyol selama pidatonya yang bahkan dalam keadaan mental Harry yang sudah siap, dia akan tetap tersedak. Seperti, seluruh murid Hogwarts diharuskan untuk tak mengenakan baju apa pun untuk setahun penuh waktu belajar sekolah, atau semua orang akan berubah jadi kucing.
Tapi kemudian kalau ada orang di dunia yang bisa menolak kekuatan Comed-Tea, dia adalah Dumbledore. Jadi kalau ini berhasil, Comed-Tea benar-benar secara harfiah tak terkalahkan.
Harry membuka kaleng Comed-Tea di bawah meja, ingin melakukan ini tanpa mengganggu. Kaleng itu membuat bunyi mendesis pelan. Beberapa kepala menengok ke arahnya, namun, kembali berputar saatтАУ
“Selamat datang! Selamat datang pada tahun yang baru di Hogwarts!” kata Dumbledore, wajahnya cerah menatap para muridnya dengan kedua tangan terbuka lebar, seolah tak ada yang bisa membuatnya lebih senang daripada melihat mereka semua di sini.
Harry memasukkan Comed-Tea memenuhi mulutnya dan menurunkan kalengnya lagi. Dia akan menelannya pelan-pelan dan mencoba untuk tak tersedak tak peduli apa pun yang Dumbledore katakanтАУ
“Sebelum kita mulai perjamuan kita, aku ingin mengatakan beberapa kata. Dan ini kata-katanya: Happy happy boom boom swamp swamp swamp! Terima kasih!”
Semua orang bertepuk tangan dan bersorak, dan Dumbledore duduk lagi.
Harry duduk di sana terpaku saat soda keluar menetes dari sudut mulutnya. Dia sudah, paling tidak, berhasil tersedak tanpa suara.
Dia harusnya benar-benar benar-benar benar-benar tidak melakukan itu. Luar biasa betapa amat sangat bisa ditebak itu tadi satu detik setelah terlambat.
Dalam retrospeksi dia mungkin harusnya sudah sadar bahwa ada sesuatu yang salah waktu dia berpikir tentang semua orang berubah jadi kucing тАж atau bahkan sebelum itu, mengingat catatan mentalnya untuk jangan macam-macam dengan Dumbledore тАж atau resolusi barunya untuk jadi lebih peduli terhadap orang lain тАж atau mungkin kalau dia punya secuil saja dari akal sehat тАж .
Ini memang tak ada harapan. Dia sudah rusak sampai ke intinya. Sambut Pangeran Kegelapan Harry. Kau tak bisa menentang takdir.
Seseorang bertanya pada Harry apakah dia baik-baik saja. (Yang lain mulai mengambil makanan untuk mereka sendiri, yang secara magis muncul begitu saja di meja, terserah.)
“Aku baik-baik saja,” kata Harry. “Maafkan aku. Um. Apakah itu тАж pidato normal untuk Kepala Sekolah? Kalian semua тАж tak terlihat тАж begitu terkejut тАж .”
“Oh, Dumbledore itu gila, tentu saja,” kata Ravenclaw yang terlihat lebih tua duduk di sebelahnya yang tadi sudah memperkenalkan diri dengan suatu nama yang Harry bahkan tak bisa mulai mengingatnya. “Sangat menyenangkan, penyihir yang sangat kuat, tapi benar-benar sinting.” Dia berhenti. “Di waktu setelah ini aku juga ingin bertanya kenapa cairan hijau keluar dari bibirmu dan kemudian menghilang, walau aku kira kamu sudah berjanji pada Topi Seleksi untuk tak membicarakan tentang itu juga.”
Dengan usaha keras, Harry menghentikan dirnya dari memandang ke bawah pada kaleng Comed-Tea yang bisa membuatnya tersudut di tangannya.
Lagipula, Comed-Tea tidak cuma begitu saja memunculkan kepala berita Quibbler tentangnya dan Draco. Draco sudah menjelaskannya dalam suatu cara yang membuatnya seolah itu semua terjadi secara тАж alami? Seolah itu sudah merubah sejarah untuk membuatnya cocok?
Harry sedang membayangkan dirinya menghantamkan kepalanya ke atas meja. Wham, wham, wham bunyi kepalanya di dalam pikirannya.
Murid yang lain menurunkan suaranya jadi bisikan. “Aku dengar bahwa Dumbledore itu diam-diam seorang mastermind jenius yang mengendalikan banyak hal dan dia memakai kegilaannya sebagai samaran supaya tak ada yang mencurigainya.”
“Aku juga pernah mendengarnya,” bisik murid ketiga, dan ada anggukan penuh rahasia dari sekeliling meja.
Ini tak bisa tidak menangkap perhatian Harry.
“Aku paham,” bisik Harry, menurunkan suaranya sendiri. “Jadi semua orang tahu kalau Dumbledore itu diam-diam seorang mastermind.”
Kebanyakan dari murid mengangguk. Satu atau dua terlihat tiba-tiba merenung, termasuk si murid yang lebih tua di sebelah Harry.
Apa Kalian yakin ini meja Ravenclaw? Harry berhasil untuk tak mengatakannya keras-keras.
“Brilian!” bisik Harry. “Kalau semua orang tahu, tak ada yang akan mencurigai kalau itu adalah rahasia!”
“Tepat sekali,” bisik satu murid, dan kemudian dia mengerutkan dahi. “Tunggu, itu tadi sepertinya terdengar anehтАУ”
Catatan untukku: 75 persentil dari murid Hogwarts alias Asrama Ravenclaw bukanlah program paling eksklusif di dunia untuk anak-anak berbakat.
Tapi paling tidak dia belajar suatu fakta penting hari ini. Comed-Tea itu mahakuasa. Dan itu artinya тАж .
Harry berkedip kaget saat pikirannya akhirnya membuat hubungan yang jelas itu.
тАж itu artinya begitu dia belajar satu mantra yang secara sementara mengubah rasa humornya, dia bisa membuat apa pun terjadi, dengan membuatnya supaya dia mampu menganggap cuma satu hal yang bisa membuatnya cukup terkejut untuk tersedak, dan kemudian meminum sekaleng Comed-Tea.
Yah itu adalah perjalanan yang amat singkat menuju kedewaan. Bahkan aku pun mengira ini akan jauh lebih lama dari hari pertamaku di sekolah.
Kalau dipikir lagi, dia juga sudah benar-benar menghancurkan Hogwarts dalam sepuluh menit dari menerima Seleksi.
Harry memang merasakan suatu penyesalan tentang iniтАУMerlin tahu apa yang akan dilakukan Kepala Sekolah sinting pada tujuh tahun sekolah selanjutnyaтАУtapi dia tak bisa tidak merasakan rona bangga, juga.
Besok. Tidak lebih lama dari besok waktu paling lama yang dia berikan untuk berhenti berjalan di jalur menuju Pangeran Kegelapan Harry. Suatu prospek yang jadi makin menakutkan tiap menitnya.
Namun juga, entah bagaimana, semakin menarik. Sebagian dari dirinya sudah mulai membayangkan seragam pengikutnya.
“Makan,” si murid yang lebih tua duduk di sampingnya menggumam, dan menusuk Harry di rusuk. “Jangan dipikir. Makan.”
Harry langsung mulai mengisi piringnya dengan apa saja yang ada di depannya, sosis biru dengan benda-benda kecil bersinar, apa pun.
“Apa yang kamu pikirkan, SeleksiтАУ” Padma Patil mulai bicara, salah satu Ravenclaw tahun pertama lain.
“Tak boleh ada yang mengganggu selama waktu makan!” kata paling tidak tiga orang. “Aturan Asrama!” tambah yang lain. “Kalau tidak kita semua akan kelaparan di sini.”
Harry merasakan dirinya benar-benar sungguh berharap bahwa ide cerdas barunya tidak benar-benar bekerja. Dan bahwa Comed-Tea bekerja dengan cara yang lain dan tidak benar-benar punya kekuatan mahakuasa untuk mengubah realita. Bukannya dia tidak ingin jadi mahakuasa. Hanya saja dia tak tahan membayangkan hidup di dalam alam semesta yang benar-benar bekerja seperti itu. Ada sesuatu yang tak terhormat tentang mengalami kenaikan melalui penggunaan cerdas minuman soda.
Tapi dia akan mengujinya secara eksperimen.
“Kau tahu,” kata si murid lebih tua di sebelahnya dalam suara yang cukup ramah, “kami punya suatu sistem untuk memaksa orang sepertimu untuk makan, apa kamu mau tahu apa itu?”
Harry menyerah dan mulai memakan sosis birunya. Itu cukup enak, khususnya benda yang bersinarnya.
Makan malam berlalu tak disangka dengan cukup cepat. Harry mencoba mencicipi paling tidak sedikit dari semua makanan-makanan aneh. Rasa ingin tahunya tak tahan untuk tak tahu bagaimana rasa satu makanan. Untunglah ini bukan restoran yang kamu hanya bisa memesan satu dan kamu tak pernah mengetahui rasa semua makanan lain yang ada di menu. Harry benci itu, itu bagaikan satu ruang penyiksaan untuk siapa pun dengan percikan rasa penasaran: cari tahu hanya satu dari misteri-misteri dalam daftar ini, ha ha ha!
Kemudian itu adalah waktu untuk makanan penutup, yang Harry benar-benar lupa sisakan tempat di perutnya. Dia menyerah setelah mencicipi sedikit dari kue tart tetes. Yakin semua ini akan muncul lagi paling tidak sekali lagi selama tahun sekolah.
Jadi apa yang ada di daftar “to-do list”-nya, selain hal-hal biasa sekolah?
To-do 1. Cari tahu tentang mantra-mantra pengubah-pikiran supaya kamu bisa menguji Comed-Tea dan melihat apakah kamu benar-benar berhasil mengetahui jalan menuju kemahakuasaan. Sebenarnya, cari tahu saja setiap jenis sihir pikiran yang bisa kamu tahu. Pikiran adalah pondasi dari kekuatan kita sebagai manusia, sihir apa pun yang mempengaruhinya adalah sihir jenis terpenting yang ada.
To-do 2. Sebenarnya ini To-do 1 dan yang tadi To-do 2. Jelajahi lemari-lemari buku di perpustakaan Hogwarts dan Ravenclaw, biasakan dirimu dengan sistemnya dan pastikan kamu sudah membaca paling tidak semua judul bukunya. Langkah kedua: baca semua daftar isinya. Koordinasikan dengan Hermione yang memiliki ingatan yang lebih baik darimu. Cari tahu apakah ada sistem sewa antarperpustakaan di Hogwarts dan lihat apakah kalian berdua, khususnya Hermione, bisa mengunjungi perpustakaan itu juga. Kalau Asrama lain punya perpustakaan pribadi, cari tahu bagaimana caranya memasukinya secara legal atau menyelinap masuk.
