“Aku paham тАж .” kata McGonagall dengan ragu. Terlihat jelas kalau cara pikir seperti ini tak pernah terlintas di pikirannya. “Misal aku hanya memberimu lima puluh poin, kalau begitu?”
Harry menggeleng kepalanya lagi. “Itu tak adil bagi anak-anak yang lain kalau aku memperoleh banyak poin karena hal-hal dewasa yang aku bisa ambil bagian dan mereka tidak. Bagaimana Terry Boot bisa memperoleh lima puluh poin karena melaporkan satu bisikan yang dia dengar dari Topi Seleksi? Itu tak akan adil sama sekali.”
“Aku paham kenapa Topi Seleksi menawarimu masuk ke Hufflepuff,” kata Profesor McGonagall. Dia melihat Harry dengan pandangan hormat aneh.
Itu membuat Harry tercekat sedikit. Dia benar-benar merasa kalau dia tak pantas untuk Hufflepuff. Bahwa si Topi Seleksi hanya mencoba untuk mendorongnya ke tempat mana pun selain Ravenclaw, ke dalam Asrama yang sifat utamanya tak dia miliki тАж .
Profesor McGonagall tersenyum sekarang. “Dan kalau aku coba memberimu sepuluh poin тАж ?”
“Apakah kamu akan menjelaskan dari mana asal sepuluh poin itu, kalau ada yang bertanya? Ada banyak Slytherin, dan aku tak merujuk pada anak-anak di Hogwarts, yang akan jadi sangat sangat marah kalau mereka tahu tentang mantra itu dicabut dari Topi Seleksi dan mengetahui kalau aku terlibat. Jadi aku pikir bahwa kerahasiaan absolut adalah bagian yang lebih baik atas keberanian. Tak perlu berterima kasih padaku, ma’am, kebijakan adalah hadiah itu sendiri.”
“Baiklah kalau begitu,” kata Profesor McGonagall, “namun aku memang mempunyai sesuatu yang spesial lainnya untuk kuberikan padamu. Aku lihat kalau aku sudah banyak salah menilaimu dalam pikiranku, Tn. Potter. Tolong tunggu di sini.”
Dia berdiri, melangkah ke pintu belakang yang terkunci, mengayunkan tongkat sihirnya, dan suatu tirai buram muncul mengelilinginya. Harry tak bisa melihat atau mendengar apa yang terjadi. Sesudah beberapa menit berlalu keburaman itu menghilang dan Profesor McGonagall berdiri di sana, menghadapnya, dangan pintu di belakangnya terlihat seolah tak pernah terbuka.
Dan Profesor McGonagall mengulurkan tangan memegang satu kalung, rantai emas tipis dan terkait di tengahnya lingkaran perak, yang di dalamnya terdapat suatu perangkat berupa jam pasir. Di tangannya yang lain terdapat pamflet terlipat. “Ini untukmu,” katanya.
Wow! Dia akan memperoleh semacam benda magis sebagai hadiah petualangan! Sepertinya seluruh hal tentang menolak imbalan uang sampai kau memperoleh benda magis ternyata benar-benar terjadi di dunia nyata, bukan hanya dalam permainan komputer.
Harry menerima kalung barunya, tersenyum. “Apa ini?”
Profesor McGonagall mengambil napas. “Tn. Potter, ini adalah alat yang biasanya hanya dipinjamkan kepada anak-anak yang sudah menunjukkan bahwa dirinya adalah sangat bertanggungjawab, untuk membantu mereka dalam jadwal-jadwal pelajaran yang sukar.” McGonagall ragu-ragu, seolah akan menambahkan sesuatu lagi. “Aku harus menekankan, Tn. Potter, bahwa bentuk sebenarnya alat ini adalah rahasia dan kau diharuskan untuk tidak memberitahu murid lain tentangnya, atau membiarkan mereka melihatmu menggunakannya. Kalau itu tak bisa kamu lakukan, maka kamu bisa mengembalikannya sekarang.”
“Aku bisa menjaga rahasia,” kata Harry. “Jadi apa fungsi benda ini?”
“Sejauh yang murid lain perhatikan, ini adalah Spimster wicket dan ini dipakai untuk mengobati penyakit magis langka, tak menular yang disebut Duplikasi Spontan. Kamu memakainya di bawah bajumu, dan meski kau tak punya alasan untuk menunjukkannya pada siapa pun, kau juga tak punya alasan untuk memperlakukannya sebagai rahasia mengerikan. Spimster wicket itu tak menarik. Apa kamu mengerti, Tn. Potter?”
Harry mengangguk, senyumnya melebar. Dia merasakan suatu hasil kerja seorang Slytherin yang kompeten. “Dan apa fungsi alat ini yang sebenarnya?”
“Itu adalah Time-Turner. Tiap putaran jam pasir akan mengirimmu satu jam ke masa lalu. Jadi kalau kamu memakainya untuk kembali dua jam tiap hari, kamu akan selalu bisa kembali tidur pada jam yang sama.”
Penangguhan ketidakpercayaan Harry meledak keluar dari jendela.
Kau memberiku mesin waktu untuk mengobati kelainan tidurku.
Kau memberiku MESIN WAKTU untuk mengobati KELAINAN TIDURKU.
KAU MEMBERIKU MESIN WAKTU UNTUK MENGOBATI KELAINAN TIDURKU.
“Ehehehehhheheh тАж .” kata mulut Harry. Dia sekarang memegang kalung itu jauh-jauh darinya seolah-olah itu adalah bom aktif. Yah, tidak, bukan seperti bom aktif, itu bahkan belum cukup untuk memulai menjelaskan kepelikan dari situasi ini. Harry memegang kalung itu jauh-jauh darinya seolah-olah itu adalah mesin waktu.
Eh, Profesor McGonagall, apakah kau tahu bahwa matter biasa dengan waktu-terbalik terlihat sama persis seperti antimatter? Wah ya itu memang benar! Apakah kau tahu bahwa satu kilogram antimatter bertemu dengan satu kilogram matter akan melenyapkan dalam ledakan setara dengan 43 juta ton TNT? Apakah kau sadar kalau aku sendiri berbobot 41 kilogram dan bahwa ledakan yang tercipta akan meninggalkan KAWAH RAKSASA DI MANA DULUNYA ADALAH SKOTLANDIA?
“Maafkan aku,” Harry akhirnya berhasil berkata, “tapi ini terdengar sangat sangat sangat SANGAT BERBAHAYA!” Suara Harry belum sampai pada teriakan, dia tak akan mungkin berteriak cukup keras untuk benar-benar cukup adil menggambarkan situasi ini jadi tak ada gunanya mencoba.
Profesor McGonagall melihat padanya dengan toleransi kasih sayang. “Aku lega kamu menganggap ini dengan serius, Tn. Potter, tapi Time-Turner tidak seberbahaya itu. Kami tak akan memberikannya pada anak-anak kalau memang seperti itu.”
“Benarkah,” kata Harry. “Ahahahaha. Tentu saja kau tak akan memberi wesin waktu pada anak-anak kalau itu memang berbahaya, apa yang aku pikirkan? Jadi untuk lebih jelasnya, bersin pada alat ini tidak akan mengirimku ke Abad Pertengahan di mana aku akan melindas Gutenberg dengan kereta kuda dan mencegah Pencerahan? Karena, kau tahu, aku akan membencinya kalau itu terjadi padaku.”
Bibir McGonagall berkedut seperti caranya ketika dia mencoba untuk tak tersenyum. Dia mengulurkan pada Harry pamflet yang sedang dia pegang, namun Harry sebegitu hati-hati memegang kalung itu dengan kedua tangan dan memelototi jam pasir untuk memastikan itu tak bergerak, “itu tak akan mungkin terjadi, Tn. Potter. Time-Turner tak bisa digunakan lebih dari enam jam ke belakang. Itu tak bisa digunakan lebih dari enam kali dalam hari mana pun.”
“Oh, bagus, sangat bagus, itu. Dan kalau seseorang menabrakku Time-Turner tidak akan rusak dan tidak akan membuat seluruh kastil Hogwarts terperangkap dalam pengulangan hari Kamis tanpa henti.”
