Profesor Quirrell kemudian mengucapkan tak kurang dari empat Mantra berbeda, yang tak satu pun Harry kenali.

“Bahkan itu tak benar-benar cukup,” kata Profesor Quirrell. “Jika kita sedang melakukan sesuatu yang memang sungguh penting, akan merupakan suatu keharusan untuk melakukan dua puluh tiga pemeriksaan selain itu. Jika, sebut saja, Rita Skeeter tahu atau menebak kalau kita akan datang ke sini, adalah suatu kemungkinan kalau dia ada di ruangan ini mengenakan Jubah Gaib yang sebenarnya. Atau dia bisa saja merupakan seorang Animagus dengan bentuk kecil, mungkin. Ada beragam tes untuk mencoret kemungkinan langka macam itu, tapi untuk melakukan seluruhnya akan melelahkan. Tetap saja, aku bertanya-tanya apakah aku lakukan saja, hanya supaya aku tak mengajarimu kebiasaan buruk?” Dan Profesor Quirrell mengetukkan satu jari di pipinya, terlihat tak memperhatikan.

“Tidak apa,” kata Harry, “Aku mengerti, dan aku akan mengingatnya.” Walau dia sedikit kecewa kalau mereka tak melakukan sesuatu yang benar-benar penting.

“Baiklah,” kata Profesor Quirrell. Dia bersandar di kursinya, tersenyum lebar. “Kau ditempa dengan cukup baik hari ini, Tn. Potter. Gagasan dasarnya adalah milikmu, aku yakin, bahkan jika kau mendelegasikan pelaksanaannya. Aku tidak berpikir kalau kita akan mendengar lebih banyak dari Rita Skeeter setelah ini. Lucius Malfoy tidak akan senang dengan kegagalannya. Jika dia pintar, dia akan lari dari negara ini saat dia sadar dia sudah dibodohi.”

Suatu sensasi tenggelam mulai muncul di perut Harry. “Lucius ada di belakang Rita Skeeter тАж ?”

“Oh, kau tak menyadari itu?” kata Profesor Quirrell.

Harry tak memikirkan tentang apa yang akan terjadi pada Rita Skeeter setelahnya.

Sama sekali.

Tidak sedikit pun.

Tapi dia akan dipecat dari pekerjaannya, tentu saja dia akan dipecat, dia mungkin memiliki anak yang sedang ada di Hogwarts untuk yang Harry tahu, dan sekarang itu lebih buruk, jauh lebih burukтАУ

“Apakah Lucius akan membunuhnya?” kata Harry dalam suara yang nyaris terdengar. Di suatu tempat di kepalanya, si Topi Seleksi berteriak padanya.

Profesor Quirrell tersenyum kering. “Jika kau belum pernah berurusan dengan jurnalis sebelumnya, ambil dariku bahwa dunia menjadi sedikit lebih cerah tiap kali ada satu jurnalis mati.”

Harry melompat dari kursinya dalam gerakan bergetar, dia harus menemukan Rita Skeeter dan memperingatkannya sebelum terlambatтАУ

“Duduk,” kata Profesor Quirrell dengan tajam. “Tidak, Lucius tidak akan membunuhnya. Tapi Lucius membuat hidup jadi teramat tak menyenangkan untuk mereka yang melayaninya dengan buruk. Miss Skeeter akan lari dan memulai lagi hidupnya dengan satu nama baru. Duduk, Tn. Potter; tak ada yang bisa kau lakukan di titik ini, dan kau ada suatu pelajaran untuk dipelajari.”

Harry duduk, perlahan. Ada pandangan kecewa, jengkel di wajah Profesor Quirrell yang lebih membuat Harry berhenti dibanding kata-katanya.

“Ada waktu-waktu,” kata Profesor Quirrell, suaranya memotong, “ketika aku cemas bahwa pikiran Slytherin brilianmu memang sia-sia pada dirimu. Ulangi setelahku. Rita Skeeter adalah wanita yang keji, menjijikkan.”

“Rita Skeeter adalah wanita yang keji, menjijikkan,” kata Harry. Dia tak nyaman mengatakan itu, tapi sepertinya tak ada tindakan lain yang bisa dilakukan, tidak ada sama sekali.

“Rita Skeeter mencoba menghancurkan reputasiku, tetapi aku melaksanakan suatu rencana yang cerdas dan menghancurkan reputasinya lebih dulu.”

“Rita Skeeter menantangku. Dia kalah dalam permainan, dan aku menang.”

“Rita Skeeter adalah suatu halangan terhadap rencana masa depanku. Aku tak punya pilihan kecuali menghadapinya jika aku ingin semua rencana itu untuk berhasil.”

“Rita Skeeter adalah musuhku.”

“Aku tak mungkin bisa menyelesaikan apa pun dalam hidup jika aku tak rela mengalahkan musuh-musuhku.”

“Aku sudah mengalahkan salah satu dari musuh-musuhku hari ini.”

“Aku adalah anak baik.”

“Aku layak menerima hadiah spesial.”

“Ah,” kata Profesor Quirrell, yang sudah mengenakan senyuman murah hati untuk beberapa kalimat terakhir, “aku lihat aku sudah berhasil menangkap perhatianmu.”

Itu benar. Dan meski Harry merasa kalau dia digiring menuju sesuatuтАУtidak, itu bukan saja perasaan, dia memang digiringтАУdia tak bisa menyangkal kalau mengatakan seluruh hal itu, dan melihat senyuman Profesor Quirrell, memang membuatnya merasa lebih baik.

Profesor Quirrell menjangkau ke dalam jubahnya, gerakan yang perlahan dan dengan sengaja terlihat signifikan, dan mengeluarkan …

тАж sebuah buku.

Itu berbeda dari buku-buku yang Harry pernah lihat, ujung dan pinggirnya terlihat rusak; kasar adalah frasa yang muncul di pikiran, seolah itu baru saja dicabut keluar dari tambang buku.

“Apa itu?” Harry menghembuskan.

“Sebuah diary,” kata Profesor Quirrell.

“Milik siapa?”

“Seseorang yang terkenal.” Profesor Quirrell tersenyum lebar.

“Oke тАж .”

Ekspresi Profesor Quirrell menjadi lebih serius. “Tn. Potter, salah satu syarat untuk menjadi penyihir kuat adalah ingatan yang sempurna. Kunci atas suatu teka-teki seringnya adalah sesuatu yang kau baca dua puluh tahun lalu di suatu gulungan perkamen, atau suatu cincin aneh yang kau lihat di jari satu orang yang hanya kau temui sekali. Aku menyebutkan ini untuk menjelaskan bagaimana aku bisa mengingat benda ini, dan plakat yang tertempel padanya, setelah bertemu denganmu sejumlah waktu kemudian. Kau lihat, Tn. Potter, sepenjang jalur hidupku, aku sudah melihat sejumlah koleksi pribadi yang dipegang oleh individual yang, mungkin, tak cukup layak atas semua yang mereka milikiтАУ”

“Kau mencurinya?” kata Harry tak percaya.

“Itu benar,” kata Profesor Quirrell. “Baru-baru ini, sebenarnya. Aku pikir kau akan menghargai benda unik ini lebih daripada pria kecil keji yang memegangnya untuk tiada tujuan lain selain mengesankan teman-teman yang sama kejinya atas kelangkaannya.”

Harry menganga saat ini.

“Tapi jika kau merasa bahwa tindakanku itu salah, Tn. Potter, aku kira kau tak perlu menerima hadiah spesialmu. Walau tentu saja aku tak akan susah-susah mengembalikannya. Jadi akan memilih yang mana?”

Profesor Quirrell melemparkan bukunya dari satu tangan ke tangan lain, menyebabkan Harry menjangkau tanpa sadar dengan pandangan cemas.

“Oh,” kata Profesor Quirrell, “jangan khawatir tentang sedikit penanganan kasar. Kau bisa melemparkan diary ini ke perapian dan itu akan keluar tanpa kerusakan. Dalam hal apa pun, aku menunggu keputusanmu.”

Profesor Quirrell dengan sambil lalu melempar bukunya ke udara dan menangkapnya lagi, tersenyum.

Tidak, kata Gryffindor dan Hufflepuff.

Ya, kata Ravenclaw. Bagian apa dari kata ‘buku’ yang kalian berdua tak pahami?

Bagian mencurinya, kata Hufflepuff.

Oh, ayolah, kata Ravenclaw, kau tak benar-benar meminta kami untuk berkata tidak dan mengabiskan sisa hidup kita bertanya-tanya apa itu.

Itu terdengar seperti keuntungan positif dari sudut pandang utilitarian, kata Slytherin. Pikirkan itu seperti suatu transaksi ekonomi yang menghasilkan keuntungan dari pertukaran, hanya saja tanpa bagian pertukarannya. Tambah lagi, kita tidak mencurinya dan tidak akan membantu siapapun untuk Profesor Quirrell tetap menyimpannya.

Dia mencoba merubahmu jadi Gelap! jerit Gryffindor, dan Hufflepuff mengangguk tegas.

Jangan jadi seorang bocah kecil lugu, kata Slytherin, dia mencoba mengajarimu Slytherin.

Yeah, kata Ravenclaw. Siapapun yang memiliki buku itu pada awalnya mungkin adalah seorang Pelahap Maut atau apa. Itu adalah untuk kita.

Mulut Harry membuka, kemudian berhenti di keadaan itu, suatu pandangan menderita di wajahnya.

Profesor Quirrell sepertinya cukup menikmati. Dia menyeimbangkan bukunya pada ujungnya, dengan satu jari, dan menjaganya tegak sementara menyenandungkan suatu lagu kecil.

Kemudian muncul suatu ketukan di pintu.

Bukunya menghilang lagi ke jubah Profesor Quirrell, dan dia berdiri dari kursinya. Profesor Quirrell mulai berjalan ke pintuтАУ

тАУdan tertegun, seketika tersandung ke dinding.

“Tak apa-apa,” kata suara Profesor Quirrell, yang tiba-tiba terdengar jauh lebih lemah dari biasanya. “Duduk, Tn. Potter, itu hanya mantra pening. Duduk.”

Jari-jari Harry menggenggam ujung kursinya, tak yakin atas apa yang harus dia lakukan, apa yang bisa dia lakukan. Harry bahkan tak bisa berada terlalu dekat dengan Profesor Quirrell, tidak kecuali dia ingin menantang perasaan Malapetaka ituтАУ

Profesor Quirrell menegakkan diri, setelah itu, pernapasannya sepertinya sedikit berat, dan membuka pintu.

Si pelayan datang, membawa nampan berisi makanan; dan saat dia menyalurkan piring-piringnya, Profesor Quirrell dengan perlahan berjalan kembali ke meja.

Di saat si pelayan membungkuk dalam jalannya keluar, Profesor Quirrell duduk tegak dan tersenyum lagi.

Tetap, episode singkat atas apa-pun-tadi sudah membuat Harry memutuskan. Dia tak bisa mengatakan tidak, tidak setelah Profesor Quirrell melewati sebegitu banyak masalah.

“Ya,” kata Harry.

Profesor Quirrell mengangkat satu jari memperingatkan, kemudian mengeluarkan tongkat sihirnya lagi, mengunci pintunya lagi, dan mengulangi tiga Mantra yang sama dengan yang tadi.

Kemudian Profesor Quirrell mengeluarkan buku itu dari jubahnya dan melemparkannya pada Harry, yang nyaris menjatuhkannya ke supnya.

Harry melemparkan Profesor Quirrell suatu pandangan kemarahan tanpa daya. Kau tak boleh melakukan itu terhadap buku, dimantrai atau tidak.

Harry membuka buku itu dengan perhatian yang sudah mendarah daging, naluriah. Halaman-halamannya terasa terlalu tebal, dengan tekstur yang tak seperti kertas Muggle atau perkamen sihir. Dan isinya …

тАж kosong?

“Apakah aku harusnya melihatтАУ”

“Lihat lebih dekat bagian awal,” kata Profesor Quirrell, dan Harry (lagi dengan perhatian tanpa daya, mendarah daging itu) membalik setumpuk halaman.

Huruf-hurufnya jelas merupakan tulisan tangan, dan sangat sukar untuk dibaca, tetapi Harry mengira kata-katanya bisa jadi Latin.

“Apa ini?” kata Harry.

“Itu,” kata Profesor Quirrell, “adalah suatu rekaman dari penelitian magis dari seorang Muggleborn yang tak pernah datang ke Hogwarts. Dia menolak suratnya, dan melakukan investigasi kecilnya sendiri, yang tak pernah sampai sangat jauh tanpa tongkat sihir. Dari deskripsi pada plakatnya, aku berharap bahwa namanya memiliki makna lebih untukmu daripada bagiku. Itu, Harry Potter, adalah diary Roger Bacon.”

Harry nyaris pingsan.

Bertengger di dinding, di tempat di mana Profesor Quirrell tadi tersandung, berkilauan mayat hancur dari kumbang biru cantik.

*Chapter 27*: Empati

Catatan penerjemah: swap space tidak kuterjemahkan karena aku tak tahu padanan katanya dalam istilah perkomputeran Bahasa Indonesia (nanti kuganti kalau sudah ketemu). Kata ‘Lord’ biasanya kuterjemahkan sebagai Pangeran, seperti dalam Dark Lord (Pangeran KegelapanтАУsebutan Voldemort dalam novel). Tapi di bab ini aku tetap membiarkannya menjadi ‘Lord’ karena konteksnya lebih ke artinya sebagai ‘Tuan’ dan bahkan mungkin mempertuhankan. Menyangkut kata Tuhan, biasanya fic ini memakai kata ‘god’ yang kuartikan sebagai dewa (agak aneh ketika merujuk pada Profesor McGonagall di awal). Tapi pada bab ini author memakai ‘God’ huruf kapital G, dalam kalimat yang menurutku adalah kutipan yang bagus. Terakhir, ketika Harry memberi nasihat dari buku-buku, Author memakai kata ‘date’ (dalam konteks sudah menjadi kekasih) tetapi kuterjemahkan sebagai ‘mengejar’ karena sesuai kanon keduanya tak memiliki hubungan romantis.

*

J. K. Rowling 87% yakin kalau kau akan meledak terbakar.

Roger Bacon hidup di abad ke 13 dan diakui sebagai salah satu dari para penyokong dari metode ilmiah. Memberi seorang ilmuwan diary eksperimentalnya adalah seperti memberi seorang penulis sebuah pena, bukan milik Shakespears, tapi milik seseorang yang membantu menciptakan tulisan.

*

Bukan tiap hari kau bisa melihat Harry Potter memohon.

“Pleeaaase,” rengek Harry Potter.

Fred dan George menggelengkan kepala mereka lagi, tersenyum.

Ada pandangan menderita di wajah Harry Potter. “Tapi aku memberi tahu kalian bagaimana aku melakukan hal itu dengan kucing Kevin Entwhistle, dan Hermione dan soda yang menghilang, dan aku tak bisa memberi tahu kalian tentang Topi Seleksi atau Remembrall atau Profesor Snape тАж .”

Fred dan George mengangkat bahu dan berbalik untuk pergi.

“Jika kau akhirnya mengetahuinya,” kata si kembar Weasley, “pastikan untuk memberi tahu kami.”

“Kalian kejam! Kalian berdua kejam!”

Fred dan George dengan rapat menutup pintu ke ruang kelas kosong di belakang mereka, dan memastikan untuk menjaga senyuman dari wajah mereka untuk sesaat, hanya untuk jaga-jaga misalnya Harry Potter bisa melihat menembus pintu.

Kemudian mereka berputar di satu tikungan dan wajah mereka merosot.

“Aku tidak berpikir kalau tebakan-tebakan HarryтАУ”

“тАУmemberimu ide-ide apa pun?” kata mereka pada satu sama lain pada saat bersamaan, dan kemudian bahu mereka merosot lebih jauh.

Ingatan relevan terakhir mereka adalah Flume menolak membantu mereka, walau mereka tak bisa mengingat apa yang mereka minta untuk lakukan …

тАж tapi mereka pasti mencari ke tempat lain dan menemukan seseorang untuk membantu mereka melakukan sesuatu yang ilegal, atau mereka tak akan setuju untuk menerima Obliviate setelahnya.

Bagaimana mungkin mereka bisa melakukan semua itu hanya dengan empat puluh Galleon?

Awalnya mereka khawatir kalau mereka memalsukan bukti yang sebegitu bagus hingga Harry benar-benar akan menikahi Ginny тАж tapi mereka sudah memikirkan itu juga, sepertinya. Laporan rapat Wizengamot sudah dirubah lagi untuk mengembalikan ke keadaan laporan itu pada awalnya, kontrak perjodohan sudah menghilang dari brankas yang dijaga naga di Gringotts, dan sebagainya. Itu cukup menakutkan, sebenarnya. Kebanyakan orang sekarang mengira Daily Prophet hanya membuat-buat seluruh hal itu untuk alasan yang tak bisa ditebak, dan Quibbler cukup membantu memutar pisaunya lebih dalam dengan judul utama hari berikutnya, HARRY POTTER DIAM-DIAM DIJODOHKAN DENGAN LUNA LOVEGOOD.

Siapapun yang mereka sewa akan memberi tahu mereka setelah statuta batasannya daluwarsa, mereka benar-benar harap. Tapi meskipun itu buruk, mereka berhasil melaksanakan keisengan terbesar mereka, mungkin keisengan terbesar dalam sejarah keisengan, dan mereka tak bisa mengingat bagaimana. Itu gila, mereka bisa memikirkan caranya untuk pertama kali, jadi bagaimana mereka tak bisa melihat sekarang setelah mengetahui semua yang mereka lakukan?

Satu-satunya penghiburan mereka adalah bahwa Harry tidak tahu kalau mereka tidak tahu.

Bahkan Mum tidak menanyai mereka tentangnya, walaupun ada koneksi Weasley yang kentara. Apa pun yang sudah terjadi, itu jauh dari jangkauan murid Hogwarts mana pun тАж kecuali mungkin satu, yang, jika beberapa rumor itu benar, mungkin sudah melakukannya dengan menjentikkan jarinya. Harry sudah ditanyai di bawah Veritaserum, dia sudah memberi tahu mereka тАж dengan dihadiri Dumbledore yang memberi para Auror pandangan mengerikan. Para Auror sudah menanyakan cukup banyak untuk memastikan bahwa Harry tidak melakukan keisengan itu sendiri atau menghilangkan siapapun, dan kemudian langsung minggat dari Hogwarts.

Fred dan George bertanya-tanya apakah harus merasa terhina tentang Harry Potter yang ditanyai oleh para Auror karena keisengan mereka, tetapi pandangan di wajah Harry, mungkin untuk alasan yang tepat sama, membuat semuanya sepadan.

Tak mengejutkan, Rita Skeeter dan editor dari Daily Prophet keduanya menghilang dan mungkin ada di negara lain sekarang. Mereka akan senang kalau bisa memberi tahu keluarga mereka tentang bagian itu. Dad akan menyelamati mereka, pikir mereka, setelah Mum selesai membunuh mereka dan Ginny sudah membakar mayat mereka.

Tapi semuanya masih baik-baik saja, mereka akan memberi tahu Dad suatu hari, dan sementara itu …

тАж sementara itu Dumbledore kebetulan bersin saat melewati mereka di lorong, dan suatu paket kecil tanpa sengaja terjatuh dari kantongnya, dan di dalam ada dua wardbreaker’s monocle yang sama dengan kualitas luar biasa. Si kembar Weasley sudah mencoba monocle baru mereka pada koridor “terlarang” lantai tiga, membuat perjalanan singkat ke cermin ajaib dan kembali, dan mereka tidak bisa melihat seluruh jaring pendeteksi dengan jelas, tapi monocle itu sudah menunjukkan jauh lebih dari yang mereka lihat pertama kali.

Tentu saja mereka harus sangat hati-hati untuk tak pernah tertangkap dengan monocle itu dalam pemilikan mereka, atau mereka akan berakhir di dalam kantor Kepala Sekolah dan memperoleh omelan tegas dan mungkin bahkan ancaman pengeluaran.

Senang mengetahui kalau tidak semua orang yang Diseleksi ke dalam Gryffindor tidak tumbuh menjadi Profesor McGonagall.

*

Harry ada di dalam ruangan putih, tanpa jendela, tanpa fitur apa pun, duduk di depan satu meja, menghadap seorang pria tanpa ekspresi dalam jubah formal berwarna hitam pekat.

Ruangan itu sudah diperiksa terhadap pendeteksian, dan pria itu sudah melakukan tepat dua puluh tujuh mantra sebelum mengatakan sejauh “Halo, Tn. Potter.”

Adalah anehnya sesuatu yang cocok bahwa pria yang mengenakan hitam itu akan mencoba membaca pikiran Harry.

“Persiapkan dirimu,” kata pria itu tanpa nada.

Pikiran manusia, buku Occlumency Harry mengatakan, hanya terbuka untuk seorang pengguna Legilimency sejauh permukaan tertentu. Jika kau gagal menjaga permukaanmu, si pengguna Legilimency akan menembus dan bisa mengakses bagian apa pun dari dirimu yang pikiran mereka sendiri bisa pahami …

тАж yang biasanya tak banyak. Pikiran manusia, sepertinya, adalah sukar untuk manusia pahami pada tingkat apa pun kecuali yang terdangkal. Harry sudah bertanya-tanya jika mengetahui banyak sains kognitif akan membuatnya menjadi pengguna Legilimency yang teramat kuat, tapi pengalaman berulang akhirnya membawanya kepada pelajaran bahwa dia perlu tak terlalu bersemangat dalam antisipasinya tentang hal macam ini. Itu tidak seperti jika ilmuwan kognitif memahami manusia dengan cukup untuk menjadi pengguna Legilimency.

Untuk mempelajari penangkalnya, Occlumency, langkah pertama adalah membayangkan dirimu sendiri menjadi orang yang berbeda, berpura-pura setuntas yang kamu bisa, membenamkan dirimu sepenuhnya di dalam persona lain itu. Kau tak harus selalu melakukan itu, tapi di awal, itu adalah bagaimana kau belajar di mana permukaanmu berada. Para pengguna Legilimency akan mencoba membacamu, dan kau akan merasakannya terjadi jika kau cukup memperhatikan, kau akan merasakan mereka mencoba masuk. Dan tugasmu adalah untuk memastikan kalau mereka selalu menyentuh persona khayalanmu dan bukan yang nyata.

Ketika kau sudah cukup baik melakukannya, kau bisa membayangkan menjadi seorang yang sangat sederhana, berpura-pura menjadi batu, dan membuat kebiasaan meninggalkan topengnya di tempat di mana permukaanmu berada. Itu adalah penghalang Occlumency standar. Berpura-pura menjadi sebuah batu adalah sukar dipelajari, tapi mudah untuk dilakukan setelahnya, dan permukaan pikiran yang terbuka adalah jauh lebih dangkal daripada interiornya, jadi dengan cukup banyak latihan kau bisa menjaganya sebagai kebiasaan di latar belakang.

Atau jika kau adalah seorang pengguna Occlumency sempurna, kau bisa meluncur di depan segala penyelidikan, menjawab permintaan secepat mereka ditanyakan, sehingga si pengguna Legilimency akan masuk menembus permukaanmu dan melihat suatu pikiran yang tak bisa dibedakan dari siapapun yang kau jadikan samaran.

Bahkan pengguna Legilimency terbaik bisa ditipu dengan cara itu. Jika seorang pengguna Occlumency sempurna mengaku kalau mereka menurunkan penghalang Occlumency mereka, tak ada cara untuk mengetahui kalau mereka sedang berbohong. Lebih buruk, kau mungkin tak tahu kalau kau sedang berhadapan dengan pengguna Occlumency sempurna. Mereka itu langka, tapi kenyataan kalau mereka ada artinya kau tak bisa mempercayai Legilimency atas siapapun.

Adalah suatu komentar sedih atas seberapa kecil umat manusia saling memahami satu sama lain, seberapa kecil penyihir mana pun memahami kedalaman yang ada di bawah permukaan pikiran, bahwa kau bisa menipu telepath manusia terbaik dengan berpura-pura menjadi orang lain.

Tapi kemudian umat manusia hanya memahami satu sama lain pada awalnya dengan berpura-pura. Kau tidak membuat prediksi tentang orang-orang dengan memodel ratusan triliun sinapsis di otak mereka sebagai objek berbeda. Minta seorang manipulator sosial terbaik di Bumi untuk membangun dari awal sebuah Kecerdasan Buatan untukmu, dan mereka hanya akan memberimu pandangan bodoh. Kau memprediksi orang-orang dengan menyuruh otakmu untuk bertindak seperti otak mereka. Kau menempatkan dirimu sendiri di tempat mereka. Jika kau ingin mengetahui betapa pemarahnya dirimu, kau mengaktikan sirkuit marah otakmu sendiri, dan apa pun output dari sirkuit itu, itulah prediksimu. Terlihat seperti apa sirkuit neural untuk kemarahan itu di dalam? Siapa yang tahu? Manipulator sosial terbaik di Bumi mungkin tak tahu apa itu neuron, dan tidak juga pengguna Legilimency terbaik.

Apa pun yang seorang pengguna Legilimency bisa pahami, seorang pengguna Occlumency bisa buat jadi penyamaran. Itu adalah trik yang sama bagaimanapun jugaтАУmungkin diimplementasikan oleh sirkuit neural yang sama dalam kedua keadaan itu, satu kelompok sirkuit kontrol tunggal untuk mengatur ulang otakmu sendiri untuk bertindak sebagai sebuah model dari milik orang lain.

Dan dengan demikian perlombaan antara penyerangan telepatik dan pertahanan telepatik yang berakhir dengan kemenangan penentu untuk pertahanan. Kalau tidak seluruh dunia sihir, mungkin bahkan seluruh dunia, akan menjadi tempat yang sangat berbeda тАж .

Harry mengambil napas panjang, dan berkonsentrasi. Ada sedikit senyuman di wajahnya.

Untuk sekali, hanya sekali, Harry tidak kehabisan dalam departemen kekuatan misterius.

Setelah nyaris sebulan bekerja, dan lebih sekedar keinginan seketika daripada firasat nyata apa pun, Harry memutuskan untuk membawa dari dirinya sendiri amarah dingin dan kemudian mencoba lagi latihan di buku Occlumency. Di titik itu dia kebanyakan sudah menyerah atas hal semacam itu, tapi itu tetap terasa layak dicoba sebentarтАУ

Dia melalui seluruh latihan tersulit buku itu dalam dua jam, dan di hari berikutnya dia pergi dan memberi tahu Profesor Quirrell kalau dia sudah siap.

Sisi gelapnya, ternyata, adalah sangat, sangat baik dalam berpura-pura menjadi orang lain.

Harry memikirkan pemicu standarnya, dari pertama kali dia masuk sepenuhnya ke sisi gelapnya тАж .

Severus berhenti, terlihat cukup senang pada dirinya sendiri. “Dan itu akan jadi тАж lima poin? Tidak, mari kita buat itu jadi bulat sepuluh poin dari Ravenclaw karena membantah.”

Senyuman Harry semakin dingin, dan dia memandang pria berjubah hitam yang mengira dia akan membaca pikiran Harry.

Dan kemudian Harry berubah menjadi sesorang yang berbeda sama sekali, seseorang yang sepertinya cocok dengan peristiwa ini.

тАж dalam ruangan putih, tanpa jendela, tanpa fitur, duduk di depan satu meja, menghadap seorang pria tanpa ekspresi dalam jubah formal berwarna hitam pekat.

Kimball Kinnison melihat si pria berjubah hitam yang mengira dia akan membaca pikiran seorang Lensman Tingkat-Kedua Patroli Galaktik.

Untuk mengatakan bahwa Kimball Kinnison percaya diri atas hasilnya adalah meremehkan. Dia sudah dilatih oleh Mentor Arisia, pikiran paling kuat yang dikenal di alam semesta ini atau alam semerta mana pun, dan penyihir sepele yang duduk di seberangnya akan melihat apa yang Gray Lensman ingin dia untuk lihat …

тАж pikiran seorang bocah yang saat ini disamarkan sebagai, seorang anak polos bernama Harry Potter.