Opsi 3a: Buat Hermione bersumpah untuk merahasiakan dan mulai coba mencari tahu ‘Ssalam dari Sslytherin untuk Sslytherin: kalau kamu ingin mencari ssemua rahassiaku, bicara dengan ularku.’ Masalah: ini terdengar sangat rahasia dan akan butuh waktu cukup lama untuk tak sengaja bertemu dengan buku yang memiliki satu petunjuk.
To-do 0: Periksa mantra-mantra macam pengambilan-dan-pencarian-informasi, kalau ada. Sihir perpustakaan memang pada akhirnya tidak sepenting seperti sihir pikiran tapi itu punya prioritas yang lebih tinggi.
Opsi 3b: Cari satu mantra untuk mengikat Draco Malfoy untuk kerahasiaan, atau verifikasi kejujuran janji Draco untuk merahasiakan (Veritaserum?), dan kemudian tanya dia tentang pesan Slytherin тАж .
Sebenarnya тАж Harry punya perasaan buruk tentang Opsi 3b.
Sekarang setelah Harry pikir lagi, dia tidak merasa baik juga tentang opsi 3a.
Pikiran Harry kembali lagi ke saat yang mungkin paling buruk dari kehidupannya sampai sekarang, detik-detik panjang penuh kengerian yang membekukan darah di bawah si Topi, ketika dia pikir dia sudah gagal. Dia berharap waktu itu untuk kembali ke masa lalu kembali beberapa menit saja dan merubah sesuatu, apa pun sebelum semuanya terlambat тАж .
Dan ternyata itu memang belum terlambat.
Permohonan terkabulkan.
Kamu tak bisa merubah sejarah. Tapi kamu bisa melakukannya dengan benar dari awalnya. Lakukan sesuatu yang berbeda dari pertama kalinya.
Seluruh urusan dengan mencari rahasia Slytherin ini тАж adalah benar-benar semacam hal di mana, bertahun-tahun yang akan datang, kamu akan melihat ke belakang dan berkata, ‘Dan itu adalah saat di mana semuanya mulai memburuk.’
Dan dia akan memohon dengan putus asa untuk bisa kembali lagi memutar waktu dan membuat pilihan berbeda тАж .
Permohonan terkabulkan. Sekarang apa?
Harry perlahan tersenyum.
Itu memang gagasan yang sedikit berlawanan dengan intuisi тАж tapi тАж .
Tapi dia bisa, tidak ada aturan yang mengatakan bahwa dia tak bisa, dia bisa tinggal berpura-pura dia tak pernah mendengar bisikan kecil itu. Biarkan alam semesta berjalan tepat sama seperti dia akan berjalan kalau satu momen kritis tadi tak pernah terjadi. Dua puluh tahun kemudian, itulah hal yang akan dia harapkan untuk terjadi dua puluh tahun yang lalu, dan dua puluh tahun yang lalu dari dua puluh tahun di masa depan adalah terjadi saat ini. Merubah masa lalu yang jauh itu mudah, kamu tinggal memikirkannya di saat yang tepat.
Atau тАж ini malah lebih berlawanan dengan intuisi тАж dia bisa memberitahu, oh, sebut saja, Profesor McGonagall, bukannya Draco atau Hermione. Dan dia bisa mengumpulkan beberapa orang baik dan membuat mantra tambahan kecil itu terlepas dari si Topi.
Wah, ya. Itu terdengar seperti ide yang sungguh bagus sekarang waktu Harry benar-benar memikirkannya.
Sebegitu jelas kalau dipikir kembali, tetapi entah bagaimana, Opsi 3c dan Opsi 3d tak terpikirkan olehnya.
Harry menghadiahi dirinya +1 poin dalam program anti-Pangeran-Kegelapan-Harry.
Itu memang keisengan kejam dari si Topi yang dimainkannya pada Harry, tapi kamu bisa berargumen dengan hasilnya dalam dasar konsekuensialis. Itu memang benar memberinya pemahaman yang lebih baik tentang sudut pandang korban.
To-do 4: Minta maaf pada Neville Longbottom.
Oke, dia membuat kemajuan cukup lancar sekarang, yang perlu dia lakukan saat ini adalah menjaganya. Di tiap hari, di tiap perbuatan, aku jadi makin Cahaya dan makin Cahaya тАж .
Orang-orang di sekitar Harry juga kebanyakan sudah berhenti makan sekarang, dan makanan penutup juga mulai menghilang, dan piring-piringnya.
Ketika semua piring sudah hilang, Dumbledore sekali lagi berdiri dari kursinya.
Harry tak bisa tidak merasakan keinginan untuk meminum Comed-Tea lagi.
Kamu PASTI baru bercanda, Harry berkata pada bagian itu dari dirinya.
Tapi eksperimennya tak dihitung kalau itu tidak diulang, ya kan? Dan ini sudah terlanjur basah, bukan begitu? Bukankah dia ingin tahu apa yang akan terjadi kali ini? Bukankah dia penasaran? Bagaimana kalau dia mendapatkan hasil yang berbeda?
Hey, aku yakin kamu adalah bagian otakku yang sama dengan yang mendorongku untuk melakukan keisengan itu pada Neville Longbottom.
Er, mungkin?
Dan bukankah ini sebegitu luar biasa jelas kalau aku lakukan ini aku akan menyesalinya sedetik setelah semuanya terlambat?
Um тАж .
Yeah. Jadi, TIDAK.
“Ahem,” kata Dumbledore dari podium, mengelus jenggot perak panjangnya. “Hanya beberapa kata lagi sekarang kita semua sudah makan dan minum. Aku punya beberapa pemberitahuan awal-masa-belajar untuk kuberi pada kalian.”
“Para tahun pertama harus perhatikan kalau hutan di tanah Hogwarts itu terlarang untuk semua murid. Karena itulah itu disebut Hutan Terlarang. Kalau itu diizinkan maka namanya akan jadi Hutan Diizinkan.”
Cukup jelas. Catatan untukku: Hutan Terlarang itu terlarang.
“Aku juga sudah diminta oleh Tn. Filch, si penjaga sekolah, untuk mengingatkan kalian semua bahwa tak boleh menggunakan sihir di antara kelas-kelas dalam koridor. Sayangnya, kita semua tahu bahwa apa yang seharusnya terjadi, dan apa yang memang terjadi, adalah dua hal yang berbeda. Terima kasih sudah mengingat hal ini.”
Er…
“Uji coba Quidditch akan diadakan minggu kedua sekolah. Siapa saja yang berminat untuk bemain dalam tim asrama mereka harus menghubungi Madam Hooch. Siapa saja yang berminat untuk dalam merubah ulang seluruh permainan Quidditch harus menghubungi Harry Potter.”
Harry menghirup ludahnya sendiri dan langsung terbatuk saat semua mata berbalik ke arahnya. Bagaimana bisa! Dia belum bertatapan dengan mata Dumbledore sekali pun тАж dia tidak berpikir. Dia yakin dia tidak tengah memikirkan tentang Quidditch saat itu! Dia tak pernah membicarakannya pada orang lain kecuali Ron Weasley dan dia pikir Ron tidak akan menceritakan pada orang lain тАж atau Ron berlari pada seorang profesor untuk mengadu? Bagaimana bisa тАж .
“Tambahan lagi, aku harus memberitahu kalian bahwa tahun ini, koridor lantai tiga di sisi kanan terlarang untuk mereka yang tak ingin mati dalam cara yang sangat menyakitkan. Itu dijaga oleh serangkaian jebakan rumit berbahaya dan berpotensi mematikan, dan kalian tidak akan bisa melewati semuanya, khususnya kalau kamu masih dalam tahun pertama.”
Harry sudah mati rasa di titik ini.
“Dan terakhir, aku perpanjang terima kasihku yang terbesar untuk Quirinus Quirrell karena dengan heroik setuju untuk mengambil jabatan Profesor Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di Hogwarts.” Pandangan Dumbledore bergerak mencari ke arah para murid. “Aku harap seluruh murid akan memperpanjang pada Profesor Quirrell sopan santun dan toleransi sepenuhnya yang memang sepantasnya atas pelayanan luar biasanya pada kalian dan sekolah ini, dan bahwa kalian tidak akan mengganggu kami dengan keluhan remeh tentangnya, kecuali kalian mau mencoba melakukan pekerjaannya.”
Apa maksud dari itu?
“Aku sekarang serahkan waktu ini pada anggota sekolah baru kita Profesor Quirrell, yang ingin mengatakan beberapa patah kata.”
Pria muda, kurus, gugup yang pertama kali Harry temui di Leaky Cauldron perlahan berjalan naik ke podium, memandang dengan takut ke semua arah. Harry melihat sekilas ke belakang kepalanya, dan sepertinya Profesor Quirrell mungkin sudah mulai botak, meskipun telihat cukup muda.
“Penasaran apa yang salah dengan dia,” bisik si penyihir lebih tua di sebelah Harry. Komentar-komentar bisikan yang sama juga terdengar di sekitar meja.
Profesor Quirrell sampai ke podium dan berdiri di sana, berkedip. “Ah тАж .” katanya. “Ah тАж .” kemudian keberaniannya sepertinya benar-benar gagal, dan dia berdiri di sana dalam diam, sesekali berkedut.
“Oh, bagus,” bisik si murid lebih tua, “kelihatannya akan jadi tahun panjang lain di kelas PertahananтАУ”
“Salam, murid-murid mudaku,” kata Profesor Quirrell dalam nada kering, percaya diri. “Kita semua tahu bahwa Hogwarts cenderung mengalami kekurangberuntungan tertentu dalam pemilihannya atas posisi ini, dan aku yakin banyak dari kalian yang sudah ingin tahu kemalangan apa yang akan jatuh ke atasku tahun ini. Aku yakinkan kalian, bahwa kemalangan itu tidak akan berupa ketidakkompetenanku.” Dia tersenyum tipis. “Percaya atau tidak, aku sudah lama berharap bahwa suatu saat akan mencoba mengalami jadi Profesor atas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di sini di Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Di mana yang pertama kali mengajar adalah Salazar Slytherin sendiri, dan saat abad keempat belas adalah suatu tradisi untuk seorang penyihir petarung terkuat dalam semua persuasi untuk mencoba mengajar di sini. Profesor Pertahanan yang lampau juga sudah mencakup bukan saja pahlawan pengembara legendaris Harold Shea namun juga Baba Yaga kutip abadi akhir kutip, ya, aku lihat beberapa dari kalian masih gemetar saat mendengar namanya diucapkan walaupun dia sudah mati selama enam ratus tahun. Itu pasti adalah tahun yang menarik untuk menghadiri Hogwarts, bukan begitu?”