“Yah, mereka memang bisa rapuh тАж .” kata McGonagall. “Dan aku pikir aku sudah pernah dengar tentang hal-hal aneh yang terjadi ketika mereka rusak. Tapi tak ada yang seperti itu!”
“Mungkin,” kata Harry ketika dia sudah mampu berbicara lagi, “kau harusnya memperlengkapi mesin waktumu dengan semacam kulit pelindung, bukannya membiarkan kacanya terbuka, sehingga untuk mencegah hal itu dari terjadi.”
McGonagall terlihat cukup tersentak. “Itu adalah ide yang bagus, Tn. Potter. Aku akan melaporkan pada Kementerian mengenai hal itu.”
Cukup, sudah resmi sekarang, mereka sudah meratifikasinya dalam Parlemen, semua orang dalam dunia sihir ini benar-benar bodoh.
“Dan meski aku benci untuk jadi FILOSOFIS,” Harry mati-matian mencoba menurunkan suaranya jadi sesuatu di bawah jeritan, “apakah sudah ada orang yang memikirkan tentang IMPLIKASI dari kembali ke enam jam yang lalu dan melakukan sesuatu yang akan sedikit banyak MENGHAPUS SEMUA ORANG YANG TERKENA DAMPAK dan MENGGANTIKAN MEREKA DENGAN VERSI LAINтАУ”
“Oh, kau tak bisa merubah waktu!” Profesor McGonagall memotong. “Demi langit, Tn. Potter, kau pikir ini akan diizinkan untuk para murid kalau itu mungkin? Bagaimana kalau seseorang mencoba merubah nilai tes mereka?”
Harry mengambil waktu sesaat untuk memproses ini. Tangannya mengendur, hanya sedikit, dari kepalan putihnya pada rantai jam pasir. Seolah-olah dia tidak sedang memegang satu mesin waktu, cuma hulu ledak nuklir aktif.
“Jadi тАж .” kata Harry perlahan. “Orang-orang hanya menemukan bahwa alam semesta тАж kebetulan konsisten-mandiri, entah bagaimana, walaupun dia memiliki perjalanan-lintas-waktu di dalamnya. Kalau aku dan diri masa depanku berinteraksi maka aku akan melihat hal yang sama seperti kedua diriku, walaupun, pada kali pertamaku melalui, diri masa depanku sudah berlaku dengan pengetahuan penuh atas hal-hal yang, dari perspektifku sendiri, belum pernah terjadi тАж .” suara Harry melemah ke dalam tidak memadainya Bahasa Inggris.
“Benar, aku pikir,” kata Profesor McGonagall. “Walaupun penyihir memang disarankan untuk menghindari terlihat oleh diri masa lalu mereka. Kalau kamu menghadiri dua kelas pada waktu yang sama dan kamu perlu untuk berpapasan dengan dirimu sendiri, contohnya, versi pertama dari dirimu harus minggir dan menutup mata pada waktu yang sudah diketahuiтАУkamu sudah memiliki jam sendiri, bagusтАУsupaya diri masa depanmu bisa lewat. Itu semua ada di dalam pamflet.”
“Ahahahaa. Dan apa yang akan terjadi ketika seseorang mengabaikan nasihat itu?”
Profesor McGonagall mengerutkan bibirnya. “aku mengerti kalau itu akan cukup meresahkan.”
“Dan itu tidak, sebut saja, menciptakan satu paradox yang akan menghancurkan alam semesta.”
Dia tersenyum dengan sabar. “Tn. Potter, aku pikir aku akan ingat pernah dengar kalau itu sampai terjadi.”
“ITU BUKAN SESUATU YANG MENENANGKAN! APAKAH KALIAN SEMUA BELUM PERNAH MENDENGAR ‘ANTHROPIC PRINCIPLE’? DAN IDIOT MANA YANG MEMBUAT BENDA INI PERTAMA KALI?”
Profesor McGonagall benar-benar tertawa. Itu adalah suara yang menyenangkan, gembira yang sepertinya tak cocok dengan wajah keras itu. “Kamu sedang mengalami momen ‘kau berubah jadi kucing’ lagi, bukan begitu, Tn. Potter. Kau mungkin tak ingin mendengar ini tapi itu terlihat cukup imut.”
“Berubah jadi kucing bahkan tak cukup untuk MEMULAI dibandingkan dengan ini. Kau tahu bahwa sampai saat ini aku punya pikiran terpendam di belakang pikiranku bahwa satu-satunya jawaban yang tersisa adalah bahwa seluruh alam semesta ini adalah suatu simulasi komputer seperti dalam buku Simulacron 3 tapi sekarang bahkan itu sudah tercoret karena mainan kecil ini TAK BISA DIKOMPUTASI TURING! Satu mesin Turing mampu mensimulasi kembali ke masa lalu ke dalam satu momen tertentu di masa lalu dan mengkomputasi masa depan berbeda dari sana, suatu mesin oracle bisa bersandar pada tingkah laku terputus-putus dari mesin yang lebih yang tua, namun apa yang kamu katakan adalah bahwa realitas entah bagaimana secara konsisten-mandiri mengkomputasi dalam satu gerakan memakai informasi yang belum тАж pernah тАж terjadi тАж .”
Kesadaran menghantam Harry bagai pukulan mesin lantak.
Itu semua mulai masuk akal sekarang. Itu semua akhirnya masuk akal.
“JADI SEPERTI ITU CARA KERJA COMED-TEA! Tentu saja! Mantranya tidak memaksa keadaan lucu untuk terjadi, itu cuma membuatmu merasakan suatu impuls untuk meminumnya tepat sebelum keadaan lucu yang memang akan terjadi juga! Bodohnya aku, aku harusnya sadar waktu aku merasakan impuls untuk meminum Comed-Tea sebelum pidato kedua Dumbledore, tak meminumnya, dan kemudian malah tersedak ludahku sendiriтАУmeminum Comed-Tea tidak menyebabkan keadaan komedi, komedilah yang membuatmu ingin meminum Comed-Tea! Aku melihat dua keadaan terkorelasi dan berasumsi bahwa Comed-Tea adalah sebabnya dan keadaan komedi adalah efeknya karena aku kira urutan sementara hubungan sebab-akibat terkendali dan grafik sebab-akibat harus berbentuk acyclic TAPI SEMUANYA MASUK AKAL BEGITU KAU MENGGAMBAR ARAH ANAK PANAH SEBAB-AKIBAT PERGI KE MASA LALU!”
Kesadaran menghantam Harry dalam mesin lantak kedua.
Kali ini dia berhasil untuk tetap diam, membuat hanya suara tercekik kecil seperti kucing sekarat saat dia sadar siapa yang sudah menaruh catatan-catatan itu pada ranjangnya pagi ini.
Mata Profesor McGonagall bersinar. “Setelah kamu lulus, atau mungkin bahkan sebelum itu, kamu benar-benar harus mengajarkan beberapa teori Muggle itu di Hogwarts, Tn. Potter. Mereka terdengar cukup menakjubkan, walaupun semuanya salah.”
“Glehhahhh…”
Profesor McGonagall memberinya beberapa basa-basi lagi, memintanya beberapa janji lagi yang atasnya Harry mengangguk, berkata sesuatu tentang jangan berbicara dengan ular di tempat yang orang bisa mendengarnya, mengingatkannya untuk membaca pamfletnya, dan kemudian entah bagaimana Harry menemukan dirinya berdiri di luar kantornya dengan pintu tertutup rapat di belakangnya.
“Gaahhhrrrraa тАж .” kata Harry.
Wah, ya pikirannya benar meledak.
Tak cuma dari kenyataan bahwa, kalau bukan karena Keisengan, dia mungkin tak akan pernah memperoleh Time-Turner di tempat pertama.
Atau bahwa Profesor McGonagall akan memberikannya pada dia juga, hanya saja mungkin di waktu nanti hari itu, kapanpun dia akhirnya sampai pada pembicaraan tentang kelainan tidurnya atau menceritakannya tentang pesan Topi Seleksi? Dan apakah dia, pada waktu itu, sudah ingin memberi Keisengan pada dirinya sendiri yang akan membuatnya memperoleh Time-Turner lebih awal? Hingga satu-satunya kemungkinan kosisten-mandiri adalah yaitu di mana Keisengan terjadi bahkan sebelum dia bangun di pagi hari тАж ?