“Aku siap,” kata Kimball Kinnison dalam nada cemas yang sangat cocok untuk bocah sebelas tahun.

“Legilimens,” kata si penyihir berjubah hitam.

Ada suatu jeda.

Si penyihir berjubah hitam berkedip, seolah dia baru saja melihat sesuatu yang sebegitu mengejutkan hingga cukup untuk bahkan membuat kelopak matanya bergerak. Suaranya tidak sebegitu tanpa nada saat dia berkata, “Si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup memiliki sisi gelap misterius?”

Panas perlahan merayap ke pipi Harry.

“Yah,” kata si pria. Wajahnya sekarang kembali ke dalam ketenangan sempurna. “Maafkan aku. Tn. Potter, adalah baik untuk mengetahui keuntunganmu, tapi itu tidak sama dengan menjadi terlalu percaya diri atasnya. Kau mungkin memang bisa belajar Occlumency di umur sebelas. Ini mengejutkanku. Aku mengira Tn. Dumbledore berpura-pura gila lagi. Bakat disosiatifmu sebegitu kuat hingga aku terkejut menemukan tak ada tanda-tanda lain dari pelecehan anak, dan kau mungkin akan menjadi pengguna Occlumency sempurna suatu saat. tapi ada perbedaan yang cukup besar antara itu dan berharap berhasil membuat suatu penghalang Occlumency di usaha pertamamu. Itu benar-benar menggelikan. Apakah kau merasakan apa pun saat aku membaca pikiranmu?”

Harry menggelengkan kepalanya, sekarang memerah malu.

“Kalau begitu lebih perhatikan untuk yang berikutnya. Tujuannya adalah tidak untuk membuat suatu gambar sempurna pada hari pertama pelajaran. Tujuannya adalah untuk belajar di mana permukaanmu. Persiapkan dirimu.”

Harry mencoba berpura-pura menjadi Kimball Kinnison lagi, mencoba lebih memperhatikan, tetapi pikirannya sedikit berserakan dan dia tiba-tiba sadar akan seluruh hal yang seharusnya tak dia pikirkan тАж .

Oh, ini akan jadi menyebalkan.

Harry menggigit giginya. Paling tidak sang instruktur akan dikenai Obliviate setelahnya.

“Legilimens.”

Ada satu jedaтАУ

*

тАж dalam ruangan putih, tanpa jendela, tanpa fitur, duduk di depan satu meja, menghadap seorang pria tanpa ekspresi dalam jubah formal berwarna hitam pekat.

Ini adalah hari keempat mereka, di hari Minggu sore. Ketika kau membayar sebanyak ini, kau memperoleh sesimu kapanpun kau mau, tak peduli dengan konsep akhir pekan.

“Halo, Tn. Potter,” sang telepath berkata tanpa nada, setelah melemparkan rangkaian mantra privasi.

“Halo, Tn. Bester,” kata Harry letih. “Mari kita singkirkan dulu kejutan awalnya dari depan kita, bagaimana?”

“Kau berhasil mengejutkanku?” kata si pria, sekarang terdengar sedikit tertarik. “Baiklah kalau begitu.” Dia mengarahkan tongkat sihirnya dan menatap ke mata Harry. “Legilimens.”

Ada jeda, dan kemudian si penyihir berjubah hitam tersentak seolah seseorang menyentuhnya menggunakan tusukan ternak.

“Sang Pangeran Kegelapan masih hidup?” dia tersedak. Matanya tiba-tiba berubah liar. “Dumbledore membuat dirinya tak terlihat dan menyelinap ke dalam kamar anak perempuan?”

Harry mendesah dan melihat ke jamnya. Kira-kira dalam tiga detik lagi тАж .

“Jadi,” si pria berkata. Dia belum cukup pulih dari tanpa nadanya. “Kau benar-benar percaya kau akan menemukan aturan rahasia dari sihir dan menjadi mahakuasa.”

“Itu benar,” kata Harry dengan rata, masih melihat jamnya. “Aku memang seterlalu percaya diri itu.”

“Aku bertanya-tanya. Sepertinya Topi Seleksi berpikir kalau kau akan menjadi Pangeran Kegelapan selanjutnya.”

“Dan kau tahu aku mencoba cukup keras untuk tidak jadi itu, dan kau melihat kalau kita sudah melakukan diskusi yang panjang tentang apakah kau bersedia untuk mengajariku Occlumency, dan pada akhirnya kau memutuskan untuk melakukannya, jadi bisakah kita langsung menyelesaikan bagian ini?”

“Baiklah,” kata si pria tepat enam detik kemudian, sama seperti terakhir kali. “Persiapkan dirimu.” Dia berhenti, dan kemudian berkata, suaranya cukup muram, “Walau aku jelas berharap bisa mengingat trik tentang emas dan perak itu.”

Harry menemukan dirinya sendiri sangat terganggu dengan bagaimana pikiran manusia yang bisa berulang ketika kau mengatur ulang orang-orang ke kondisi awal yang sama dan mengekspos mereka ke stimuli yang sama. Itu menepis ilusi yang seorang reduksionis tak boleh alami pada awalnya.

*

Harry berada di suasana hati yang cukup buruk ketika dia berderap keluar dari kelas Herbologinya di Senin pagi berikutnya.

Hermione sedang mendidih di sampingnya.

Anak-anak lain masih di dalam, sedikit lambat dalam mengumpulkan barang-barang mereka karena mereka masih meracau dengan bersemangat satu sama lain tentang kemenangan kedua Ravenclaw pada pertandingan Quidditch tahun ini.

Sepertinya kemarin malam setelah makan malam, seorang gadis sudah beterbangan di atas sapu selama tiga puluh menit dan kemudian menangkap sejenis nyamuk raksasa. Ada beberapa fakta lain tentang apa yang terjadi selama pertandingan ini, tapi mereka itu tak relevan.

Harry sudah melewatkan event olahraga seru ini karena pelajaran Occlumency, dan juga menikmati kehidupan.

Dia kemudian menghindari seluruh percakapan di kamar Ravenclaw, bukankah Mantra Quietus dan koper magis itu mengagumkan. Dia memakan sarapan di meja Gryffindor.

Tapi Harry tak bisa menghindari Herbologi, dan para Ravenclaw membicarakannya sebelum kelas, dan setelah kelas, dan di dalam kelas, sampai Harry melihat ke atas dari bayi furcot yang popoknya sedang dia ganti, dan mengumumkan dengan keras bahwa beberapa dari mereka sedang mencoba belajar tentang tanaman dan Snitch tidak tumbuh dari apa pun jadi bisakah mereka semua tolong tutup mulut tentang Quidditch. Semua orang lain yang hadir memberinya pandangan terkejut, kecuali Hermione yang terlihat seolah dia ingin bertepuk tangan, dan Profesor Sprout, yang menghadiahinya satu poin untuk Ravenclaw.

Satu poin untuk Ravenclaw.

Satu poin.

Tujuh idiot di atas tujuh sapu idiot mereka memainkan permainan idiot mereka menerima seratus dan sembilan puluh poin untuk Ravenclaw.

Sepertinya nilai Quidditch ditambahkan langsung ke dalam total poin Asrama.

Dengan kata lain, menangkap sebuah nyamuk emas itu senilai 150 poin Asrama.

Harry bahkan tak bisa membayangkan apa yang harus dia lakukan untuk menerima seratus dan lima puluh poin Asrama.

Selain, yah, menyelamatkan seratus dan lima puluh Hufflepuff, atau memperoleh lima belas ide seperti menempatkan kerangka pelindung pada mesin waktu, atau menciptakan seribu lima ratus cara kreatif untuk membunuh orang, atau menjadi Hermione Granger selama setahun penuh.

“Kita harus membunuh mereka,” kata Harry pada Hermione, yang sedang berjalan di sampingnya dengan hawa yang sama tersinggungnya.

“Siapa?” kata Hermione. “Tim Quidditch kita?”

“Aku sedang memikirkan semua orang yang terlibat dalam cara apa pun dengan Quidditch di mana pun, tapi tim Ravenclaw bisa jadi awalnya, ya.”

Bibir Hermione berkerut tak menyetujui. “Kau jelas tahu kalau membunuh orang itu salah, Harry?”

“Ya,” kata Harry.

“Oke, hanya memastikan,” kata Hermione. “Mari kita incar Seeker lebih dulu. Aku sudah membaca beberapa cerita misteri Agatha Christie, apa kau tahu bagaimana kita bisa membuatnya naik kereta api?”

“Dua orang murid merencanakan pembunuhan,” kata suatu suara kering. “Betapa mengejutkan.”

Dari tikungan yang dekat melangkah seorang pria dalam jubah yang sedikit berbercak, rambut berminyaknya terjatuh panjang dan tak terawat sekitar pundaknya. Bahaya mematikan seolah memancar keluar darinya, mengisi lorong dengan ramuan-ramuan yang tak terramu dengan benar dan terjatuh tanpa sengaja dan orang-orang sekarat di ranjang yang mana para Auror akan putuskan sebagai sebab-sebab alami.

Tanpa memikirkannya sama sekali, Harry melangkah di depan Hermione.

Ada tarikan napas dari belakangnya, dan kemudian sesaat kemudian Hermione menyapu melewati dan melangkah di depan dia. “Lari, Harry!” katanya. “Anak laki-laki tak boleh ada dalam bahaya.”

Severus Snape tersenyum murung. “Lucu. Aku meminta sesaat dari waktumu, Potter, jika kau bisa mencabut dirimu sendiri dari rayuanmu dengan Nona Granger.”

Seketika ada pandangan yang sangat cemas di wajah Hermione. Dia berbalik pada Harry dan membuka mulutnya, kemudian berhenti, terlihat menderita.

“Oh, jangan khawatir, Nona Granger,” kata suara halus Severus. “Aku janji untuk mengembalikan kekasihmu tanpa cacat.” Senyumnya menghilang. “Sekarang Potter dan aku akan pergi dan melakukan pembicaraan pribadi, hanya kami saja. Aku harap sudah jelas kalau kau tidak diundang, tapi hanya untuk jaga-jaga, anggap itu sebagai suatu perintah dari seorang profesor Hogwarts. Aku yakin seorang gadis kecil yang baik sepertimu tidak akan melanggarnya.”

Dan Severus berbalik dan berjalan ke belokan. “Ikut, Potter?” kata suaranya.

“Um,” kata Harry pada Hermione. “Bisakah aku langsung pergi dan mengikutinya dan membiarkan kamu memikirkan apa yang harus kukatakan untuk memastikanmu sama sekali tak cemas dan tersinggung?”

“Tidak,” kata Hermione, suaranya bergetar.

Tawa Severus bergema di sekitar tikungan.

Harry menundukkan kepalanya. “Maaf,” katanya dengan rendah, “sungguh,” dan dia pergi mengikuti si Master Ramuan.

*

“Jadi,” kata Harry. Tak ada suara lain sekarang kecuali dua pasang kaki, yang panjang dan yang pendek, melangkah melalui koridor batu. Sang Master Ramuan melangkah dengan cepat tetapi tidak terlalu cepat untuk Harry bisa mengimbangi, dan sepanjang Harry bisa menerapkan konsep arah pada Hogwarts, mereka sedang bergerak menjauh dari area-area ramai. “Tentang apa ini?”

“Aku tak berpikir kau bisa menjelaskan,” kata Severus dengan kering, “kenapa kalian berdua merencanakan untuk membunuh Cho Chang?”

“Aku tak berpikir kau bisa menjelaskan,” kata Harry dengan kering, “dalam kapasitasmu sebagai pejabat dalam sistem sekolah Hogwarts, kenapa menangkap satu nyamuk emas dianggap sebagai pencapaian akademik yang layak memperoleh seratus dan lima puluh poin Asrama?”

Suatu senyuman melintasi bibir Severus. “Wah wah, dan aku mengira kau adalah orang yang tanggap. Apakah kau benar-benar sebegitu tak mampu memahami teman sekelasmu, Potter, atau apakah kamu terlalu membenci mereka untuk mencobanya? Jika nilai Quidditch tidak dihitung terhadap Piala Asrama maka tak ada di antara mereka yang akan peduli tentang poin Asrama sedikit pun. Itu hanya akan menjadi suatu kontes tak jelas untuk murid-murid sepertimu dan Nona Granger.”

Itu mengejutkannya adalah jawaban yang bagus.

Dan keterkejutan itu membawa pikiran Harry terbangun benar.

Dalam pemikiran kembali harusnya tidak mengejutkan kalau Severus memahami para muridnya, memang memahami mereka sebegitu baik.

Dia membaca pikiran mereka.

Dan …

тАж buku itu berkata kalau pengguna Legilimency yang sukses adalah sangat langka, lebih langka daripada seorang pengguna Occlumency sempurna, karena hampir tak satu pun memiliki cukup disiplin mental.

Disiplin mental?

Harry sudah mengumpulkan cerita-cerita tentang seorang pria yang secara rutin hilang kesabaran di dalam kelas dan membentak anak-anak kecil.

тАж tapi pria yang sama ini, ketika Harry mengatakan bahwa Pangeran Kegelapan masih hidup, sudah merespon seketika dan dengan sempurnaтАУberreaksi dalam cara yang tepat apabila seseorang yang benar-benar tak tahu akan berreaksi.

Pria itu menguntit dalam Hogwarts dengan udara seorang pembunuh, memancarkan bahaya …

тАж yang tepatnya adalah bukan apa yang harus dilakukan seorang pembunuh yang sebenarnya. Pembunuh yang sebenarnya harus terlihat seperti akuntan kecil yang penurut sampai mereka membunuhmu.

Dia adalah sang Kepala Asrama untuk Slytherin yang dibanggakan dan aristokrat, dan dia mengenakan sebuah jubah dengan bercak-bercak noda dari ramuan dan bahan-bahan, yang dengan dua menit sihir bisa menghilangkannya.

Harry menyadari kalau dia sedang bingung.

Dan estimasi ancamannya atas sang Kepala Asrama Slytherin melonjak naik secara astronomis.

Dumbledore sepertinya berpikir kalau Severus adalah miliknya, dan tak ada satu pun yang bertentangan dengan itu; si Master Ramuan sudah berlaku “menakutkan tapi tidak menyiksa”, seperti yang dijanjikan. Jadi, Harry beralasan sebelumnya, ini adalah urusan Rombongan. Jika Severus memang merencanakan untuk melukai, tentunya dia tak akan datang menjemput Harry di depan Hermione, seorang saksi, ketika dia bisa hanya menunggu suatu saat ketika Harry sedang sendiri тАж .

Harry dengan perlahan menggigit bibirnya.

“Aku pernah mengenal seorang bocah yang benar-benar memuja Quidditch,” kata Severus Snape. “Dia adalah seorang tolol. Seperti yang kau dan aku harapkan, kita berdua.”

“Apa ini?” kata Harry perlahan.

“Sabar, Potter.”

Severus memutar kepalanya, dan kemudian melayangkan sosok pembunuhnya ke dalam bukaan terdekat di dinding koridor, suatu lorong yang lebih kecil dan lebih sempit.

Harry mengikutinya, bertanya-tanya apakah akan lebih cerdas untuk sekadar melarikan diri.

Mereka berputar dan melewati belokan lain, dan sampai ke jalan buntu, dinding kosong biasa. Jika Hogwarts benar-benar dibangun, bukannya dimunculkan atau dipanggil atau dilahirkan atau apa pun, Harry akan memiliki beberapa kata-kata tajam pada arsitek tentang membayar orang membangun lorong yang tak menuju ke mana pun.

“Quietus,” kata Severus, dan beberapa hal lain juga.

Harry menyandarkan diri, melipat tangannya di depan dadanya, dan melihat wajah Severus.

“Melihatku tepat di mata, Potter?” kata Severus Snape. “Pelajaran Occlumencymu tak mungkin berjalan cukup jauh untukmu menghalangi Legilimency. Tapi kemudian mungkin mereka sudah berjalan cukup jauh untukmu mendeteksinya. Karena aku tak tahu yang mana pun, aku tak akan mengambil resiko mencoba.” Si pria tersenyum tipis. “Dan hal yang sama akan berlaku untuk Dumbledore, kupikir. Yang adalah kenapa kita sekarang melakukan pembicaraan kecil ini.”

Mata Harry melebar tanpa sadar.

“Untuk mengawali,” kata Severus, matanya berkilau, “Aku ingin supaya kau berjanji untuk tak mengatakan pembicaraan kita pada siapapun. Sepanjang yang sekolah peduli, kita sedang mendiskusikan pekerjaan rumah Ramuanmu. Entah apakah mereka percaya atau tidak itu tak penting. Sepanjang Dumbledore dan McGonagall peduli, aku sedang melanggar kepercayaan Draco Malfoy atasku, dan kita berdua berpikir tak layak untuk membicarakan lebih lanjut tentang masalah ini.”

Otak Harry mencoba melakukan kalkulasi konsekuensi dan implikasi tak diinginkan atas ini dan kehabisan ‘swap space’

“Bagaimana?” kata si Master Ramuan.

“Baiklah,” kata Harry perlahan. Sukar melihat bagaimana melakukan suatu pembicaraan dan tak bisa memberi tahu siapapun bisa lebih membatasi daripada tidak melakukannya, yang mana kau juga tak bisa memberi tahu siapapun tentang pembicaraannya. “Aku janji.”

Severus melihat Harry dengan tajam. “Kau pernah berkata di dalam kantor Kepala Sekolah kalau kau tidak akan mentolerir penindasan ataupun penganiayaan. Dan aku ingin tahu, Harry Potter. Seberapa jauh kau menyerupai ayahmu?”

“Kecuali kita membicarakan tentang Michael Verres-Evans,” kata Harry, “jawabannya adalah aku tahu sangat sedikit tentang James Potter.”

Severus mengangguk, seolah untuk dirinya sendiri. “Ada Slytherin tahun kelima. Seorang anak laki-laki bernama Lesath Lestrange. Dia ditindas oleh Gryffindor. Aku тАж terbatasi, dalam kemampuanku untuk menghadapi situasi semacam itu. Kau bisa membantunya, mungkin. Jika kau menginginkannya. Aku tidak meminta bantuanmu, dan aku tak akan berhutang padamu. Itu hanya suatu kesempatan untuk melakukan sesukamu.”

Harry menatap Severus, berpikir.

“Bertanya-tanya apakah ini sebuah perangkap?” kata Severus, sebuah senyuman redup melintasi bibirnya. “Itu bukan. Itu adalah sebuah tes. Sebut itu keingintahuan dari bagianmu. Tapi masalah Lesath adalah nyata, demikian juga kesulitanku dalam mengintervensi.”

Itu adalah masalah dengan orang lain mengetahui kalau kamu adalah orang baik. Bahkan jika kamu tahu kalau mereka tahu, kamu masih tak bisa mengabaikan umpannya.

Dan jika ayahnya pernah melindungi murid-murid dari penindas juga тАж itu tak masalah jika Harry tahu kenapa Severus memberitahunya. Itu masih membuatnya merasa hangat di dalam, dan bangga, dan membuatnya mustahil untuk pergi.

“Baiklah,” kata Harry. “Katakan tentang Lesath. Kenapa dia ditindas?”

Wajah Severus kehilangan senyuman redupnya. “Kau berpikir ada alasan, Potter?”

“Mungkin tidak,” kata Harry perlahan. “Tapi gagasan sempat terlintas padaku kalau dia mungkin sudah mendorong seorang gadis darah lumpur tak penting menuruni tangga.”

“Lesath Lestrange,” kata Severus, suaranya sekarang dingin, “adalah anak dari Bellatrix Black, pelayan Pangeran Kegelapan paling fanatik dan jahat. Lesath adalah anak haram yang diakui dari Rabastan Lestrange. Tak lama setelah kematian Pangeran Kegelapan, Bellatrix dan Rabastan dan Rodolphus saudara Rabastan ditangkap ketika menyiksa Alice dan Frank Longbottom. Ketiganya ada di Azkaban seumur hidup. Para Longbottom dibuat gila karena Cruciatus berulang dan ada di bangsal tak tersembuhkan St. Mungo. Apakah itu suatu alasan yang baik untuk menindasnya, Potter?”

“Itu sama sekali bukan alasan,” kata Harry, masih dengan perlahan. “Dan Lesath sendiri tidak melakukan kesalahan yang kau tahu?”

Senyuman redup melintasi bibir Severus lagi. “Dia tidak lebih suci daripada orang lain. Tapi dia tidak pernah mendorong gadis darah lumpur menuruni tangga, tidak ada yang pernah kudengar.”

“Atau lihat di pikirannya,” kata Harry.

Ekspresi Severus dingin. “Aku tidak melanggar privasinya, Potter. Aku melihat ke dalam para Gryffindor, sebaliknya. Dia sederhananya adalah target mudah untuk kepuasan kecil mereka.”

Sebuah sapuan dingin kemarahan menyapu tulang punggung Harry, dan dia harus mengingatkan dirinya sendiri kalau Severus mungin bukan sumber informasi yang bisa dipercaya.

“Dan kau berpikir,” kata Harry, “bahwa sebuah intervensi oleh Harry Potter, si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, akan terbukti efektif.”

“Benar,” kata Severus Snape, dan mengatakan pada Harry kapan dan di mana para Gryffindor akan merencanakan permainan kecil mereka selanjutnya.

*

Ada sebuah lorong utama yang melintas di tengah-tengah lantai dua Hogwarts di poros utara-selatan, dan di dekat bagian tengah dari lorong ada sebuah bukaan menuju koridor pendek yang terus beberapa belas langkah sebelum berbalik pada sudut kanan, membentuk suatu huruf L, dan kemudian terus beberapa belas langkah lagi sebelum itu berakhir pada suatu jendela terang, lebar, menghadap keluar dari tiga tingkat pada sedikit gerimis yang terjatuh ke halaman timur Hogwarts. Berdiri di jendela kamu tak bisa mendengar lorong utamanya, dan tak ada orang di lorong itu yang bisa mendengar apa pun yang terjadi di jendela. Jika kau pikir ada sesuatu yang janggal tentang ini, kau belum ada di Hogwarts cukup lama.

Empat bocah dalam jubah berpotongan merah tertawa, dan seorang bocah dalam jubah berpotongan hijau menjerit dan menggapai dengan panik pada ujung jendela yang terbuka dengan tangannya, saat keempat bocah seolah-olah akan mendorongnya keluar. Itu hanya gurauan, tentu saja, dan lagipula, jatuh dari ketinggian itu tak akan membunuh seorang penyihir. Semuanya menyenangkan. Jika kau pikir ada sesuatu yang janggal tentang iniтАУ

“Apa yang kalian lakukan?” kata suara bocah keenam.

Keempat bocah dalam jubah berpotongan merah berputar dengan awalan tiba-tiba, dan si bocah dalam jubah bepotongan hijau dengan panik mendorong dirinya sendiri dari jendela dan terjatuh di lantai, wajah tercoreng air mata.

“Oh,” ujar yang paling tampan dari para bocah dalam jubah berpotongan merah, terdengar lega, “ternyata kamu. Hey, Lessy, kau tahu siapa ini?”

Tak ada jawaban apa pun dari bocah di lantai, yang mencoba mengendalikan isakannya, dan si bocah dalam jubah berpotongan merah mengayunkan kakinya untuk menendangтАУ

“Hentikan!” teriak si bocah keenam.

Si bocah dalam jubah berpotongan merah goyah saat dia membatalkan tendangannya. “Um,” katanya, “apa kau tahu siapa ini?”

Suara bernapas si bocah keenam terdengar aneh. “Lesath Lestrange,” katanya, napasnya datang dalam hembusan pendek, “dan dia tak melakukan apa pun pada orangtuaku, dia hanya berumur lima tahun.”

*

Neville Longbottom memandang ke arah para penindas tahun kelima yang besar di depannya, mencoba sangat keras untuk mengendalikan gemetarnya.

Dia harusnya mengatakan tidak pada Harry Potter.

“Kenapa kau membelanya?” kata si tampan, perlahan, terdengar bingung dengan pertanda pertama atas serangan. “Dia adalah seorang Slytherin. Dan seorang Lestrange.”

“Dia adalah seorang bocah yang kehilangan orangtuanya,” kata Neville Longbottom. “Aku tahu bagaimana itu.” Dia tak tahu dari mana kata-kata itu keluar. Itu terdengar terlalu keren, seperti sesuatu yang Harry Potter akan katakan.

Gemetarannya masih berlangsung, meski begitu.

“Kau pikir dirimu itu siapa?” kata si tampan, mulai terdengar marah.

Aku adalah Neville keturunan Keluarga Longbottom yang Terhormat dan Paling TuaтАУ

Neville tak bisa mengatakannya.

“Aku pikir dia adalah seorang pengkhianat,” kata salah satu dari Gryffindor lain, dan ada sensasi tenggelam tiba-tiba di perut Neville.

Dia mengetahuinya, dia sudah mengetahuinya. Harry Potter memang salah. Penindas tidak akan berhenti hanya karena Neville Longbottom menyuruh mereka berhenti.

Si tampan mengambil satu langkah ke depan, dan tiga lainnya mengikuti.

“Jadi seperti itukah keadaannya untukmu,” kata Neville, kagum atas betapa stabil suaranya. “Tidak peduli untukmu apakah itu Lesath Lestrange atau Neville Longbottom.”

Lesath Lestrange melepaskan hembusan napas tiba-tiba, dari tempatnya berbaring di lantai.

“Kejahatan adalah kejahatan,” bentak bocah yang sama yang berbicara sebelumnya, “dan jika kau berteman dengan kejahatan, kau jahat juga.”

Keempatnya mengambil langkah maju lain.

Lesath bangkit, goyah, berdiri. Wajahnya kelabu, dan dia mengambil beberapa langkah maju, dan bersandar pada dinding, dan tidak mengatakan apa pun. Matanya terpaku pada belokan di lorong, jalan keluar.

“Teman,” kata Neville. Sekarang suaranya naik sedikit dalam nada. “Ya, aku punya teman. Salah satu dari mereka adalah si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup.”

Beberapa dari para Gryffindor terlihat seketika cemas. Si tampan tidak bergeming. “Harry Potter tidak di sini,” katanya, suaranya keras, “dan jika dia memang di sini, aku tidak berpikir dia ingin melihat seorang Longbottom membela seorang Lestrange.”

Dan para Gryffindor mengambil langkah maju lagi, dan di belakang mereka, Lesath merayap sepanjang dinding, menunggu kesempatannya.

Neville menelan, dan mengangkat tangan kanannya dengan ibu jari dan telunjuknya saling menekan.

Dia menutup matanya, karena Harry Potter sudah membuatnya berjanji untuk tak mengintip.

Jika ini tak berhasil, dia tak akan pernah mempercayai siapapun lagi.

Suaranya tak terduga keluar dengan jelas, mengingat.

“Harry James Potter-Evans-Verres. Harry James Potter-Evans-Verres. Harry James Potter-Evans-Verres. Dengan hutang yang kau miliki padaku dan kekuatan namamu yang sejati aku memanggilmu, aku membukakan jalan untukmu, aku memanggil atasmu untuk memunculkan dirimu di hadapanku.”

Neville menjentikkan jarinya.

Dan kemudian Neville membuka matanya.

Lesath Lestrange menatapnya.

Si keempat Gryffindor menatapnya.

Si tampan mulai tertawa kecil, dan itu memulai ketiga orang lainnya.

“Apakah Harry Potter akan muncul dari belokan atau apa?” kata si tampan. “Aw. Kelihatannya kau sudah diabaikan.”

Si tampan mengambil satu langkah maju mengancam menuju Neville.

Ketiga lainnya mengikuti sejalan.