Harry menelan keras, mencoba menahan sentakan emosi seketika yang menguasainya ketika Profesor Quirrell mulai bicara. Nada tapatnya mengingatkan dia sama seperti pengajar di Oxford, dan mulailah Harry sadar kalau dia tidak akan melihat rumahnya atau Mumnya atau Dadnya sampai Natal.
“Kalian sudah terbiasa untuk posisi Pertahanan diisi oleh para inkompeten, para begundal, dan mereka yang tak beruntung. Untuk semua dengan rasa sejarah, itu semua mengandung reputasi yang benar-benar berbeda. Tidak semua yang mengajar di sini adalah yang terbaik, namun semua yang terbaik mengajar di Hogwarts. Dengan persekutuan penuh kebesaran ini, dan setelah sebegitu menanti sampainya hari ini, aku akan sangat malu untuk menempatkan standar diriku lebih rendah dari kesempurnaan. Dan juga aku memang berniat untuk membuat masing-masing dari kalian selalu mengingat tahun ini sebagai kelas Pertahanan terbaik yang pernah kalian peroleh. Apa yang kalian pelajari tahun ini akan selamanya bertindak sebagai landasan teguh kalian dalam seni Pertahanan, tak peduli siapa pengajar kalian sebelum dan sesudah.”
Ekspresi Profesor Quirrell mulai menjadi serius. “Kita punya sebegitu banyak wilayah untuk ditebus dan tak banyak waktu untuk mencakupnya. Karena itu aku berniat untuk keluar dari kebiasaan mengajar Hogwarts dalam sejumlah hal, demikian juga memperkenalkan beberapa aktivitas setelah-sekolah opsional.” Dia berhenti. “Kalau itu belum cukup, mungkin aku bisa menemukan cara-cara baru untuk memotivasi kalian. Kalian adalah murid-murid yang sudah lama kutunggu, dan kalian akan melakukan usaha yang paling baik dalam kelas Pertahanan yang sudah lama kutunggu ini. Aku akan menambahkan semacam ancaman mengerikan, seperti ‘Kalau tidak kalian akan sengsara menderita ‘, tapi itu akan jadi sangat klise, bukan begitu? Aku bangga atas diriku sendiri karena jadi lebih imajinatif dari itu. Terima kasih.”
Kemudian semangat dan percaya diri seolah habis terkuras dari Profesor Quirrell. Mulutnya terbuka seolah dia tiba-tiba menemukan dirinya menghadapi penonton yang tak terduga, dan dia berputar dengan sentakan kejang dan berlari ke tempat duduknya, tertunduk seolah dia akan ambruk dan meledak.
“Dia terlihat sedikit aneh,” bisik Harry.
“Meh,” kata si murid yang terlihat lebih tua. “Kamu belum lihat apa pun.”
Dumbledore melanjutkan podium.
“Dan sekarang,” kata Dumbledore, “sebelum kita pergi tidur, mari kita nyanyikan lagu sekolah! Semua orang pilih nada dan kata-kata favoritnya sendiri, dan ayo kita mulai!”
Chapter 13: Menanyakan Pertanyaan yang Salah
Elen sila J. K. Rowling omentielvo.
EDIT: Jangan panik. Aku sungguh-sungguh bersumpah bahwa ada penjelasan logis, dengan pertanda, sesuai-kanon untuk semua yang terjadi di bab ini. Ini adalah teka-teki, kalian harusnya mencoba memecahkannya, dan kalau tidak berhasil, baca saja bab selanjutnya.
*
“Itu adalah satu teka-teki paling mudah yang pernah aku dengar.”
*
Saat Harry membuka matanya di kamar laki-laki tahun pertama Ravenclaw, di pagi di hari pertamanya di Hogwarts, dia tahu ada sesuatu yang salah.
Sunyi.
Terlalu sunyi.
Oh, benar тАж . Ada Mantra Quietus di kepala ranjangnya, dikendalikan tongkat geser kecil, yang adalah alasan satu-satunya siapa pun bisa tidur di Ravenclaw.
Harry duduk dan melihat ke sekitar, mengharap melihat yang lain mulai bangunтАУ
Ruangan, kosong.
Ranjang-ranjang, berantakan dan belum dirapikan.
Matahari, datang dari sudut yang cukup tinggi.
Quieternya digeser sampai maksimal.
Dan alarm jam mekanikalnya masih bekerja, tapi alarmnya dimatikan.
Dia sudah dibiarkan untuk tidur sampai 9:52 AM, sepertinya. Terlepas dari usaha terbaiknya untuk melakukan sinkronisasi siklus tidur 26-jamnya pada kedatangannya di Hogwarts, dia sudah tak bisa tidur sampai sekitar 1 AM. Dia sudah berencana untuk bangun tidur pukul 7:00 AM bersama murid yang lain, dia bisa menahan sedikit kurang-tidur di hari pertama selama dia memperoleh suatu obat magis sebelum besok. Tapi sekarang dia sudah melewatkan sarapan. Dan kelas pertamanya di Hogwarts, Herbologi, sudah mulai satu jam dan dua puluh dua menit yang lalu.
Kemarahan perlahan, perlahan mulai muncul dalam dirinya. Oh, betapa kelakar kecil yang bagus. Matikan alarmnya. Naikkan Quieternya. Dan biarkan Tn. Harry Potter Terkenal ketinggalan kelas pertamanya, dan disalahkan karena jadi tukang tidur.
Waktu Harry menemukan siapa yang melakukan ini тАж .
Tidak, ini hanya bisa dilakukan dengan kerjasama seluruh dua belas anak lain dalam kamar Ravenclaw ini. Semuanya pasti bisa melihat bentuk badannya yang tertidur. Semuanya sudah membiarkannya tidur dan melewatkan sarapan.
Kemarahan terkuras habis, digantikan dengan kebingungan dan perasaan sangat terluka. Mereka menyukai dia. Dia pikir. Kemarin malam, dia pikir mereka menyukai dia. Kenapa тАж .
Saat Harry melangkah keluar dari ranjang, dia melihat secarik kertas menghadap keluar dari kepala ranjangnya.
Kertas itu berkata,
Teman-teman Ravenclawku,
Ini sudah jadi hari yang teramat panjang. Tolong biarkan aku lanjutkan tidur dan jangan khawatir tentang aku melewatkan sarapan. Aku belum lupa tentang kelas pertamaku.
Tertanda, Harry Potter.
Dan Harry berdiri di sana, terpaku, air beku mulai mengaliri pembuluh darahnya.
Kertas itu memakai tulisan tangannya, dengan pensil mekaniknya sendiri.
Dan dia tidak ingat pernah menulisnya.
Dan тАж Harry menyipitkan matanya melihat kertas itu. Dan kecuali dia berkhayal, kata-kata “Aku belum lupa” tertulis memakai gaya yang berbeda, seolah dia sedang memberitahu dirinya sendiri sesuatu тАж ?
Apakah dia tahu bahwa akan terkena Mantra Obliviate? Apakah dia begadang, melakukan suatu kejahatan atau kegiatan rahasia, dan kemudian тАж tapi dia tak tahu Mantra Obliviate тАж apakah orang lain тАж apa тАж .
Suatu gagasan terpikir oleh Harry. Kalau dia sudah tahu bahwa dia akan terkena Mantra Obliviate тАж .
Masih memakai piyamanya, Harry berlari mengitari ranjangnya menuju kopernya, menekan jempolnya pada kunci, mengambil kantongnya, memasukkan tangannya dan berkata “Catatan untuk diriku.”
Dan kertas lain muncul di atas tangannya.
Harry mengeluarkannya, menatapnya. Itu juga dalam tulisan tangannya sendiri.
Catatan itu berkata:
Kepada Diriku,
Tolong mainkan permainannya, kamu hanya bisa bermain permainan ini sekali seumur hidup. Ini adalah kesempatan tak tergantikan.
Kode pengenalan 927, aku adalah kentang.
Tertanda, Kamu.
Harry mengangguk perlahan. “Kode pengenalan 927, aku adalah kentang” adalah memang pesan yang sudah dia buat di awalтАУbertahun-tahun sebelumnya, waktu melihat TVтАУyang hanya dia yang tahu. Kalau dia harus mengidentifikasi suatu duplikat dari dirinya sebagai benar-benar dia, atau sesuatu. Untuk jaga-jaga. Bersiaplah.
Harry tak bisa mempercayai pesan itu, ada kemungkinan mantra lain terlibat. Tapi ini mengecualikan tiap keisengan kecil apa pun. Dia jelas-jelas menulis ini dan dia jelas-jelas tak ingat pernah menulisnya.
Melihat kertas, Harry jadi sadar kalau ada tinta yang terlihat tembus dari sisi lainnya.
Dia membaliknya.
Sisi belakang dibaca:
INSTRUKSI PERMAINAN:
kamu tak tahu peraturan dari permainan
kamu tak tahu hadiah dari permainan
kamu tak tahu sasaran dari permainan
kamu tak tahu siapa yang mengendalikan permainan
kamu tak tahu bagaimana mengakhiri permainan
Kamu mulai dengan 100 poin.
Mulai.
Harry memandang “instruksi” itu. Sisi ini tidak ditulis tangan; tulisannya benar-benar rapi sempurna, yang artinya buatan. Itu sepertinya ditulis oleh Quotes Quill, seperti satu yang dia beli untuk menulis apa yang didiktekan.
Dia benar-benar tak tahu apa pun tentang yang sedang terjadi.
Baiklah тАж langkah pertama adalah berganti baju dan makan. Mungkin membalik urutan tadi. Perutnya terasa sedikit kosong.
Dia melewatkan sarapan, tentu saja, tapi dia sudah Bersiap untuk kejadian itu, sudah membayangkannya labih dulu. Harry memasukkan tangannya ke dalam kantongnya dan berkata “Makanan kecil”, mengharapkan untuk mendapatkan kotak sereal batang yang dia beli sebelum berangkat ke Hogwarts.
Yang muncul tidak terasa seperti kotak sereal batang.
Ketika Harry membawa tangannya masuk ke area penglihatannya dia melihat dua permen batang kecilтАУtidak cukup untuk disebut santapanтАУtertempel pada suatu catatan, dan catatan itu ditulis dengan tulisan yang sama dengan instruksi permainan.
Catatan itu berkata:
USAHA GAGAL: -1 POIN
POIN SEKARANG: 99
KONDISI FISIK: MASIH LAPAR
KONDISI MENTAL: BINGUNG
“Gleehhhhh” mulut Harry berkata tanpa intervensi atau keputusan sadar apa pun dari dirinya.