Harry menemukan dirinya mempertimbangkan, untuk yang pertama kali dalam hidupnya, bahwa jawaban atas pertanyaannya mungkin secara harfiah tak terpikirkan. Bahwa karena otaknya sendiri tersusun atas neuron-neuron yang hanya berjalan maju dalam waktu, tak ada yang bisa dilakukan otaknya, tak ada operasi yang bisa dilakukannya, yang bisa mengkonjugasikan operasi dari Time-Turner.
Sampai saat ini Harry sudah hidup berdasar peringatan dari E. T. Jaynes bahwa kalau kamu tidak tahu tentang suatu fenomena, itu adalah kenyataan atas keadaan pikiranmu sendiri, bukannya kenyataan tentang fenomena itu sendiri; bahwa ketidakyakinanmu adalah fakta tentang dirimu, bukan fakta dari apapun yang kamu merasa tak yakin; bahwa pengabaian hanya ada di dalam pikiran, bukan dalam realitas; bahwa suatu peta kosong tidak dapat disamakan dengan wilayah yang kosong. Ada yang namanya pertanyaan misterius, tapi jawaban misterius adalah pertentangan dalam istilah. Suatu fenomena bisa jadi misterius untuk seseorang tertentu, namun tidak mungkin ada fenomena yang misterius untuk dirinya sendiri. Untuk memuja suatu misteri keramat itu cuma memuja kebodohanmu sendiri.
Jadi Harry sudah menatap sihir dan menolak untuk terintimidasi. Orang-orang tak memiliki rasa sejarah, mereka belajar tentang kimia dan biologi dan astronomi dan walaupun hal-hal ini selalu jadi daging dari sains, bahwa mereka tak pernah misterius. Bintang-bintang yang dulunya adalah misteri. Lord Kelvin yang dulu menyebut itulah sifat alami dari kehidupan dan biologiтАУrespon dari otot atas kehandak manusia dan generasi atas pohon-pohon dari benihтАУsuatu misteri yang “tak terhingga melampaui” jangkauan sains. (Bukan cuma sedikit melampaui, ingat, tapi tak terhingga melampaui. Lord Kelvin jelas merasakan beban emosi besar dari tak mengetahui sesuatu.) Setiap misteri yang pernah dipecahkan dulunya adalah teka-teki mulai dari permulaan spesies manusia sampai seseorang akhirnya memecahkannya.
Sekarang, untuk pertama kalinya, dia sedang berhadapan dengan suatu prospek dari misteri yang mengancam untuk jadi permanen. Kalau Waktu tidak bekerja melalui jaringan sebab-akibat acyclic maka Harry tidak paham apa yang dimaksud dengan sebab dan akibat; dan kalau Harry tak memahami sebab-sebab dan akibat-akibat maka dia tidak memahami hal macam apa yang sebenarnya menyusun realitas; dan adalah sangat mungkin bahwa pikiran manusianya tak akan pernah mengerti, karena otaknya terbuat dari neuron waktu-linear kuno, dan ini ternyata adalah satu subset realitas yang memiskinkan.
Di sisi positifnya, Comed-Tea, yang dulunya seolah sebegitu mahakuasa dan tak bisa dipercaya, ternyata memiliki penjelasan yang lebih sederhana. Yang dia lewatkan hanya karena kebenarannya benar-benar di luar ruang hipotesis atau sesuatu yang otaknya sudah kembangkan untuk pahami. Namun sekarang dia sebenarnya sudah memahaminya, mungkin. Yang semacam membesarkan hati. Sedikit banyak.
Harry melirik jamnya. Itu sudah mendekati 11 AM, dia tidur tadi malam pada pukul 1 AM, jadi dalam keadaan alamiah situasi ini dia akan tidur pada malam ini di 3 AM. Jadi untuk tertidur pada 10 PM dan bangun di 7 AM, dia harus kembali total lima jam. Yang artinya kalau dia ingin kembali ke kamarnya di sekitar jam 6 AM, sebelum semua orang terbangun, dia harus cepat-cepat dan тАж .
Bahkan saat dipikir kembali Harry tidak mengerti bagaimana dia berhasil melakukan setengah dari hal-hal menyangkut Keisengan. Dari mana datangnya pie itu?
Harry mulai benar-benar takut dengan perjalanan lintas waktu.
Di sisi lain, dia harus mengakui bahwa itu memang kesempatan yang tak tergantikan. Suatu keisengan yang bisa kau berikan pada dirimu sendiri sekali seumur hidup, dalam enam jam ketika kau mengetahui tentang Time-Turner.
Kenyataannya adalah bahwa ini lebih membingungkan, ketika Harry memikirkannya lagi. Waktu sudah memnyediakan baginya Keisengan yang sudah selesai sebagai fait accompli (keadaan yang dihadapi), dan namun itu adalah, cukup jelas, hasil kerjanya sendiri. Konsep dan eksekusi dan gaya tulis. Setiap bagiannya, bahkan bagian-bagian yang dia masih belum mengerti.
Yah, waktu ini adalah satu-pemborosan dan ada paling banyak sekitar tiga puluh jam dalam satu hari. Harry memang tahu beberapa dari apa yang harus dia lakukan, dan dia lebih baik mencari tahu sisanya, seperti urusan pie, selagi dia bekerja. Tak ada gunanya menunda. Dia tak bisa mencapai apa pun terjebak di sini di masa depan.
*
Lima jam yang lalu, Harry mengendap-endap ke dalam kamarnya dengan jubahnya ditarik menutupi kepalanya sebagai semacam penyamaran tipis, untuk jaga-jaga seseorang sudah terjaga dan melihatnya di saat yang sama dengan Harry yang masih terbaring di ranjangnya. Dia tidak ingin diharuskan menjelaskan pada semua orang tentang masalah medis kecilnya dengan Duplikasi Spontan.
Untungnya sepertinya semua orang sedang tertidur.
Dan sepertinya juga ada satu kotak, terbungkus dalam kertas merah dan hijau dengan pita emas cerah, tergeletak di sebelah ranjangnya. Satu gambar tipikal kado Natal sempurna, walaupun ini bukan Natal.
Harry mengendap setenang yang dia bisa, hanya untuk berjaga-jaga siapa tahu ada seseorang yang mengatur Quiternya cukup rendah.
Ada amplop tertempel di kotak, tertutup dengan lilin polos tanpa dicap stempel.
Harry dengan hati-hati membuka amplop itu, dan mengeluarkan surat di dalamnya.
Surat itu berkata:
Ini adalah Jubah Gaib Ignotus Peverell, diturunkan melalui keturunannya Keluarga Potter. Tidak seperti jubah-jubah yang lebih lemah dan mantra-mantra ini memiliki kekuatan untuk menjagamu tetap tersembunyi, bukan hanya tak terlihat. Ayahmu meminjamkannya untukku supaya aku bisa mempelajarinya sesaat sebelum dia meninggal, dan aku mengaku bahwa aku sudah menerima banya kegunaan yang baik darinya selama bertahun-tahun.
Di masa depan aku takut, aku harus membiasakan diri dengan Disillusionment. Ini adalah waktunya untuk Jubah itu dikembalikan ke tanganmu, pewarisnya. Aku sudah merencanakan untuk membuat ini sebagai hadiah Natal, namun dia menginginkan untuk kembali ke tanganmu sebelum itu. Sepertinya mengetahui kalau kamu membutuhkannya. Gunakan itu dengan baik.
Aku yakin kamu sudah memikirkan beragam keisengan menakjubkan, seperti yang ayahmu lakukan di masanya. Kalau seluruh perbuatan buruknya diketahui, setiap wanita dalam Gryffindor akan berkumpul untuk menajiskan makamnya. Aku tidak mencoba untuk mencegah sejarah dari terulang, tapi jadilah AMAT berhati-hati untuk tak membongkar dirimu sendiri. Kalau Dumbledore melihat kesempatan untuk memiliki salah satu dari Relikui Kematian, dia tidak akan pernah melewatkannya sampai pada hari dia mati.
Kuucapkan Selamat Natal untukmu.
Catatannya tidak ditandatangani.