“Ahem,” kata Harry Potter dari belakang mereka, bersandar pada dinding di jendela, di bagian ujung lorong, di mana tak ada seorang pun bisa sampai ke tempat itu tanpa terlihat.

Jika menyaksikan orang menjerit selalu terasa sedemikian menyenangkan, Neville bisa sedikit banyak memahami kenapa orang-orang menjadi penindas.

Harry Potter mengintai maju, menempatkan dirinya di antara Lesath Lestrange dan lainnya. Dia menyapukan pandangan dingin melewati para bocah dalam jubah berpotongan merah, dan kemudian matanya berhenti pada si tampan, si biang keladi. “Tn. Carl Sloper,” kata Harry Potter. “Aku percaya aku sudah memahami situasi ini sepenuhnya. Jika Lesath Lestrange sendiri pernah melakukan satu kejahatan, selain dari dilahirkan dari orangtua yang salah, faktanya tidak diketahui oleh anda. Jika aku salah dalam hal ini, Tn. Carl Sloper, aku sarankan anda memberitahuku secepatnya.”

Neville melihat ketakuatan dan kekaguman di wajah para bocah lainnya. Dia merasakannya sendiri. Harry sudah mengatakan kalau semuanya adalah suatu trik, tapi bagaimana bisa?

“Tapi dia seorang Lestrange,” kata si biang keladi.

“Dia adalah seorang anak laki-laki yang kehilangan orangtuanya,” kata Harry Potter, suaranya bertambah lebih dingin lagi.

Kali ini ketiga Gryffindor lainnya tersentak.

“Jadi,” Harry Potter berkata. “Kamu melihat kalau Neville tak ingin kamu menyiksa seorang anak tak bersalah atas nama Longbottom. Ini tak berhasil menggerakkanmu. Jika aku mengatakan padamu kalau si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup juga berpikir kalau kamu salah, bahwa apa yang kamu lakukan hari ini adalah kesalahan besar, apakah itu akan membuat perbedaan?”

Si biang keladi mengambil satu langkah ke arah Harry.

Yang lainnya tidak mengikutinya.

“Carl,” kata salah satu dari mereka, menelan. “Mungkin kita harus pergi.”

“Mereka berkata kalau kau akan menjadi Pangeran Kegelapan selanjutnya,” kata si biang keladi, menatap Harry.

Satu seringai melintasi wajah Harry Potter. “Mereka juga berkata kalau aku diam-diam dijodohkan dengan Ginevra Weasley dan ada satu ramalan tentang kita menaklukkan Perancis.” Senyumannya memudar. “Karena kau bersikeras untuk memaksakan masalahnya, Tn. Carl Sloper, biarkan aku menjelaskan. Biarkan Lesath sendiri. Aku tahu kalau kamu tidak.”

“Jadi Lessy sudah mengadu padamu,” kata si biang keladi dengan dingin.

“Tentu,” kata Harry Potter kering, “dan dia juga mengatakan padaku apa yang kau lakukan hari ini setelah kau meninggalkan kelas Mantra, di tempat sepi terpencil di mana tak ada yang bisa melihatmu, dengan gadis Hufflepuff tertentu yang mengenakan pita putih di rambutnyaтАУ”

Rahang si biang keladi terjatuh dalam keterkejutan.

“Eep,” kata salah satu dari Gryffindor dalam suara bernada tinggi, dan berputar pada tumitnya dan berlari melewati tikungan. Langkah kakinya dengan cepat berderap menjauh dan memudar.

Dan kemudian mereka berenam.

“Ah,” kata Harry Potter, “pergi sudah seorang pria muda yang sedikit cerdas. Kalian yang lain bisa berdiri untuk belajar dari contoh Bertram Kirke, sebelum kalian mendapat, kita sebut saja, masalah.”

“Apakah kau mengancam untuk mengadukan kami?” kata si Gryffindor tampan, suaranya mencoba jadi marah, dan cukup goyah. “Hal-hal buruk terjadi pada para pengadu.”

Dua Gryffindor lainnya mulai bergerak mundur perlahan.

Harry Potter mulai tertawa. “Oh, kau tidak baru saja mengatakan itu. Apakah kau benar-benar mencoba mengintimidasiku? Aku? Sekarang jujur saja, apa kau pikir kau lebih menakutkan dari Peregrine Derrick, Severus Snape atau untuk masalah itu Kau-Tahu-Siapa?”

Bahkan si biang keladi tersentak karena itu.

Harry Potter mengangkat tangannya, jari-jari siap, dan ketiga Gryffindor melompat mundur, dan salah satu dari mereka menyembur “JanganтАУ!”

“Lihat,” kata Harry Potter, “ini adalah di mana aku menjentikkan jariku dan kalian menjadi bagian dari satu cerita yang menggelikan yang akan diceritakan dengan tawa gugup pada makan malam hari ini. Tapi sebenarnya, orang-orang yang kupercaya terus mengatakan padaku untuk jangan melakukan itu. Profesor McGonagall mengatakan padaku kalau aku mengambil jalan keluar mudah atas semuanya dan Profesor Quirrell berkata kalau aku perlu belajar bagaimana kalah. Jadi kau ingat cerita itu di mana aku membiarkan diriku dipukuli oleh beberapa Slytherin lebih tua? Kita bisa lakukan itu. Kau bisa menindasku untuk sesaat dan aku akan membiarkanmu. Hanya kau ingat bagian itu pada akhirnya di mana aku memberi tahu teman-temanku yang banyak, sangat banyak di dalam sekolah ini untuk tak melakukan apa pun atasnya? Kali ini kita lompati bagian itu. Jadi ayo. Tindaslah aku.”

Harry Potter melangkah maju, tangannya terbuka lebar mengundang.

Ketiga Gryffindor bubar dan berlari, dan Neville harus melangkah minggir dengan cepat untuk menghindari tabrakan.

Ada kesunyian, saat langkah kaki mereka memudar, dan kemudian lebih banyak kesunyian lagi setelah itu.

Dan kemudian mereka bertiga.

Harry Potter menghirup napas panjang, kemudian menghembuskannya. “Whew,” katanya. “Bagaimana keadaanmu, Neville?”

Suara Neville keluar dalam decitan bernada tinggi. “Oke, itu benar-benar keren.”

Satu senyuman melintasi wajah Harry Potter. “Kau juga cukup keren, kau tahu.”

Neville tahu kalau Harry Potter hanya mengatakan itu, mencoba untuk membuatnya merasa baik, dan itu masih memulai suatu pendar hangat di dalam dadanya.

Harry berputar ke arah Lesath LestrangeтАУ

“Apakah kau baik-baik saja, Lestrange?” kata Neville sebelum Harry bisa membuka mulutnya.

Sekarang ada sesuatu yang kau tak harapkan untuk menemukan dirimu mengatakannya, tak pernah.

Lesath Lestrange berputar perlahan, dan memandang Neville, wajahnya ketat, tak lagi menangis, air mata mengkilap saat mereka mengering.

“Kamu pikir kamu tahu bagaimana rasanya?” kata Lesath, suaranya tinggi dan bergetar. “Kau pikir kau tahu? Orangtuaku ada di Azkaban, aku mencoba untuk tak memikirkannya dan mereka selalu mengingatkanku, mereka pikir adalah sesuatu yang bagus kalau Ibu ada di sana di dalam kedinginan dan kegelapan dengan para Dementor menyedot kehidupannya, aku berharap kalau aku seperti Harry Potter, paling tidak orangtuanya tidak kesakitan, orangtuaku selalu kesakitan, tiap detik di tiap hari, aku harap kalau aku sepertimu, paling tidak kau bisa melihat orangtuamu sesekali, paling tidak kau tahu kalau mereka mencintaimu, jika Ibu pernah mencintaiku para Dementor akan memakan pikiran itu saat iniтАУ”

Mata Neville lebar dengan terkejut. Dia tak menyangka hal ini.

Lesath berbalik ke Harry Potter, yang matanya penuh kengerian.

Lesath melemparkan dirinya sendiri ke lantai di depan Harry Potter, menyentuhkan keningnya ke tanah, dan berbisik, “Bantu aku, Lord.”

Ada kesunyian yang teramat sangat. Neville tak bisa memikirkan satu hal pun untuk dikatakan, dan dari keterkejutan nyata di wajah Harry, dia tak bisa memikirkan apa pun juga.

“Mereka berkata kau bisa melakukan apa pun, tolong, tolong my Lord, keluarkan orangtuaku dari Azkaban, aku akan menjadi pelayan setiamu selamanya, hidupku akan jadi milikmu dan matiku juga, hanya tolongтАУ”

“Lesath,” kata Harry, suaranya pecah, “Lesath, aku tak bisa, aku tak benar-benar bisa melakukan hal-hal seperti itu, itu semua hanya trik-trik bodoh.”

“Itu bukan!” kata Lesath, suaranya tinggi dan putus asa. “Aku melihatnya, cerita-cerita itu benar, kau bisa!”

Harry menelan. “Lesath, aku menyiapkan semuanya dengan Neville, kami merencanakan itu lebih dulu, tanya dia!”

Mereka memang, walau Harry tak mengatakan bagaimana dia akan melakukan yang mana pun dari semuanya тАж .

Ketika Lesath melihat ke atas dari lantai wajahnya mengerikan, dan suaranya keluar dalam jeritan yang menyakiti telinga Neville. “Kau anak darah lumpur! Kau bisa mengeluarkannya, kau cuma tak mau! Aku sudah berlutut dan memohon padamu dan kau masih tak mau menolong! Aku harusnya tahu, kau adalah si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, kau berpikir kalau dia layak di sana!”

“Aku tak bisa!” kata Harry, suaranya sama putus asanya dengan Lesath. “Itu bukan pertanyaan atas apa yang kuinginkan, aku tak memiliki kekuatan itu!”

Lesath berdiri, dan meludah ke lantai di depan Harry, dan kemudian berbalik dan berjalan pergi. Ketika dia ada di belokan suara kakinya semakin cepat, dan saat mereka memudar Neville pikir dia mendengar satu isakan.

Dan kemudian mereka berdua.

Neville melihat ke arah Harry.

Harry melihat ke arah Neville.

“Wow,” Neville berkata dengan tenang. “Dia sepertinya tak begitu bersyukur karena diselamatkan.”

“Dia mengira aku bisa menolongnya,” kata Harry, suaranya serak. “Dia memiliki harapan untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun.”

Neville menelan, dan mengatakannya. “Aku minta maaf.”

“Wha?” kata Harry, terdengar benar-benar bingung.

“Aku tak bersyukur ketika kau menolongkuтАУ”

“Semua hal yang kau katakan sebelumnya memang benar,” kata si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup.

“Tidak,” kata Neville, “itu tidak.”

Mereka memberi senyuman sedih singkat bersamaan, masing-masing saling merendahkan dari yang lain.

“Aku tahu ini tak nyata,” kata Neville, “aku tahu aku tak akan bisa melakukan apa pun jika kau tak ada di sini, tapi terima kasih sudah membiarkanku berpura-pura.”

“Yang benar saja,” kata Harry.

Harry berbalik dari Neville, dan memandang keluar dari jendela pada awan-awan muram.

Suatu gagasan yang benar-benar menggelikan datang pada Neville. “Apakah kau merasa bersalah karena kau tak bisa mengeluarkan orangtua Lesath dari Azkaban?”

“Tidak,” kata Harry.

Beberapa detik berlalu.

“Ya,” kata Harry.

“Kau bodoh,” kata Neville.

“Aku sadar tentang itu,” kata Harry.

“Apakah kamu harus secara harfiah melakukan apa pun yang siapapun minta padamu?”

Si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup berbalik dan melihat Neville lagi. “Melakukan? Tidak. Merasa bersalah karena tak melakukannya? Ya.”

Neville mendapat masalah menemukan kata-kata. “Setelah si Pangeran Kegelapan mati, Bellatrix Black secara harfiah adalah orang paling jahat di seluruh dunia dan itu adalah sebelum dia masuk ke Azkaban. Dia menyiksa ibu dan ayahku ke dalam kegilaan karena dia ingin mencari tahu apa yang terjadi si Pangeran KegelapanтАУ”

“Aku tahu,” kata Harry dengan tenang. “Aku paham itu, tapiтАУ”

“TIdak! Kau tidak! Dia memiliki alasan untuk melakukan itu, dan orangtuaku keduanya adalah Auror! Itu bahkan tidak dekat dengan hal terburuk yang pernah dia lakukan!” suara Neville bergetar.

“Bahkan begitu,” kata Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, matanya jauh saat mereka menatap ke tempat lain, suatu tempat yang Neville tak bisa bayangkan. “Mungkin akan ada solusi yang luar biasa cerdas yang membuatnya mungkin untuk menyelamatkan semua orang dan membiarkan mereka semua hidup bahagia selamanya, dan jika saja aku cukup pintar aku pasti sudah memikirkannya saat iniтАУ”

“Kau punya masalah,” kata Neville. “Kau pikir kau harus menjadi apa yang Lasath Lestrange pikir siapa dirimu.”

“Yeah,” kata si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, “itu sedikit banyak meringkasnya. Setiap kali seseorang berteriak dalam doa dan aku tak bisa menjawabnya, aku merasa bersalah tentang aku yang bukan Tuhan.”

Neville tak cukup memahami itu, tapi тАж . “Itu kedengarannya tak bagus.”

Harry menghela napas. “Aku mengerti kalau aku memiliki masalah, dan aku tahu apa yang perlu kulakukan untuk memecahkannya, oke? Aku sedang mengusahakannya.”

*

Harry melihat Neville pergi.

Tentu saja Harry tak mengatakan apa solusinya.

Solusinya, tentu saja, adalah untuk segera menjadi Tuhan.

Langkah kaki Neville bergerak menjauh, dan dengan cepat tak lagi terdengar.

Dan kemudian dia sendiri.

“Ahem,” kata suara Severus Snape dari tepat di belakangnya.

Harry meloloskan jeritan kecil dan seketika membenci dirinya sendiri.

Perlahan, Harry berbalik.

Pria tinggi berminyak dalam jubah berbercak sedang bersandar pada dinding di posisi yang sama yang ditempati Harry.

“Sebuah jubah penghilang yang bagus, Potter,” si Master Ramuan memanjangkan. “Banyak yang sekarang dijelaskannya.”

Oh, bloody crap.

“Dan mungkin aku sudah ada di lingkungan Dumbledore terlalu lama,” kata Severus, “Tapi aku tak bisa menolong tak bertanya-tanya jika itu adalah Jubah Gaib itu.”

Harry dengan cepat berubah menjadi seseorang yang tak pernah mendengar tentang Jubah Gaib dan yang tepat sepintar seperti yang Harry pikir Severus pikir seberapa pintar Harry itu.

“Oh, mungkin,” kata Harry. “Aku percaya kalau kau sadar apa implikasinya, jika ini memang?”

Suara Severus merendahkan. “Kau tak tahu apa yang kubicarakan, benar, Potter? Sebuah usaha ceroboh dalam memancing.”

(Profesor Quirrell sudah berkomentar dalam makan siang mereka kalau Harry benar-benar perlu menyembunyikan keadaan pikirannya lebih baik daripada mengenakan wajah kosong ketika seseorang mendiskusikan suatu topik berbahaya, dan sudah menjelaskan tentang tipu muslihat satu tingkat, tipu muslihat dua tingkat, dan seterusnya. Jadi entah Severus memang faktanya memodel Harry sebagai pemain tingkat satu, yang membuat Severus sendiri tingkat dua, dan gerakan tingkat tiga Harry sudah sukses; atau Severus adalah pemain tingkat empat dan ingin Harry untuk berpikir kalau tipu muslihatnya sukses. Harry, tersenyum, kemudian menanyakan pada Profesor Quirrell di tingkat apa dia bermain, dan Profesor Quirrell, juga tersenyum, merespon, Satu tingkat lebih tinggi darimu.)

“Jadi kau melihat semuanya,” kata Harry. “Disillusionment, aku pikir itu disebut.”

Suatu senyuman tipis. “Adalah bodoh untukku mengambil sedikit saja resiko untuk membiarkanmu terluka.”

“Dan kau ingin melihat hasil dari tesmu dengan matamu sendiri,” kata Harry. “Jadi. Apakah aku seperti ayahku?”

Suatu ekspresi sedih aneh mendatangi pria itu, salah satu yang terlihat asing di wajahnya. “Aku harus mengatakan lebih dulu, Harry Potter, kalau kau miripтАУ”

Severus berhenti.

Dia memandang Harry.

“Lestrange memanggilmu sebagai anak darah lumpur,” Severus berkata dengan perlahan. “Itu sepertinya tak mengganggumu.”

Harry mengerutkan alisnya. “Tidak dalam keadaan itu, tidak.”

“Kau baru saja menolongnya,” kata Severus. Matanya tajam pada Harry. “Dan dia melemparkannya kembali ke mukamu. Tentu itu bukan sesuatu yang kau bisa langsung maafkan?”

“Dia baru saja melalui suatu pengalaman yang cukup menyakitkan,” kata Harry. “Dan aku tak berpikir kalau diselamatkan oleh tahun pertama tidak akan banyak membantu harga dirinya, juga.”

“Aku kira itu cukup mudah untuk dimaafkan,” kata Severus, dan suaranya janggal, “karena Lestrange tak berarti apa pun untukmu. Hanya seorang Slytherin aneh. Jika itu adalah seorang teman, mungkin, kau akan merasa jauh lebih terluka oleh apa yang dia katakan.”

“Jika dia adalah seorang teman,” kata Harry, “Lebih banyak alasan untuk memaafkannya.”

Ada kesunyian panjang. Harry merasa, dan dia tak bisa mengatakan kenapa atau dari mana, kalau udaranya mulai terisi dengan tekanan mengerikan, seperti air yang semakin naik, dan naik, dan naik.

Kemudian Severus tersenyum, terlihat seketika mengendur sekali lagi, dan seluruh tekanan menghilang.

“Kau adalah orang yang sangat pemaaf,” kata Severus, masih tersenyum. “Aku pikir ayah tirimu, Michael Verres-Evans, adalah yang mengajarkannya padamu.”

“Lebih seperti fiksi ilmiah dan koleksi fantasi Dad,” kata Harry. “Semacam orangtua kelimaku, sebenarnya. Aku sudah menjalani kehidupan dari seluruh karakter di dalam semua buku-bukuku, dan seluruh kebijakan perkasanya berkumandang di dalam kepalaku. Di suatu tempat di sana ada seseorang seperti Lesath, aku harap, walau aku tak bisa mengatakan siapa. Tak sukar untuk menempatkan diriku di tempatnya. Dan adalah buku-bukuku yang memberitahuku apa yang harus dilakukan tentangnya, juga. Orang baik memaafkan.”

Severus memberinya tawa kecil, terhibur. “Aku takut aku tak akan tahu banyak tentang apa yang orang baik akan lakukan.”

Harry melihatnya. Itu cukup menyedihkan, sebenarnya. “Akan kupinjamkan padamu beberapa novel dengan orang baik di dalamnya, kalau kau mau.”

“Aku ingin menanyakan nasihatmu tentang sesuatu,” kata Severus, suaranya biasa. “Aku mengenal Slytherin tahun kelima lain yang sedang ditindas oleh Gryffindor. Dia sedang mencoba mengambil hati seorang gadis Muggleborn cantik, yang menemukannya sedang ditindas, dan mencoba menyelamatkannya. Dan dia memanggilnya sebagai darah lumpur, dan itu adalah akhir dari mereka. Dia meminta maaf, berulang kali, tapi dia tak pernah memaafkannya. Apakah kau memiliki pendapat untuk apa yang harusnya dia katakan atau lakukan, untuk memenangkan dari gadis itu pengampunan yang kau berikan untuk Lestrange?”

“Erm,” kata Harry, “berdasarkan hanya dari informasi itu, aku tak yakin dia adalah utamanya yang memiliki masalah. Aku akan mengatakan padanya untuk tak mengejar seseorang yang tak mampu memaafkan. Misalkan mereka menikah, bisakah kau bayangkan kehidupan di dalam rumah tangga itu?”

Ada jeda.

“Oh, tapi dia bisa memaafkan,” kata Severus dengan perasaaan terhibur dalam suaranya. “Kenapa, setelahnya, dia pergi dan menjadi kekasih dari si penindas. Katakan padaku, kenapa dia memaafkan si penindas, dan bukan yang ditindas?”

Harry mengangkat bahu. “Dalam tebakan liar, karena si penindas sudah melukai orang lain sangat buruk, dan si tertindas melukai si gadis hanya sedikit, dan untuknya itu terasa jauh lebih tak termaafkan entah bagaimana. Atau, bukannya ingin mempertajam maksud, apakah si penindas tampan? Atau untuk masalah itu, kaya?”

Ada jeda lain.

“Ya untuk keduanya,” kata Severus.

“Dan itulah yang terjadi,” kata Harry. “Bukannya aku pernah mengalami sekolah menengah, tapi buku-bukuku memberiku untuk memahami bahwa ada satu jenis gadis remaja yang akan murka oleh satu penghinaan jika si bocah itu biasa atau miskin, tapi yang bisa entah bagaimana menemukan ruang di hatinya untuk memaafkan seorang bocah kaya dan tampan atas penindasannya. Dia dangkal, dalam kata lain. Katakan pada siapapun itu kalau gadis itu tak layak untuknya dan dia perlu melupakannya dan berjalan terus dan lain kali untuk mengejar gadis yang tak dangkal dan bukannya cantik.”

Severus menatap Harry dalam kesunyian, matanya mengkilap. Senyumannya sudah memudar, dan walaupun wajah Severus sudah berkedut, itu tak kembali.

Harry mulai merasa sedikit gugup. “Um, bukannya aku sendiri memiliki pengalaman dalam area itu, jelas, tapi aku pikir itulah yang penasihat bijak dari buku-bukuku akan katakan.”

Ada lebih banyak kesunyian dan lebih banyak kilauan.

Itu mungkin adalah waktu yang baik untuk mengganti subjeknya.

“Jadi,” kata Harry. “Apakah aku lulus dari tesmu, apa pun itu?”

“Aku pikir,” kata Severus, “kalau tak perlu lagi ada percakapan di antara kita, Potter, dan kau akan teramat bijak kalau tak pernah membicarakan yang ini.”

Harry berkedip. “Bisakah kau mengatakan padaku apa kesalahanku?”

“Kau menyinggungku,” kata Severus. “Dan aku tak lagi mempercayai kecerdikanmu.”

Harry menatap Severus, cukup terkejut.

“Tapi kau sudah memberiku nasihat dengan maksud baik,” kata Severus Snape, “dan dengan demikian aku akan memberimu nasihat nyata sebagai gantinya.” Suaranya nyaris stabil sempurna. Bagai suatu benang yang di bentangkan nyaris horisontal sempurna, tak peduli berat besar yang bergantung di tengahnya, oleh jutaan ton tegangan yang menarik di tiap ujung. “Kau hampir mati hari ini, Potter. Di masa depan, jangan pernah membagi kebijakanmu dengan siapapun kecuali kau tahu persis apa yang kalian berdua bicarakan.”

Pikiran Harry akhirnya membuat koneksinya.

“Kau adalah siтАУ”

Mulut Harry menutup rapat saat bagian hampir mati mulai terpahami, dua detik terlambat.

“Ya,” kata Severus, “memang aku.”

Dan tekanan mengerikan membanjiri ruangan lagi bagai air bertekanan di dasar lautan.

Harry tak bisa bernapas.

Kalah. Sekarang.

“Aku tak tahu,” bisik Harry. “Aku mтАУ”

Tidak,” kata Severus. Hanya satu kata itu.

Harry berdiri di sana dalam kesunyian, pikirannya dengan panik mencari pilihan. Severus berdiri di antara dia dan jendela, yang adalah sangat disayangkan, karena jatuh dari ketinggian itu tak akan membunuh seorang penyihir.

“Bukumu mengkhianatimu, Potter,” kata Severus, masih dengan suara yang tertarik ketat oleh sejuta ton tarikan. “Mereka tak memberitahumu satu hal yang kau perlu tahu. Kau tak bisa belajar dari cerita-cerita bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau cintai. Itu adalah sesuatu yang kau tak akan bisa pahami tanpa merasakannya sendiri.”

“Ayahku,” bisik Harry. Itu adalah tebakan terbaiknya, satu hal yang mungkin menyelamatkannya. “Ayahku mencoba melindungimu dari para penindas.”

Suatu senyuman mengerikan membentang di sepanjang wajah Severus, dan pria itu bergerak ke arah Harry.

Dan melewatinya.

“Selamat tinggal, Potter,” kata Severus, tak melihat ke belakang dalam jalannya keluar. “Kita akan memiliki sedikit untuk dibicarakan pada satu sama lain mulai hari ini.”

Dan di belokan, si pria berhenti, dan tanpa berbalik, berkata terakhir kalinya.

“Ayahmu adalah si penindas,” kata Severus Snape, “dan apa yang ibumu lihat darinya adalah sesuatu yang tak pernah benar-benar aku pahami sampai hari ini.”

Dia pergi.

Harry berputar dan berjalan menuju jendela. Tangannya yang bergetar bergerak ke pinggirnya.

Jangan pernah memberi siapapun nasihat bijak kecuali kau tahu persis apa yang kalian berdua bicarakan. Paham.

Harry memandang keluar ke awan-awan dan gerimis ringan untuk sementara. Jendelanya menghadap ke arah halaman timur, dan itu adalah sore, jadi jika mataharinya memang terlihat dari awan-awannya, Harry tak bisa melihatnya.

Tangannya sudah berhenti bergetar, tapi ada perasaan ketat di dada Harry, seolah itu ditekan oleh pita metal.

Jadi ayahnya adalah seorang penindas.

Dan ibunya adalah seorang yang dangkal.

Mungkin mereka menjadi dewasa nantinya. Orang baik seperti Profesor McGonagall memang sepertinya menganggap semua yang baik dari mereka, dan itu mungkin tak hanya karena mereka adalah martir heroik.

Tentu saja, itu adalah suatu penghiburan yang nyaris cukup ketika kau berumur sebelas dan hampir berubah menjadi seorang remaja, dan bertanya-tanya akan jadi remaja macam apa kau nantinya.

Sebegitu buruk.

Sebegitu menyedihkan.

Suatu kehidupan yang sebegitu mengerikan yang Harry jalani.

Mengetahui kalau orangtua genetiknya tak sempurnya, kenapa, dia harusnya menghabiskan sesaat merasa murung karenanya, merasa kasihan untuk dirinya sendiri.

Mungkin dia bisa mengeluh pada Lesath Lestrange.

Harry pernah membaca tentang Dementors. Kedinginan dan kegelapan mengelilingi mereka, dan ketakutan, mereka menyedot habis seluruh pikiran bahagiamu dan dalam kekosongan itu seluruh ingatan terburukmu naik ke permukaan.

Dia bisa membayangkan dirinya sendiri dalam posisi Lesath, mengetahui kalau orangtuanya ada di Azkaban seumur hidup, tempat itu yang dari mana tak satu pun pernah melarikan diri.

Dan Lesath akan membayangkan dirinya sendiri di tempat ibunya, di dalam kedinginan dan kegelapan dan ketakutan, sendiri dengan seluruh ingatan terburuknya, bahkan dalam mimpinya, tiap detik di tiap hari.

Untuk sesaat Harry membayangkan Mum dan Dadnya sendiri di Azkaban dengan para Dementor yang menyedot habis kehidupan mereka, menguras ingatan bahagia atas cinta mereka pada Harry. Hanya untuk sesaat, sebelum imajinasinya memutuskan sekring dan memanggil pemadaman darurat dan mengatakan padanya untuk tak pernah membayangkan itu lagi.

Apakah sesuatu yang benar untuk melakukan itu pada siapapun, bahkan orang paling jahat nomor dua di dunia?

Tidak, kata kebijakan buku-buku Harry, tidak jika ada jalan lain, jalan lain apa pun.