Dia berdiri di sana selama kira-kira semenit.
Satu menit kemudian, itu masih tak masuk akal sedikit pun dan dia masih benar-benar tak tahu apa yang sedang terjadi dan otaknya bahkan belum mulai menangkap hipotesis apa pun seperti tangan mentalnya terbungkus dalam bola karet dan tak mampu mengambil apa pun.
Perutnya, yang memiliki prioritasnya sendiri, menyarankan satu kemungkinan penyelidikan eksperimental.
“Ah тАж” Harry berkata pada ruangan kosong. “aku kira aku tak bisa memakai satu poin dan memperoleh kotak sereal batangku kembali?”
Cuma ada kesunyian.
Harry memasukkan tangannya ke dalam kantong dan berkata “Kotak sereal batang.”
Satu kotak yang terasa memiliki bentuk yang benar muncul ke tangannya тАж tapi itu terlalu ringan, dan itu sudah terbuka, dan itu sudah kosong, dan catatan yang menempel padanya berkata:
POIN TERPAKAI: 1
POIN SEKARANG: 98
KAMU MENDAPATKAN: SATU KOTAK SEREAL BATANG
“Aku ingin memakai satu poin dan memperoleh kembali sereal batang yang sebenarnya,” kata Harry
Sekali lagi, sunyi
Harry memasukkan tangannya ke dalam kantong dan berkata “sereal batang”.
Tak ada yang muncul.
Harry mengangkat bahu menyerah dan dan mendatangi lemari yang diberikan untuknya di dekat ranjangnya, untuk mengambil jubah penyihirnya untuk hari ini.
Di dasar lemari, di bawah jubahnya, ada sereal batang, dan satu catatan:
POIN TERPAKAI: 1
POIN SEKARANG: 97
KAMU MENDAPAT: 6 SEREAL BATANG
KAMU MASIH MEMAKAI: PIYAMA
JANGAN MAKAN DENGAN MEMAKAI PIYAMA
KAMU AKAN MEMPEROLEH PENALTI PIYAMA
Dan sekarang aku tahu bahwa siapa pun yang mengendalikan permainan ini adalah seorang yang gila.
“Tebakanku adalah bahwa permainan ini dikendalikan oleh Dumbledore,” Harry berkata dengan lantang. Mungkin kali ini dia bisa mencetak rekor kecepatan karena mampu menyerap dengan cepat.
Sunyi.
Tapi Harry sudah mulai memahami polanya; catatan akan ada di tempat berikutnya yang dia lihat. Jadi Harry melihat ke kolong ranjang.
HA! HA HA HA HA HA!
HA HA HA HA HA HA!
HA! HA! HA! HA! HA! HA!
DUMBLEDORE TIDAK MENGENDALIKAN PERMAINAN INI
TEBAKAN BURUK
TEBAKAN YANG SANGAT BURUK
-20 POIN
DAN KAMU MASIH MEMAKAI PIYAMA
INI ADALAH LANGKAH KEEMPATMU
DAN KAMU MASIH MEMAKAI PIYAMA
PENALTI PIYAMA: -2 POIN
POIN SEKARANG: 75
Welp, itu benar-benar membingungkan. Ini adalah hari pertamanya di sekolah dan begitu kamu mencoret Dumbledore, dia tidak tahu nama orang lain lagi di sini yang segila ini.
Badannya sedikit banyak masuk dalam autopilot, Harry mengumpulkan satu set jubah dan pakaian dalam, menarik level bawah tanah dari kopernya (dia adalah orang yang sangat tertutup dan seseorang mungkin akan masuk ke dalam kamar), berganti pakaian dan naik kembali ke atas untuk merapikan piyamanya.
Harry berhenti sebelum menarik laci lemari tempatnya menyimpan piyama-piyamanya. Kalau polanya benar тАж .
“Bagaimana aku bisa memperoleh poin lebih banyak?” kata Harry dengan lantang.
Kemudian dia menarik laci.
KESEMPATAN UNTUK BERBUAT BAIK ADA DI MANA SAJA
NAMUN KEGELAPAN ADALAH DI MANA PERLU ADA CAHAYA
BIAYA PERTANYAAN: 1 POIN
POIN SEKARANG: 74
PAKAIAN DALAM YANG BAGUS
APA IBUMU YANG MEMILIHKANNYA?
Harry meremas catatan itu di dalam tangannya, wajahnya merah membara. Makian Draco kembali lagi padanya. Anak darah lumpurтАУ
Di titik ini dia tahu untuk jangan mengatakannya keras-keras. Dia mungkin akan mendapat Penalti Kata-Kata Kotor.
Harry membawa mokeskin dan tongkat sihirnya. Dia membuka bungkus dari salah satu sereal batangnya dan membuang bungkusnya ke tempat sampah kamar, di mana itu mendarat di atas Cokelat Kodok yang kebanyakan masih belum termakan, remasan amplop dan beberapa kertas pembungkus hijau dan merah. Dia menaruh sereal batangnya yang lain ke dalam kantong mokeskinnya.
Dia melihat sekeliling untuk pencarian terakhir, putus asa, dan pada dasarnya sia-sia untuk petunjuk-petunjuk.
Dan kemudian Harry meninggalkan kamar, makan saat dia pergi, mencari ruang bawah tanah Slytherin. Paling tidak itulah apa yang dia pikir kalimat tadi sedang rujuk.
Mencoba menjelajahi lorong-lorong Hogwarts itu bagaikan тАж mungkin tidak seburuk seperti mengembara di dalam lukisan Escher, itu adalah hal-hal yang kamu sebut hanya untuk efek retoris daripada kebenarannya.
Beberapa saat kemudian, Harry berpikir bahwa sebenarnya lukisan Escher akan memiliki sisi plus dan minusnya sendiri dibandingkan Hogwarts. Minus: tak ada orientasi gravitasi konsisten. Plus: paling tidak tangganya tidak bergerak KETIKA KAMU MASIH DI ATAS MEREKA.
Harry pada awalnya menaiki empat tangga untuk sampai ke kamarnya. Setelah menuruni tidak kurang dari dua belas tangga dan tanpa sampai ke tempat yang bahkan dekat ruang bawah tanah, Harry menyimpulkan bahwa (1) suatu lukisan Escher akan jadi perjalanan mudah kalau dibandingkan ini, (2) dia sekarang entah bagaimana lebih tinggi dalam kastil daripada saat dia mulai, dan (3) dia sudah benar-benar tersesat hingga dia tidak akan terkejut ketika melihat ke luar jendela dan melihat dua bulan di langit.
Rencana cadangan A adalah untuk berhenti dan menanyakan arah, tapi sepertinya tidak ada satu pun orang yang berkeliaran, seperti seluruh pengemis semua ada di kelas seperti yang memang seharusnya mereka lakukan atau bagaimana.
Rencana cadangan B тАж .
“Aku tersesat,” Harry berkata dengan lantang. “Bisakah, um, roh kastil Hogwart membantuku atau apa?”
“Aku tidak pikir kastil ini punya roh,” seorang wanita tua mengamati dari dalam salah satu lukisan di dinding. “Kehidupan, mungkin, tapi tidak roh.”
Ada jeda sesaat.
“Apakah kamuтАУ” kata Harry, dan kemudian menutup mulutnya. Setelah dipikir lagi, tidak dia TIDAK akan menanyakan lukisan itu apakah dia benar-benar sadar dalam arti sadar akan kesadaran dirinya sendiri.
“Aku Harry Potter,” kata mulutnya, kurang lebih dalam autopilot. Dalam keadaan yang juga tanpa sadar, Harry mengulurkan tangannya kepada lukisan.
Wanita di dalam lukisan itu memandang ke bawah pada tangan Harry dan menaikkan alisnya.
Perlahan, tangan itu jatuh kembali ke sisi Harry.
“Maaf,” kata Harry, “Aku baru di sini.”
“Seperti yang aku lihat, raven muda. Ke mana kau ingin pergi?”
Harry ragu. “Aku tak begitu yakin,” katanya.
“Kalau begitu kau sudah ada di sana.”
“Yah, ke mana pun aku mencoba pergi, aku tidak berpikir kalau ini adalah tempatnya тАж .” Harry menutup mulutnya, sadar batapa dia terdengar seperti seorang idiot. “Biarkan aku ulangi. Aku mencoba memainkan permainan ini hanya saja aku tak tahu peraturannya apaтАУ” Itu sepertinya juga tak bekerja. “Oke, percobaan ketiga. Aku mencari suatu kesempatan untuk berbuat baik supaya aku mendapatkan poin, dan apa yang kuperoleh adalah petunjuk samar tentang bagaimana kegelapan adalah di mana cahaya perlu ada, jadi aku mencoba untuk ke bawah tapi aku sepertinya malah naik ke atas тАж .”
Si wanita tua dalam lukisan memandangnya sedikit tak percaya.
Harry mendesah. “Hidupku memang cenderung untuk menjadi sedikit aneh.”
“Apakah adil untuk mengatakan bahwa kamu tak tahu ke mana kamu mau pergi atau kenapa kamu ingin pergi ke sana?”
“Sepenuhnya adil.”
Si wanita tua mengangguk. “Aku tak yakin bahwa menjadi tersesat adalah masalah terpentingmu, anak muda.”
“Benar, tapi tak seperti masalah yang lebih penting, ini adalah masalah yang aku paham bagaimana menyelesaikannya dan wow apakah percakapan ini baru saja berubah menjadi metafora atas eksistensi manusia, aku bahkan tak sadar itulah yang terjadi sampai baru saja tadi.”
Si wanita memandang Harry penuh penilaian. “Kau memang raven muda yang baik, bukan begitu? Untuk sesaat aku mulai bertanya-tanya. Baiklah, sebagai aturan dasarnya, kalau kau terus berputar ke kiri, kamu pasti akan terus turun .”
Itu anehnya terdengar tak asing tapi Harry tak bisa mengingat di mana dia pernah mendengarnya. “Um тАж kamu sepertinya seseorang yang sangat cerdas. Atau gambar dari seorang yang sangat cerdas тАж bagaimanapun, apakah kamu pernah mendengar permainan misterius di mana kamu hanya bisa bermain satu kali, dan mereka tak memberitahumu apa aturannya?”
“Kehidupan,” kata wanita itu seketika. “Itu adalah satu teka-teki paling mudah yang pernah aku dengar.”
Harry berkedip. “Tidak,” katanya perlahan. “Maksudku aku memperoleh catatan asli dan sebagainya yang berkata bahwa aku harus memainkan permainan ini tapi aku tak diberitahu apa peraturannya, dan seseorang sudah meninggalkan beberapa carik kertas kecil yang memberitahuku berapa banyak poin yang sudah hilang karena melanggar aturan, seperti penalti minus dua poin karena memakai piyama. Apakah kamu tahu seseorang di sini di Hogwarts yang cukup gila dan kuat untuk melakukan sesuatu seperti itu? Selain Dumbledore, maksudku?”