*
“Tunggu dulu,” kata Harry, berhenti saat anak-anak lain sedang akan meninggalkan kamar Ravenclaw. “Maaf, ada sesuatu yang harus kulakukan dalam koperku. Aku akan bergabung dalam sarapan beberapa menit lagi.”
Terry Boot mengerutkan dahinya pada Harry. “Kau lebih baik tak berencana untuk mengacak-acak barang kami.”
Harry mengangkat satu tangan. “Aku bersumpah bahwa aku berniat untuk tak melakukan apa pun pada satu pun barang kalian, bahwa aku berniat hanya mengakses objek yang aku sendiri miliki, bahwa aku tak punya niat buruk atau yang bisa dipertanyakan terhadap masing-masing dari kalian, dan bahwa aku tak merencanakan untuk niat-niat itu berubah sebelum aku sarapan di dalam Aula Besar.”
Terry mengerutkan dahi. “Tunggu, apa ituтАУ”
“Jangan khawatir,” kata Penelope Clearwater, yang ada di sana untuk memandu mereka. “Tidak ada lubang celah. Susunan kata yang baik, Potter, kau harus jadi pengacara.”
Harry berkedip atasnya. Ah, ya, prefek Ravenclaw. “Terima kasih,” katanya. “aku pikir.”
“Ketika kamu mencoba untuk menemukan Aula Besar, kau akan tersesat.” Penelope menyatakan ini dalam nada datar, fakta tak terbantahkan. “Begitu kamu tersesat, tanyakan pada lukisan bagaimana caranya mencapai lantai pertama. Tanyakan lukisan lain saat kau mencurigai kalau kamu tersesat lagi. Khususnya kalau sepertinya kau berada semakin tinggi dan makin tinggi. Kalau kau lebih tinggi dari yang seharusnya merupakan tinggi seluruh kastil, berhenti dan tunggu regu pencari. Kalau tidak kita akan bertemu lagi empat bulan kemudian dan kau akan lima bulan lebih tua dan hanya berpakaian dalam dan tertutup dalam salju dan itu kalau kau masih di dalam kastil.”
“Mengerti,” kata Harry, menelan dengan keras. “Um, bukankah kau harusnya mengatakan hal macam itu secepatnya?”
Penelope mendesah. “Apa, semua itu? Itu akan memakan waktu berminggu-minggu. Kau akan mengetahuinya sambil jalan.” Dia berbalik untuk pergi, dan diikuti para murid lain. “Kalau aku tak melihatmu saat sarapan dalam tiga puluh menit, Potter, aku akan mulai pencariannya.”
Begitu semua orang sudah pergi, Harry menempelkan catatan pada ranjangnyaтАУdia sudah menulisnya dan seluruh catatannya, bekerja dalam level bawah tanahnya sebelum yang lain terbangun. Kemudian dia dengan hati-hati menjangkau ke dalam wilayah Quietus dan menarik Jubah Gaib yang menutupi bentuk masih-tertidur Harry-1.
Dan hanya untuk kelangsungan kenakalan, Harry menempatkan Jubah itu ke dalam kantong Harry-1, mengetahui bahwa itu akan sudah ada di dalam kantongnya sendiri.
“Aku bisa melihat bahwa pesannya akan tersampaikan pada Cornelion Flubberwalt,” kata lukisan seorang pria dengan udara aristokrat dan, sebenarnya, satu hidung yang benar-benar normal. “Tapi boleh aku bertanya dari mana ini asalnya?”
Harry mengangkat bahu dalam ketidakberdayaan penuh seni. “Aku diberitahu oleh suara hampa yang keluar dari celah di udara itu sendiri, celah yang terbuka atas neraka yang berapi-api.”
*
“Hey!” kata Hermione dalam nada kemarahan dari tempatnya di sisi lain meja sarapan. “Itu adalah hidangan penutup semua orang! Kau tak bisa mengambil satu pie utuh dan memasukkannya ke kantongmu!”
“Aku tidak mengambil satu pie, aku ambil dua. Maaf semua, aku harus pergi sekarang!” Harry mengabaikan teriakan marah dan meninggalkan Aula Besar. Dia perlu tiba di kelas Herbologi sedikit lebih cepat.
*
Profesor Sprout menatapnya tajam. “Dan bagaimana kamu tahu apa yang direncanakan para Slytherin?”
“Aku tak bisa menyebutkan nama sumberku,” kata Harry. “Bahkan aku harus memintamu untuk berpura-pura bahwa percakapan ini tak pernah terjadi. Bersikaplah anda kebetulan bertemu dengan mereka secara tak sengaja saat anda sedang melakukan satu tugas, atau apa. Aku akan berlari lebih dulu saat Herbologi selesai. Aku pikir aku bisa mengalihkan perhatian para Slytherin sampai kau tiba ke sana. Aku tak sebegitu mudah untuk ditakuti atau ditindas, dan aku pikir mereka tak akan berani untuk benar-benar melukai Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup. Meski тАж aku tak memintamu untuk berlari dalam lorong, namun aku akan sangat menghargai kalau anda tidak membuang waktu selama perjalanan.”
Profesor Sprout memandangnya untuk waktu lama, kemudian ekspresinya melembut. “Tolong kamu sendiri juga berhati-hati, Harry Potter. Dan тАж terima kasih.”
“Pastikan saja untuk tidak terlambat,” kata Harry. “Dan ingat, ketika kau sampai ke sana, kau tidak mengharapkan untuk melihatku dan percakapan ini tak pernah terjadi.”
*
Itu sangat mengerikan, melihat dirinya sendiri menarik keluar Nevill dari lingkaran para Slytherin. Neville memang benar, dia menggunakan tenaga terlalu keras, jauh terlalu keras.
“Halo,” kata Harry Potter dingin. “Aku Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup.”
Delapan anak tahun pertama, kebanyakan sama tingginya. Salah satu dari mereka memiliki luka di dahi dan dia tidak bertingkah sama seperti yang lain.
Oh wad some power the giftie gie us
To see oursel’s as others see us!
It wad frae monie a blunder free us,
And foolish notionтАУ
(Dan akankah satu Kekuatan memberi hadiah kecil untuk kita
Untuk melihat diri kita seperti orang lain melihat kita!
Itu akan dari banyak kesalahan membebasakan kita,
Dan pemikiran bodohтАУ)
Profesor McGonagall memang benar. Topi Seleksi memang benar. Sangat jelas ketika kamu melihatnya dari luar.
Ada yang salah dengan Harry Potter.
*Chapter 15*: Ketelitian
Love as thou Rowling.
Cemilan sejarah hari ini: Ibrani kuno menganggap batas dari hari itu pada matahari terbenam bukan dinihari, sehingga mereka berkata “sore dan siang” bukan siang dan sore”. (Dan seperti yang banyak pe-review sudah perhatikan Yahudi modern halacha juga menyatakan hal yang sama.)
*
“Aku yakin aku bisa menemukan waktunya entah di mana.”
*
“Frigideiro!”
Harry mencelupkan satu jari ke dalam gelas di mejanya. Harusnya terasa dingin. Tapi itu hangat, dan tetap terasa hangat. Lagi.
Harry merasa sangat, sangat dicurangi.
Ada ratusan novel fantasi bertebaran di rumah Keluarga Verres. Harry sudah baca cukup banyak. Dan saat ini mulai terlihat kalau sepertinya dia memiliki sisi gelap. Jadi setelah gelas air itu menolak untuk bekerja sama beberapa kali pertama, Harry memandang ke sekitar dalam ruang kelas Mantra untuk memastikan tak ada yang melihat, dan kemudian mengambil napas panjang, berkonsentrasi, dan membuat dirinya sendiri marah. Memikirkan tentang para Slytherin yang menindas Neville, dan tentang permainan di mana seseorang memukul buku-bukumu tiap kali kamu mencoba mengambilnya lagi. Memikirkan tentang apa yang Draco Malfoy katakan tentang gadis Lovegood berumur sepuluh tahun itu dan bagaimana cara kerja sebenarnya dari Wizengamot тАж .
Dan kemurkaan mulai memasuki darahnya, dia mengulurkan tongkat sihir dalam tangan yang gemetar dengan kebencian dan berkata dalam nada dingin “Frigideiro!” dan tak ada apa pun yang terjadi.