Dan kecuali sistem keadilan dunia sihir memang sesempurna penjara merekaтАУdan itu terdengar cukup tak mungkin, seluruh hal dipertimbangkanтАУsuatu tempat di Azkaban ada seseorang yang benar-benar tak bersalah, dan mungkin lebih dari satu.

Ada suatu sensasi terbakar di tenggorokan Harry, dan kelembaban terkumpul di matanya, dan dia ingin menteleportasi seluruh tahanan Azkaban ke tempat aman dan memanggil api dari langit dan menghancurkan tempat mengerikan itu sampai ke batuan dasar. Tapi dia tak bisa, karena dia bukan Tuhan.

Dan Harry mengingat apa yang Profesor Quirrell pernah katakan di bawah cahaya bintang: Terkadang, ketika dunia tak sempurna ini terlihat penuh kebencian, aku ingin tahu apakah mungkin ada suatu tempat lain, jauh, di mana aku harusnya berada тАж . Namun bintang-bintang itu teramat, sangat jauh тАж . Dan aku ingin tahu apa yang akan kuimpikan, kalau aku tertidur untuk waktu yang sangat lama.

Saat ini dunia tak sempurna ini terlihat penuh kebencian.

Dan Harry tak bisa memahami kata-kata Profesor Quirrell, itu mungkin suatu alien yang mengatakannya, atau suatu Kecerdasan Buatan, sesuatu yang terbentuk di sepanjang garis yang sebegitu berbeda dari Harry hingga otaknya tak bisa dipaksa beroperasi di mode itu.

Kau tak bisa meninggalkan planetmu sendiri selagi itu masih memiliki suatu tempat seperti Azkaban.

Kau harus tetap tinggal dan bertarung.

*Chapter 28*: Reduksionisme

Apa pun yang bisa Rowling akan Rowling.

Ini harus sekali lagi ada tanpa perlu dikatakan, tapi pandangan yang diungkapkan oleh Severus Snape tidak begitu saja mencerminkan pandangan penulis.

*

“Oke,” kata Harry, menelan. “Oke, Hermione, sudah cukup, kau bisa berhenti.”

Pil gula putih di depan Hermione masih belum berubah bentuk atau warnanya sama sekali, biarpun dia berkonsentrasi lebih keras dari yang pernah Harry lihat, matanya tertutup rapat, butiran keringat di keningnya, tangannya bergetar saat menggenggam tongkat sihirтАУ

“Hermione, stop! Ini tak akan berhasil, Hermione, aku pikir kita tak bisa membuat benda-benda yang masih belum ada!”

Perlahan, tangan Hermione mengendurkan genggamannya pada tongkat sihir.

“Aku mengira aku merasakannya,” katanya dalam sesuatu yang adalah bisikan belaka. “aku mengira aku mulai merasakan Transfigurasinya, hanya untuk sesaat.”

Ada gumpalan di tenggorokan Harry. “Kau mungkin hanya membayangkannya. Berharap terlalu keras.”

“Mungkin aku memang,” katanya. Dia terlihat seolah dia ingin menangis.

“Perlahan, Harry mengambil pensil mekanik di tangannya, dan menggapai ke selembar kertas dengan seluruh isinya di coret, dan menggambar satu garis melewati isi yang mengatakan ‘OBAT ALZHEIMER’.

Mereka tak bisa memberi siapapun suatu pil hasil Transfigurasi. Tapi Transfigurasi paling tidak dalam jenis yang bisa mereka lakukan, tidak memantrai targetnyaтАУitu tidak akan melakukan Transfigurasi atas sapu biasa ke sapu terbang. Jadi jika Hermione memang berhasil membuat suatu pil, itu akan jadi suatu pil nonmagis, yang bekerja karena alasan material biasa. Merka bisa saja diam-diam membuat pil untuk suatu laboratorium sains Muggle, membiarkan mereka mempelajari pil itu dan mencoba melakukan rekayasa-terbalik atas mereka sebelum Transfigurasinya memudar тАж tak ada satu pun dari kedua dunia perlu tahu kalau sihir sudah terlibat, itu akan jadi terobosan ilmiah lain тАж .

Itu bukanlah suatu hal yang seorang penyihir pernah pikirkan juga. Mereka tak menghargai pola-pola atom sebegitu tinggi, mereka tak berpikir kalau material tak termantrai sebagai benda kekuatan. Jika itu tak bersifat magis, itu tak menarik.

Lebih awal, Harry sudah dengan sangat diam-diamтАУdia bahkan tak memberi tahu HermioneтАУmencoba melakukan Transfigurasi teknologi nano a la Eric Drexler. (Dia mencoba membuat suatu ‘desktop nanofactory’, tentu saja, bukannya perakit pereplikasi-diri kecil, Harry tidak gila.) Akan merupakan kedewaan dalam sekali tembak jika itu berhasil.

“Cuma itu saja untuk hari ini, benar?” kata Hermione. Dia merosot di kursinya, menyandarkan kepala pada sandarannya; dan wajahnya menunjukkan kelelahannya, yang adalah sangat tak biasa untuk Hermione. Dia suka berpura-pura jadi tanpa batas, paling tidak ketika ada Harry.

“Satu lagi,” kata Harry dengan hati-hati, “tapi yang ini kecil, plus ini mungkin bisa benar-benar berhasil. Aku menyimpannya untuk yang terakhir karena aku berharap kita bisa mengakhiri dengan suatu hal yang menyemangati. Ini benda nyata, bukan seperti phaser. Mereka sudah membuatnya di dalam laboratorium, bukan seperti obat Alzheimer. Dan itu adalah zat umum, bukan spesifik seperti buku-buku yang hilang yang kau coba buat Transfigurasi salinannya. Aku membuat suatu diagram struktur molekularnya untuk menunjukkannya padamu. Kita hanya ingin membuatnya lebih panjang dari yang pernah dilakukan sebelumnya, dan dengan seluruh tabungnya sejajar, dan titik akhirnya tertanam dalam berlian.” Harry menghadirkan selembar kertas grafik.

Hermione menegakkan diri, mengambilnya, dan mempelajarinya, dahi berkerut. “Ini semua atom karbon? Dan Harry, apa namanya? Aku tak bisa melakukan Transfigurasi atasnya jika aku tak tahu apa sebutannya.”

Harry membuat wajah jijik. Dia masih punya masalah membiasakan diri pada hal semacam itu, harusnya tak masalah apa sebutan suatu hal jika kan mengetahui apa itu. “Mereka disebut buckytube, atau karbon nanotube. Itu adalah semacam fulerena yang ditemukan tahun ini. Itu sekitar seratus kali lebih kuat dari besi dan seperenam beratnya.”

Hermione melihat ke atas dari kertas grafik, wajahnya terkejut. “Itu nyata?”

“Yeah,” kata Harry, “hanya saja sukar membuatnya dengan cara Muggle. Jika kita bisa membuat cukup banyak dari benda ini, kita bisa memakainya untuk membangun lift luar angkasa sampai sejauh orbit geosinkron atau lebih tinggi, dan dalam istilah delta-v itu adalah setengah jalan ke mana pun di dalam Tata Surya. Plus kita bisa melempar satelit tenaga surya seperti konfeti.”

Hermione mengerutkan dahi lagi. “Apakah benda ini aman?”

“Aku tak melihat kenapa tidak,” kata Harry. “Buckytube hanyalah lembaran grafit yang dibentuk ke dalam suatu tabung sirkular, pada dasarnya, dan grafit adalah benda yang sama seperti yang digunakan dalam pensil.”

“Aku tahu apa itu grafit, Harry,” kata Hermione. Dia menyisir rambutnya ke belakang tanpa berpikir, alis matanya berkerut saat dia menatap ke lembar kertas itu.

Harry meraih ke dalam kantong di jubahnya, dan menghasilkan satu benang putih yang diikat kepada dua cincin plastik kelabu pada kedua ujungnya. Dia menambahkan setetes superglue di tempat benangnya bertemu dengan kedua cincinnya, untuk membuatnya jadi satu objek agar bisa dilakukan Transfigurasi secara keseluruhan. Cyanoacrylate, jika Harry mengingat dengan benar, bekerja melalui ikatan kovalen, dan itu adalah yang paling dekat untuk bisa disebut sebagai suatu “benda solid” yang bisa kamu peroleh di dalam dunia yang pada dasarnya tersusun oleh atom individual kecil. “Kapanpun kamu siap,” kata Harry, “cobalah melakukan Transfigurasi atas ini menjadi satu set serat buckytube yang selaras dan tertanam pada dua cincin berlian solid.”

“Baiklah тАж .” kata Hermione perlahan. “Harry, aku merasa seperti kehilangan sesuatu.”

Harry mengangkat bahu tak berdaya. Mungkin kau hanya lelah. Dia tahu lebih baik daripada mengatakannya keras-keras, meski begitu.

Hermione menempatkan tongkat sihirnya pada satu cincin plastik, dan menatapnya untuk sesaat.

Dua lingkaran berlian berkilau kecil terbaring di meja, tersambung oleh satu benang hitam panjang.

“Itu berubah,” kata Hermione. Dia terdengar seolah dia mencoba terdengar bersemangat tetapi kehabisan energi. “Sekarang apa?”

Harry merasa sedikit mengempis oleh kurangnya semangat dari rekan penelitinya, tapi melakukan yang terbaik untuk tak menunjukkannya; mungkin proses yang sama akan bekerja dalam kebalikannya untuk menghibur. “Sekarang aku mengujinya untuk melihat apakah itu akan menahan berat.”

Ada suatu kerangka-A yang sudah direkayasa untuk melakukan eksperimen yang lebih dulu dengan batang berlianтАУkau bisa membuat objek berlian solid dengan mudah, memakai Transfigurasi, mereka hanya tak bertahan lama. Eksperimen yang tadi sudah mengukur apakah melakukan Transfigurasi pada suatu batang berlian panjang menjadi suatu batang berlian pendek akan memampukannya untuk mengangkat suatu benda berat yang tergantung saat itu berkontraksi, dengan kata lain, bisakah kamu melakukan Transfigurasi melawan tekanan, yang ternyata kamu bisa.

Harry dengan hati-hati melingkarkan satu lingkaran berlian berkilau pada kait metal tebal pada bagian atasnya, kemudian memasang gantungan metal tebal pada cincin bawahnya, dan kemudian mulai memasang beban pada gantungannya.

(Harry sudah meminta si kembar Weasley untuk melakukan Transfigurasi atas peralatan tadi untuknya, dan si kembar Weasley memberinya pandangan ragu, seolah mereka tak bisa membayangkan keisengan macam apa yang dia mungkin ingin lakukan, tapi mereka tak menanyakan pertanyaan apa pun. Dan Transfigurasi mereka, menurut mereka, akan bertahan sekitar tiga jam, jadi Harry dan Hermione masih memiliki beberapa saat lagi.)

“Seratus kilogram,” kata Harry setelah satu menit berikutnya. “Aku tak berpikir benang besi setipis ini bisa menahan itu. Itu harusnya bisa lebih lagi, tapi itulah seluruh beban yang kita miliki.”

Ada lebih banyak kesunyian.

Harry menegakkan diri, dan kembali ke meja mereka, dan duduk di kursinya, dan dengan penuh upacara membuat satu tanda centang di sebelah ‘Buckytube’. “Itu,” kata Harry. “Yang itu berhasil.”

“Tapi itu tak benar-benar berguna, Harry, benar?” kata Hermione dari tempatnya duduk dengan kepala bersandar di tangannya. “Maksudku, bahkan jika kita memberikannya pada seorang ilmuwan mereka tak bisa mempelajari bagaimana membuat banyak buckytube dari mempelajari milik kita.”

“Mereka mungkin bisa mempelajari sesuatu,” kata Harry. “Hermione, lihat itu, benang kecil tipis itu menahan seluruh beban itu, kita baru saja membuat sesuatu yang tak satu pun laboratorium Muggle bisa buatтАУ”

“Tapi penyihir lain mana pun bisa membuatnya,” kata Hermione. Kelelahannya keluar ke suaranya, sekarang. “Harry, aku tak berpikir kalau ini berjalan dengan baik.”

“Maksudmu hubungan kita?” kata Harry. “Bagus! Ayo kita putus.”

Itu memperoleh sedikit senyuman darinya. “Maksudku penelitian kita.”

“Oh, Hermione, teganya kau?”

“Kau manis ketika kau kejam,” katanya. “Tapi Harry, ini gila, aku dua belas, kau sebelas, menggelikan untuk berpikir kalau kita akan menemukan apa pun yang tak seorang pun pernah pikirkan sebelumnya.”

“Apakah kau benar-benar berkata kalau kita harus menyerah dalam menyingkap rahasia sihir setelah mencoba kurang dari satu bulan?” kata Harry, mencoba menempatkan satu nada tantangan ke dalam suaranya. Jujur dia merasakan beberapa keletihan yang sama dengan Hermione. Tak satu pun ide-ide bagus pernah berhasil. Dia membuat hanya satu penemuan yang pantas untuk disebutkan, pola Mendelian, dan dia tak bisa memberi tahu Hermione tentangnya tanpa melanggar janjinya pada Draco.

“Tidak,” kata Hermione. Wajah mudanya terlihat sangat serius dan dewasa. “aku mengatakan saat ini kita harus mempelajari seluruh sihir yang para penyihir sudah ketahui, jadi kita bisa melakukan hal semacam ini setelah kita lulus dari Hogwarts.”

“Um тАж .” kata Harry. “Hermione, aku benci menempatkannya seperti ini, tapi bayangkan kita memutuskan untuk menunda penelitian sampai nanti, dan hal pertama yang kita coba setelah kita lulus adalah melakukan Transfigurasi suatu obah Alzheimen, dan itu berhasil. Kita akan merasa тАж aku pikir kata bodoh tak cukup menggambarkan bagaimana perasaan kita. Bagaimana jika ada sesuatu yang lain seperti itu dan itu memang berhasil?”

“Itu tak adil, Harry!” kata Hermione. Suaranya bergetar seolah dia ada di ujung tangis. “Kau tak bisa menempatkan itu pada orang lain! Itu bukanlah pekerjaan kita untuk melakukan hal semacam itu, kita masih anak-anak!”

Untuk sesaat Harry bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika seseorang memberi tahu Hermione kalau dia harus melawan Pangeran Kegelapan abadi, jika dia akan berubah menjadi salah satu dari pahlawan pengeluh yang mengasihani diri yang Harry tak pernah tahan membacanya dalam buku-bukunya.

“Bagaimanapun juga,” kata Hermione. Suaranya goyah. “Aku tak ingin terus melakukan ini. Aku tak percaya anak-anak bisa melakukan hal yang tak bisa dilakukan orang dewasa, itu hanya dalam cerita.”

Ada kesunyian dalam ruang kelas.

Hermione mulai terlihat sedikit takut, dan Harry tahu kalau ekspresinya sendiri bertambah makin dingin.

Itu mungkin tak akan terlalu melukai jika pikiran yang sama belum pernah terpikir oleh HarryтАУbahwa, sementara tiga puluh mungkin termasuk tua untuk revolusi ilmiah dan dua puluh kurang lebih pas, sementara ada orang-orang yang memperoleh gelar doktor ketika mereka tujuh belas dan empat belas tahun pewaris yang adalah raja atau jenderal agung, tak benar-benar ada satu pun orang yang sampai pada buku-buku sejarah pada usia sebelas.

“Baiklah,” kata Harry. “Cari tahu bagaimana melakukan sesuatu yang seorang dewasa tak bisa. Apakah itu tantanganmu?”

“Aku tak bermaksud seperti itu,” kata Hermione, suaranya keluar dalam bisikan takut.

Dengan usaha, Harry membelokkan pandangannya menjauh dari Hermione. “Aku tak marah padamu,” kata Harry. Suaranya dingin, meski dengan usaha terbaiknya. “Aku marah pada, aku tak tahu, semuanya. Tapi aku tak berniat untuk kalah, Hermione. Kalah tak selalu jadi hal yang benar untuk dilakukan. Aku akan mencari tahu bagaimana melakukan sesuatu yang seorang penyihir dewasa tak bisa lakukan, dan kemudian aku akan kembali padamu. Bagaimana dengan itu?”

Ada lebih banyak kesunyian.

“Oke,” kata Hermione, suaranya bergetar sedikit. Dia mendorong dirinya keluar dari kursinya, dan pergi ke pintu dari ruang kelas yang tak digunakan tempat mereka bekerja. Tangannya bergerak ke kenop pintu. “Kita masih berteman, kan?” Dan jika kau tak bisa menemukan apa punтАУ”

Suaranya terhenti.

“Kalau begitu kita akan belajar bersama,” kata Harry. Suaranya bahkan lebih dingin sekarang.

“Um, sampai jumpa untuk sekarang, kalau begitu,” kata Hermione, dan dia dengan cepat keluar dari ruangan dan menutup pintu di belakangnnya.

Terkadang Harry benci mempunyai suatu sisi gelap, bahkan ketika dia ada di dalamnya.

Dan bagian dari dirinya yang memikirkan persis sama seperti Hermione, bahwa tidak, anak kecil tak bisa melakukan apa yang orang dewasa tak bisa lakukan, mengatakan semua hal yang Hermione terlalu takut untuk katakan, seperti, Itu adalah suatu tantangan yang luar biasa sukar yang baru saja kau ambil untuk dirimu sendiri dan wah apakah kau akan berakhir dengan telur di wajahmu kali ini dan paling tidak dengan cara ini kau akan tahu kalau kau gagal.

Dan bagian dari dirinya yang tak menikmati kalah menjawab, dalam suara yang sangat dingin, Baik, kau bisa tutup mulut dan saksikan.

*

Itu hampir waktu makan siang, dan Harry tak peduli. Dia bahkan tak repot-repot mengambil makanan kecil batangan dari kantongnya. Perutnya bisa menahan sedikit lapar.

Dunia sihir itu kecil, mereka tidak berpikir seperti ilmuwan, mereka tak mengenal sains, mereka tak mempertanyakan hal yang menemani mereka dewasa, Mereka tidak memberi kerangka pelindung pada mesin waktu mereka, mereka bermain Quidditch, seluruh Inggris sihir lebih kecil daripada satu kota Muggle kecil, sekolah sihir paling besar hanya mendidik sampai umur tujuh belas, menggelikan bukanlah menantangnya pada umur sebelas, menggelikan adalah berasumsi kalau penyihir mengetahui apa yang mereka lakukan dan sudah menghabis seluruh buah yang tergantung rendah yang seorang polimat sains akan lihat.

Langkah Satu, adalah untuk membuat satu daftar dari tiap halangan magis yang Harry bisa ingat, seluruh hal yang kau harusnya tak lakukan.

Langkah Dua, tandai halangan yang sepertinya paling tak masuk akal dari sudut pandang sains.

Langkah Tiga, utamakan halangan yang seorang penyihir tak mungkin pertanyakan jika mereka tidak mengenal sains.

Langkah Empat, membuat suatu jalan untuk menyerang mereka.

*

Hermione masih sedikit gemetar saat dia duduk di sebelah Mandy di meja Ravenclaw. Makan siang Hermione terdiri dari dua buah-buahan (irisan tomat dan jeruk yang dikupas), tiga sayuran (wortel, wortel, dan wortel lagi), satu daging (Diriclaw drumstick goreng yang lapisan tak sehatnya akan dengan hati-hati dia singkirkan), dan satu buah kue cokelat kecil yang dia akan peroleh dengan memakan bagian lainnya.

Itu tak seburuk seperti kelas Ramuan, sesekali dia masih mendapat mimpi buruk tentang itu. Tapi kali ini dia membuat itu terjadi dan dia merasakan bagai target dari itu. Hanya untuk sesaat, sebelum kegelapan dingin mengerikan memalingkan pandangan dan berkata kalau itu tidak marah padanya, karena itu tak ingin menakutinya.

Dan dia masih memiliki perasaan kalau dia melupakan sesuatu tadi, sesuatu yang benar-benar penting.

Tapi mereka tidak melanggar aturan apa pun dari Transfigurasi тАж ya kan? Mereka tak membuat cairan apa pun, gas apa pun, mereka tak menerima perintah dari Profesor Pertahanan тАж .

Pilnya! Itu adalah sesuatu yang untuk dimakan!

тАж yang, tidak, tak ada yang akan memakan satu pil yang tergeletak, itu tak akan bekerja sebenarnya, mereka bisa saja langsung melakukan Finite Incantatem pada itu jika memang, tapi dia akan tetap harus memberi tahu Harry tentang itu dan memastikan mereka tidak menyinggungnya di depan Profesor McGonagall, misalnya mereka tak diizinkan untuk belajar Transfigurasi lagi тАж .

Hermione mulai merasa benar-benar mual di perutnya. Dia mendorong piringnya dari meja, dia tak bisa makan siang seperti ini.

Dan dia menutup matanya dan mulai melafalkan dalam batin aturan Transfigurasi.

“Aku tak akan melakukan Transfigurasi atas apa pun menjadi cairan atau gas.”

“Aku tak akan melakukan Transfigurasi apa pun yang menyerupai makanan atau apa pun yang masuk ke dalam tubuh manusia.”

Tidak, mereka harusnya tidak mencoba melakukan Transfigurasi atas pil itu, atau mereka harusnya paling tidak menyadarinya тАж dia sebegitu larut dalam ide brilian Harry hingga dia tidak memikirkan тАж .

Perasaan mual di perut Hermione semakin bertambah buruk. Ada suatu perasaan di pikirannya tentang sesuatu yang melayang di ujung pengenalan, suatu persepsi yang akan membalikkan dirinya sendiri, seorang wanita muda akan menjadi nenek tua, suatu vas akan menjadi dua wajah тАж .

Dan dia terus mengingat aturan-aturan Transfigurasi.

*

Kepalan Harry sudah memutih di tongkat sihirnya sewaktu dia berhenti mencoba melakukan Transfigurasi udara di depan tongkat sihirnya menjadi penjepit kertas. Tidak akan aman untuk melakukan Transfigurasi penjepit kertas menjadi gas, tentu saja, tapi Harry tak bisa melihat alasan apa pun kenapa itu akan jadi tak aman untuk arah kebalikannya. Itu harusnya hanya tak mungkin. Tapi kenapa tidak? Udara adalah zat yang sama nyatanya seperti yang lain тАж .

Yah, mungkin batasan itu memang masuk akal. Udara itu tak teratur, semua molekulnya dengan konstan berubah dalam relasinya antara satu sama lain. Mungkin kau tak bisa menerapkan bentuk baru pada zat itu kecuali zatnya diam cukup lama untukmu menguasainya, bahkan biarpun atom di dalam benda solid juga selalu bergetar setiap saat тАж .

Semakin Harry gagal, makin dingin dia merasa, makin jelas semua sepertinya terlihat.

Baiklah. Selanjutnya dalam daftar.

Kau hanya bisa melakukan Transfigurasi atas suatu objek dalam keseluruhannya. Kau tak bisa melakukan Transfigurasi atas setengah korek menjadi jarum, kau harus melakukan Transfigurasi atas keseluruhan benda itu. Ketika Harry terperangkap di dalam ruang kelas itu oleh Draco, itu adalah alasan kenapa dia tak bisa langsung melakukan Transfigurasi suatu penampang silindris tipis dari dinding menjadi spons, dan memukul suatu bagian dari batu yang cukup besar untuknya melewati lubang. Dia akan perlu menerapkan suatu bentuk baru atas seluruh dinding, dan mungkin suatu bagian penuh dari Hogwarts, hanya untuk merubah penampang kecil itu.

Dan itu menggelikan.

Benda-benda terbuat dari atom. Banyak titik kecil. Tidak ada persentuhan, Tidak ada kepadatan, hanya kekuatan elektromagnetik menahan titik-titik kecil itu dalam hubungan mereka satu sama lain тАж .

*

Mandy Brocklehurst berhenti dengan garpunya di dalam jalur menuju mulutnya. “Huh,” katanya pada Su Li, duduk di seberang yang sekarang adalah tempat kosong di sebelahnya, “ada apa dengan Hermione?”

*

Harry ingin membunuh penghapusnya.

Dia sudah mencoba untuk merubah satu titik pada kotak pink itu menjadi besi, terpisah dari sisa karet itu, dan penghapus itu tak bekerja sama.

Itu harus merupakan batasan konseptual, bukannya batasan nyata. Harus.

Benda-benda terbuat dari atom-atom, dan tiap atom adalah benda kecil yang terpisah. Atom-atom ditahan dalam bentuk itu oleh kabut kuantum elektron bersama, untuk suatu ikatan kovalen, atau sesekali hanya magnetisme dalam jarak dekat, untuk ikatan ionik atau tenaga van der Waals.

Jika itu berakhir seperti itu, proton dan neutron di dalam nukleusnya adalah benda-benda yang terpisah. Kuark di dalam proton dan neutron adalah benda-benda yang terpisah! Sederhananya tak ada apa pun di dalam realitas, dunia di luar sana, yang berhubungan dengan keangkuhan orang-orang atas benda-benda solid. Itu hanyalah titik-titik kecil.

Dan Transfigurasi bebas seluruhnya ada di pikiran untuk memulainya, bukan begitu? Tak ada kata-kata, tak ada gerakan. Hanya konsep murni dari bentuk, dijaga ketak terpisah dari zatnya, diterapkan pada zatnya, dibentuk terpisah dari bentuknya. Itu dan tongkat sihir dan apa pun yang membuatmu menjadi seorang penyihir.

Para penyihir tak bisa merubah bagian dari benda, hanya bisa merubah apa yang pikiran mereka anggap sebagai keseluruhan, karena mereka tak tahu di dalam tulang mereka kalau itu hanyalah atom-atom pada akhirnya.

Harry memfokuskan pada pengetahuan itu sekeras yang dia bisa, fakta yang sebenarnya bahwa penghapusnya hanyalah kumpulan atom, semua hal hanyalah kumpulan atom, dan atom-atom dari bagian tambalan kecil yang dia coba untuk Transfigurasi memiliki bentuk yang sama validnya suatu kumpulan seperti kumpulan lain mana pun yang dia mau pikirkan.

Dan Harry masih tak mampu merubah satu bagian dari penghapus itu, Transfigurasinya tak bergerak ke mana pun.

Ini. Sungguh. Menggelikan.

Kepalan Harry memutih di tongkat sihirnya lagi. Dia sudah muak dengan memperoleh hasil eksperimental yang tak masuk akal.

Mungkin kenyataan kalau beberapa bagian dari pikirannya masih berpikir dalam istilah benda-benda yang menghentikan Transfigurasinya dari berhasil. Dia sudah memikirkan suatu kumpulan atom yang merupakan sebuah penghapus. Dia sudah memikirkan tentang suatu kumpulan yang merupakan tambalan kecil.

Waktunya untuk meningkatkan permainan.

Harry menekan tongkat sihirnya lebih keras pada bagian kecil itu dari penghapus, dan mencoba untuk melihat menembus ilusi yang para nonilmuwan pikir adalah realitas, dunia meja dan kursi, udara dan penghapus dan orang-orang.

Ketika kau berjalan melewati satu taman, dunia imersif yang mengelilingimu adalah sesuatu yang ada di dalam otakmu sendiri sebagai suatu pola dari neuron yang menembak. Sensasi dari langit biru cerah bukanlah sesuatu yang tinggi di atasmu, itu adalah sesuatu di dalam visual cortexmu, dan visual cortexmu ada di belakang otakmu. Seluruh sensasi dari dunia cerah itu memang benar-benar terjadi di gua sunyi yang disebut tengkorakmu, tempat di mana kamu hidup dan tak pernah, sekali pun tinggalkan. Jika kau ingin mengatkan halo pada seseorang, pada orang yang sebenarnya, kau tak akan menjabat tangannya, kau akan dengan lembut mengetuk tengorak mereka dan berkata “Bagaimana kabarmu di dalam sana?” Itu adalah apa orang itu, itu adalah di mana mereka benar-benar tinggal. Dan gambar taman itu yang kau pikir sedang kau telusuri adalah sesuatu yang divisualisasi di dalam otakmu saat dia memproses sinyal yang dikirim dari mata dan retinamu.