Lukisan wanita itu mendesah. “Aku hanya gambar, anak muda. Aku mengingat Hogwarts seperti yang pernah adaтАУbukan Hogwarts yang sekarang ada. Apa yang bisa aku beritahu kepadamu adalah bahwa kalau ini adalah teka-teki, jawabannya adalah bahwa permainan itu adalah kehidupan, dan bahwa meskipun kita tak membuat seluruh peraturan itu sendiri, orang yang memberi atau mengurangi poin itu adalah selalu kamu sendiri. Kalau ini bukanlah teka-teki namun realitaтАУmaka aku tak tahu.”
Harry menunduk sebegitu rendah kepada lukisan itu. “Terima kasih, milady.”
Si wanita membungkuk padanya. “Aku harap aku bisa mengatakan kalau aku akan mengingat kalau aku menyukaimu,” katanya, “tapi aku mungkin tak akan mengingatmu sama sekali. Selamat tinggal, Harry Potter.”
Harry membungkuk lagi sebagai balasan, dan mulai menuruni tangga-tangga terdekat.
Empat belokan ke kiri berikutnya dia menemukan dirinya memandang koriidor yang berakhir, tiba-tiba, dalam suatu gundukan batu-batu besarтАУseolah-olah sudah ada keruntuhan, hanya dinding-dinding dan langit-langit yang masih tetap utuh dan tersusun dari batu kastil biasa.
“Baiklah,” kata Harry pada udara kosong, “Aku menyerah. Aku meminta satu petunjuk lagi. Bagaimana caraku untuk sampai ke tempat yang harus kutuju?”
“Satu petunjuk! Satu petunjuk, katamu?”
Satu suara gembira datang dari lukisan di dinding tak jauh, ini adalah satu lukisan pria umur menengah dalam jubah pink paling keras yang pernah Harry lihat atau bayangkan. Di dalam lukisan dia memakai topi runcing tua dengan ikan di atasnya (bukan gambar, ingat, tapi seekor ikan).
“Ya!” kata Harry. “Satu petunjuk! Satu petunjuk kataku! Hanya saja bukan sembarang petunjuk, aku mencari petunjuk spesifik, itu untuk permainan yang aku mainkan iniтАУ”
“Ya, Ya! Satu petunjuk untuk permainan! Kamu Harry Potter, kan? Aku Cornelion Flubberwalt! Aku diberitahu oleh Erin the Consort yang diberitahu oleh Lord Weaselnose yang diberitahu oleh, aku lupa siapa. Namun itu adalah pesan untuk aku agar disampaikan untukmu! Untuk aku! Tidak ada yang peduli tentang aku sampai, aku tak tahu berapa lama, mungkin selamanya, aku sudah terjebak di koridor tua iniтАУpetunjuk! Aku punya petunjukmu! Harganya tiga poin! Kamu mau?”
“Ya! Aku mau!” Harry sadar bahwa dia mungkin harus menjaga sarkasmenya dalam kontrol tapi dia sepertinya tak bisa menolong dirinya sendiri.
“Kegelapan bisa ditemukan di antara ruang belajar hijau dan kelas Transfigurasi McGonagall! Itulah petunjuknya! Dan ayo cepat, kau lebih lambat dari siput! Minus sepuluh poin karena lambat! Sekarang kamu punya 61 poin! Itu semua isi pesannya!”
“Terima kasih,” kata Harry. Dia sudah mulai ketinggalan dalam permainan ini. “Um .. aku kira kamu tak tahu dari mana asal sebenarnya pesan ini, kan?”
“Itu diucapkan oleh suara hampa yang keluar dari celah di udara itu sendiri, celah yang terbuka atas neraka yang berapi-api! Itulah yang mereka beritahukan padaku!”
Harry sudah mulai tak yakin, di titik ini, apakah ini adalah hal-hal yang dia harusnya bersikap skeptis, atau hal yang langsung dia percayai. “Dan bagaimana aku bisa menemukan tempat antara ruang belajar hijau dan kelas Transfigurasi?”
“Tinggal berbalik dan ambil kiri, kanan, bawah, bawah, kanan, kiri, kanan, atas, dan kiri lagi, kamu akan tiba di ruang belajar hijau dan kalau kamu masuk dan berjalan lurus ke sisi seberang kamu akan sampai di koridor besar melengkung yang menuju ke persimpangan dan di sisi kanan dari persimpangan itu akan ada lorong lurus panjang yang menuju ke kelas Transfigurasi!” Sosok pria usia menengah itu berhenti. “Paling tidak seperti itulah keadaannya saat aku ada di Hogwarts. Ini adalah hari Senin dalam tahun ganjil, kan?”
“Pensil dan kertas mekanik,” kata Harry pada kantongnya. “Er, batalkan yang tadi, kertas dan pensil mekanik.” Dia memandang ke atas. “Bisakah kamu mengulangi yang tadi?”
setelah tersesat dua kali lagi, Harry merasa kalau dia sudah mulai memahami aturan dasar untuk menjelajahi labirin yang terus berubah yang adalah Hogwarts, yaitu, tanyakan arahnya pada lukisan. Kalau ini merefleksikan suatu pelajaran hidup yang amat sangat dalam dia tak tahu pelajaran apa itu.
Ruang belajar hijau tak disangka adalah tempat yang cukup nyaman dengan sinar mentari menyusup masuk melalui jendela dengan kaca berwarna hijau yang menggambarkan naga-naga dalam adegan tenang, bergerombol. Itu memiliki kursi-kursi yang terlihat sangat nyaman, dan meja yang sepertinya sangat cocok untuk belajar bersama satu sampai tiga teman.
Harry tak bisa benar-benar berjalan lurus melewati ruangan dan keluar dari pintu di seberang. Ada lemar-lemari buku yang ditempatkan di dinding, dan dia harus menghampiri dan membaca beberapa judulnya, supaya tidak kehilangan hak atas nama keluarga Verres. Namun dia melakukannya dengan cepat, mengingat keluhan tentang terlalu lambat, dan kamudian keluar dari sisi seberang.
Dia sedang menyusuri “koridor besar melengkung” ketika dia mendengar suara teriakan seorang bocah.
Di saat-saat seperti ini, Harry memiliki alasan untuk berlari secepat-cepatnya tanpa peduli menyimpan tenaga atau melakukan latihan pemanasan yang layak atau khawatir tentang menabrak sesuatu, gerakan panik seketika yang nyaris sampai pada perhentian yang sama seketikanya saat dia hampir menabrak sekelompok enam anak tahun pertama Hufflepuff тАж
тАж yang sedang meringkuk bersama, terlihat seperti ketakutan dan seolah mereka ingin melakukan sesuatu namun tak tahu apa, yang mungkin ada hubungannya dengan kelompok lima Slytherin yang lebih tua yang terlihat mengelilingi anak muda yang lain.
Harry seketika merasa marah.
“Permisi!” teriak Harry sekeras-kerasnya.
Itu mungkin sebenarnya tidak perlu. Orang-orang sudah melihat ke arahnya. Tapi itu cukup untuk menghentikan semua gerakan.
Harry berjalan melewati kelompok Hufflepuff menuju ke Slytherin.
Mereka memandangnya dengan ekspresi yang berkisar mulai kemarahan sampai terhibur sampai senang.
Sebagian dari otak Harry sedang berteriak dalam panik bahwa ini adalah anak yang jauh lebih tua dan lebih besar yang bisa menginjaknya rata.
Bagian lain berkata dengan bosan bahwa siapa pun yang tertangkap benar-benar menginjak Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup akan meminta suatu dunia masalah, khususnya kalau mereka adalah sekelompok Slytherin yang lebih tua dan ada tujuh Hufflepuff yang melihatnya, dan bahwa kemungkinan mereka melakukan kerusakan permanen padanya di hadapan saksi-saksi adalah mendekati nol. Satu-satunya senjata anak-anak lebih tua itu yang sebenarnya untuk melawannya adalah ketakutannya sendiri, kalau dia mengizinkan hal itu.
Kemudian Harry melihat bahwa anak yang mereka kurung adalah Neville Longbottom.
Tentu saja.
Selesai sudah. Harry telah memutuskan untuk merendah dan meminta maaf pada Neville dan itu artinya Neville adalah miliknya, berani benar mereka?
Harry mengulurkan tangan dan memegang Neville di pergelangan tangannya dan menarik dia keluar dari antara para Slytherin, anak itu tertatih kerena terkejut saat Harry menariknya keluar dan dalam gerakan yang nyaris sama mendorong dirinya masuk melalui celah yang sama.
Dan Harry berdiri di tengah-tengah para Slytherin di mana Neville tadi berdiri, memandang ke atas ke anak yang jauh lebih tua, lebih besar, dan lebih kuat.
“Halo,” kata Harry. “Aku adalah Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup.”
Ada jeda yang sedikit canggung. Tak ada yang sepertinya tahu ke arah mana percakapan ini harus berjalan.
Mata Harry jatuh ke bawah dan melihat beberapa buku dan kertas berserakan di lantai. Oh, permainan lama di mana kamu membiarkan si bocah mengambil buku-bukunya dan kemudian memukulnya dari tangan si bocah lagi. Harry tak ingat pernah menjadi objek dari permainan itu sendiri, tapi dia punya imajinasi yang baik dan imajinasinya sudah membuatnya murka. Yah, setelah situasi yang lebih besar sudah terselesaikan akan cukup mudah buat Neville untuk kembali dan mengambil barang-barangnya, asalkan para Slytherin tetap terlalu terpaku padanya untuk berpikir melakukan apa pun pada buku-buku itu.
Sayangnya gerakan matanya sudah ditangkap. “Ooh,” kata anak paling besar, “apa ‘mu mau buku-buku tuтАУ”
“Tutup mulut,” Harry berkata dingin. Jaga mereka terus tak seimbang. Jangan lakukan apa yang mereka inginkan. Jangan jatuh ke dalam pola yang membuat mereka bisa menindasmu. “Apakah ini adalah bagian dari suatu rencana luar biasa yang akan memberimu keuntungan masa depan, atau apakah ini aib tak berguna pada nama Salazar Slytherin saatтАУ”
Si anak paling besar mendorong Harry Potter dengan keras, dan dia langsung terjengkang keluar dari lingkaran para Slytherin ke atas lantai batu keras Hogwarts.
Dan para Slytherin tertawa.