Harry sudah ditipu. Dia ingin menulis kepada seseorang dan meminta pembayaran kembali atas sisi gelapnya yang jelas-jelas seharusnya memiliki kekuatan magis tak tertahankan namun ternyata malah cacat.
“Frigideiro!” kata Hermione lagi dari meja di sebelahnya. Airnya sekarang sudah menjadi es padat dan ada kristal putih terbentuk di pinggiran gelasnya. Dia sepertinya benar-benar memperhatikan karyanya sendiri dan sama sekali tak sadar pada murid-murid lain yang memandangnya dengan mata penuh kebencian, yang merupakan antara (a) sebegitu tak menyadarinya dia atau (b) satu performa yang sudah dengan sempurna ditempa hingga naik sampai menjadi suatu karya seni.
“Oh, sangat bagus, Miss Granger!” seru Filius Flitwick, Profesor Mantra dan Kepala Asrama Ravenclaw, pria kecil mungil yang tak memiliki tanda-tanda yang terlihat atas juara duel di masa lampau. “Luar biasa! Menakjubkan!”
Harry sudah mengharapkan untuk menjadi, dalam keadaan terburuk, kedua di belakang Hermione. Harry jelas lebih memilih untuk Hermione menjadi rivalnya, tentu saja, namun dia juga bisa terima kalau keadaannya terbalik.
Sejak Senin, Harry sedang menuju peringkat bawah kelas, satu posisi di mana dia menemani merivali semua murid yang dibesarkan Muggle kecuali Hermione. Yang cuma sendiri dan tanpa rival di puncak atas, anak malang.
Profesor Flitwick berdiri di seberang meja dari salah satu Muggleborn lain dan dengan tenang memperbaiki caranya memegang tongkat sihir.
Harry melihat ke arah Hermione. Dia menelan keras. Itu adalah peran yang jelas untuknya dalam skema situasi ini тАж . “Hermione?” kata Harry coba-coba. “Apa kamu tahu apa yang mungkin aku salah lakukan?”
Mata Hermione menyala dengan cahaya mengerikan dari keinginannya membantu dan sesuatu di belakang pikiran Harry berteriak dalam perasaan hina tanpa harap.
Lima menit kemudian, air Harry memang menjadi terasa lebih dingin dari temperatur kamar dan Hermione sudah memberinya beberapa tepukan verbal di kepala dan menyuruhnya untuk melafalkan dengan lebih hati-hati lain kali dan pergi untuk menolong yang lain.
Profesor Flitwick memberinya satu poin Asrama karena membantu Harry.
Harry mengertakkan giginya sebegitu keras rahangnya nyeri dan itu tak membantu pelafalannya.
Aku tak peduli kalau ini adalah kompetisi tak adil. Aku tahu persis apa yang akan aku lakukan dengan dua jam tambahan tiap hari. Aku akan duduk di koperku dan belajar sampai aku mengimbangi Hermione Granger.
*
“Transfigurasi adalah sihir paling kompleks dan berbahaya yang akan kalian pelajari di Hogwart,” kata Profesor McGonagall. Tak ada sedikit pun tanda-tanda kesembronoan di atas wajah tegas penyihir tua itu. “Siapa pun macam-macam dalam kelasku akan pergi dan tak kembali lagi. Kalian sudah diperingatkan.”
Tongkat sihirnya turun dan mengetuk mejanya, yang dengan halus membentuk dirinya jadi satu babi. Beberapa murid Muggleborn mengeluarkan pekikan kecil. Si babi melihat ke sekeliling dan mendengus, terlihat seolah bingung, dan kemudian berubah menjadi meja lagi.
Sang Profesor Transfigurasi melihat ke seluruh kelas, dan kemudian matanya mendarat pada seorang murid.
“Tn. Potter,” kata Profesor McGonagall. “Kau baru menerima buku-buku sekolahmu hanya beberapa hari lalu. Apakah kamu sudah membaca buku Transfigurasi milikmu?”
“Belum, maaf profesor,” kata Harry.
“Kau tak perlu meminta maaf, Tn. Potter, kalau kamu diharuskan untuk membaca terlebih dulu kamu akan diberitahu akan hal itu.” Jari-jari McGonagall mengetuk meja yang ada di depannya. “Tn. Potter, maukah kau menebak apakah ini adalah meja yang dikenai Transfigurasi menjadi babi, atau ini awalnya adalah seekor babi dan aku semantara waktu menghilangkan Transfigurasinya? Kalau kamu sudah membaca bab pertama dari bukumu, kamu akan tahu.”
Alis Harry berkerut sedikit. “Aku kira akan lebih mudah untuk memulai dengan babi, karena jika itu mulanya adalah meja, benda itu mungkin tak tahu bagaimana caranya berdiri.”
Profesor McGonagall menggelengkan kepalanya. “Tidak menyalahkanmu, Tn. Potter, namun jawaban yang benar adalah bahwa dalam Transfigurasi kamu tidak mau menebak. Jawaban salah akan dinilai dengan sebegitu keras, pertanyaan yang dibiarkan kosong akan dinilai dengan kelonggaran besar. Kau harus belajar untuk mengetahui apa yang kamu tak tahu. Kalau aku bertanya padamu pertanyaan apa pun, tak peduli seberapa jelas atau mendasarnya pertanyaan itu, dan kamu menjawab ‘aku tak yakin’, aku tak akan menyalahkanmu dan siapa pun yang menertawakanmu akan kehilangan poin Asrama. Bisakah kamu menjelaskan kenapa ada aturan semacam ini, Tn. Potter?”
Karena satu kesalahan dalam proses Transfigurasi bisa sangat berbahaya. “Tidak.”
“Benar. Transfigurasi lebih berbahaya dari Apparition, yang tidak akan diajarkan sampai tahun keenam kalian. Sayangnya, Transfigurasi harus dipelajari dan dilatih di masa muda untuk memaksimalkan kemampuan kalian saat dewasa. Jadi ini adalah subjek yang berbahaya, dan kalian seharusnya merasa cukup takut membuat kesalahan apa pun, karena tak ada dari murid-muridku yang pernah terluka permanen dan aku akan benar-benar disusahkan kalau kalian adalah kelas pertama yang merusak rekorku.”
Beberapa murid menelan ludah.
Profesor McGonagall berdiri dan berjalan menuju dinding di belakang mejanya, yang memiliki papan kayu putih. “Ada banyak alasan kenapa Transfigurasi itu berbahaya, namun satu alasan berada jauh di atas yang lainnya.” Dia memunculkan marker seolah-olah dari udara kosong, dan membuat huruf-huruf dalam warna merah terang; yang kemudian dia garis bawahi, memakai marker yang sama, dengan warna biru:
TRANSFIGURASI TIDAK PERMANEN!
“Transfigurasi tidak permanen!” kata Profesor McGonagall. “Transfigurasi tidak permanen! Transfigurasi tidak permanen! Tn. Potter, misalkan seorang murid melakukan Transfigurasi pada sepotong kayu untuk merubahnya menjadi secangkir air, dan kamu meminumnya. Apa yang kamu bayangkan akan terjadi padamu ketika Transfigurasinya hilang?” Ada jeda. “Maafkan aku, aku harusnya tak menanyakan itu padamu, Tn. Potter, aku lupa kalau kamu diberkati dengan imajinasi yang luar biasa pesimistikтАУ”
“Tak masalah,” kata Harry menelan dengan keras. “jadi jawaban pertama adalah bahwa aku tidak tahu,” sang Profesor mengangguk menyetujui, “namun aku bayangkan itu akan jadi тАж kayu dalam perutku, dan dalam aliran darahku, dan kalau ada air yang sudah terserap dalam jaringan tubuhтАУapakah itu akan jadi bubur kayu atau kayu utuh atau тАж .” Pemahaman Harry atas sihir tak memadai untuk menjawab. Dia tak memahami bagaimana kayu terpetakan menjadi air di tempat pertama, jadi dia tak memahami apa yang akan terjadi ketika molekul air yang tersebar akibat gerakan termal biasa dan sihirnya menghilang dan pemetaannya terputar balik kembali.
Wajah McGonagall kaku. “Seperti yang sudah dengan benar dijabarkan oleh Tn. Potter, dia akan menjadi sangat sakit dan memerlukan Floo secepatnya ke Rumah Sakit St. Mungo kalau dia menginginkan peluang selamat. Tolong buka buku kalian pada halaman 5.”