Itu bukanlah suatu kebohongan seperti yang para penganut Buddha pikirkan, tak ada sesuatu yang mistikal dan tak terduga di belakang selubung Maya, apa yang ada di balik ilusi taman itu memang taman yang sebenarnya, tapi itu semua masih ilusi.

Harry tidak duduk di dalam ruang kelas.

Dia tidak melihat ke arah penghapus.

Harry ada di dalam tengkorak Harry.

Dia sedang merasakan suatu gambar terproses yang diterjemahkan oleh otaknya dari sinyal-sinyal yang dikirim oleh retinanya.

Penghapus sebenarnya ada di tempat lain, suatu tempat yang bukan gambar itu.

Dan penghapus yang sebenarnya tidak seperti gambar yang dimiliki oleh otak Harry atasnya. Gagasan dari penghapus sebagai objek solid adalah sesuatu yang ada hanya di dalam otaknya sendiri, di dalam parietal cortex yang memproses kesadaran bentuk dan ruangnya. Penghapus sebenarnya adalah koleksi atom-atom yang ditahan dalam bentuknya oleh tenaga elektrokmagnetik dan kovalen elektron bersama, sementara di dekatnya, molekul udara saling memantul satu sama lain dan memantul pada molekul penghapus.

Penghapus yang sebenarnya adalah sangat jauh, dan Harry, di dalam tengkoraknya, tak akan pernah bisa menyentuhnya, hanya bisa membayangkan gagasan tentang itu. Tapi tongkat sihirnya memiliki kekuatan itu, itu bisa merubah benda di luar sana dalam realitas, itu hanyalah prasangka Harry sendiri yang membatasinya. Suatu tempat di balik selubung Maya, kebenaran di belakang konsep Harry atas “tongkat sihirku” sedang menyentuh kumpulan atom itu yang pikiran Harry pikirkan sebagai “tambalan di penghapus”, dan jika tongkat sihir itu bisa merubah kumpulan atom yang Harry anggap sebagai “keseluruhan penghapus”, benar-benar tak ada alasan kenapa itu tak bisa merubah kumpulan lain juga тАж .

Transfigurasinya masih tak bekerja.

Gigi Harry terkatup rapat, dan dia meningkatkan permainannya satu tingkat lagi.

Konsep yang dimiliki pikiran Harry atas penghapus sebagai objek tunggal adalah jelas omong kosong.

Itu adalah peta yang tidak dan tak bisa cocok dengan wilayahnya.

Umat manusia membuat model atas dunia memakai tingkat organisasi berstrata, mereka memiliki pikiran terpisah tentang bagaimana kerja negara-negara, bagaimana kerja orang-orang, bagaimana kerja organ, bagaimana kerja sel, bagaimana kerja molekul, bagaimana kerja kuark.

Ketika otak Harry perlu memikirkan tentang penghapus, itu akan berpikir tentang aturan-aturan yang mengatur penghapus, seperti “penghapus bisa menyingkirkan garis pensil”. Hanya jika otak Harry perlu untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada tingkat kimiawi yang lebih rendah, hanya di waktu itu saja otak Harry mulai berpikirтАУseolah itu adalah fakta yang berbedaтАУtentang molekul penghapus.

Tapi itu semua ada di dalam pikiran.

Pikiran Harry mungkin memiliki kepercayaan terpisah tentang aturan yang mengatur penghapus, tapi tidak ada hukum fisika yang terpisah yang mengatur penghapus.

Pikiran Harry memodel realitas memakai tingkat organisasi berganda, dengan kepercayaan berbeda tentang tiap tingkat. Tapi itu semua ada di dalam peta, wilayah yang sebenarnya tidaklah seperti itu, realitas itu sendiri hanya memiliki tingkat organisasi tunggal, kuark, itu adalah proses tingkat rendah terpadu yang mematuhi aturan sederhana matematis.

Atau paling tidak itu adalah apa yang Harry percayai sebelum dia menemukan tentang sihir, tapi penghapus tidak magis.

Dan bahkan jika penghapus memang magis, gagasan kalau memang benar-benar ada satu penghapus solid itu mustahil. Benda-benda seperti penghapus tak bisa jadi elemen dasar realita, mereka terlalu besar dan rumit untuk jadi atom, mereka haruslah terbuat dari bagian-bagian. Kau tak bisa memiliki benda yang memang rumit secara mendasar. Kepercayaan tersirat yang otak Harry miliki di dalam penghapus sebagai objek tunggal bukan hanya salah, itu adalah kebingungan peta-wilayah, penghapusnya hanya ada sebagai suatu konsep terpisah di dalam model dunia multi-tingkat milik Harry, bukan sebagai suatu elemen realitas satu-tingkat yang terpisah.

тАж Transfigurasinya masih tak terjadi.

Harry bernapas dengan berat, Transfigurasi yang gagal adalah hampir sama melelahkannya seperti Transfigurasi yang berhasil, tapi terkutuk jika dia menyerah sekarang.

Baiklah, abaikan sampah abad ke sembilan belas ini.

Realitas bukanlah atom-atom, itu bukanlah satu kelompok bola biliar kecil berdansa. Itu hanyalah kebohongan lain. Kepercayaan bahwa atom sebagai titik kecil hanyalah halusinasi mudah lain yang orang-orang bergantung padanya karena mereka tak ingin menghadapi bentuk asing tak manusiawi dari realitas yang mendasari. Tak heran, kalau begitu, bahwa usahanya untuk melakukan Transfigurasi berdasarkan itu tak berhasil. Jika dia menginginkan kekuatan, dia harus membuang kemanusiaannya, dan memaksakan pikirannya untuk menyesuaikan dengan metematika sejati dari mekanika kuantum.

Tidak ada partikel, yang ada hanyalah awan-awan amplitudo di dalam ruang konfigurasi multipartikel dan apa yang otaknya gemar bayangkan sebagai sebuah penghapus adalah tak lebih dari suatu faktor raksasa di dalam fungsi gelombang yang kebetulan terfaktorisasi, itu tak memiliki suatu eksistensi terpisah tak lebih dari ada suatu faktor solid tertentu dari 3 tersembunyi di dalam angka 6, jika tongkat sihirnya mampu merubah faktor di dalam suatu fungsi gelombang yang kurang lebih bisa difaktorisasi maka itu haruslah bisa merubah faktor yang sedikit lebih kecil yang otak Harry visualisasikan sebagai suatu tambalan material pada penghapusтАУ

*

Hermione tergesa-gesa melewati lorong, sepatu berderap keras di batu, napas keluar dalam engahan, kejutan adrenalin masih berpacu di dalam darahnya.

Seperti suatu gambar seorang gadis muda yang berubah menjadi nenek tua, seperti piala yang menjadi dua wajah.

Apa yang sudah mereka lakukan?

Apa yang sudah mereka lakukan?

Dia datang ke ruang kelas itu dan jari-jarinya tergelincir pada kenop pintu pada awalnya, terlalu berkeringat, dia menggapai lebih keras dan pintunya terbukaтАУ

тАУdalam satu kilatan persepsi dia melihat Harry menatap ke arah suatu kotak pink kecil yang ada di meja di depannyaтАУ

тАУsaat beberapa langkah jauhnya benang hitam kecil itu, hampir tak terlihat pada jarak ini, menyangga seluruh beben ituтАУ

“Harry keluar dari ruang kelas!”

Keterkejutan murni melintasi wajah Harry, dan dia berdiri sebegitu cepat dia nyaris terjatuh, berhenti hanya untuk mengambil kotak pink kecil itu dari meja, dan dia bergegas keluar dari pintu, Hermione sudah melangkah minggir, tongkat sihirnya sudah di tangannya menunjuk ke benang ituтАУ

“Finite Incantatem!”

Dan Hermione membanting pintu itu tertutup lagi, tepat saat jatuhnya ratusan kilogram metal runtuh datang dari dalam.

Dia terengah-engah, kehabisan napas, dia berlari sampai tempat ini tanpa henti, dia basah kuyub dengan keringat dan kaki dan pahanya terbakar seperti api hidup, dia tak bisa menjawab pertanyaan Harry untuk seluruh Galleon di dunia.

Hermione berkedip, dan menyadari kalau dia mulai tumbang, dan Harry menangkapnya, dan menurunkannya dengan lembut untuk duduk di lantai.

“тАж sehat тАж .” dia berhasil berbisik.

“Apa?” kata Harry, terlihat lebih pucat dari yang pernah dia lihat.

“тАж apa kamu, merasa, sehat тАж .”

Harry mulai terlihat lebih ketakutan saat pertanyaannya mulai mengendap. “Aku, aku pikir aku tak merasakan gejala apa punтАУ”

Hermione menutup matanya untuk sesaat. “Bagus,” bisiknya. “Ambil, napas.”

Itu membutuhkan beberapa saat Harry masih terlihat ketakutan. Itu juga bagus, mungkin itu akan memberinya suatu pelajaran.

Hermione meraih ke dalam kantong yang Harry belikan untuknya, berbisik “air” melalui tenggorokan keringnya, mengeluarkan botolnya dan meminum dalam tegukan besar.

Dan kemudian masih beberapa saat sebelum dia bisa berbicara lagi.

“Kita melanggar aturannya, Harry,” katanya dalam suara serak. “Kita melanggar aturannya.”

“Aku тАж .” Harry menelan. “Aku masih tak bisa melihat bagaimana, aku sudah memikirkan tapiтАУ”

“Aku bertanya apakah Transfigurasinya aman dan kau menjawabku!”

Ada satu jeda.

“Cuma itu?” kata Harry.

Dia bisa saja berteriak.

“Harry, tidakkah kau sadar?” katanya. “Itu terbuat dari serat-serat kecil, bagaimana jika itu terurai, siapa yang tahu apa yang bisa salah, kita tak bertanya pada Profesor McGonagall! Tidakkah kau lihat apa yang kita lakukan? Kita melakukan eksperimen dengan Transfigurasi. Kita bereksperimen dengan Transfigurasi!”

Ada jeda lain.

“Baik тАж .” kata Harry perlahan. “Itu mungkin salah satu dari hal-hal itu yang mereka bahkan tidak susah-susah memberitahumu untuk tak lakukan karena itu terlalu jelas. Jangan uji ide-ide baru untuk Transfigurasi oleh kita sendiri di dalam ruang kelas tak terpakai tanpa berkonsultasi dengan profesor mana pun.”

“Kau bisa saja membuat kita terbunuh, Harry!” Hermione tahu itu tidak adil, dia membuat kesalahan itu juga, tapi dia masih merasa marah padanya, dia selalu terdengar sebegitu percaya diri dan itu sudah menyeretnya tanpa berpikir seiring panggilannya. “Kita bisa merusak rekor sempurna Profesor McGonagall!”

“Ya,” kata Harry, “mari jangan beri tahu dia tentang ini, bagaimana?”

“Kita harus berhenti,” kata Hermione. “Kita harus menghentikan ini atau kita akan terluka. Kita terlalu muda, Harry, kita tak bisa melakukan ini, masih belum.”

Satu senyuman lemah melintasi wajah Harry, “Um, kau bisa dikatakan salah tentang hal itu.”

Dan dia mengangkat suatu kotak pink kecil, suatu penghapus karet dengan tambalan metal cerah di atasnya.

Hermione menatapnya, bingung.

“Mekanika kuantum masih belum cukup,” kata Harry. “aku harus pergi sampai sejauh fisika tanpa batas waktu sebelum itu bekerja. Harus melihat tongkat sihir sebagai penguat relasi antara realita terpisah masa lalu dan masa depan, bukannya merubah apa pun dalam arus waktuтАУtapi aku melakukannya, Hermione, aku melihat menembus ilusi objek, dan aku bertaruh tak ada satu pun penyihir lain di dunia ini yang bisa. Bahkan jika ada Muggleborn yang tahu tentang formulasi tanpa batas waktu dari mekanika kuantum, itu hanya akan jadi kepercayaan aneh tentang hal-hal kuantum jauh yang asing, mereka tak akan melihat kalau itu adalah realitas, menerima kalau dunia yang mereka ketahui hanyalah halusinasi. Aku melakukan Transfigurasi atas bagian dari penghapus tanpa merubah keseluruhan benda itu.”

Harry mengangkat tongkat sihirnya lagi, mengarahkannya pada penghapus itu.

Untuk sesaat kemarahan melintasi wajah Harry, tapi dia tak melakukan gerakan apa pun untuk menghentikannya.

“Finite Incantatem,” kata Hermione. “Pastikan dengan Profesor McGonagall sebelum kau mencobanya lagi.”

Harry mengangguk, walau wajahnya masih sedikit ketat.

“Dan kita masih harus berhenti,” kata Hermione.

“Kenapa?” kata Harry. “Tidakkah kamu lihat apa artinya ini, Hermione? Penyihir tidak tahu segalanya! Ada terlalu sedikit dari mereka, bahkan lebih sedikit lagi yang mengenal sains apa pun, mereka sudah menghabiskan buah yang tergantung pendekтАУ”

“Itu tak aman,” kata Hermione. “Biarpun kita bisa menemukan hal-hal baru itu bahkan akan lebih tak aman! Kita masih terlalu muda! Kita sudah membuat satu kesalahan besar, lain kali kita bisa mati!”

Kemudian Hermione tersentak.

Harry mengalihkan pandangan darinya, dan mulai menarik napas perlahan, dalam-dalam.

“Tolong jangan mencoba melakukan ini sendiri, Harry,” kata Hermione, suaranya bergetar. “Tolong.”

Tolong jangan membuatku harus memutuskan apakah akan memberi tahu Profesor Flitwick.

Ada jeda yang panjang.

“Jadi kau ingin kita belajar,” kata Harry. Hermione bisa mengetahui kalau Harry mencoba menjaga kemarahan tak memasuki suaranya. “Hanya belajar.”

Hermione tak yakin apakah dia harus mengatakan apa pun, tapi тАж . “Seperti kamu mempelajari, um, fisika tanpa batas waktu, benar?”

Harry melihat balik ke arahnya.

“Hal itu yang kamu lakukan tadi,” kata Hermione, suaranya tak yakin, “itu bukan karena eksperimen kita, benar? Kamu bisa melakukannya karena kamu membaca banyak buku.”

Harry membuka mulutnya, dan kemudian dia menutupnya lagi. Ada pandangan frustasi di wajahnya.

“Baiklah,” kata Harry. “Bagaimana dengan ini. Kita belajar, dan jika aku memikirkan apa pun yang sepertinya benar-benar layak dicoba, kita akan mencobanya setelah aku menanyakan pada profesor.”

“Oke,” kata Hermione. Dia tidak terjatuh dengan kelegaan, tapi hanya karena dia sudah terduduk.

“Mari kita makan siang?” kata Harry dengan hati-hati.

Hermione mengangguk. Ya. Makan siang kedengarannya bagus. Untuk yang sesungguhnya, kali ini.

Dia dengan hati-hati mulai mendorong dirinya sendiri dari lantai batu, mengernyit saat tubuhnya menjerit padanyaтАУ

Harry mengarahkan tongkat sihirnya padanya dan berkata “Wingardium Leviosa.”

Hermione berkedip saat beban berat di kakinya berkurang pada sesuatu yang bisa ditahan.

Sebuah senyuman seketika melintasi wajah Harry. “Kau bisa mengangkat sesuatu tanpa membuatnya Melayang sepenuhnya,” katanya. “Ingat eksperimen itu?”

Hermione tersenyum balik tanpa daya, walaupun dia berpikir kalau dia harusnya masih marah.

Dan dia mulai berjalan balik ke arah Aula Besar, merasa sungguh dan amat sangat ringan pada kakinya, saat Harry dengan hati-hati menjaga tongkat sihirnya terarah padanya.

Dia hanya berhasil mempertahankannya selama lima menit, tapi perhatiannyalah yang terpenting.

*

Minerva melihat ke arah Dumbledore.

Dumbledore menatap balik bertanya padanya. “Apakah kamu paham satu hal pun dari itu?” kata Kepala Sekolah, terdengar bingung.

Itu adalah omong kosong paling sempurna dan nyata yang Minerva pernah dengar. Dia merasa sedikit malu tentang sudah memanggil sang Kepala Sekolah untuk mendengarnya, tapi dia sudah diberi instruksi eksplisit.

“Aku takut tidak,” kata Profesor McGonagall dengan sopan.

“Jadi,” kata Dumbledore. Jenggot peraknya berayun darinya, pandangan berbinar si penyihir tua melihat ke tempat lain sekali lagi. “Kau mencurigai kau mungkin bisa melakukan sesuatu yang penyihir lain tak bisa lakukan, melakukan sesuatu yang kita pikir mustahil.”

Ketiga orang itu berdiri di dalam ruang kerja Transfigurasi pribadi milik Kepala Sekolah, di mana si phoenix bersinar yang adalah Patronus Dumbledore memberitahunya untuk membawa Harry, sesaat setelah Patronusnya mencapainya. Cahaya bersinar dari kaca atap dan menyinari diagram alkimia besar bersegi tujuh yang digambar di tengah ruang lingkaran itu, menunjukannya sedikit berdebu, yang membuat Minerva sedih. Penelitian Transfigurasi adalah salah satu dari kesenangan-kesenangan Dumbledore, dan dia tahu betapa sangat dikejar-kejar waktunya dia akhir-akhir ini, tapi tidak seperti ini.

Dan sekarang Harry Potter akan membuang lebih banyak lagi waktu sang Kepala Sekolah. Tapi dia jelas tak bisa menyalahkan Harry untuk itu. Dia sudah melakukan hal yang benar dalam mendatanginya untuk mengatakan kalau dia memiliki gagasan untuk melakukan sesuatu dalam Transfigurasi yang saat ini dipercaya adalah mustahil, dan dia sendiri sudah melakukan apa yang diperintahkan padanya: dia memerintahkan pada Harry untuk tetap diam dan tak mendiskusikan apa pun dengannya sampai Minerva selesai berkonsultasi dengan sang Kepala Sekolah dan mereka selesai berpindah ke suatu lokasi yang aman.

Jika Harry memulai dengan mengatakan apa spesifiknya yang dia pikir dia bisa lakukan, Minerva tak akan repot-repot.

“Lihat, aku tahu ini sukar dijelaskan,” kata Harry, terdengar sedikit malu. “Semua ini menambahkan sampai sesuatu yang kalian percaya berkontradiksi dengan apa yang para ilmuwan percaya, dalam suatu kasus di mana aku benar-benar melihat kalau para ilmuwan mengetahui lebih dari pada para penyihir.”

Minerva akan mendesah keras-keras, jika Dumbledore tidak sepertinya menganggap seluruh hal ini sangat serius.

Gagasan Harry berakar dari ketidaktahuan sederhana, tidak lebih. Jika kamu merubah setengah dari bola metal menjadi kaca, keseluruhan bola memiliki Bentuk yang berbeda. Untuk merubah bagian adalah untuk merubah keseluruhannya, dan itu artinya menyingkirkan keseluruhan Bentuk dan menggantikannya dengan yang berbeda. Memang apa artinya dengan melakukan Transfigurasi atas hanya setengah dari bola metal? Bahwa bola metal secara keseluruhan memiliki Bentuk yang sama dengan sebelumnya, tetapi setengah dari bola itu sekarang memiliki Bentuk berbeda?

“Tn. Potter,” kata Profesor McGonagall, “apa yang kamu ingin lakukan bukan saja mustahil, itu tak logis. Jika kamu merubah setengah dari sesuatu, kamu memang merubah keseluruhan.”

“Benar,” kata Dumbledore. “Tapi Harry adalah pahlawannya, jadi dia mungkin mampu melakukan yang secara logis adalah hal-hal mustahil.”

Minerva akan memutar bola matanya, jika dia tidak mati rasa sejak dulu.

“Misalkan itu memang mungkin,” kata Dumbledore, “bisakah kamu memikirkan alasan apa pun kenapa hasilnya akan berbeda dalam hal apa pun dari Transfigurasi biasa?”

Minerva mengerutkan dahi. Fakta bahwa konsep itu secara harfiah tak terbayangkan memberinya beberapa kesulitan, tapi dia mencoba menerimanya memakai nilai nominalnya. Suatu Transfigurasi yang diterapkan pada hanya setengah bola metal тАж .

“Hal-hal aneh terjadi pada antarmuka?” kata Minerva. “Tapi itu harusnya tidak berbeda daripada melakukan Transfigurasi atas objek keseluruhan, ke dalam suatu Bentuk dengan dua bagian berbeda тАж .”

Dumbledore mengangguk. “Itu adalah pikiranku juga. Dan Harry, jika teorimu benar, itu menyiratkan kalau apa yang ingin kau lakukan adalah persis seperti Transfigurasi lain, hanya saja diterapkan pada satu bagian dari subjek bukannya keseluruhan? Tak ada perubahan sama sekali?”

“Ya,” kata Harry dengan tegas. “Itulah keseluruhan maksudnya.”

Dumbledore melihat ke Minerva lagi. “Minerva, bisakah kau memikirkan alasan apa pun kenapa itu akan jadi berbahaya?”

“Tidak,” kata Minerva, setelah dia selesai mencari tuntas ke dalam ingatannya.

“Demikian juga diriku,” kata sang Kepala Sekolah. “Baiklah, kalau begitu, karena ini harusnya tepat sama seperti Transfigurasi biasa dalam hal apa pun, dan karena kita tak bisa memikirkan alasan apa pun kenapa itu akan berbahaya, aku pikir kalau derajat kewaspadaan tingkat kedua akan cukup.”

Minerva terkejut, tapi dia tidak keberatan. Dumbledore adalah secara jauh seniornya dalam Transfigurasi, dan dia sudah mencoba secara harfiah ribuan Transfigurasi baru tanpa bahkan memilih derajat kewaspadaan yang terlalu rendah. Dia memakai Transfigurasi di dalam pertarungan dan dia masih hidup. Jika sang Kepala Sekolah berpikir kalau derajat kedua sudah cukup, maka itu cukup.

Bahwa Harry pasti akan gagal adalah, tentu saja, benar-benar tak relevan.

Keduanya mulai menyiapkan penghalang-penghalang dan jaring-jaring pendeteksinya. Jaring yang paling penting adalah satu yang memastikan tak ada material hasil Transfigurasi yang memasuki udara. Harry akan tertutup di dalam tempurung tenaga terpisah dengan pasokan udaranya sendiri hanya untuk yakinnya, hanya tongkat sihirnya yang dibolehkan meninggalkan pelindung itu, dan antarmukanya ketat. Mereka ada di dalam Hogwarts jadi mereka tak bisa secara otomatis melakukan Apparation atas material apa pun yang menunjukkan tanda-tanda pembakaran spontan, tapi mereka bisa meluncurkannya langsung ke kaca atap hampir sama cepatnya, seluruh jendelanya terlipat ke arah luar untuk tepatnya alasan itu. Harry sendiri akan keluar ke kaca atap yang lain pada tanda pertama dari masalah.

Harry menyaksikan mereka bekerja, wajahnya terlihat sedikit ketakutan.

“Jangan khawatir,” kata Profesor McGonagall di tengah-tengah menjalankan deskripsinya, “ini hampir pasti tidak akan diperlukan, Tn. Potter. Jika kita mengharapkan apa pun yang buruk untuk terjadi kau bahkan tidak akan diizinkan untuk mencoba. Ini hanyalah pencegahan biasa untuk Transfigurasi apa pun yang tak seorang pun pernah coba sebelumnya.”

Harry menelan dan mengangguk.

Dan beberapa menit kemudian, Harry sudah diikat ke dalam kursi pengaman dan menyandarkan tongkat sihirnya pada satu bola metalтАУsatu yang, berdasarkan pada nilai tesnya saat ini, akan terlalu besar untuknya melakukan Transfigurasi dalam kurang dari tiga puluh menit.

Dan beberapa menit setelah itu, Minerva sedang bersandar pada dinding, merasa nyaris pingsan.

Ada suatu bagian kecil kaca pada bola di mana tongkat sihir Harry bersandar.

Harry tidak mengatakan apa kubilang, tapi pandangan pongah pada wajah berkeringatnya sudah mengatakan itu untuknya.

Dumbledore sedang melemparkan Mantra analisis pada bola itu, terlihat semakin dan makin penasaran seiring waktu. Tiga puluh tahun sudah meleleh lepas dari wajahnya.

“Menarik,” kata Dumbledore. “Itu persis seperti yang dia katakan. Dia memang melakukan Transfigurasi atas sebagian dari subjek tanpa melakukan Transfigurasi atas keseluruhan. Kau mengatakan itu hanyalah batasan konseptual, Harry?”

“Ya,” kata Harry, “tapi satu yang sangat dalam, hanya mengetahui kalau itu adalah suatu batasan konseptual tidaklah cukup. Aku harus menekan bagian pikiranku yang membuat kesalahan itu dan memikirkan tentang realitas mendasari yang para ilmuwan sudah temukan.”

“Sungguh menarik,” kata Dumbledore. “Aku ambil bahwa bagi penyihir lain mana pun untuk melakukan hal yang sama akan membutuhkan berbulan-bulan belajar jika mereka memang bisa melakukannya? Dan bisakah aku memintamu untuk melakukan Transfigurasi parsial atas beberapa subjek lain?”

“Mungkin ya dan tentu saja,” kata Harry.

Setengah jam kemudian, Minerva merasa sama bingungnya, tapi secara signifikan teryakinkan tentang masalah keamanannya.

Itu memang sama, selain secara logis mustahil.

“Aku percaya itu cukup, Kepala Sekolah,” kata Minerva pada akhirnya. “Aku curiga Transfigurasi parsial adalah lebih melelahkan daripada yang biasa.”

“Semakin berkurang dengan latihan,” kata si bocah yang kelelahan dan pucat, suara tak stabil, “tapi yeah, kau benar soal itu.”

Proses mengeluarkan Harry dari penghalangnya membutuhkan beberapa menit, dan kemudian Minerva mengantarnya ke kursi yang jauh lebih nyaman, dan Dumbledore membuat sebuah es krim soda.

“Selamat, Tn. Potter!” kata Profesor McGonagall, dan memang bersungguh-sungguh. Dia akan mempertaruhkan hampir apa pun kalau itu tak akan bekerja.

“Benar selamat,” kata Dumbledore. “Bahkan aku tidak membuat penemuan orisinal apa pun dalam Transfigurasi sebelum umur empat belas. Tidak sejak hari Dorotea Senjak jenius mana pun berkembang sebegitu cepat.”

“Terima kasih,” kata Harry, terdengat sedikt terkejut.

“Bagaimanapun juga,” kata Dumbledore merenung, “kupikir akan jadi amat bijak untuk menjaga kejadian bahagia ini sebagai suatu rahasia, paling tidak untuk saat ini. Harry, apakah kau mendiskusikan gagasanmu dengan orang lain sebelum kau berbicara dengan Profesor McGonagall?”

Ada kesunyian.

“Um тАж .” kata Harry. “Aku tak ingin menyerahkan siapapun ke dalam Pemeriksaan, tapi aku memang memberi tahu satu murid lainтАУ”

Kata itu nyaris meledak dari bibir Profesor McGonagall. “Apa?” Kau mendiskusikan suatu bentuk yang benar-benar baru dari Transfigurasi dengan seorang murid sebelum berkonsultasi dengan otoritas yang diakui? Apa kau tahu betapa tak bertanggungjawabnya itu?”

“Aku minta maaf,” kata Harry. “Aku tak tahu.”

Bocah itu terlihat ketakutan dengan cukup pantas, dan Minerva merasa sesuatu di dalamnya mengendur. Paling tidak Harry paham betapa bodohnya dia.

“Kau harus membuat Nona Granger bersumpah atas kerahasiaan,” kata Dumbledore dengan serius. “Dan jangan memberi tahu siapapun kecuali ada alasan yang teramat sangat baik untuknya, dan mereka juga sudah bersumpah.”