Harry bangkit dalam gerakan yang dia rasakan seperti gerak lambat mengerikan. Dia belum tahu bagaimana menggunakan tongkatnya, namun tak ada alasan untuk hal itu menghentikannya, dalam keadaan ini.
“Aku ingin membayar poin sebanyak apa pun untuk menyingkirkan orang ini,” kata Harry, mengarahkan jarinya menunjuk pada Slytherin paling besar.
Kemudian Harry mengangkat tangannya yang lain, berkata “Abrakadabra,” dan menjentikkan jarinya.
Pada kata Abrakadabra dua dari para Hufflepuff menjerit, termasuk Neville, tiga Slytherin lain melompat putus asa keluar dari arah jari Harry, dan Slytherin terbesar terhuyung-huyung dengan ekspresi terkejut, suatu percikan merah tiba-tiba menghiasi wajah dan leher dan dadanya.
Harry tidak mengharapkan itu.
Perlahan, Slytherin paling besar mengangkat tangan ke arah kepalanya, dan membuka loyang cherry pie yang baru saja menyelimuti dirinya. Slytherin paling besar memegang loyang itu di tangannya untuk sesaat, memandangnya, kemudian menjatuhkannya ke lantai.
Itu mungkin bukan saat terbaik dalam dunia untuk salah satu dari para Hufflepuff untuk mulai tertawa, namun justru itulah yang dilakukan salah satu dari para Hufflepuff.
Kemudian Harry melihat catatan di bawah loyang.
“Tunggu dulu,” kata Harry, dan berlari maju untuk mengambil catatan itu. “Catatan ini untukku, kupikirтАУ”
“Kau,” si Slytherin paling besar menggeram, “kau, akan, kuтАУ”
“Lihat ini!” teriak Harry, mengayunkan catatan itu pada Slytherin yang lebih tua. “Maksudku, lihat saja ini! Bisakah kamu percaya aku di minta 30 poin untuk pengiriman dan penanganan satu pie remeh? 30 poin! Aku jadi rugi sekarang bahkan setelah menyelamatkan satu anak tak bersalah! Dan upah penyimpanan? Ongkos pengiriman? Biaya angkut jarak pendek? Bagaimana kamu bisa memperoleh biaya angkut jarak pendek untuk satu pie?”
Ada satu lagi jeda canggung itu. Harry membayangkan pikiran dan gagasan mematikan pada siapa pun Hufflepuff yang tak mampu berhenti tertawa kecil, idiot itu akan membuat dia terluka.
Harry melangkah mundur dan menatap si Slytherin dengan pandangan mematikan terbaiknya. “Sekarang pergilah atau aku akan terus membuat eksistensimu makin dan makin surreal sampai kamu pergi. Biarkan aku memperingatkanmu тАж macam-macam dengan hidupku cenderung membuat hidupmu тАж sedikit berbulu. Paham?”
Dalam satu gerakan mengerikan, si Slytherin paling besar mengayunkan tongkat sihirnya pada Harry dan dalam waktu yang sama terpukul di sisi yang lain dari kepalanya dengan pie yang lain, yang ini blueberry cerah.
Catatan di pie ini cukup besar dan jelas terbaca. “Kamu mungkin mau membaca catatan yang ada di pie itu,” Harry mengamati. “Aku pikir kali ini untukmu.”
Si Slytherin perlahan mengangkat tangan, mengambil loyang pie, membaliknya dengan suara basah yang datang dari blueberry yang jatuh ke lantai, dan membaca catatan yang berkata:
PERINGATAN
TIDAK BOLEH ADA SIHIR YANG BOLEH DIGUNAKAN PADA KONTESTAN
SELAMA PERMAINAN MASIH BERLANGSUNG
GANGGUAN LEBIH JAUH DALAM PERMAINAN
AKAN DILAPORKAN KEPADA PEJABAT BERWENANG PERMAINAN
Ekspresi keheranan murni dari wajah si Slytherin adalah suatu karya seni. Harry berpikir bahwa dia mungkin mulai menyukai Pengendali Permainan ini.
“Lihat,” kata Harry, “kau mau menganggap ini selesai? Aku pikir keadaan sudah mulai berputar tak terkontrol di sini. Bagaimana kalau kau kembali ke Slytherin dan aku kembali ke Ravenclaw dan kita semua menenangkan diri sedikit, oke?”
“Aku punya ide yang lebih baik,” desis si Slytherin paling besar. “Bagaimana kalau kamu secara tak sengaja mematahkan semua jari-jarimu?”
“Bagaimana dalam nama Merlin kamu akan mengatur kecelakaan yang bisa dipercaya setelah membuat ancaman di depan banyak saksi, kau idiotтАУ”
Si Slytherin peling besar dengan perlahan, sengaja menggapai tangan Harry, dan Harry terpaku di tempat, sebagian dari otaknya yang menyadari umur dan kekuatan si anak lain akhirnya berhasil membuat dirinya terdengar, berteriak, APA YANG SEDANG AKU LAKUKAN?
“Tunggu!” kata salah satu Slytherin lain, suaranya tiba-tiba terdengar panik. “Stop, kau seharusnya tak melakukan itu!”
Si Slytherin paling besar tak menghiraukan dia, memegang tangan kanan Harry di tangan kirinya, dan memegang jari telunjuk Harry di tangan kanannya.
Harry memandang si Slytherin tepat di mata. Sebagian dari Harry berteriak, ini tidak seharusnya terjadi, ini tak diizinkan terjadi, orang dewasa tidak akan membiarkan sesuatu seperti ini benar-benar terjadiтАУ
Perlahan, si Slytherin mulai membengkokkan jari telunjuknya ke belakang.
Dia belum benar-benar mematahkan jariku dan itu di bawahku untuk melakukan sesuatu seperti tersentak sebelum dia mematahkannya. Sampai saat itu, ini cuma usaha lain untuk menimbulkan ketakutan.
“Stop!” kata si Slytherin yang tadi memperingatkannya. “Stop, ini adalah ide yang sangat buruk!”
“Aku juga setuju,” kata suara dingin. Suara seorang wanita yang lebih tua.
Si Slytherin melepaskan tangan Harry dan melompat ke belakang seolah terbakar.
“Profesor Sprout!” jerit salah satu dari Hufflepuff, terdengar sebegitu leganya seseorang yang Harry pernah dengar seumur hidupnya.
Ke dalam wilayah pandang Harry, saat dia berputar, berjalanlah wanita kecil, gemuk, dan pendek dengan rambut kelabu bergelung tak rapi dan berpakaian penuh dengan lumpur. Dia menunjuk jari menuduh pada para Slytherin. “Jelaskan apa ini,” dia berkata. “Apa yang kau lakukan terhadap para Hufflepuffku dan тАж .” dia melihat padanya. “Muridku yang baik, Harry Potter.”
Uh oh. Memang benar, itu adalah kelasNYA yang aku lewatkan pagi ini.
“Dia mengancam untuk membunuh kami!” sembur satu dari para Slytherin, orang yang sama yang meminta menghentikan.
“Apa?” kata Harry kosong. “Aku tak pernah! Kalau aku berniat membunuhmu aku tak akan membuat ancaman publik terlebih dulu!”
Slytherin ketiga tertawa tak tertolong dan kemudian terhenti seketika saat anak yang lain memberinya tatapan mematikan.
Profesor Sprout sudah memakai ekspresi skeptis. “Dan ancaman kematian apa ini, tepatnya?”
“Kutukan Pembunuh! Dia berpura-pura menggunakan Kutukan Pembunuh pada kami!”
Profesor Sprout berputar untuk melihat pada Harry. “Ya, itu ancaman yang cukup mengerikan datang dari anak berumur sebelas. Walau tetap bukan sesuatu yang akan pernah kau mimpikan untuk berpura-pura gunakan, Harry Potter.”
“Aku bahkan tak tahu kata-kata dari Kutukan Pembunuh,” kata Harry secepatnya. “Dan aku tak pernah mengeluarkan tongkat sihirku.”
Sekarang Profesor Sprout memberi Harry pandangan skptis. “Jadi bocah ini melempar dirinya sendiri dengan dua pie kalau begitu.”
“Dia tidak menggunakan tongkatnya!” sembur salah satu dari Hufflepuff muda. “Aku juga tak tahu bagaimana dia melakukannya, dia hanya menjentikkan jarinya dan kemudian muncul pie!”
“Benar,” kata Profesor Sprout setelah satu jeda. Dia mengulurkan tongkat sihirnya sendiri. “Aku tak membutuhkannya, karena kamu memang terlihat sebagai korban di sini, namun apakah kamu keberatan kalau aku memeriksa tongkat sihirmu untuk memastikannya?”
Harry mengeluarkan tongkat sihirnya. “Apa yang akuтАУ”
“Prior Incantato,” kata Sprout. Dia mengerutkan dahi. “Ini aneh, tongkat sihirmu sepertinya belum pernah digunakan sama sekali.”
Harry mengangkat bahu. “Memang belum, sebenarnya, aku baru saja mendapat tongkat sihir dan buku-buku sekolahku beberapa hari lalu.”
Sprout mengangguk. “Kalau begitu kita punya kasus jelas atas sihir tak sengaja dari anak yang merasa terancam. Dan aturan jelas menyatakan kalau kau tidak bertanggung jawab. Dan untuk kau тАж .” dia berbalik pada para Slytherin. Matanya jatuh dengan sengaja pada buku-buku Neville yang berserakan di lantai.
Ada kesunyian panjang selama dia melihat pada kelima Slytherin.
“Tiga poin dari Slytherin, masing-masing,” dia berkata akhirnya. “Dan enam dari dia,” menunjuk pada anak yang tertutup pie. “Jangan pernah kau mencampuri urusan Hufflepuffku lagi, atau muridku Harry Potter juga. Sekarang pergi.”
Dia tak perlu mengulangi kata-katanya; para Slytherin berputar dan melarikan diri dengan cepat.
Nevilla pergi dan mulai mengambil buku-bukunya. Dia sepertinya menangis, tapi hanya sedikit. Itu mungkin dari keterkejutan yang tertunda, atau itu mungkin juga karena anak-anak lain menolongnya.
“Terima kasih banyak, Harry Potter,” kata Profesor Sprout padanya. “Tujuh poin untuk Ravenclaw, satu untuk tiap Hufflepuff yang kamu lindungi. Dan aku tak akan berkata apa-apa lagi.”
Harry berkedip. Dia sepertinya mengharapkan seseuatu yang semacam kalimat ceramah tentang menjaga dirinya dari masalah, dan mungkin teguran keras karena melewatkan kelas pertamanya.
Mungkin dia harusnya masuk Hufflepuff. Sprout itu keren.
“Scourgify,” kata Sprout pada pie yang berserakan di lantai, yang dengan cepat menghilang.