Bahkan tanpa suara apa pun dalam gambar bergerak itu, kamu bisa mengetahui bahwa wanita dengan kulit yang berubah warna mengerikan itu sedang menjerit.
“Si penjahat yang awalnya melakukan Transfigurasi pada emas untuk mengubahnya menjadi anggur dan memberikannya pada wanita ini untuk diminum, ‘sebagai pembayaran atas hutang’ sebagaimana dia menyebutnya, menerima hukuman sepuluh tahun di Azkaban. Tolong balik ke halaman 6. Itu adalah Dementor. Mereka adalah penjaga di Azkaban. Mereka menyedot sihir kalian, hidup kalian, dan tiap pikiran bahagia yang kalian coba miliki. Gambar di halaman 7 adalah si penjahat sepuluh tahun kemudian, saat pelepasannya. Kalian akan lihat bahwa dia matiтАУya, Tn. Potter?”
“Profesor,” kata Harry, “kalau yang terburuk terjadi dalam kasus seperti itu, adakah cara untuk menjaga hasil Transfigurasinya?”
“Tidak,” kata Profesor McGonagall dengan datar. “Mempertahankan proses Transfigurasi adalah pengaliran konstan atas sihirmu yang terskala berdasarkan ukuran dari bentuk target. Dan kamu perlu menyentuh ulang targetnya tiap beberapa jam, yang, dalam kasus ini, tak mungkin. Malapetaka seperti ini tak bisa dipulihkan!”
Profesor McGonagall mencondongkan tubuh ke depan, wajahnya sangat keras. “Kalian harus dalam kondisi apa pun tidak melakukan Transfigurasi merubah apa pun menjadi cairan atau gas. Tidak air, tidak udara. Bukan juga yang semacam air, bukan juga yang semacam udara. Bahkan kalau pun itu tak dimaksudkan untuk diminum. Cairan menguap, bagian kecil dari itu akan masuk ke udara. Kalian tidak akan melakukan Transfigurasi benda apa pun yang dimaksudkan untuk dibakar. Itu akan membuat asap dan seseorang bisa menghirup asap itu! Kalian tidak akan melakukan Transfigurasi apa pun yang bisa masuk ke dalam tubuh seseorang dalam cara apa pun. Tidak makanan. Bukan juga sesuatu yang terlihat seperti makanan. Bukan juga yang selucu keisengan kecil ketika kalian bermaksud memberitahu mereka tentang pie lumpur kalian sebelum mereka benar-benar memakannya. Kalian tidak akan pernah melakukan itu. Titik. Di dalam kelas ini atau di luar atau di mana pun. Apakah itu dipahami dengan jelas oleh tiap-tiap murid?”
“Ya,” kata Harry, Hermione, dan beberapa yang lain. Sisanya sepertinya terdiam.
“Apakah itu dipahami dengan jelas oleh tiap-tiap murid?”
“Ya,” mereka berkata atau bergumam atau berbisik.
“Kalau kalian melanggar yang mana pun dari aturan-aturan ini kalian tidak akan belajar Transfigurasi lebih lanjut selama menetapnya kalian di Hogwarts. Ulangi setelah aku. Aku tak akan melakukan Transfigurasi atas apa pun menjadi cairan atau gas.”
“Aku tak akan melakukan Transfigurasi atas apa pun menjadi cairan atau gas.” Kata para murid dalam paduan suara acak-acakan.
“Lagi! Lebih keras! Aku tak akan melakukan Transfigurasi atas apa pun menjadi cairan atau gas.”
“Aku tak akan melakukan Transfigurasi atas apa pun menjadi cairan atau gas.”
“Aku tak akan melakukan Transfigurasi apa pun yang menyerupai makanan atau apa pun yang masuk ke dalam tubuh manusia.”
“Aku tak akan melakukan Transfigurasi apa pun yang dimaksudkan untuk dibakar karena itu akan membuat asap.”
“Kalian tidak akan pernah melakukan Transfigurasi atas apa pun yang menyerupai uang, termasuk uang Muggle,” kata Profesor McGonagall. “Para Goblin punya cara-cara untuk mencari tahu siapa pelakunya. Sebagai bentuk hukum yang dikenal, negara para goblin ada dalam keadaan perang permanen dengan seluruh pemalsu magis. Mereka tidak akan mengirim Auror. Mereka akan mengirim pasukan tentara.”
“Aku tak akan melakukan Transfigurasi apa pun yang menyerupai uang,” ulang para murid.
“Dan di atas semuanya,” kata Profesor McGonagall, “kalian tidak akan melakukan Transfigurasi atas subjek hidup apa pun, khususnya diri kalian sendiri. Itu akan membuat kalian sangat sakit dan kemungkinan mati, tergantung dari bagaimana kalian melakukan Transfigurasi atas diri kalian sendiri dan seberapa lama kalian mempertahankan perubahannya.” Profesor McGonagall berhanti. “Tn. Potter saat ini mengangkat tangan karena dia sudah melihat transformasi AnimagusтАУsecara spesifik, seorang manusia berubah jadi kucing dan kembali lagi. Namun suatu transformasi Animagus bukanlah Transfigurasi bebas.”
Profesor McGonagall mengambil sepotong kecil kayu dari kantongnya. Dengan satu ketukan tongkat sihirnya itu berubah menjadi bola kaca. Kemudian dia berkata “Crystferrium!” dan bola kaca berubah menjadi bola besi. Dia mengetuknya dengan tongkat sihir untuk terakhir kali dan bola besi berubah menjadi sepotong kayu sekali lagi. “Crystferrium! Merubah satu subjek kaca padat menjadi target besi padat berbentuk sama. Itu tak bisa melakukan kebalikannya, atau pun itu mampu mengubah satu meja menjadi seekor babi. Bentuk paling umum dari TransfigurasiтАУTransfigurasi bebas, yang kalian akan pelajari di siniтАУmampu mengubah subjek apa pun menjadi target apa pun, paling tidak selama menyangkut bentuk fisik. Untuk alasan ini, Transfigurasi bebas harus dilakukan tanpa kata. Memakai Mantra akan membutuhkan kata-kata berbeda untuk tiap perubahan berbeda antara subjek dan target.”
Profesor McGonagall memberi para muridnya tatapan tajam. “Beberapa guru memulai dengan Mantra Transfigurasi dan melanjutkan ke Transfigurasi bebas setelahnya. Ya, itu akan jadi lebih mudah untuk permulaannya. Namun itu akan menempatkan kalian dalam cetakan buruk yang akan mempengaruhi kemampuan kalian nanti. Di sini kalian akan belajar Transfigurasi bebas dari awal mula, yang mengharuskan kalian melafalkan mantra tanpa kata, dengan menjaga bentuk subjek, bentuk target, dan perubahannya di dalam pikiran kalian.”
“Dan untuk menjawab pertanyaan Tn. Potter,” Profesor McGonagall melanjutkan, “adalah Transfigurasi bebas yang kalian tak boleh lakukan pada subjek hidup apa pun. Ada Mantra dan ramuan yang mampu dengan aman, bisa dikembalikan mengubah subjek hidup dalam cara yang terbatas. Seorang Animagus dengan anggota tubuh yang hilang akan tetap kehilangan anggota tubuhnya itu setelah transformasi, sebagai contohnya. Transfigurasi bebas tidak aman. Tubuh kalian akan berubah selama proses TransfigurasiтАУbernapas, misalnya, akan berakhir pada pelepasan konstan atas benda-benda milik tubuh kepada udara sekitar. Ketika Transfigurasinya pudar dan tubuh kalian mencoba untuk kembali ke bentuk asal, itu tak akan bisa melakukannya. Jika kalian menekan tongkat sihir ke badan kalian dan membayangkan memiliki rambut emas, setelahnya rambut kalian akan rontok. Jika kalian membayangkan diri kalian sebagai seseorang dengan kulit yang lebih cerah, kalian akan menginap lama di St. Mungo. Dan jika kalian melakukan Transfigurasi atas diri kalian menjadi bentuk tubuh dewasa, maka, ketika Transfigurasinya pudar, kalian akan mati.”