“Ah тАж kenapa?” kata Harry.

Minerva juga bertanya-tanya atas hal sama. Sekali lagi sang Kepala Sekolah berpikir terlalu jauh di depan untuknya bisa mengimbangi.

“Karena kau bisa melakukan sesuatu yang tak seorang pun bisa percaya bisa kau lakukan,” kata Dumbledore. “Sesuatu yang benar-benar tak terduga. Itu mungkin terbukti akan jadi keunggulan pentingmu, Harry, dan kita harus menjaganya. Tolong, percaya padaku tentang ini.”

Profesor McGonagall mengangguk, wajah tegasnya tak menunjukkan kebingungan batinnya. “Tolong lakukan, Tn. Potter,” katanya.

“Baiklah тАж .” kata Harry perlahan.

“Begitu kita selesai memeriksa materialmu,” Dumbledore menambahkan, “kau boleh berlatih Transfigurasi parsial, atas kaca menjadi besi dan besi menjadi kaca saja, dengan Nona Granger bertindak sebagai peninjaumu. Tentu saja, jika di antara kalian curiga memperoleh gejala apa pun dari bentuk apa pun dari penyakit Transfigurasi, beri tahu profesor secepatnya.”

Tepat sebelum Harry meninggalkan ruang kerja, dengan tangannya pada kenop pintu si bocah berbalik dan berkata, “Selama kita di sini, apakah di antara kalian memperhatikan ada yang berbeda dengan Profesor Snape?”

“Berbeda?” kata sang Kepala Sekolah.

Minerva tidak membiarkan senyuman masam tampak di wajahnya. Tentu saja si bocah merasa gelisah tentang si ‘Master Ramuan jahat’, sejak di tak memiliki cara untuk mengetahui kenapa Severus bisa dipercaya. Akan jadi aneh paling tidak, menjelaskan pada Harry kalau Severus masih mencintai ibunya.

“Maksudku, apakah kelakuannya berubah baru-baru ini dalam hal apa pun?” kata Harry.

“Tidak dari yang sudah kulihat тАж .” kata sang Kepala Sekolah perlahan. “Kenapa kau bertanya?”

Harry menggelengkan kepalanya. “Aku tak ingin berprasangka atas pengamatanmu sendiri dengan mengatakannya. Hanya waspadai saja, mungkin?”

Itu mengirimkan getar keresahan menembus Minerva dalam suatu cara yang tak satu pun penuduhan terang-terangan atas Severus bisa lakukan.

Harry menunduk pada kedua orang itu dengan hormat, dan pergi.

*

“Albus,” kata Minerva setelah si bocah menghilang, “bagaimana kau tahu harus menganggap Harry dengan serius? Aku akan mengira gagasannya itu jelas mustahil!”

Wajah si penyihir tua berubah serius. “Alasan yang sama itu harus tetap dijadikan rahasia, Minerva. Alasan yang sama aku memberitahumu untuk datang padaku, jika Harry membuat pernyataan semacam itu. Karena itu adalah kekuatan yang tidak diketahui Pangeran Kegelapan.”

Kata-kata itu membutuhkan beberapa detik untuk mengendap.

Dan kemudian getaran dingin sampai ke tulang punggungnya, seperti yang selalu terjadi ketika dia mengingat.

Itu dimulai sebagai suatu pekerjaan wawancara biasa, Sybill Trelawney melamar untuk posisi Profesor Ramalan.

YANG MEMILIKI KEKUATAN UNTUK MENAKLUKKAN PANGERAN KEGELAPAN SUDAH DEKAT,

DILAHIRKAN KEPADA MEREKA YANG TELAH TIGA KALI MENANTANGNYA,

DILAHIRKAN BERSAMAAN DENGAN MATINYA BULAN KETUJUH,

DAN PANGERAN KEGELAPAN AKAN MENANDAINYA SEBAGAI TANDINGANNYA,

TETAPI DIA AKAN MEMILIKI KEKUATAN YANG TIDAK DIKETAHUI PANGERAN KEGELAPAN,

DAN SALAH SATU HARUS MATI DI TANGAN YANG LAIN,

KARENA YANG SATU TAK BISA HIDUP SEMENTARA YANG LAIN BERTAHAN.

Kata-kata mengerikan itu, diucapkan dalam suara menggema menakutkan itu, sepertinya tak sesuai dengan sesuatu seperti Transfigurasi parsial.

“Mungkin tidak, kalau begitu,” kata Dumbledore setelah Minerva mencoba menjelaskan. “Aku mengaku aku sudah berharap untuk sesuatu yang akan membantu dalam menemukan horcrux Voldemort, di mana pun dia mungkin menyembunyikannya. Tapi тАж .” Si penyihir tua mengangkat bahu. Ramalan adalah hal yang rumit, Minerva, dan adalah paling baik untuk tak membiarkan kesempatan apa pun. Hal paling kecil bisa terbukti menentukan kalau itu tetap tak terduga.”

“Dan apa menurutmu yang dia maksud tentang Severus?” kata Minerva.

“Itu aku tak punya gagasan,” desah Dumbledore. “Kecuali Harry sedang membuat gerakan atas Severus, dan berpikir kalau suatu pertanyaan terbuka akan dianggap serius sementara tuduhan langsung akan diabaikan. Dan jika memang itulah yang terjadi, Harry dengan benar beralasan kalau aku tak akan mempercayai kalau itulah yang terjadi. Jadi mari kita lihat saja, tanpa prasangka, sama seperti yang dia minta.”

*

Kelanjutan, 1:

“Um, Hermione?” kata Harry dalam suara yang sangat kecil. “Aku pikir aku berhutang padamu suatu permintaan maaf yang sangat, sangat, sangat besar.”

*

Kelanjutan, 2:

Mata Alissa Cornfoot sedikit sayu saat dia memandang ke arah Master Ramuan yang memberi kelasnya pelajaran tegas, memegang kacang tembaga kecil dan mengatakan sesuatu tentang jeritan kubangan daging manusia. Sejak awal tahun ini dia mengalami kesulitan mendengarkan di dalam Ramuan. Dia terus memandangi profesor mereka yang jahat, kejam, kotor dan terus berfantasi tentang detensi spesial. Mungkin ada sesuatu yang benar-benar salah dengannya tapi dia seolah tak bisa berhenti melakukannyaтАУ

“Ow!” kata Alissa kemudian.

Snape baru saja menjentikkan kacang tembaga itu dengan akurat ke dahi Alissa.

“Nona Cornfoot,” kata si Master Ramuan, suaranya memotong, “ini adalah suatu ramuan yang rumit dan jika kau tak bisa memperhatikan kau akan melukai teman sekelasmu, bukan hanya dirimu. Temui aku setelah kelas.”

Empat kata terakhir itu tidak membantunya juga, tapi dia mencoba lebih keras, dan berhasil melewati hari tanpa melelehkan siapapun.

Setelah kelas, Alissa mendekati meja. Sebagian darinya ingin berdiri di sana pasrah dengan wajah tersipu dan kedua tangan terkatup di belakang punggung penuh penyesalan, hanya untuk jaga-jaga, tapi beberapa naluri sunyi mengatakan padanya kalau ini mungkin adalah ide buruk. Jadi dia hanya berdiri di sana dengan wajah netral, dalam postur tubuh yang sangat pantas untuk gadis muda, dan berkata, “Profesor?”

“Nona Cornfoot,” kata Snape tanpa melihat ke atas dari lembar jawaban yang sedang dia nilai, “aku tak membalas perasaanmu, aku mulai menemukan pandanganmu mengganggu, dan kamu akan membatasi matamu mulai sekarang. Apa itu cukup jelas?”

“Ya,” kata Alissa dalam decit tercekik, dan Snape mempersilakannya keluar, dan dia berlari dari ruang kelas dengan pipinya menyala seperti lava cair.

*Chapter 29*: Bias Egosentris

Sayangnya, tak ada yang bisa mengatakan siapa itu J. K. Rowling. Kalian harus melihatnya sendiri.

Disclaimer sains: Luosha mengatakan kalau teori empati dalam Bab 27 (kamu memakai otakmu sendiri untuk menirukan orang lain) bukanlah suatu fakta ilmiah yang cukup dikenal. Buktinya sejauh ini menunjuk ke arah itu, tapi kita belum menganalisis sirkuit otak dan membuktikannya. Demikian juga, formulasi tanpa batas waktu dari mekanika kuantum (yang disinggung di Bab 28) adalah sebegitu elegan hingga aku akan terkejut bila menemukan dalam teori akhir memiliki waktu di dalamnya, tapi mereka belum ditetapkan juga.

*

Ada perasaan tenggelam di dalam perut Hermione akhir-akhir ini, setiap kali dia mendengar para murid lain membicarakannya dan Harry. Dia ada di bilik ruang mandi pagi ini ketika dia tak sengaja mendengar percakapan antara Morag dan Padma yang adalah jerami terakhir yang tertumpuk di atas cukup banyak jerami lainnya.

Dia mulai berpikir kalau terlibat dalam keadaan rival dengan Harry Potter adalah kesalahan buruk.

Jika dia tetap jauh dari Harry Potter, dia bisa jadi Hermione Granger, bintang akademik paling terang di Hogwarts, yang memenangkan lebih banyak poin untuk Ravenclaw daripada siapapun. Dia tak akan sama terkenalnya seperti Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, tapi dia akan terkenal untuk dirinya sendiri.

Sebaliknya Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup memiliki rival akademik, dan namanya kebetulan adalah Hermione Granger.

Dan lebih buruk, dia pernah berkencan dengannya.

Gagasan untuk memasuki suatu hubungan Romantis dengan Harry sepertinya adalah suatu gagasan yang menarik pada awalnya. Dia membaca buku seperti itu, dan jika ada siapapun di dalam Hogwarts yang adalah kandidat untuk jadi pasangan cinta dari sang tokoh utama wanita itu jelas adalah Harry Potter. Cerah, lucu, terkenal, terkadang menyeramkan тАж .

Jadi dia memaksa Harry pergi kencan dengannya.

Dan sekarang dia adalah pasangan cinta dari Harry Potter.

Atau lebih buruk, salah satu pilihan di menu makan malamnya.

Dia ada di bilik ruang mandi pagi itu dan baru saja akan menyalakan airnya, ketika dia mendengar tawa kecil dari luar. Dan dia mendengar Morag membicarakan tentang bagaimana gadis Muggleborn itu mungkin tak akan bertarung cukup keras untuk menang melawan Ginevra Weasley, dan Padma berspekulasi kalau Harry Potter mungkin memutuskan kalau dia menginginkan keduanya.

Itu seolah seperti mereka tak paham kalau PEREMPUAN memiliki pilihan atas menu makan malam mereka dan PRIA berkelahi memperebutkannya.

Tapi itu bahkan bukan bagian yang menyakitkan, sungguh. Itu adalah waktu dia memperoleh nilai 98 atas salah satu tes Profesor McGonagall, beritanya bukanlah tentang Hermione Granger memperoleh nilai tertinggi di dalam kelas, beritanya adalah tentang rival Harry Potter memperoleh nilai tujuh poin lebih tinggi darinya.

Jika kau terlalu dekat dengan Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, kau menjadi bagian dari kisahnya.

Kau tidak memiliki kisahmu sendiri.

Dan gagasan itu sudah terpikir oleh Hermione kalau dia meninggalkan semuanya saja, tapi itu akan terlalu menyedihkan.

Tapi dia memang ingin mendapatkan kembali apa yang tanpa sengaja dia biarkan hilang dengan membiarkan dirinya dikenal sebagai rival Harry. Dia ingin menjadi orang yang terpisah lagi bukannya kaki ketiga Harry Potter, apakah itu terlalu banyak untuk suatu permintaan?

Itu adalah perangkap yang sukar untuk dipanjat keluar begitu kamu terjatuh di dalamnya. Tak peduli seberapa tinggi kamu mendapatkan nilai di kelas, bahkan jika kamu melakukan sesuatu yang layak memperoleh pengumuman spesial waktu makan malam, itu hanya berarti kalau kamu sedang merivali Harry Potter lagi.

Tapi dia berpikir kalau dia sudah menemukan suatu cara.

Sesuatu untuk dilakukan yang tidak akan terlihat seperti mendorong ujung sebaliknya dari gergaji milik Harry Potter.

Itu akan jadi sukar.

Itu akan berlawanan dengan hal yang biasa dia lakukan.

Dia akan harus bertarung dengan seseorang yang sangat jahat.

Dan dia akan perlu meminta bantuan pada seseorang yang bahkan lebih jahat lagi.

Hermione mengangkat tangannya untuk mengetuk pada pintu yang menakutkan itu.

Dia bimbang.

Hermione sadar kalau dia bertingkah bodoh, dan mengangkat tangannya sedikit lebih tinggi.

Dia mencoba mengetuk lagi.

Tangannya tak cukup berhasil menyentuh pintunya.

Dan kemudian pintu itu terayun terbuka juga.

“Wah wah,” kata sang laba-laba, duduk di jaringnya. “Apakah sebegitu sulitnya kehilangan satu poin Quirrell, Nona Granger?”

Hermione berdiri di sana dengan tangannya terangkat, pipinya bertambah pink. Itu memang.

“Yah, Nona Granger, aku akan berbelas kasihan,” kata si jahat Profesor Quirrell. “Anggap itu sudah hilang. Itu, aku sudah mengambil pilihan sukar darimu. Apakah kamu tak bersyukur?”

“Profesor Quirrell,” Hermione berhasil mengatakan dalam suara yang sedikit berdecit. “Aku memiliki banyak poin Quirrel, bukan?”

“Kamu memang punya,” kata Profesor Quirrell. “Walau satu lebih sedikit dari yang kamu miliki sebelumnya. Mengerikan, bukan begitu? Pikir saja, jika aku tak menyukai alasanmu untuk datang ke sini, kamu bisa kehilangan lima puluh lagi. Mungkin aku akan mengambilnya satu тАж demi satu тАж demi satu тАж .”

Pipi Hermione jadi lebih merah lagi. “Kau sungguh jahat, apakah tak ada yang pernah memberitahumu itu?”

“Nona Granger,” kata Profesor Quirrell serius, “akan jadi berbahaya untuk memberi orang pujian seperti itu ketika mereka belum benar-benar layak memperolehnya. Si penerima akan merasa malu dan tak layak dan ingin melakukan sesuatu yang pantas menerima pujianmu. Sekarang apakah yang ingin kamu bicarakan denganku, Nona Granger?”

*

Itu adalah setelah makan siang pada Kamis sore, dan Hermione serta Harry menyamankan diri di pinggiran kecil perpustakaan, dengan menyiapkan area Quietus supaya mereka bisa berbicara. Harry terbaring pada perutnya di bawah dengan sikut bersandar di lantai dan kepalanya di kedua tangannya serta kakinya menendang-nendang dengan santai di belakangnyanya. Hermione menempati sofa empuk yang jauh terlalu besar untuknya, seolah dia adalah si Hermione pusat dari permen.

Harry sudah menyarankan kalau mereka bisa, untuk alur pertama, membaca hanya judul dari seluruh buku-buku di dalam perpustakaan, dan kemudian Hermione bisa membaca seluruh daftar isinya.

Hermione berpikir kalau ini adalah ide brilian. Dia tak pernah melakukan itu dengan suatu perpustakaan sebelumnya.

Sayangnya ada sedikit cacat dalam rencana itu.

Yaitu, mereka berdua adalah Ravenclaw.

Hermione sedang membaca satu buku yang berjudul Magical Mnemonics.

Harry sedang membaca satu buku yang berjudul The Skeptical Wizard.

Masing-masing berpikir kalau itu hanya satu pengecualian spesial yang mereka buat yang hanya untuk satu kali ini saja, dan keduanya belum menyadari kalau adalah mustahil bagi masing-masing dari mereka untuk selesai membaca seluruh judul buku tak peduli seberapa keras usaha mereka.

Kesunyian tempat mereka rusak oleh dua kata.

“Oh, tidak,” seketika kata Harry dengan lantang, terdengar seolah kata-kata itu tercabik keluar darinya.

Ada sedikit lagi kesunyian.

“Dia tidak,” kata Harry, dalam suara yang sama.

Kemudian Hermione mendengar Harry mulai tertawa kecil tak tertahan.

Hermione mengangkat wajah dari bukunya.

“Baiklah,” katanya, “apa itu?”

“Aku baru saja mengetahui kenapa kamu tak pernah bertanya pada keluarga Weasley tentang tikus keluarga mereka,” kata Harry. “Itu sungguh buruk dan aku harusnya tak tertawa dan aku ini orang yang jahat.”

“Ya,” kata Hermione kaku, “kau memang. Beri tahu aku juga.”

“Oke, pertama latar belakangnya. Ada suatu bab penuh di buku ini tentang teori konspirasi Sirius Black. Kau ingat siapa itu, benar?”

“Tentu saja,” kata Hermione. Sirius Black adalah pengkhianat, seorang teman dari James Potter yang mengkhianati lokasi dari orangtua Harry pada Voldemort.

“Jadi ternyata ada sejumlah, mari kita sebut saja, hal-hal yang tak biasa, yang dihubungkan dengan Black yang masuk ke Azkaban. Dia tak memperoleh suatu pengadilan, dan Menteri Junior yang berwenang ketika para Auror menangkap Black adalah tak lain dari Cornelius Fudge, yang menjadi Menteri Sihir kita saat ini.”

Itu terdengar sedikit mencurigakan untuk Hermione juga, dan dia mengatakannya sejauh itu.

Harry membuat gerakan mengangkat bahu, saat dia berbaring di lantai melihat ke bukunya. “Hal-hal mencurigakan terjadi setiap waktu, dan jika kau teoris konspirasi kau akan selalu bisa menemukan sesuatu.”

“Tapi tanpa pengadilan?” kata Hermione.

“Itu adalah tepat setelah kekalahan Pangeran Kegelapan,” kata Harry, suaranya serius saat dia mengatakannya. “Hal-hal yang terjadi memang luar biasa kacau, dan ketika para Auror menemukan Black dia sedang berdiri di sana tertawa di jalan dalam darah sedalam mata kaki, dengan dua puluh saksi mata untuk memberi saksi bagaimana dia membunuh seorang teman dari ayahku yang bernama Peter Pettigrew plus dua belas orang lain. Aku tak mengatakan kalau aku menyetujui keadaan Black yang tak memperoleh pengadilan. Tapi ini adalah penyihir yang kita bicarakan di sini, jadi itu tak lebih mencurigakan dari, aku tak tahu, hal-hal yang orang-orang katakan ketika mereka ingin berdebat tentang siapa yang menembak John F. Kennedy. Jadi bagaimanapun juga, Sirius Black adalah Lee Harvey Oswald dunia sihir. Ada banyak teori konspirasi tentang siapa yang benar-benar mengkhianati orangtuaku selain dia, dan salah satu favorit adalah Peter Pettigrew, dan inilah tempat di mana hal ini mulai rumit.”

Hermione mendengarkan, terkesima. “Tapi bagaimana kamu pergi dari hal itu sampai ke tikus peliharaan keluarga WeasleyтАУ”

“Tahan,” kata Harry, “aku sudah dekat. Sekarang, setelah kematian Pettigrew tersingkaplah kalau dia adalah seorang mata-mata untuk CahayaтАУbukan agen ganda, hanya seseorang yang menyelinap dan menemukan hal-hal. Dia memang cukup mahir dalam hal itu sejak dia remaja, bahkan di Hogwarts dia memiliki reputasi dalam menemukan segala macam rahasia. Jadi konspirasi teorinya adalah bahwa Pettigrew menjadi Animagus tak terdaftar ketika dia masih di Hogwarts, seorang Animagus dari sesuatu yang kecil yang bisa merayap berkeliling dan mendengarkan pembicaraan-pembicaraan. Masalah utamanya menjadi Animagus sesukses itu adalah langka dan melakukannya sewaktu remaja akan sangat kecil kemungkinan, jadi tentu saja teori konspirasi mengatakan kalau ayahku dan Black adalah Animagus tak terdaftar juga. Dan di dalam teori konspirasi itu, Pettigrew sendirilah yang membunuh kedua belas orang itu, berubah menjadi bentuk Animagus kecilnya, dan lari. Sehingga Michael Shermer berkata ada empat masalah tambahan dengan hal ini. Satu, Black adalah satu-satunya yang mengetahui di mana orangtuaku berada.” (Suara Harry sedikit kaku saat dia mengatakan itu.) “Dua, Black adalah tersangka yang lebih mungkin untuk awalnya daripada Pettigrew, ada suatu rumor Black dengan sengaja mencoba membuat seorang murid terbunuh selama masanya di Hogwarts, dan dia adalah dari keluarga darah murni yang sangat buruk ini, Bellatrix Black secara harfiah adalah sepupunya. Tiga, Black adalah dua puluh kali penyihir petarung daripada Pettigrew, bahkan jika dia tidak sama pintar. Duel antara mereka akan seperti Profesor Quirrell versus Profesor Sprout. Pettigrew mungkin bahkan tak akan memperoleh kesempatan untuk mengeluarkan tongkat sihirnya, jangankan memalsukan bukti-bukti yang teori konspirasi itu butuhkan. Dan empat, Black berdiri di jalan tertawa.”

“Tapi tikusnyaтАУ” kata Hermione.

“Baik,” kata Harry. “Yah, untuk menyingkat cerita panjang, Bill Weasley memutuskan kalau tikus peliharaan adiknya Percy adalah bentuk Animagus PettigrewтАУ”

Rahang Hermione jatuh.

“Ya,” kata Harry, “kau tak akan benar-benar mengharapkan Pettigrew Jahat akan menjalani kehidupan menyedihkan dan sembunyi-sembunyi sebagai tikus peliharaan dari keluarga lawan dunia sihir, dia akan entah bersama para Malfoy atau, lebih mungkinnya, pergi ke Karibia setelah sedikit operasi plastik. Bagaimanapun juga, Bill membuat adiknya Percy pingsan, membius dan merebut tikus itu, mengirimkan seluruh pesan burung hantu daruratтАУ”

“Oh, tidak!” kata Hermione, kata-katanya tercabik darinya.

“тАУdan entah bagaimana berhasil mengumpulkan Dumbledore, Menteri Sihir, dan sang Kepala AurorтАУ”

“Dia tidak!” kata Hermione.

“Dan tentu saja ketika mereka sampai ke sana mereka berpikir kalau dia gila, tapi mereka tetap memakai Veritas Oculum pada si tikus, hanya untuk memastikan, dan apa yang mereka temukan?”

Dia akan mati. “Seekor tikus.”

“Kau memenangkan sebuah kue! Jadi mereka menyeret si malang Bill Weasley ke St. Mungo dan itu ternyata adalah gangguan schizophrenic biasa, itu terjadi pada beberapa orang, khususnya pria muda sekitar apa yang kita anggap sebagai usia kuliah. Pria itu percawa kalau dia berumur sembilan puluh tujuh tahun dan sudah meninggal dan kembali ke masa lalu ke diri mudanya melalui stasiun kereta. Dan dia berreaksi sangat baik terhadap antipsikotik dan kembali normal dan semuanya baik sekarang, kecuali orang-orang tidak membicarakan lebih jauh tentang teori-teori konspirasi Sirius Black, dan kau jangan pernah menanyakan keluarga Weasley tentang tikus keluarga.”

Hermione tertawa tak tertolong. Itu adalah benar-benar buruk dan dia seharusnya tak tertawa dan dia adalah orang jahat.

“Hal yang aku tak pahami,” kata Harry, setelah tawa mereka sudah mereda, “adalah kenapa Black memburu Pettigrew bukannya lari secepat mungkin. Dia sudah tahu para Auror akan mengejarnya. Aku ingin tahu apakah mereka memperoleh alasannya dari Black sebelum mereka membawanya ke Azkaban? Lihat, ini adalah kenapa orang yang benar-benar memang bersalah tetap melalui sistem legal dan mendapatkan pengadilan.”

Hermione harus sependapat dengan itu.

Tak lama Harry selesai dengan bukunya sementara Hermione baru setengah membaca bukunyaтАУbukunya adalah buku yang jauh lebih sulit daripada buku Harry, tapi dia masih merasa malu tentang itu. Dan kemudian dia harus mengembalikan Magical Mnemonic ke rak dan menyeret dirinya pergi, karena itu adalah waktunya dia menghadapi kelas paling mengerikan di Hogwarts, MENGENDARAI SAPU.

Harry ikut berjalan saat dia menuju ke sana, biarpun kelasnya sendiri tidak akan mulai sampai satu dan setengah jam kemudian, seperti satu jet tempur mengawal pesawat baling kecil menyedihkan di jalannya menuju pemakamannya sendiri.

Si bocah mengucapkan perpisahannya dalam suara sunyi, simpatik, dan Hermione berjalan ke lapangan Kiamat berumput.

Dan ada sebegitu banyak teriakan dan hampir jatuh dan sentuhan mengerikan dengan kematian dan tanah ada di tempat yang benar-benar salah dan mataharinya menyilaukan matanya dan Morag terbang cepat di dekatnya dan Mandy mengira kalau dia bersikap halus tentang selalu ada cukup dekat untuk menangkapnya jika dia jatuh dan dia tahu kalau para murid lain menertawakan mereka berdua tapi dia tak pernah mengatakan apa pun pada Mandy karena dia tak benar-benar ingin mati.

Setelah sepuluh juta tahun kelas berakhir, dan dia kembali ke tanah yang adalah tempatnya sampai Kamis depan. Sesekali dia mendapat mimpi buruk tentang tiap hari selalu Kamis.

Kenapa semua orang harus mempelajari ini, ketika mereka akan melakukan Apparation atau Floo atau portkey ke mana pun begitu mereka dewasa, adalah benar-benar suatu misteri untuk Hermione. Tak ada yang benar-benar perlu mengendarai sapu sebagai seorang dewasa, itu seperti dipaksa untuk bermain dodgeball di kelas P.E.

Paling tidak Harry bertindak pantas dengan merasa malu karena mahir di bidang itu.

*

Adalah beberapa jam kemudian, dan dia ada di dalam aula belajar Hufflepuff dengan Hannah, Susan, Leanne, dan Megan. Profesor Flitwick, mengejutkannya cukup kurang percaya diri untuk seorang guru, sudah meminta apakah dia barangkali mungkin mau membantu keempat orang itu dengan pekerjaan rumah Mantra mereka untuk sebentar, bahkan walaupun mereka bukan Ravenclaw, dan Hermione merasa sebegitu bangga dia nyaris meledak.

Hermione mengambil sepotong perkamen, meneteskan sedikit tinta atasnya, merobeknya menjadi empat bagian, meremas mereka, dan melemparkan semuanya ke meja.

Dia sebenarnya bisa melakukannya hanya dari meremas saja, tapi melakukan semua itu membuatnya makin mirip dengan sampah, dan itu membantu ketika seseorang sedang pertama kali berlatih Mantra Pembuangan.

Hermione menajamkan telinga dan matanya, dan berkata, “Oke, cobalah.”

“Everto.”

“Everto.”

“Everto.”

“Everto.”

Hermione tak berpikir kalau dia cukup menangkap seluruh masalahnya. “Bisakah kalian semua mencobanya lagi?”

Satu jam kemudian Hermione berkesimpulan kalau (1), Leanne dan Megan sedikit ceroboh, tapi jika kamu meminta mereka untuk terus berlatih sesuatu, mereka akan lakukan, (2) Hannah dan Susan itu fokus dan bersemangat sampai ke titik di mana kamu harus terus memberi tahu mereka untuk memperlambat dan santai dan berpikir tentang hal-hal bukannya mencoba sebegitu kerasтАУadalah aneh untuk dipikir kalau kedua orang itu nantinya akan jadi miliknyaтАУdan (3) dia suka membantu Hufflepuff, seluruh aula belajar memiliki atmosfir yang sangat riang.