Dan dia pergi, berjalan melewati lorong yang menuju ruang belajar hijau.
“Bagaimana kamu melakukan itu?” desis salah satu anak Hufflepuff sesaat sesudah Sprout pergi.
Harry tersenyum sombong. “Aku bisa membuat apapun yang aku mau terjadi hanya dengan menjentikkan jariku.”
Mata bocah itu melebar. “Benarkah?”
“Tidak,” kata Harry. “tapi kalau kamu menceritakan cerita ini pada semua orang pastikan kamu menceritakan pada Hermione Granger murid tahun pertama Ravenclaw, dia punya satu anekdot yang kamu mungkin anggap menghibur.” Dia benar-benar tak tahu apa yang terjadi, tapi dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk menambahkan pada legendanya yang sedang tumbuh. “Oh, dan apa itu maksudnya dengan Kutukan Pembunuh?”
Si anak itu memberinya pandangan aneh. “Kamu benar-benar tak tahu?”
“Kalau aku tahu, aku tak akan bertanya.”
“Kata-kata dari Kutukan Pembunuh adalah,” si bocah menelan ludah, dan suaranya jatuh jadi bisikan, dan dia mengangkat kedua tangannya dari sisinya seolah membuat jelas kalau dia tidak sedang memegang tongkat sihir, “Avada Kedavra.”
Yah, tentu saja itu kata-katanya.
Harry menempatkan ini pada daftarnya yang terus bertambah atas hal-hal yang tak akan pernah dia ceritakan pada Dad, Profesor Michael Verres-Evans. Sudah cukup buruk membicarakan bagaimana kau adalah satu-satunya orang yang selamat dari Kutukan Pembunuh yang menakutkan, tanpa harus mengakui bahwa Kutukan Pembunuh adalah “Abrakadabra.”
“Aku paham,” kata Harry setelah jeda. “Yah, itu adalah kali terakhir aku akan mengatakan itu sebelum menjentikkan jariku.” Walau itu sudah menghasilkan efek yang mungkin berguna secara taktis.
“Kenapa kamuтАУ”
“Dibesarkan oleh Muggle, Muggle menganggap itu sebagai gurauan dan bahwa itu lucu. Serius, itulah yang terjadi. Maaf, tapi bisakah kau mengingatkan aku siapa namamu?”
“Aku Ernie Macmillan,” kata si Hufflepuff. Dia mengulurkan tangannya, dan Harry menjabatnya. “Aku merasa terhormat bertemu denganmu.”
Harry melakukan bungkukan singkat. “Senang bertemu denganmu, lewatkan masalah terhormatnya.”
Kemudian anak-anak lain mengerumuni dia dan ada banjir perkenalan seketika.
Kemudian mereka selesai, Harry menelan ludah. Ini akan jadi sangat sukar. “Um тАж kalau kalian bisa mempersilakan aku тАж aku harus mengatakan sesuatu pada Neville тАУ”
Semua mata berputar pada Neville, yang mengambil langkah mundur, wajahnya terlihat gelisah.
“Aku pikir,” Neville berkata dalam suara kecil, “kau akan berkata kalau aku harusnya lebih beraniтАУ”
“Oh, tidak, bukan itu!” kata Harry dengan cepat. “Tak ada hubungannya dengan itu. Ini cuma, um, sesuatu yang Topi Seleksi katakan padakuтАУ”
Seketika anak-anak yang lain terlihat sangat tertarik, kecuali untuk Neville, yang terlihat lebih gelisah.
Sepertinya ada yang menghalangi tenggorokan Harry. Dia tahu dia harusnya langsung mengeluarkannya, dan itu bagaikan seperti dia sedang menelan bata besar yang tersangkut di tengah-tengah.
Itu bagaikan seperti Harry harus dengan sadar mengambil kontrol bibirnya dan menghasilkan tiap suku kata satu demi satu, tapi dia berhasil membuatnya terjadi. “A, ku, min, ta, ma, af.” Dia membuang napas dan mengambil napas panjang. “Untuk apa yang sudah kulakukan, um, di hari itu. Kau тАж tak harus merasa tak enak tentangnya atau apa, aku mengerti kalau kamu membenciku. Ini bukan tentang aku mencoba terlihat keren dengan meminta maaf atau kamu yang harus menerimanya. Apa yang kulakukan itu salah.”
Ada suatu jeda.
Neville memegang buku-bukunya lebih erat di dadanya. “Kenapa kamu melakukan itu?” katanya dalam suara tipis, ragu-ragu. Dia berkedip seolah berusaha menahan tangis. “Kenapa semua orang melakukan itu padaku, bahkan si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup?”
Harry tiba-tiba merasa lebih kecil dari yang pernah dia rasakan seumur hidupnya. “Aku minta maaf,” kata Harry lagi, suaranya sekarang berubah serak. “Itu cuma тАж kau terlihat begitu ketakutan, seperti ada tanda di atas kepalamu yang berkata ‘korban’, dan aku ingin menunjukkan bahwa hal-hal tak selalu berubah jadi buruk, dan terkadang para monster akan memberimu cokelat тАж aku kira kalau aku menunjukkanmu itu, kau mungkin menyadari bahwa tak ada hal-hal yang perlu ditakutkanтАУ”
“Tapi itu memang ada,” bisik Neville. “Kau melihatnya hari ini, memang ada!”
“Mereka tak akan melakukan apa pun yang benar-benar buruk di hadapan saksi. Senjata utama mereka adalah ketakutan. Itulah kenapa mereka mengincar kamu, karena mereka bisa melihat kalau kamu takut. Aku ingin membuatmu berkurang rasa takut тАж menunjukkan padamu kalau ketakutan itu lebih buruk dari hal yang kamu takuti itu sendiri тАж atau itulah yang kukatakan padaku sendiri, namun Topi Seleksi mengatakan padaku kalau aku sedang membohongi dirku sendiri dan bahwa aku melakukan itu sebenarnya karena itu menyenangkan. Jadi karena itulah aku meminta maafтАУ”
“Kau melukaiku,” kata Neville. “Baru saja. Ketika kau menyerobotku dan menarikku keluar dari mereka.” Neville mengulurkan tangannya dan menunjuk ke tempat di mana Harry memegangnya. “Aku mungkin akan mendapat memar di sini nanti dari seberapa keras kau menarikku. Kau menyakitiku lebih buruk dari yang para Slytherin lakukan hanya dengan bertemu denganku, sebenarnya.”
“Neville!” desis Ernie. “Dia mencoba untuk menyelamatkanmu!”
“Aku minta maaf,” bisik Harry. “Waktu aku melihat kejadian tadi aku hanya merasa тАж benar-benar marah тАж .”
Neville memandang padanya stabil. “Jadi kau menarikku keluar sebegitu keras dan menempatkan dirimu di tempat di mana aku tadinya dan berkata, ‘Halo, aku adalah Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup’.”
Harry mengangguk.
“Aku pikir kamu akan jadi benar-benar keren suatu saat,” kata Neville. “Tapi sekarang, kamu tidak.”
Harry menelan simpul yang muncul seketika dalam tenggorokannya dan berjalan pergi. Dia melanjutkan menyusuri koridor sampai ke persimpangan, kemudian berbelok ke kiri memasuki suatu lorong dan terus saja berjalan, tanpa arah.
Apa yang harusnya dia lakukan di sini? Tak pernah marah? Dia tidak yakin dia bisa melakukan apa pun tanpa jadi marah dan siapa tahu apa yang akan terjadi pada Neville dan buku-bukunya saat itu. Lagipula, Harry sudah cukup banyak membaca buku-buku fantasi untuk tahu bagaimana ini berakhir. Dia akan mencoba untuk menekan kemarahannya dan dia akan gagal dan itu akan terus kembali kepadanya. Dan setelah suatu perjalanan panjang penemuan-diri dia akan belajar pada akhirnya bahwa kemarahannya adalah bagian dari dirinya dan bahwa hanya dengan menerima hal itu barulah dia bisa belajar untuk menggunakannya dengan bijak. Star Wars adalah satu-satunya alam semesta di mana jawaban sebenarnya adalah bahwa kamu memang seharusnya memisahkan dirimu sepenuhnya dari emosi negatif, dan sesuatu tentang Yoda selalu sedari dulu membuat Harry membenci si bodoh hijau kecil itu.
Jadi rencana penghematan waktu yang jelas adalah untuk melewati perjalanan penemuan-diri dan pergi langsung ke bagian di mana dia menyadari behwa hanya dengan menerima bahwa kemarahan adalah bagian dari dirinya barulah dia bisa terus mengendalikannya.
Masalahnya adalah bahwa dia tidak merasa hilang kendali waktu dia marah. Kemurkaan dingin membuatnya merasa kalau dia punya kendali atas semuanya. Justru hanya waktu dia melihat kembalilah kejadian secara keseluruhan sepertinya sudah тАж meledak tak terkontrol, entah bagaimana.
Dia penasaran seberapa banyak Pengendali Permainan memperhatikan hal-hal semacam ini, dan apakah dia memenangkan atau kehilangan poin karenanya. Harry sendiri merasa bahwa dia kehilangan beberapa poin, dan dia yakin bahwa wanita tua dalam lukisan pasti akan memberitahunya bahwa pendapatnya adalah satu-satunya pendapat yang penting.
Dan Harry juga penasaran apakah Pengendali Permainan yang mengirim Profesor Sprout. Itu adalah pikiran logis: catatannya sudah mengancam untuk melaporkannya pada Pejabat Berwenang Permainan, dan kemudian muncul Profesor Sprout. Mungkin Profesor Sprout adalah Pengendali PermainanтАУsi Kepala Asrama Hufflepuff akan jadi orang terakhir yang dicurigai semua orang, yang harusnya menempatkan dia dekat dengan peringkat atas daftar Harry. Dia juga membaca satu atau dua novel misteri.
“Jadi bagaimana keadaanku dalam permainan?” kata Harry dengan lantang.
Sehelai pertas terbang melewati kepalanya, seolah seseorang sudah melemparkan itu dari belakangnyaтАУHarry berbalik, namun tak ada siapa pun di sanaтАУdan ketika Harry memandang ke depan lagi, catatannya sudah berada di lantai.
Catatan itu berkata:
POIN UNTUK GAYA: 10
POIN UNTUK PEMIKIRAN BAIK: -3.000.000
BONUS POIN ASRAMA RAVENCLAW: 70
POIN SEKARANG -2.999.871
SISA GILIRAN: 2
“Minus tiga juta poin?” Harry berkata dengan gusar pada lorong kosong. “Itu sepertinya berlebihan! Aku mau mengajukan banding pada Pejabat Berwenang Permainan! Dan bagaimana aku harus menebus tiga juta poin dalam dua giliran berikutnya?”
catatan lain terbang melewati kepalanya.