Itu menjelaskan kenapa dia melihat hal-hal semacam bocah gembul, atau gadis yang kurang dari benar-benar cantik sempurna. Atau malah orang tua, dalam hal itu. Itu tak akan terjadi jika kamu bisa tinggal melakukan Transfigurasi pada dirimu tiap pagi тАж . Harry mengangkat tangannya dan mencoba memberi tanda pada Profesor McGonagall dengan matanya.
“Ya, Tn. Potter?”
“Apakah mungkin untuk melakukan Transfigurasi satu subjek hidup menjadi target yang statik, misalnya satu koinтАУtidak, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf, mari sebut saja bola besi.”
Profesor McGonagall menggelengkan kepalanya. “Tn. Potter, bahkan objek tak bergerak mengalami perubahan internal seiring waktu. Memang tidak akan ada perubahan yang kelihatan pada tubuhmu setelahnya, dan untuk menit pertama, kau tidak akan memperhatikan ada yang salah. Namun dalam satu jam kau akan sakit, dan dalam sehari kamu akan mati.”
“Erm, maaf, jadi jika aku sudah membaca bab pertama aku akan mampu menebak bahwa meja itu awalnya adalah meja dan bukan seekor babi,” kata Harry, “namun jika aku membuat asumsi lebih jauh bahwa kamu tidak ingin membunuh si babi, itu mungkin kelihatannya sangat mungkin namunтАУ”
“Aku bisa melihat bahwa nantinya ketika aku menilai hasil tesmu akan jadi sumber kegembiraan tak terbatas untukku, Tn. Potter. Namun kalau kau punya pertanyaan lain bisa aku memintamu untuk menunggu sampai setelah kelas selesai?”
“Tak ada pertanyaan lebih lanjut, profesor.”
“Sekarang ulangi setelah aku,” kata Profesor McGonagall. “Aku tidak akan pernah mencoba melakukan Transfigurasi atas subjek hidup apa pun, khususnya diriku sendiri, kecuali diinstruksikan dengan khusus untuk itu memakai Mantra khusus atau ramuan.”
“Jika aku tak yakin apakah suatu Transfigurasi itu aman, aku tidak akan mencobanya sampai aku menanyakannya pada Profesor McGonagall atau Profesor Flitwick atau Profesor Snape atau Kepala Sekolah, yang merupakan satu-satunya kewenangan yang dikenali dalam Transfigurasi di Hogwarts. Menanyakan pada murid lain tidak bisa diterima, bahkan bila mereka berkata bahwa mereka ingat pernah menanyakan pertanyaan yang sama.”
“Bahkan kalau Profesor Pertahanan saat ini di Hogwarts mengatakan padaku bahwa suatu Transfigurasi itu aman, dan bahkan biar pun aku melihat Profesor Pertahanan melakukannya dan tak ada yang buruk yang sepertinya terjadi, aku tidak akan mencobanya sendiri.”
“Aku punya hak absolut untuk menolak melakukan Transfigurasi apa pun yang tentangnya aku merasa sedikit saja kecemasan. Karena bahkan Kepala Sekolah Hogwarts tidak bisa menyuruhku untuk melakukannya, aku jelas tidak akan menerima perintah macam itu dari Profesor Pertahanan, bahkan jika Profesor Pertahanan mengancam untuk mengurangi seratus poin Asrama dan membuatku dikeluarkan.”
“Jika aku melanggar yang mana pun dari aturan-aturan ini aku tidak akan belajar Transfigurasi lebih lanjut selama waktuku di Hogwarts.”
“Kita akan mengulangi aturan-aturan ini di awal tiap kelas selama bulan pertama,” kata Profesor McGonagall. “Dan sekarang, kita akan memulai dengan korek api sebagai subjek dan jarum sebagai target тАж simpan tongkat sihir kalian, terima kasih, dengan ‘mulai’ yang aku maksud adalah bahwa kalian akan mulai menulis catatan.”
Setengah jam sebelum akhir kelas, Profesor McGonagall membagikan korek api.
Di akhir kelas Hermione berakhir dengan korek yang terlihat keperakan dan sisa kelas yang lain, Muggleborn atau tidak, berakhir dengan apa yang mereka peroleh dari awal.
Profesor McGonagall memberinya poin lagi untuk Ravenclaw.
Setelah kelas Transfigurasi dibubarkan, Hermione mendatangi meja Harry saat Harry memasukkan buku-bukunya ke dalam kantongnya.
“Kau tahu,” kata Hermione dengan ekspresi tak bersalah di wajahnya, “Aku memperoleh dua poin untuk Ravenclaw hari ini.”
“Kamu memang,” kata Harry pendek.
“Tapi itu tak sebaik seperti tujuh poin milikmu,” katanya. “Aku kira aku tak secerdas kamu.”
Harry menyelesaikan memasukkan pekerjaan rumahnya ke dalam kantong dan berbalik kepada Hermione dengan mengecilkan mata. Dia benar-benar melupakan tentang itu.
Dia mengedipkan matanya pada Harry. “Kita punya pelajaran tiap hari, tapi. Aku penasaran berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menemukan Hufflepuff lain untuk diselamatkan? Hari ini adalah hari Senin. Jadi itu memberimu waktu sampai Kamis.”
Keduanya saling memandang ke mata masing-masing, tak berkedip.
Harry berkata pertama. “Tentu saja kamu tahu kalau ini artinya perang.”
“Aku tak tahu kalau kita dalam keadaan damai.”
Semua murid lain sekarang memandang dengan mata terkesima. Semua murid lain, plus, sayangnya, Profesor McGonagall.
“Oh, Tn. Potter,” Profesor McGonagall bersenandung dari sisi lain ruangan, “aku punya berita bagus untukmu. Madam Pomfrey sudah menyetujui saranmu untuk mencegah kerusakan atas Spimster wicket miliknya, dan rencananya adalah untuk menyelesaikan pekerjaan itu di akhir minggu depan. Aku pikir itu pantas memperoleh тАж sebut saja sepuluh poin untuk Ravenclaw.”
Wajah Hermione ternganga dalam pengkhianatan dan keterkejutan. Harry membayangkan wajahnya sendiri juga tak jauh berbeda.
“Profesor тАж .” desis Harry.
“Sepuluh poin itu jelas tak perlu dipertanyakan lagi memang layak, tn. Potter. Aku tidak akan memberi poin Asrama dengan sembarangan. Untukmu itu mungkin masalah sederhana dari melihat sesuatu yang rapuh dan menyarankan satu cara untuk melindunginya, namun Spimster wicket itu mahal, dan Kepala Sekolah tidak gembira ketika yang terakhir kali rusak.” Profesor McGonagall terlihat merenung. “Wah, aku penasaran apakah ada murid lain yang pernah memperoleh tujuh belas poin di hari pertama sekolah. Aku harus melihat dulu, tapi aku curiga kalau ini adalah rekor baru. Mungkin kita harus mengadakan pengumuman saat makan malam?”
“PROFESOR!” Teriak Harry. “Ini adalah perang kami! Berhenti ikut campur!”
“Sekarang kamu punya waktu sampai Kamis minggu depan, Tn. Potter. Kecuali, tentu saja kamu terlibat dalam suatu kenakalan dan kehilangan Poin Asrama sebelum itu. Memanggil seorang profesor dengan cara yang tidak hormat, misalnya.” Profesor McGonagall menaruh jari di pipinya dan terlihat merenung. “Aku bisa melihatmu menyentuh angka negatif sebelum akhir Jumat.”
Mulut Harry langsung terkatup. Dia mengirimkan Tatapan Kematian terbaiknya pada McGonagall namun dia hanya melihatnya sebagai sesuatu yang menghibur.
“Ya, jelas akan ada pengumuman saat makan malam,” Profesor McGonagall tersenyum. “Tapi itu tak boleh menyinggung para Slytherin, jadi pengumumannya harus singkat. Hanya jumlah poin dan fakta dari rekor тАж dan jika ada yang datang padamu untuk minta bantuan dengan pekerjaan rumah mereka dan kecewa kalau kamu bahkan belum mulai membaca bukumu, kamu bisa selalu merujuk mereka pada Miss Granger.”
“Profesor!” kata Hermione dalam suara yang bernada cukup tinggi.