Ketika dia pergi untuk makan malam, dia menemukan si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup sedang membaca satu buku selagi dia menunggu untuk mengantarnya. Itu membuatnya merasa tersanjung, dan juga sedikit khawatir karena Harry sepertinya tidak pernah benar-benar berbicara pada siapapun selain dia.

“Apakah kau tahu kalau ada seorang gadis di Hufflepuff yang adalah seorang Metamorphmagus?” kata Hermione saat mereka menuju Aula Besar. “Dia membuat rambutnya benar-benar merah, seperti merah tanda stop bukan merah Weasley, dan ketika dia menumpahkan teh panas pada dirinya sendiri dia berubah jadi bocah berambut hitam sampai dia bisa mengendalikannya lagi.”

“Benarkan? Keren,” kata Harry, terdengar sedikit teralihkan. “Um, Hermione, hanya mau memastikan, kamu tahu besok adalah hari terakhir untuk mendaftar ke dalam tentara, benar?”

“Ya,” kata Hermione. “Tentara Profesor Quirrell yang jahat.” Suaranya sedikit marah, walau Harry tak tahu kenapa, tentu saja.

“Hermione,” kata Harry, suaranya kesal, “dia tidak jahat. Dia memang sedikit Gelap dan jauh sangat Slytherin. Itu tidak sama dengan jahat.”

Harry Potter punya terlalu banyak kata-kata untuk hal-hal, itu adalah masalahnya. Dia akan lebih baik jika dia langsung membagi alam semesta ke dalam Baik dan Buruk. “Profesor Quirrell memanggilku ke depan seluruh kelas dan menyuruhku menembak seseorang!”

“Dia memang benar,” kata Harry, wajahnya sadar. “Aku minta maaf, Hermione, tapi dia memang. Kamu harusnya menembak aku, aku tak akan keberatan. Kamu tak bisa belajar Pertempuran Sihir jika kamu tak berlatih dengan lawan yang nyata memakai mantra nyata. Dan sekarang kamu tak bermasalah dalam latih tanding, bukan begitu?”

Hermione baru dua belas, dan dengan demikian dia tahu, tapi dia tak bisa menempatkannya ke dalam kata-kata, dia tak bisa menemukan hal untuk dikatakan yang bisa meyakinkan Harry.

Profesor Quirrell sudah mengambil seorang gadis muda dan memanggil gadis itu di depan semua orang, dan memberinya perintah untuk menyerang tanpa provokasi pada teman kelas.

Itu tak masalah jika Profesor Quirrell memang benar tentang dia yang perlu mempelajarinya.

Profesor McGonagall tak akan pernah melakukan itu.

Profesor Flitwick tak akan pernah melakukan itu.

Bahkan mungkin Profesor Snape tak akan melakukan itu.

Profesor Quirrell itu JAHAT.

Tapi dia tak bisa menemukan kata-katanya, dan dia tahu kalau Harry tak akan pernah mempercayainya.

“Hermione, aku sudah berbicara pada para murid yang lebih tua,” kata Harry.” Profesor Quirrell bisa jadi satu-satunya Profesor Pertahanan yang kompeten yang akan kita peroleh dalam seluruh tujuh tahun di Hogwarts. Hal-hal lainnya bisa kita pelajari nanti. Jika kita ingin mempelajari Pertahanan, kita harus melakukannya tahun ini. Para murid yang mendaftar dalam ekstrakurikuler akan belajar sebegitu banyak, jauh lebih banyak dari apa yang Kementerian pikir para tahun pertama harusnya pelajariтАУapakah kamu tahu kalau kita akan mempelajari Mantra Patronus? Di Januari?”

“Mantra Patronus?” kata Hermione, suaranya naik dengan terkejut.

Bukunya mengatakan kalau itu adalah salah satu sihir paling terang yang dikenal, sebuah senjata melawan makhluk paling Gelap, dilemparkan memakai emosi positif murni. Itu bukanlah sesuatu yang dia harapkan untuk diajarkan oleh sang Profesor Quirrell yang jahatтАУatau mengatur untuk diajarkan, karena Hermione tak bisa membayangkan kalau dia sendiri bisa melakukan mantra itu.

“Ya,” kata Harry. “Murid-murid biasanya tak mempelajari Mantra Patronus sampai tahun kelima mereka atau bahkan lebih lama! Tapi Profesor Quirrell berkata kalau jadwal Kementerian disusun oleh Flobberworms berbicara, dan kemampuan untuk melemparkan Mantra Patronus tergantung pada emosi lebih daripada kekuatan magis. Profesor Quirrell berkata kalau dia pikir kebanyakan murid melakukan jauh lebih sedikit dari yang bisa mereka lakukan, dan tahun ini dia akan membuktikannya.”

Ada nada kekaguman memuja yang sering dimiliki suara Harry ketika dia membicarakan tentang Profesor Quirrell, dan Hermione menggigit giginya dan terus berjalan.

“Aku sudah mendaftar, sebenarnya,” kata Hermione, suaranya sedikit sunyi. “Aku melakukannya pagi ini. Untuk semuanya, seperti yang kamu katakan.”

Kalau mau ambil resiko, sekalian resiko yang besar adalah ekspresi biasanya.

Lagipula, dia tak ingin kalah, dan jika dia ingin menang dia harus belajar.

“Jadi kamu akan ada di dalam pasukan tentara, kalau begitu?” Suara Harry tiba-tiba bersemangat. “Itu luar biasa, Hermione! Aku sudah memperoleh daftar pasukanku, tapi aku yakin Profesor Quirrell akan membiarkanku menambah satu lagi, atau bertukarтАУ”

“Aku tak akan bergabung dengan tentaramu.” Suara Hermione tajam. Dia tahu kalau itu adalah asumsi masuk akal tapi itu masih menjengkelkannya.

Harry berkedip. “Bukan dengan Draco Malfoy, tentu saja. Jadi kamu ingin menjadi tentara ketiga? Biarpun kita masih belum tahu siapa jenderalnya?” Harry terdengar terkejut dan sedikit terluka, dan dia tak bisa menyalahkannya, walau tentu saja dia memang menyalahkannya, sejak fakta bahwa itu semua adalah kesalahannya. “Tapi kenapa tidak tentaraku?”

“Pikirkan tentang itu,” Hermione membentak, “dan mungkin kau akan mengetahuinya!”

Dan dia mempercepat langkahnya dan meninggalkan Harry dengan mulut terbuka di belakangnya.

*

“Profesor Quirrell,” kata Draco dalam suara paling formalnya, “aku harus memprotes penunjukanmu atas Hermione Granger sebagai jenderal ketiga.”

“Oh?” kata Profesor Quirrell, bersandar di kursinya dalam gaya santai dan biasa. “Silakan protes, Tn. Malfoy.”

“Granger tidak cocok untuk posisi itu,” kata Draco.

Profesor Quirrell mengetuk satu jari di pipinya merenung. “Wah ya, ya dia memang. Apakah kamu memiliki protes lebih lanjut?”

“Profesor Quirrell,” kata Harry Potter di sebelahnya, “dengan segala hormat untuk banyak talenta akademik luar biasa Nona Granger dan poin-poin Quirrell yang dia memang layak peroleh di dalam kelas-kelas anda, kepribadiannya tidak cocok untuk komando militer.”

Draco lega ketika Harry setuju untuk menemaninya ke kantor Profesor Quirrell. Itu bukanlah hanya karena Harry yang benar-benar peliharaan guru ketika melibatkan Profesor Quirrell. Draco juga mulai khawatir kalau Harry memang sungguh berteman dengan Granger, sudah berjalan beberapa waktu sekarang dan dia masih belum membuat langkah nyata тАж tapi ini lebih terasa untuk suatu langkah.

“Aku setuju dengan Tn. Potter,” kata Draco. “Menunjuknya sebagai seorang jenderal merubah ini menjadi suatu lelucon.”

“Sedikit kasar,” kata Harry, “tapi aku tak bisa tidak sependapat dengan Tn. Malfoy. Kalau boleh jujur, Profesor Quirrell, Hermione Granger memiliki keinginan membunuh setingkat sama seperti semangkuk anggur basah.”

“Itu,” kata Profesor Quirrell dengan ringan, “bukanlah suatu hal yang aku sendiri gagal untuk sadari. Kalian memberitahuku tak satu pun hal yang aku masih belum ketahui.”

Itu adalah giliran Draco untuk mengatakan sesuatu, tapi percakapannya seketika tersentak. Itu adalah jawaban yang tidak ada di dalam kemungkinan-kemungkinan yang dia dan Harry sudah diskusikan sebelum datang ke tempat ini. Apa yang kamu katakan setelah guru sudah berkata kalau dia tahu semua yang kamu tahu dan dia masih akan mengakui akan melakukan kesalahan yang sudah jelas?

Kesunyian memanjang.

“Apakah ini semacam rencana?” kata Harry perlahan.

“Haruskah semua yang aku lakukan adalah suatu rencana?” kata Profesor Quirrell. “Tak bisakah kau menciptakan kekacauan hanya demi kekacauan?”

Draco nyaris tersedak.

“Tidak dalam kelas Pertempuran Sihirmu,” kata Harry dengan kepastian yang tenang. “Tempat lain, mungkin, tapi tidak di tempat itu.”

Profesor Quirrell perlahan mengangkat alisnya.

Harry menatap stabil padanya.

Draco menggigil.

“Baiklah kalau begitu,” kata Profesor Quirrell. “Tak satu pun dari kalian sepertinya pernah mempertimbangkan satu pertanyaan yang sangat sederhana. Siapa yang bisa aku tunjuk selain Nona Granger?”

“Blaise Zabini,” kata Draco tanpa ragu.

“Ada saran lain?” kata Profesor Quirrell, terdengar cukup terhibur.

Anthony Goldstein dan Ernie Macmillan, datang pikiran itu, sebelum akal sehat Draco berreaksi dan mencoret darah lumpur dan Hufflepuff tak peduli seberapa agresif mereka berduel. Jadi sebagai gantinya Draco hanya berkata, “Apa yang salah dengan Zabini?”

“Aku paham тАж .” kata Harry perlahan.

“Aku tidak,” kata Draco. “Kenapa bukan Zabini?”

Profesor Quirrell melihat ke arah Draco. “Karena, Tn. Malfoy, tak peduli seberapa berat dia mencoba, dia tak akan mampu mengimbangimu atau Tn. Potter.”

Kejutannya membuat Draco tertegun. “Kau tak mungkin percaya Granger akanтАУ”

“Dia bertaruh padanya,” kata Harry dengan sunyi. “Itu tak bisa dijamin. Kemungkinannya bahkan tak bagus. Dia mungkin tak akan pernah memberi kita pertarungan yang baik, dan bahkan jika dia memang bisa, itu akan memerlukan berbulan-bulan untuk mempelajarinya. Tapi dia adalah satu-satunya di tahun kita yang memiliki kemungkinan untuk berkembang hingga mampu mengalahkan kita.”

Tangan Draco berkedut tapi tidak tergulung ke dalam kepalan. Menunjukkan diri sebagai pendukungmu dan kemudian mengundurkan diri adalah taktik pelemahan klasik, jadi Harry Potter memang memiliki hubungan di dalam Granger dan itu sudah menyiratkannyaтАУ

“Tapi Profesor,” lanjut Harry dengan halus, “aku khawatir Hermione akan sengsara sebagai jenderal dari suatu pasukan. Aku berbicara sebagai temannya sekarang, Profesor Quirrell. Kompetisinya mungkin baik untuk Draco dan aku, tapi apa yang kau minta untuk dilakukannya tidak baik untuk dia!”

Tidak jadi.

“Pertemananmu untuk Hermione Granger layak dihargai,” kata Profesor Quirrell dengan kering. “Khususnya saat kamu mampu berteman dengan Draco Malfoy di saat yang bersamaan. Prestasi yang mengagumkan, itu.”

Harry seketika terlihat sedikit cemas, artinya dia mungkin merasa jauh lebih cemas, dan Draco dengan diam berjanji pada dirinya sendiri. Tentu saja Harry tak akan membodohi Profesor Quirrell.

“Dan aku ragu Nona Granger akan menghargai perhatian bersahabatmu,” kata Profesor Quirrell. “Dia meminta posisi itu sendiri padaku, Tn. Potter, aku tidak memintanya.”

Harry diam pada saat ini. Kemudian dia memberi Draco suatu pandangan cepat yang adalah campuran antara permintaan maaf dan peringatan, berkata pada saat yag sama, Maaf, aku melakukan yang terbaik dan Kita lebih baik tak memaksakan hal ini lebih jauh.

“Untuk masalah dia yang akan sengsara,” Profesor Quirrell melanjutkan, dengan sedikit senyuman sekarang bermain di bibirnya, “aku curiga kalau dia akan memperoleh waktu yang jauh lebih mudah dengan kekakuan posisinya daripada yang masing-masing dari kalian pikirkan, dan kalau dia akan memberikan pertarungan yang baik jauh lebih awal dari yang kalian pikirkan.”

Harry dan Draco keduanya tersentak dalam kengerian.

“Kau tak akan menasihati dia, benar?” kata Draco, benar-benar terperanjat.

“Aku tak pernah mendaftar hal ini untuk melawanmu!” kata Harry.

Senyuman yang bermain di bibir Profesor Quirrell bertambah lebar. “Pada kenyataannya, aku memang menawarkan untuk membagi beberapa saran menyangkut pertempuran-pertempuran awal Nona Granger.”

“Profesor Quirrell!” kata Harry.

“Oh, jangan khawatir,” kata Profesor Quirrell. “Dia menolakku. Seperti yang sudah kukira.”

Mata Draco menyempit.

“Wah wah, Tn. Potter,” kata Profesor Quirrell, “tidakkah ada yang pernah memberitahumu kalau adalah tak sopan untuk menatap seseorang?”

“Kau tidak akan secara diam-diam membantunya dengan suatu cara lain, benar?” kata Harry.

“Apakah aku akan melakukan itu?” kata Profesor Quirrell.

“Ya,” kata Draco dan Harry di saat yang bersamaan.

“Aku terluka dengan kurangnya rasa percayamu. Baiklah kalau begitu, aku janji tidak akan membantu Jenderal Granger dalam cara apa pun yang kalian berdua tak ketahui. Dan sekarang aku sarankan supaya kalian berdua mengurus masalah militer kalian. November sudah dekat, dan dengan cepat.”

*

Harry melihat implikasinya sebelum pintu menutup di belakang mereka pada jalan keluar dari kantor Profesor Quirrell.

Harry pernah sekali berbicara dengan acuh tentang “urusan hubungan manusia”.

Dan saat ini itu adalah harapan satu-satunya untuk Draco.

Biarkan dia tak menyadarinya, biarkan dia tak menyadarinya тАж .

“Kita harus langsung menyerang si gadis Granger lebih dulu dan menyingkirkannya dari jalan kita,” kata Draco. “Setelah kita meremukkannya, kita akan memiliki kontes kita sendiri tanpa gangguan.”

“Sekarang itu tak benar-benar terasa adil untuknya, bukan begitu?” kata Harry dalam suara ringan.

“Apa pedulimu?” kata Draco. “Dia adalah rivalmu, benar?” Kemudian, dengan nada mencurigai yang tepat di dalam suaranya, “Jangan beri tahu aku kalau kamu sudah benar-benar mulai menyukainya, setelah menjadi rivalnya sampai sekarang тАж .”

“Demi Para Pendiri,” kata Harry. “Apa yang bisa kukatakan, Draco? Aku hanya memiliki rasa keadilan yang alami. Granger juga, kau tahu. Dia memiliki genggaman kuat atas yang baik dan yang buruk, dan dia mungkin akan menyerang yang jahat terlebih dulu. Memiliki sebuah nama seperti ‘Malfoy’ itu seperti meminta perlakuan itu, kau tahu.”

SIALAN!

“Harry,” kata Draco, terdengar terluka dan mungkin sedikit superior, “tidakkah kamu ingin bertarung dengan adil melawanku?”

“Maksudmu daripada menyerangmu setelah kamu sudah kehilangan beberapa pasukan dalam mengalahkan Granger?” kata Harry. “Oh, aku tak tahu. Mungkin setelah aku bosan dengan hanya menikmati kemenangan aku akan mencoba urusan ‘adil’ itu.”

“Mungkin dia akan menyerangmu,” kata Draco. “Kamu adalah rivalnya.”

“Tapi aku adalah rival yang bersahabat,” kata Harry dengan seringai keji. “Aku membelikannya sebuah hadiah ulang tahun yang bagus dan sebagainya. Kamu tak akan langsung menyabotase rival bersahabatmu seperti itu.”

“Bagaimana dengan menyabotase kesempatan temanmu dalam pertarungan yang adil?” kata Draco dengan marah. “Aku kira kita ini teman!”

“Biarkan aku perbaiki kalimat tadi,” kata Harry. “Granger tak akan menyabotase rival bersahabat. Tapi itu karena dia memiliki niat membunuh semangkuk anggur basah. Kamu akan. Kamu benar-benar akan. Dan coba tebak, begitu juga denganku.”

SIALAN!

*

Jika itu adalah suatu pertunjukan sandiwara, akan ada musik dramatik.

Sang pahlawan, tampil tanpa cela dalam jubah berpotongan hijau serta rambut putih-pirang yang disisir sempurna, menghadapi sang penjahat.

Sang penjahat, bersandar dalam kursi kayu sederhana dengan gigi tonggosnya jelas terlihat dan rambut ikal warna coklat kemerahan liarnya melayang melewati pipinya, menghadap sang pahlawan.

Itu adalah Rabu, 30 Oktober, dan pertempuran pertama akan tiba di hari Minggu.

Draco sedang berdiri di kantor Jenderal Granger, suatu ruangan yang seukuran ruang kelas kecil. (Kenapa tiap kantor jenderal sebegitu luas, Draco tak cukup yakin. Satu kursi dan satu meja akan cukup memadai untuknya. Dia bahkan tak cukup jelas kenapa para jenderal memerlukan kantor, pasukannya tahu di mana untuk menemukannya. Kecuali Profesor Quirrell dengan sengaja mengatur kantor besar untuk mereka untuk simbol status, yang dalam hal itu Draco akan dukung sepenuhnya.)

Granger duduk di satu-satunya kursi seperti suatu tahta, sampai ke ujung lain dari kantor di mana pintunya terbuka. Ada meja persegi panjang memanjang di tengah ruangan di antara mereka, dan empat meja bundar kecil bertebaran di sekeliling, tapi hanya satu kursi itu, sampai ke ujung lainnya. Ruangan itu memiliki jendela-jendela di sepanjang satu sisi dinding, dan satu sorot sinar matahari menyentuh bagian atas dari rambut Granger seperti mahkota yang berpendar.

Akan jadi sesuatu yang bagus jika Draco bisa berjalan maju perlahan. Tapi ada meja yang menghalangi, dan Draco harus mengelilinginya secara diagonal, dan tak ada cara yang baik untuk melakukan itu dalam suatu cara yang dramatik dan berwibawa. Apakah itu disengaja? Jika itu adalah ayahnya, itu pasti memang; tapi ini adalah Granger, jadi pasti tidak.

Tak ada tempat untuknya duduk, dan Granger tidak berdiri juga.

Draco menjaga amarah sepenuhnya dari wajahnya.

“Yah, Tn. Draco Malfoy,” kata Granger begitu Draco berdiri di depannya, “kamu meminta pertemuan denganku dan aku sudah dengan murah hati mengabulkannya. Apakah permohonanmu?”

Pergi bersamaku untuk mengunjungi Malfoy Manor, ayahku dan aku ingin menunjukkanmu beberapa mantra menarik.

“Rivalmu, Potter, datang kepadaku dengan suatu tawaran,” kata Draco, menempatkan pandangan serius di wajahnya. “Dia tak memiliki masalah untuk kalah padaku, tapi akan memalukan jika kamu menang. Jadi dia ingin bergabung denganku dan menghabiskanmu secepatnya, bukan hanya di pertempuran pertama kita, seluruhnya. Jika aku tak melakukan itu, Potter ingin aku menahan diri atau mengganggumu, sementara dia meluncurkan serangan mati-matian padamu dalam langkah pertamanya.”

“Aku mengerti,” kata Granger, terlihat terkejut. “Dan kamu menawariku bantuan melawannya?”

“Tentu saja,” kata Draco dengan halus. “Aku tak berpikir apa yang ingin dia lakukan padamu adalah sesuatu yang adil.”

“Wah, itu adalah sesuatu yang sangat baik, Tn. Malfoy,” kata Granger. “Aku minta maaf untuk cara bicaraku padamu tadi. Kita harus jadi teman. Boleh aku memanggilmu Drakey?”

Lonceng alarm mulai bersuara di kepala Draco, tapi ada kemungkinan kalau dia memang sungguh-sungguh тАж .

“Tentu saja,” kata Draco, “jika aku boleh memanggilmu Hermy.”

Draco cukup yakin dia melihat ekspresinya berkerlip.

“Bagaimanapun juga,” kata Draco, “aku berpikir akan sangat layak untuk Potter jika kita berdua menyerangnya dan menyingkirkannya.”

“Tapi itu tak akan adil untuk Tn. Potter, bukan begitu?” kata Granger.

“Aku pikir itu akan sangat adil,” kata Draco. “Dia merencanakan untuk melakukannya padamu lebih dulu.”

Granger memberinya pandangan tegas yang mungkin akan mengintimidasinya jika dia adalah seorang Hufflepuff bukannya seorang Malfoy. “Kamu pikir aku cukup bodoh, bukan begitu, Tn. Malfoy?”

Draco tersenyum mempesona. “Tidak, Nona Granger, tapi aku pikir aku paling tidak akan memeriksa. Jadi, apa yang kamu inginkan?”

“Apakah kamu menawari untuk menyogokku?” kata Granger.

“Tentu,” kata Draco. “Bisakah aku menyelipkanmu satu Galleon dan membuatmu mengalahkan Potter bukannya aku untuk setahun penuh?”

“Tidak,” kata Granger, “tapi kamu bisa menawariku sepuluh Galleon dan membuatku menyerang kalian berdua dengan adil, dan bukannya hanya kamu.”

“Sepuluh Galleon adalah uang yang banyak,” kata Draco dengan hati-hati.

“Aku tak tahu kalau keluarga Malfoy itu miskin,” kata Granger.

Draco menatap Granger.

Dia mulai mendapatkan perasaan aneh tentang ini.

Jawaban yang satu itu tak terasa seperti hal yang harusnya datang dari gadis yang satu ini.

“Yah,” kata Draco, “kamu tak akan jadi kaya dengan membuang-buang uang, kamu tahu.”

“Aku tak tahu apakah kamu tahu apa itu dokter gigi, Tn. Malfoy, tapi orangtuaku adalah dokter gigi dan apa pun yang kurang dari sepuluh Galleon tak layak memperoleh waktuku sama sekali.”

“Tiga Galleon,” kata Draco, lebih merupakan suatu pemeriksaan daripada yang lain.

“Tidak,” kata Granger. “Jika kau benar-benar ingin pertarungan seimbang, aku tak percaya kalau seorang Malfoy ingin suatu pertarungan seimbang tidak sebanyak daripada dia menginginkan sepuluh Galleon.”

Draco mulai memperoleh perasaan yang sangat aneh tentang ini.

“Tidak,” kata Draco.

“Tidak?” kata Granger. “Ini adalah tawaran dengan batasan waktu, Tn. Malfoy. Apakah kamu yakin kamu ingin mengambil resiko sepanjang tahun diremukkan dengan menyedihkan oleh si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup? Itu akan jadi cukup memalukan untuk Keluarga Malfoy, bukan begitu?”

Itu adalah argumen yang persuasif, argumen yang sukar untuk ditolak, tapi kamu tidak menjadi kaya dengan membelanjakan uang di mana hatimu mengatakan padamu kalau itu adalah suatu jebakan.

“Tidak,” kata Draco.

“Sampai bertemu di hari Minggu,” kata Granger.

Draco berbalik dan berjalan keluar dari kantor tanpa kata.

Itu tadi tidak benar тАж .

*

“Hermione,” kata Harry dengan sabar, “kita harusnya membuat rencana melawan satu sama lain. Kamu bahkan bisa mengkhianatiku dan itu tak akan berarti apa pun di luar medan tempur.”

Hermione menggelengkan kepalanya. “Itu tak baik, Harry.”

Harry mendesah. “Aku tak berpikir kalau kamu memiliki semangat dari semua ini sedikit pun.”

Itu tak baik. Dia sungguh-sungguh mengatakan itu. Hermione tak tahu apakah harus merasa tehina atas apa yang Harry pikirkan atas dirinya, atau cemas tentang apakah dia memang benar terdengar seperti seorang pelaku kebaikan biasanya.

Itu mungkin adalah saat yang tepat untuk mengganti subjek pembicaraan.

“Bagaimanapun juga, apakah kamu melakukan sesuatu yang spesial untuk besok?” kata Hermione. “ItuтАУ”

Suaranya terpotong seketika saat dia menyadari.

“Ya, Hermione,” kata Harry sedikit ketat, “hari apa itu?”

*

Jeda:

Ada satu waktu di mana 31 Oktober pernah disebut sebagai Halloween di Inggris sihir.

Sekarang itu adalah Hari Harry Potter.

Harry sudah menolak segala tawaran, bahkan tawaran dari Menteri Fudge yang mungkin akan baik untuk bantuan politikal di masa depan dan yang karenanya dia benar-benar harus menggigit giginya dan terima. Tapi bagi Harry, 31 Oktober akan selalu menjadi Hari Pangeran Kegelapan Membunuh Orangtuaku. Harusnya ada peringatan berkabung yang bermartabat di suatu tempat, dan jika memang ada yang seperti itu, dia tidak diundang.

Hogwarts mengadakan liburan untuk merayakannya. Bahkan para Slytherin tak berani mengenakan hitam di luar kamar mereka sendiri. Ada beragam acara spesial dan makanan spesial dan para guru melihat ke arah lain jika siapapun berlarian di lorong. Itu adalah peringatan kesepuluh, bagaimanapun juga.

Harry menghabiskan sepanjang hari di dalam kopernya supaya tidak merusaknya untuk orang lain, memakan makanan ringan batangan sebagai ganti makan, membaca beberapa buku fiksi ilmiah yang lebih sedih (bukan fantasi), dan menulis sebuah surat untuk Mum dan Dad yang jauh lebih panjang dari yang biasanya dia kirim.

Chapter 30: Bekerja Kelompok, Bg 1

J. K. Rowling if a man tries to bother you, you can think blue, count two, and look for a red shoe.

*

Hari ini Minggu, 3 November, dan sebentar lagi ketiga kekuatan besar dari tahun sekolah mereka, Harry Potter, Draco Malfoy, dan Hermione Granger, akan memulai perjuangan mereka untuk dominansi tertinggi.

(Harry sedikit jengkel dengan keadaan di mana Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup diturunkan dari dominansi tertinggi pada salah satu tiga rival yang setara hanya dengan memasuki kontes, tapi dia mengharapkan untuk memperolehnya kembali secepatnya.)

Medan pertempurannya adalah satu bagian dari hutan tak-Terlarang, padat dengan pepohonan, karena Profesor Quirrell berpikir kalau bisa melihat seluruh kekuatan musuh itu terlalu membosankan bahkan untuk pertempuran paling pertamamu.

Seluruh murid yang tidak benar-benar ada dalam tentara tahun pertama berkemah di daerah sekitar dan menyaksikan pada layar-layar yang Profesor Quirrell sudah persiapkan. Kecuali untuk ketiga Gryffindor di tahun keempat mereka, yang saat ini sedang sakit dan sedang ditahan di ranjang penyembuh oleh Madam Pomfrey. Selain dari itu, semua orang ada di sana.