BANDING: GAGAL
MENANYAKAN PERTANYAAN YANG SALAH: -1.000.000. 000.000 POIN
POIN SEKARANG: -1.000.002. 999.871
SISA GILIRAN: 1
Harry menyerah. Dengan sisa satu giliran yang bisa dia lakukan adalah memberikan tebakan terbaiknya, bahkan kalaupun itu tak terlalu bagus. “Tebakanku adalah bahwa permainan ini menggambarkan kehidupan.”
Sehelai kertas terakhir terbang melewati kepalanya, dibaca:
USAHA GAGAL
GAGAL GAGAL GAGAL
AIIIIIIIIIIEEEEEEEEEEEEEE
POIN SEKARANG: MINUS TAK TERHINGGA
KAU SUDAH KALAH DALAM PERMAINAN
INSTRUKSI TERAKHIR:
pergi ke kantor Profesor McGonagall
Kalimat terakhir adalah dalam tulisan tangannya sendiri.
Harry memandang kalimat terakhir itu untuk sebentar, kemudian mengangkat bahu. Baiklah. Kantor Profesor McGonagall kalau begitu. Kalau dia adalah sang Pengendali Permainan тАж .
Oke, jujur, Harry benar-benar tak punya gagasan bagaimana perasaannya kalau Profesor McGonagall adalah Pengendali Permainan. Pikirannya hanya menggambarkan kekosongan. Itu adalah, secara harfiah, tak terbayangkan.
Beberapa lukisan kemudianтАУitu bukanlah perjalanan yang panjang, kantor Profesor McGonagall tak jauh dari kelas Transfigurasinya, paling tidak bukan ketika hari Senin pada tahun ganjilтАУHarry berdiri di luar pintu kantornya.
Dia mengetuk.
“Masuk,” kata Profesor McGonagall dalam suara yang terredam.
Dia masuk.
Chapter 14: Tak Diketahui dan Tak Bisa Diketahui
Melenkurion abatha! Duroc minas mill J. K. Rowling!
*
Ada yang namanya pertanyaan misterius, tapi jawaban misterius adalah pertentangan dalam istilah.
*
“Masuk,” kata Profesor McGonagall dalam suara yang terredam.
Harry melakukannya.
Kantor dari Wakil Kepala Sekolah itu bersih dan tertata rapi; di dinding tepat di sebelah meja ada satu bilik kayu membingungkan dalam semua bentuk dan ukuran, kebanyakan dengan beberapa gulung perkamen yang dijejalkan ke dalamnya, dan terlihat entah bagaimana sangat jelas kalau Profesor McGonagall tahu persis apa arti tiap bilik, walaupun tidak ada orang lain yang tahu. Satu perkamen terbuka di meja yang nyatanya, memang, selain perkamen itu, bersih. Di belakang meja ada pintu yang tertutup dan dihalangi dengan beberapa kunci.
Profesor McGonagall sedang duduk di atas kursi tak bersandaran di belakang meja, terlihat bingungтАУmatanya melebar; mungkin dengan sedikit rona gelisah, saat dia melihat Harry.
“Tn. Potter?” kata Profesor McGonagall. “Ada apa ini?”
Pikiran Harry berubah kosong. Dia sudah diinstruksikan oleh permainan tadi untuk datang kemari, dia justru mengharapkan si Profesor yang punya sesuatu untuk dibicarakan тАж .
“Tn. Potter?” kata Profesor McGonagall, terlihat mulai terlihat sedikit jengkel.
Untungnya, otak Harry yang panik di titik ini ingat bahwa dia memang punya sesuatu yang dia sudah rencanakan untuk didiskusikan dengan Profesor McGonagall. Sesuatu yang penting dan jelas cukup layak untuk membuatnya menyempatkan waktu.
“Um тАж .” kata Harry. “Kalau ada mantra apa pun yang bisa kamu gunakan supaya tak ada orang lain yang bisa mendengarkan kita тАж .”
Profesor McGongall berdiri dari kursinya, menutup rapat pintu luar, dan mulai mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengucapkan mantra-mantra.
Di saat inilah Harry menyadari dia sedang berhadapan dengan kesempatan tak ternilai dan kemungkinan tak tergantikan untuk menawari Profesor McGonagall satu Comed-Tea dan dia tak percaya bahwa dia benar-benar berpikiran seperti itu dan itu tak masalah sodanya akan menghilang setelah beberapa detik dan dia berkata pada bagian itu dari dirinya untuk tutup mulut.
Dia diam, dan Harry mulai menata secara mental apa yang ingin dia katakan. Dia tak merencanakan untuk melakukan diskusi secepat ini, namun selama dia ada di sini тАж
Profesor McGongall selesai mengucapkan mantra yang terdengar lebih tua dari Latin, dan kemudian dia duduk lagi.
“Baiklah,” katanya dalam suara tenang. “Tak ada yang akan mendengarkan.” Wajahnya terlihat sedikit tegang.
Oh, benar, dia mengharapkan aku untuk memerasnya atas informasi tentang ramalan.
Eh, Harry akan sampai ke masalah itu lain kali.
“Ini tentang Insiden dengan Topi Seleksi,” kata Harry. (Profesor McGongall berkedip.) “Um тАж aku pikir ada mantra tambahan pada Topi Seleksi, sesuatu yang si Topi Seleksi sendiri tak tahu tentangnya, sesuatu yang dipicu ketika Topi Seleksi mengatakan Slytherin. Aku mendengar satu pesan yang aku yakin seorang Ravenclaw tak seharusnya mendengarkan. Itu terdengar di saat Topi Seleksi lepas dari kepalaku dan aku merasakan koneksinya terputus. Itu terdengar seperti desisan dan Bahasa Inggris di saat yang sama,” ada tarikan napas tajam dari Profesor McGonagall, “dan itu berkata: Salam dari Slytherin untuk Slytherin: kalau kamu ingin mencari semua rahasiaku, bicara dengan ularku.”
Profesor McGonagall duduk di sana dengan mulut yang terbuka, memandang Harry seolah dia memiliki dua kepala tambahan.
“Jadi тАж .” Profesor McGonagall berkata perlahan, seolah dia tak percaya kata-kata yang keluar dari bibirnya sendiri, “kamu memutuskan untuk datang langsung kepadaku dan memberitahuku tentangnya.”
“Yah, iya, tentu saja,” kata Harry. Tak perlu mengakui seberapa lama waktu untuknya benar-benar berpikir ke situ. “Bukannya, sebut saja, mencoba menelitinya sendiri, atau menceritakan anak-anak yang lain.”
“Aku тАж paham,” kata Profesor McGonagall. “Dan kalau, misalnya, kau menemukan pintu masuk ke Kamar Rahasia legendaris milik Salazar Slytherin, pintu masuk yang hanya kamu dan kamu sendiri yang mampu membukanya тАж .”
“Aku akan menutup pintu masuk itu dan melaporkannya padamu secepatnya sehingga satu tim arkeolog magis berpengalaman bisa terkumpul,” kata Harry dengan cepat. “Kemudian aku akan membuka pintu itu lagi dan mereka akan masuk dengan hati-hati untuk memastikan bahwa tak ada hal yang berbahaya. Aku nanti mungkin akan masuk untuk melihat-lihat, atau kalau mereka membutuhkanku untuk membuka sesuatu yang lain, namun itu akan kulakukan setelah areanya sudah dinyatakan bersih dan mereka sudah memiliki foto-foto atas bagaimana semua hal terlihat sebelum orang-orang mulai menginjak-injak di sekitar situs historis tak ternilai mereka.”
Profesor McGonagall duduk di sana dengan mulut yang terbuka, memandang padanya seolah dia baru saja berubah jadi kucing.
“Langkah ini sangat kentara kalau kamu bukan seorang Gryffindor,” kata Harry ramah.
“Aku pikir,” kata Profesor McGonagall dalam suara yang sedikit tercekat, “bahwa kamu teramat meremehkan kelangkaan atas akal sehat, Tn. Potter.”
Itu terdengar cukup benar. Walau тАж . “Seorang Hufflepuff juga akan mengatakan hal yang sama.”
McGonagall berhenti, terkejut. “Itu benar.”
“Topi Seleksi menawariku Hufflepuff.”
Profesor McGonagall berkedip padanya seolah tak mempercayai telinganya sendiri. “Apa itu benar?”
“Ya.”
“Tn. Potter,” kata McGonagall, dan sekarang suaranya rendah, “lima dekade yang lalu adalah kali terakhir seorang murid meninggal di dalam dinding-dinding Hogwarts, dan aku sekarang yakin bahwa lima dekade yang lalu adalah kali terakhir seseorang mendengar pesan itu.”
Dingin merasuki Harry. “Kalau begitu aku akan benar-benar yakin untuk tak melakukan apa pun atas masalah ini tanpa berkonsultasi denganmu, Profesor McGonagall.” Dia berhenti. “Dan bisakah aku mengusulkan supaya anda mengumpulkan orang-orang terbaik yang bisa anda dapatkan dan melihat apakah mungkin untuk mengeluarkan mantra tambahan itu dari Topi Seleksi тАж dan kalau kamu tak bisa melakukannya, mungkin tempatkan mantra lain, satu Quietus yang secara singkat aktif saat si Topi dilepas dari kepala murid, itu mungkin akan bekerja sebagai tambalan. Nah, tak akan ada lagi murid yang mati.” Harry mengangguk dalam kepuasan.
Profesor McGonagall sekarang terlihat lebih tercengang, kalau hal itu bisa dibayangkan. “Aku tak mungkin menghadiahimu cukup poin tanpa langsung memberikan Piala Asrama pada Ravenclaw.”
“Um,” kata Harry. “Um. Aku lebih baik tak menerima sebegitu banyak poin Asrama.”
Sekarang Profesor McGonagall memberinya pandangan aneh. “Kenapa tidak?”
Harry memiliki sedikit kesulitan menempatkannya dalam kata-kata. “Karena itu akan jadi terlalu menyedihkan, kau tahu? Seperti тАж seperti dulu ketika aku masih sekolah dalam dunia Muggle, dan kapan pun ada proyek kelompok, aku akan lansung saja dan mengerjakan semuanya seorang diri karena yang lain hanya akan memperlambatku. Aku tak masalah dengan memperoleh banyak poin, lebih dari orang lain malah, tapi kalau aku memperoleh yang cukup banyak untuk jadi penentu dalam memenangkan Piala Asrama hanya karena aku sendiri, maka itu seolah seperti aku membawa Asrama Ravenclaw dalam bahuku dan itu terlalu menyedihkan.”