Para murid berpakaian, bukan dalam jubah sekolah biasa mereka, tapi dalam seragam kamuflase Muggle yang Profesor Quirrell sudah peroleh dari suatu tempat dan dipasok dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk sesuai bagi semua orang. Bukannya karena para murid yang khawatir tentang noda dan robekan, karena itulah gunanya Mantra. Tapi seperti yang dijelaskan oleh Profesor Quirrell pada para wizardborn yang terkejut, pakaian yang bagus dan bermartabat tidak efisien untuk bersembunyi di hutan atau berkelit di sekeliling pepohonan.

Dan pada tiap dada seragam, suatu tambalan yang berisi nama dan lencana dari tentaramu. Suatu tambalan kecil. Jika kamu ingin pasukanmu untuk mengenakan, sebut saja, pita berwarna supaya mereka bisa saling mengenali dari jauh, dan mengambil resiko para musuh memperoleh pita itu, itu terserah kamu.

Harry mencoba memperoleh nama Dragon Army.

Draco memprotes dan berkata kalau itu benar-benar akan membingungkan semua orang.

Profesor Quirrell kemudian memutuskan kalau Draco bisa memperoleh kepemilikan awal dari nama itu, kalau dia mau.

Jadi sekarang Harry bertarung melawan Dragon Army.

Ini mungkin bukanlah pertanda bagus.

Untuk lencana mereka, bukannya kepala naga menghembuskan api yang terlalu jelas, Harry memilih untuk memakai apinya. Elegan, bersahaja, mematikan: Ini adalah apa yang tertinggal setelah kami lewat. Sangat Malfoy.

Harry, setelah mempertimbangkan pilihan-pilihan alternatif seperti 501st Provisional Battalion dan Harry’s Minions o’ Doom, akhirnya memutuskan bahwa pasukannya akan dikenal dengan sebutan yang sederhana dan berwibawa dari Chaos Legion.

Lencana mereka adalah satu tangan yang bersiap dengan jari-jari yang siap menjentik.

Yang secara universal disepakati kalau ini bukanlah pertanda baik.

Harry dengan tulus menasihati Hermione kalau para bocah laki-laki yang bekerja di bawahnya mungkin cemas tentangnya jadi seorang gadis dengan reputasi berlaku baik, dan bahwa dia harus mengambil sesuatu yang menyeramkan yang akan meyakinkan mereka atas ketangguhannya dan membuat mereka bangga menjadi bagian dari pasukannya, seperti Blood Commandos atau apa.

Hermione menamai pasukannya Sunshine Regiment.

Lencana mereka adalah wajah smiley.

Dan dalam sepuluh menit, mereka akan berperang.

Harry berdiri di dalam bagian tanah hutan terbuka cerah yang sudah ditetapkan sebagai tempat mulai mereka, suatu area tempat terbuka dengan tunggul pohon yang tua dan membusuk yang sudah dibersihkan untuk suatu tujuan tak diketahui, tanah dibungkus dengan dedaunan kecil yang bertebaran tertiup dan sisa kelabu dari rumput yang mengering yang gagal mengatasi ujian udara musim panas, dan matahari bersinar cerah dari atas.

Di sekitarnya ada kedua puluh tiga tentara yang Profesor Quirrell sudah tetapkan untuknya. Hampir semua Gryffindor sudah mendaftar, tentu saja, dan lebih dari setengah Slytherin, dan kurang dari setengah Hufflepuff, dan beberapa Ravenclaw. Dalam pasukan Harry ada dua belas Gryffindor dan enam Slytherin dan empat Hufflepuff dan satu Ravenclaw selain dirinya sendiri тАж bukannya ada cara untuk mengetahui dari melihat ke seragamnya. Tak ada merah, tak ada hijau, tak ada kuning, tak ada biru. Hanya pola kamuflase Muggle, dan satu tambalan di dada dengan perangkat sebuah tangan yang bersiap menjentikkan jari-jarinya.

Harry melihat kedua puluh tiga prajuritnya, seluruhnya mengenakan seragam yang sama tanpa pertanda apa pun dari pengenal kelompok kecuali satu tambalan itu.

Dan wahai, Harry tersenyum, karena dia memahami tentang apa maksud dari bagian utama rencana Profesor Quirrell; dan Harry memanfaatkan penuh tujuan itu untuk tujuannya sendiri, juga.

Ada suatu episode legendaris dalam psikologi sosial yang disebut eksperimen Gua Perampok. Itu dilaksanakan dalam bekas dari Perang Dunia II, dengan maksud mencari tahu beragam penyebab dan pemulih konflik-konflik antarkelompok. Para ilmuwan kemudian menyiapkan suatu perkemahan musim panas untuk 22 anak laki-laki dari 22 sekolah berbeda, memilih mereka semua dari beragam keluarga kelas menengah stabil. Fase pertama dari eksperimen dimaksudkan untuk meneliti apa yang dibutuhkan untuk memulai suatu konflik di antara kelompok-kelompok. Kedua puluh dua bocah itu dipisahkan ke dalam dua kelompok berjumlah 11тАУ

тАУdan itu sudah cukup.

Permusuhan sudah dimulai di saat kedua kelompok mulai menyadari adanya kelompok lain di dalam taman kota, hinaan mulai dilemparkan pada pertemuan pertama. Mereka menamai diri mereka sendiri Eagles dan Rattles (mereka tidak memerlukan nama untuk mereka sendiri ketika mereka mengira mereka adalah satu-satunya yang ada di dalam taman) dan melanjutkan untuk mengembangkan stereotipe kelompok yang berlawanan, Rattles berpikir bahwa diri mereka sebagai orang tangguh dan sering menyumpah, Eagles sehubungan dengan itu memutuskan untuk memikirkan diri mereka sendiri sebagai berwibawa dan tegas.

Bagian lain dari eksperiman adalah untuk menguji bagaimana menyelesaikan konflik kolompok. Membawa para bocah bersama untuk menonton kembang api tak berhasil sama sekali. Mereka hanya saling berteriak satu sama lain dan terus menjaga jarak. Apa yang berhasil adalah memperingati mereka kalau mungkin ada berandalan di dalam taman, dan kedua kelompok perlu untuk bekerja bersama untuk memecahkan suatu kegagalan dalam sistem air dalam taman. Suatu tugas yang sama, suatu musuh yang sama.

Harry memliki kecurigaan kuat Profesor Quirrell sudah memahami prinsip ini dengan sangat baik ketika dia memilih untuk membuat tiga pasukan di dalam tiap tahun.

Tiga pasukan.

Bukan empat.

Dan jelas tidak dipisahkan berdasarkan Asrama тАж kecuali bahwa tak ada Slytherin yang ditetapkan untuk Draco selain Tn. Crabbe dan Tn. Goyle.

Adalah hal-hal semacam ini yang meyakinkan Harry kalau Profesor Quirrell, meski impresi atmosfir Kegelapannya dan topeng kenetralannya dalam konflik antara Kebaikan dan Kejahatan, bahwa diam-diam dia mendukung Kebaikan, bukannya Harry akan pernah berani mengatakan itu keras-keras.

Dan Harry memutuskan untuk mengambil manfaat penuh dari rencana Profesor Quirrell untuk mendefinisikan identitas kelompok sesuai caranya sendiri.

Rattlers, begitu mereka bertemu Eagles, mulai berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai orang yang tangguh, dan mereka berlaku sesuai dengan itu.

Eagles memikirkan diri mereka sendiri sebagai orang yang berwibawa.

Dan di dalam bukaan hutan yang cerah itu, terpencar di sekitar tunggul pohon tua dan membusuk, bergaris luar dalam matahari yang menyinari dengan cerah dari atas, Jenderal Potter dengan dua puluh tiga tentaranya tersusun dalam sesuatu yang sama sekali tak mirip dengan suatu formasi. Beberapa tentara berdiri, beberapa tentara duduk, beberapa berdiri di atas satu kaki hanya supaya berbeda.

Ini memang Chaos Legion, bagaimanapun juga.

Dan jika tak ada alasan untuk berdiri dalam barisan kecil yang rapi, kata Harry dalam nada merendahkan, maka tak akan ada barisan kecil yang rapi.

Harry membagi pasukannya menjadi 6 regu dengan masing-masing 4 tentara, tiap regu dipimpin oleh seorang Pengusul Regu. Seluruh pasukan ada di bawah perintah ketat untuk melanggar perintah apa pun yang diberikan pada mereka jika itu sepertinya adalah ide yang bagus pada saat itu, termasuk yang satu itu тАж kecuali Harry atau Pengusul Regu memberi awalan pada perintahnya “Merlin berkata”, yang dalam keadaan itu kamu harus melaksanakannya.

Ketua penyerang Chaos Legion akan berpencar dan berlari dari banyak arah, dengan acak merubah vektor dan menembakkan mantra tidur yang diizinkan secepat yang kamu mampu untuk membangun kembali kekuatan magis. Dan jika kamu melihat kesempatan untuk mengacaukan atau membingungkan musuh, kamu ambil.

Cepat. Kreatif. Tak terduga. Non-homogen. Jangan hanya menuruti perintah, pikirkan tentang apakah hal yang kamu lakukan saat ini masuk akal.

Harry tak seyakin yang ditampilkannya kalau ini adalah efisiensi militer yang optimum тАж tapi dia sudah diberi kesempatan emas untuk merubah bagaimana beberapa orang murid berpikir tentang dirinya sendiri, dan dengan cara itulah dia akan memanfaatkannya.

Lima menit menuju perang, menurut jam tangan Harry.

Jenderal Potter berjalan (bukan berbaris) menuju ke tempat di mana pasukan udaranya menunggu dengan tegang, sapu terbang sudah tergenggam ketat di tangan mereka.

“Seluruh penerbang melapor,” kata Jenderal Potter. Mereka sudah melatih semua ini selama salah satu sesi latihan mereka di hari Sabtu.

“Red Leader siap,” kata Seamus Finnigan, yang tak punya gagasan apa artinya itu.

“Red Five siap,” kata Dean Thomas, yang menunggu seumur hidupnya untuk mengatakannya.

“Green Leader siap,” kata Theodore Nott cukup kaku.

“Green Forty-One siap,” kata Tracey Davis.

“Aku ingin kalian ada di angkasa begitu kita mendengar loncengnya,” kata Jenderal Potter. “Jangan melawan, aku ulangi, jangan melawan. Hindari jika kalian diserang.” (Tentu saja kalian tidak mengarahkan mantra tidur pada sapu terbang; kalian menembakkan satu mantra yang memberi pendar merah temporer pada apa pun yang dikenainya. Jika kalian mengenai sapu terbang atau pengendaranya, mereka keluar dari peperangan.) “Red Leader dan Red Five, terbang ke arah pasukan Malfoy secepat yang kalian bisa, terbang setinggi yang kalian bisa selagi tetap melihat mereka, kembali secepatnya begitu kalian tahu dengan pasti apa yang mereka lakukan. Green Leader, lakukan yang sama untuk pasukan Granger. Green Forty-One, terbang di atas kita dan amati sapu terbang atau tentara mana pun yang mendekati, kamu dan hanya kamu yang diberi kewenangan untuk menembak. Dan ingat, aku tidak mengatakan ‘Merlin berkata’ untuk yang mana pun dari yang tadi, tapi kami jelas benar-benar memerlukan informasinya. Untuk Chaos!”

“Untuk Chaos!” keempatnya menggemakan dengan beragam derajat entusiasme.

Harry mengharapkan Hermione untuk meluncurkan serangan secepatnya pada Draco, yang dalam keadaan itu dia hanya akan menggerakkan tentaranya ke dalam posisi dan mulai mendukungnya, tetapi hanya setelah dia menerima kekalahan berat dan menimbulkan beberapa kerusakan. Dia akan membingkainya sebagai penyelamatan heroik, jika memungkinkan; tidak akan membantu untuk membiarkan Sunshine berpikir kalau Chaos bukanlah teman mereka, bagaimanapun juga.

Tapi hanya untuk jaga-jaga misalnya dia tidak тАж yah, itu adalah kenapa Chaos Legion tetap diam sampai Green Leader melapor kembali.

Langkah Draco akan untuk kepentingannya sendiri. Dia seperti yang sudah diduga akan menyiapkan tentaranya untuk bertahan melawan Hermione; dia bisa jadi atau tidak menyadari kalau Harry sudah berbohong tentang menunggu penyerangan sampai setelah peperangan tadi selesai. Harry masih menempatkan dua sapu terbang pada Dragon Army, hanya untuk berjaga-jaga kalau mereka memang melakukan sesuatu, dan hanya untuk berjaga-jaga Draco atau Tn. Goyle atau Tn. Crabbe memang cukup mahir untuk menembak sapu terbang dari angkasa.

Tapi Jenderal Granger adalah yang tak terduga, dan Harry tak bisa melangkah sampai dia tahu bagaimana dia melangkah.

*

Di jantung hutan, dengan pola-pola bayangan menari-nari di tanah saat kanopi daun bergoyang tinggi di atas, Jenderal Malfoy berdiri di mana pepohonannya relatif lebih jarang, dan melihat ke pasukannya dengan kepuasan tenang. Enam unit dengan tiga tentara masing-masing, Unit Aerial dengan empat (yang mana Gregory ditempatkan), dan Unit Komando, yang merupakan dirinya sendiri dan Vincent. Mereka hanya berlatih untuk waktu sebentar pada Sabtu kemarin, tapi Draco percaya diri kalau dia berhasil menjelaskan hal-hal dasarnya. Tetap bersama dengan temanmu, jaga mereka dan percayai mereka untuk menjagamu. Bergerak dalam satu tubuh. Taati perintah dan jangan tunjukkan ketakutan. Arahkan, tembak, bergerak, arahkan lagi, tembak lagi.

Keenam unit disusun dalam perimeter pertahanan di sekeliling Draco, melihat mengawasi dengan ketat ke luar ke dalam hutan. Mereka berdiri punggung-bertemu-punggung, tongkat sihir digenggam rendah sampai mereka perlu menyerang.

Mereka sudan terlihat sungguh mirip para unit Auror yang latihannya sudah Draco lihat selama inspeksi ayahnya.

Chaos dan Sunshine tak akan tahu apa yang menghantam mereka.

“Perhatian,” kata Jenderal Malfoy.

Keenam unit membuka dan berputar ke arah Draco; wajah-wajah dari para pengendara sapu terbang dari tempat mereka berdiri dengan sapu sudah di tangan.

Draco sudah memutuskan untuk menuggu meminta pemberian hormat sampai setelah mereka memenangkan pertempuran pertama mereka, ketika para Gryffindor dan Hufflepuff akan lebih bersedia untuk memberi hormat pada seorang Malfoy.

Tapi tentaranya sudah berdiri cukup tegak, khususnya para Gryffindor, hingga Draco bertanya-tanya apakah dia bahkan perlu menunda. Gregory mendengarkan dengan diam, dan melaporkan kembali bahwa kerelaan Draco untuk berdiri di samping Harry pada pengajaran bagaimana cara kalah, sudah menandai Draco sebagai komandan yang layak. Paling tidak jika kamu kemudian ditetapkan dalam pasukannya. Tak semua Slytherin itu sama. Ada Slytherin, dan kemudian ada Slytherin adalah apa yang para Gryffindor dalam pasukan Draco kutip kepada teman Asrama mereka.

Draco sebetulnya terkejut pada betapa luar biasa mudahnya semua itu. Draco sudah memprotes pada awalnya tentang tak diberikan satu pun Slytherin, dan Profesor Quirrell berkata padanya bahwa apabila dia ingin menjadi Malfoy pertama yang menerima kendali politikal penuh dalam negara, dia perlu belajar bagaimana memerintah tiga perempat populasi lainnya. Adalah hal-hal semacam ini yang menenangkan Draco kalau Profesor Quirrell memiliki jauh lebih banyak simpati kepada para orang baik daripada yang dibiarkan terlihat oleh Profesor Quirrell.

Pertempuran sebenarnya tak akan mudah, khususnya jika Granger memang menyerang Dragon lebih dulu. Draco tersiksa atas kebimbangan untuk mengerahkan seluruh pasukannya melawan Granger secepatnya dalam penyerangan pencegahan, tapi khawatir tentang (1) Harry sudah menyesatkannya sepenuhnya tentang apa yang Granger akan lakukan, dan (2) Harry sudah menyesatkannya tentang menunggu sampai setelah penyerangan Granger untuk bergabung dalam pertempuran.

Walau Dragon Army memiliki senjata rahasia, ada tiga sebenarnya, yang mungkin akan cukup untuk memenangkan bahkan jika mereka memang diserang oleh kedua pasukan bersamaan тАж .

Itu sudah hampir waktunya, dan itu artinya adalah saatnya untuk pidato awal pertempuran yang sudah disusun dan diingat Draco.

“Pertempuran akan dimulai,” kata Draco. Suaranya tenang dan tepat. “Ingat semua yang aku dan Tn. Crabbe dan Tn. Goyle tunjukkan pada kalian. Suatu pasukan menang karena dia disiplin dan mematikan. Jenderal Potter dan Chaos Legion tak akan disiplin. Granger dan Sunshine Regiment tak akan mematikan. Kita disiplin, kita mematikan, kita adalah Dragon. Pertempuran akan dimulai, dan kita akan memenangkannya.”

*

(Pidato ex tempore yang diberikan oleh Jenderal Potter pada Chaos Legion, tepat sebelum pertempuran pertama mereka, pada November 3, 1991, pada 2:56 pm:)

Pasukanku, aku tak akan berbohong pada kalian, situasi kita hari ini sangat suram. Dragon Army tak pernah kalah dalam satu pun pertempuran. Dan Hermione Granger тАж memiliki ingatan yang sangat baik. Kenyataannya adalah, kebanyakan dari kalian mungkin akan mati. Dan mereka yang selamat akan iri pada mereka yang mati. Tapi kita harus memenangkan ini. Kita harus memenangkan ini supaya suatu hari, anak-anak kita bisa menikmati rasa cokelat lagi. Semuanya dipertaruhkan di sini. Secara harfiah seluruhnya. Jika kita kalah, seluruh alam semesta hanya akan berkedip menghilang seperti lampu bolam. Dan sekarang aku sadar bahwa kebanyakan dari kalian tak tahu apa lampu bolam itu. Yah, ambil dariku, itu buruk. Tapi jika kita harus gugur, mari kita jatuh selagi bertempur, seperti para pahlawan, sehingga saat kegelapan mendekat, kita bisa berpikir pada diri kita sendiri, paling tidak kita sudah bersenang-senang. Apakah kalian takut mati? Aku tahu kalau aku takut. Aku bisa merasakan getaran dingin ketakutan itu seolah seseorang memompa es krim ke dalam bajuku. Tapi aku tahu тАж bahwa sejarah sedang melihat kita. Dia sedang melihat kita saat kita sedang berganti ke dalam seragam kita. Dia mungkin mengambil beberapa gambar. Dan sejarah, pasukanku, ditulis oleh para pemenang. Jika kita memenangkan ini, kita akan menulis sejarah kita sendiri. Suatu sejarah di mana Hogwarts didirikan oleh empat peri rumah pembelot. Kita bisa membuat semua orang mempelajari sejarah itu, bahkan biarpun itu tidak benar, dan jika mereka tidak menjawab dengan cara yang benar pada tes kita тАж mereka akan gagal dalam kelas. Bukankah itu layak diperjuangkan sampai mati? Tidak, jangan menjawab pertanyaan itu. Beberapa hal memang lebih baik tetap dibiarkan tak diketahui. Tak ada dari kita yang tahu kenapa kita di tempat ini. Tak ada dari kita yang tahu kenapa kita berjuang. Kita hanya terbangun dalam seragam ini dalam hutan misterius ini, mengetahui bahwa tak ada cara untuk mendapatkan nama dan ingatan kita kembali kecuali kemenangan. Para murid pada tentara lain di luar sana тАж mereka sama seperti kita. Mereka tak ingin mati. Mereka berjuang untuk melindungi satu sama lain, satu-satunya teman yang tersisa. Mereka berjuang karena mereka tahu mereka memiliki keluarga yang akan merindukan mereka, bahkan biarpun mereka tak mampu mengingatnya saat ini. Mereka bahkan bisa saja berjuang untuk menyelamatkan dunia. Tapi kita memiliki alasan yang lebih baik untuk berjuang dari yang mereka punya. Kita berjuang kerena kita menyukainya. KIta berjuang untuk menghibur keganjilan eldritch di luar batas Ruang dan Waktu. Kita berjuang karena kita adalah Kekacauan. Sebentar lagi pertempuran terakhir akan dimulai, jadi biarkan aku mengatakannya sekarang, karena aku tak akan memiliki kesempatan di lain waktu, bahwa adalah suatu kehormatan untuk menjadi komandan kalian, betapa pun singkatnya. Terima kasih, terima kasih pada kalian semua. Dan ingat, tujuan kalian bukanlah untuk membabat para musuh, tujuan kalian adalah membuat mereka takut.

*

Satu gong besar menggelegar bergema di seluruh hutan.

Dan Sunshine Regiment mulai berbaris.

*

Ketegangannya meningkat dan meningkat, saat Harry dan kesembilan belas tentara lain yang tetap menunggu untuk para serdadu aerial untuk melapor balik. Itu harusnya tak lama, sapu terbang itu cepat dan jarak tempuh dalam hutan tidak jauhтАУ

Dua sapu terbang mendekat, dengan cepat, dari arah kemah Draco, dan seluruh pasukan tegang. Mereka tidak melakukan manuver yang merupakan kode hari ini untuk sapu terbang bersahabat.

“Berpencar dan tembak!” raung Jenderal Potter, dan kemudian melanjutkan tindakan pada perkataan, bergegas dengan kecepatan tinggi ke arah pelindung hutan; dan kemudian begitu Harry di antara pepohonan, dia berputar balik, mengangkat tongkat sihirnya, mencoba mencari sapu terbang di angkasaтАУ

“Aman!” teriak satu suara. “Mereka kembali!”

Harry mengangkat bahu dalam hati. Tak ada cara untuk mencegah Draco dari memperoleh informasi itu, dan dia hanya akan mengetahui kalau mereka hanya berdiri.

Dan para Chaos perlahan muncul dari hutanтАУ

“Sapu terbang mendekat dari arah Granger!” teriak suara lain. “Aku pikir itu Green Leader, dia melakukan gerakan menukik dan berguling!”

Sesaat kemudian Theodore Nott menukik dari langit dan naik di tengah-tengah para pasukan.

“Granger membagi pasukannya jadi dua!” teriak Nott saat dia melayang di atas sapu terbangnya. Ada bekas keringat di seragamnya, dan seluruh simpanan sudah hilang dari suaranya. “Dia menyerang kedua bala tentara! Dua sapu untuk tiap pasukan, mereka mengejarku setengah jalan ke sini!”

Membagi tentaranya, apa yangтАУ

Suatu pasukan besar mengonsentrasikan tembakan pada pasukan kecil akan mampu menguras pasukan itu tanpa menerima banyak kerusakan. Jika dua puluh tentara menghadapi sepuluh tentara, dua puluh mantra tidur akan diarahkan pada sepuluh tentara dengan hanya sepuluh mantra tidur yang mengarah ke arah sebaliknya, jadi kecuali tiap mantra pertama dari mantra tidur itu mengenai targetnya, pasukan yang lebih kecil akan kehilangan lebih banyak orang daripada yang bisa mereka berhasil lumpuhkan bersama mereka. Kalah dalam detil adalah istilah militer untuk apa yang terjadi ketika kamu membagi pasukanmu seperti itu. Apa yang mungkin dipikirkan Hermione тАж .

Kemudian Harry sadar.

Dia berlaku adil.

Itu akan jadi tahun yang panjang dalam kelas Pertahanan.

“Baiklah,” kata Harry dengan lantang, supaya para tentara bisa mendengar. “Kita akan menunggu sampai Red Wing melapor, dan kemudian kita akan membuat mendung beberapa Sunshine.”

*

Draco mendengarkan pada laporan para penerbang dengan wajah tenang, seluruh keterkejutan terbungkus di dalam. Apa yang mungkin dipikirkan Granger?

Kemudian Draco sadar.

Itu adalah gerak tipu.

Salah satu dari dua kekuatan Sunshine akan berubah arah, dan keduanya akan memusat pada тАж siapa?

*

Neville Longbottom berbaris melewati hutan menuju pasukan Sunny yang mendekat, terkadang melihat ke angkasa mencari sapu terbang. Di sebelahnya berbaris teman satu unitnya, Melvin Coote dan Lavender Brown dari Gryffindor, dan Allen Flint dari Slytherin. Allen Flint adalah Pengusul Unit mereka, walau Harry sudah lebih dulu berkata pada Neville, secara pribadi, kalau posisi itu adalah miliknya apabila dia menginginkannya.

Harry sudah mengatakan banyak hal pada Neville secara pribadi, mulai dari “Kau tahu, Neville, jika kamu ingin menjadi sekeren Neville khayalan yang hidup di kepalamu tetapi tak diizinkan untuk melakukan apa pun karena kamu takut, maka kamu benar-benar harus mendaftar ke dalam tentara Profesor Quirrell.”

Neville sekarang yakin Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup bisa membaca pikiran. Benar-benar tak ada cara lain Harry Potter bisa mengetahui. Neville tak pernah membicarakan tentang itu dengan siapapun, atau memberikan pertanda apa pun; dan orang lain tidak seperti itu, bukannya Neville pernah perhatikan.

Dan janji Harry sudah jadi nyata, ini memang terasa berbeda dari latih tanding di dalam kelas Pertahanan. Neville sudah berharap kalau latih tanding itu akan memperbaiki apa pun yang salah dengannya, dan, yah, itu tidak. Bahkan biarpun dia bisa menembakkan beberapa mantra pada murid lain di dalam kelas dengan Profesor Quirrell melihat untuk memastikan kalau tak ada yang salah, bahkan biarpun dia bisa mengelak dan menembak balik ketika itu diizinkan dan semua orang lain memang mengharapkannya dan mereka akan melihat dengan aneh padanya jika dia tak melakukannya, tak ada satu pun dari itu yang sama seperti bisa berdiri dan berjuang untuk dirimu sendiri.

Tapi menjadi bagian dari suatu pasukan tentara тАж .

Sesuatu yang aneh bergolak di dalam Neville, saat dia berbaris melewati hutan di samping teman-temannya, di seragam mereka sebuah lencana jari-jari yang bersiap untuk menjentik.

Dia diizinkan berjalan jika dia mau, tapi dia merasa ingin berbaris.

Di sampingnya, Melvin dan Lavender dan Allen seluruhnya merasa seperti ingin berbaris juga.

Dan Neville perlahan mulai menyanyikan Song of Chaos.

Nadanya adalah apa yang seorang Muggle akan kenali sebagai John Williams’s Imperial March, yang juga dikenal sebagai “Darth Vader’s Theme”; dan kata-kata yang Harry tambahkan mudah diingat.

Doom doom doom

Doom doom doom doom doom doom

Doom doom doom

Doom doom doom doom doom doom

DOOM doom DOOM

Doom doom doom-doom-doom doom doom

Doom doom-doom-doom doom doom

Doom doom doom, doom doom doom.

Pada baris kedua yang lain bergabung, dan dengan cepat kamu bisa mendengar lantunan lembut yang sama dari bagian yang dekat dalam hutan.

Dan Neville berbaris di samping rekannya sesama Chaos Legionnaires,

perasaan aneh bergolak di hatinya,

khayalan menjadi kenyataan,

saat dari bibirnya tertuang lagu kebinasaan yang menakutkan.

*

Harry memandangi tubuh-tubuh yang tergeletak di sepanjang hutan. Sesuatu di dalamnya terasa sedikit mual, dan dia harus mengingatkan dirinya sendiri keras-keras kalau mereka hanya tertidur. Ada perempuan di antara mereka yang tumbang, dan itu entah bagaimana membuatnya jauh lebih buruk, dan dia harus berhati-hati untuk tak pernah mengatakan hal itu di depan Hermione atau para Auror akan menemukan sisa mayatnya terjejal ke dalam teko teh kecil.

Загрузка...