Profesor McGonagall mengabaikannya. “Wah, aku penasaran seberapa lama sebelum Miss Granger melakukan sesuatu yang pantas memperoleh pengumuman waktu makan malam? Aku tak sabar untuk melihatnya, apa pun itu.”
Harry dan Hermione, dengan kehendak serupa tak terucap, berbalik dan lari dari ruang kelas. Mereka diikuti oleh para Ravenclaw yang terhipnotis.
“Um,” kata Harry. “Apa kita masih akan melakukan itu setelah makan malam?”
“Tentu saja,” kata Hermione. “Aku tidak ingin kamu ketinggalan jauh di belakang dalam belajarmu.”
“Wah, terima kasih. Dan biarkan aku berkata bahwa sebriliannya kamu sekarang, aku tak bisa tidak penasaran seperti apa keadaanmu setelah kamu memperoleh latihan dasar dalam rasionalitas.”
“Apa itu benar-benar berguna? Itu sepertinya tak membantumu dalam Mantra atau Transfigurasi.”
Ada sedikit jeda.
“Yah, aku baru memperoleh buku-buku sekolahku empat hari yang lalu. Itulah kenapa aku harus memperoleh tujuh belas poin Asrama itu tanpa menggunakan tongkat sihirku.”
“Empat hari yang lalu? Mungkin kamu tak bisa membaca delapan buku dalam waktu empat hari namun kamu bisa saja membaca satu. Dalam berapa hari kamu akan selesai kalau keadaanmu seperti ini? Kamu tahu semua matematikanya, jadi bisa tolong beritahu aku berapa delapan, dikali empat, dibagi dengan nol?”
“Aku ada kelas sekarang, yang kamu tidak, namun akhir minggu ini bebas, jadi тАж limit delapan kali empat dibagi dengan epsilon karena epsilon mendekati nol plus тАж 10:46 AM hari Minggu.”
“Aku menyelesaikannya dalam tiga hari sebenarnya.”
“2:47 PM hari Sabtu, kalau begitu. Aku yakin aku bisa menemukan waktunya entah di mana.”
Dan itu adalah sore dan itu adalah pagi, hari pertama.
*Chapter 16*: Berpikir Lateral
The enemy’s gate is Rowling.
*
Aku bukan seorang psikopat, aku cuma sangat kreatif.
*
Begitu dia berjalan masuk ke dalam ruang kelas Pertahanan di hari Rabu, Harry tahu kalau subjek ini akan berbeda.
Itu adalah, untuk awalnya, ruang kelas paling besar yang dia pernah lihat di Hogwarts, sama seperti ruang kelas universitas besar, dengan tingkatan berlapis meja-meja menghadap panggung datar raksasa terbuat dari pualam putih. Ruang kelas itu terletak tinggi di dalam kastilтАУdi lantai kelimaтАУdan Harry tahu bahwa sebanyak-banyaknya penjelasan atas dari mana ruang seperti ini bisa terakomodir di dalam kastil. Adalah jelas bahwa Hogwart secara sederhananya tak punya geometri, Euclidean atau tidak; dia punya hubungan, bukan arah.
Tak seperti aula universitas, tidak ada barisan kursi lipat; melainkan meja dan kursi kayu Hogwats yang cukup biasa, disusun dalam garis lengkung memanjang di tiap tingkat ruang kelas. Kecuali bahwa tiap meja memiliki objek datar, putih, kotak, misterius yang di tempatkan di atasnya.
Di tengah panggung raksasa, di atas mimbar kecil dari pualam yang lebih gelap, ada satu meja guru. Yang atasnya Quirrell duduk terpuruk di atas kursinya, kepala terkulai, sedikit mengeluarkan air liur ke atas jubahnya.
Sekarang itu mengingatkanku atas apa тАж ?
Harry sudah tiba di kelas sebegitu awal hingga tak ada murid lain yang ada di sana. (Bahasa Inggris terasa cacat ketika dipakai menjelaskan perjalanan lintas waktu; khususnya, Bahasa Inggris kekurangan kata-kata untuk menggambarkan betapa nyamannya hal itu.) Quirrell sepertinya tidak тАж berfungsi тАж saat ini, dan Harry merasa tak berminat untuk mendekati Quirrell pula.
Harry memilih satu meja, naik menuju meja itu, duduk, dan mengambil buku teks Pertahanan. Dia ada di sekitar tujuh perdelapan bagian dalam menyelesaikannyaтАУdia merencanakan untuk menyelesaikan buku itu sebelum akhir pelajaran ini, sebenarnya, namun dia sekarang berada jauh di belakang jadwal dan dia sudah menggunakan Time-Turner dua kali hari ini.
Tak lama ada suara-suara saat ruang kelas mulai terisi. Harry mengabaikan mereka.
“Potter? Apa yang kau lakukan di sini?”
Suara itu tidak seharusnya di sini. Harry melihat ke atas. “Draco? Apa yang kau lakukan di oh ya tuhan kau punya pengikut.”
Salah satu bocah yang berdiri di belakang Draco sepertinya memiliki otot yang cukup besar untuk ukuran anak umur sebelas tahun, dan yang lain bersiap dalam kuda-kuda yang terlihat seimbang mencurigakan.
Si bocah berrambut-pirang-putih tersenyum cukup sombong dan menunjuk ke belakangnya. “Potter, aku kenalkan padamu Tn. Crabbe,” tangannya kemudian bergerak dari Otot ke Seimbang, “Tn. Goyle. Vincent, Gregory, ini adalah Harry Potter.”
Tn. Goyle memiringkan kepalanya dan memberi Harry satu pandangan yang harusnya bermakna sesuatu tapi cuma terlihat seperti seolah menyipit. Tn. Crabbe berkata “Senang ketemu elo” dalam nada yang terdengar seolah dia mencoba menurunkan suaranya sejauh yang dia bisa.
Sekilas ekspresi kekhawatiran melintas di wajah Draco, namun dengan cepat digantikan dengan senyum superiornya.
“Kau punya pengikut!” Harry mengulangi. “Di mana aku bisa dapat pengikut?”
Seringai Draco semakin melebar. “Aku takut, Potter, bahwa langkah pertama adalah dengan Diseleksi masuk ke SlytherinтАУ”
“Apa? Itu tak adil!”
“тАУdan kemudian untuk keluargamu sudah mengaturnya sebelum kamu lahir.”
Harry melihat Tn. Crabbe dan Tn. Goyle. Mereka berdua seolah seperti mencoba sangat keras untuk terlihat menjulang. Yaitu, mereka mencondongkan tubuh ke depan, membungkukkan bahu mereka, menjulurkan leher mereka dan menatap tajam pada Harry.
“Um тАж tunggu dulu,” kata Harry. “Ini sudah diatur bertahun-tahun yang lalu?”
“Tepat sekali, Potter. Aku takut kamu belum beruntung.”
Tn. Goyle memunculkan tusuk gig dan mulai membersihkan giginya, masih menjulang.
“Dan,” kata Harry, “Lucius bersikeras supaya kamu tidak tumbuh dan mengenal penjagamu, dan bahwa kamu hanya bertemu dengan mereka pada hari pertama sekolah.”
Itu menghapus senyum di wajah Draco. “Ya, Potter, kita semua tahu kalau kamu itu brilian, seluruh sekolah tahu sekarang, kamu bisa berhenti pamerтАУ”
“Jadi, mereka sudah diberitahu seluruh hidup mereka kalau mereka akan jadi pengikutmu dan mereka menghabiskan bertahun-tahun membayangkan apa yang harusnya dilakukan seorang pengikutтАУ”
Draco meringis.
“тАУdan yang lebih buruk, mereka memang kenal satu sama lain dan mereka sudah berlatihтАУ”
“Si bos nyuruh lo diam,” Tn. Crabbe bergumam. Tn. Goyle menggigit tusuk giginya, menempatkannya di antara giginya, dan memakai satu tangan untuk meretakkan kepalan tangan lainnya.
“Aku menyuruh kalian untuk tak melakukan ini di depan Harry Potter!”
Keduanya terlihat sedikit malu dan Tn. Goyle dengan cepat memasukkan tusuk gigi itu ke saku dalam jubahnya.
Namun di saat Draco berbalik dari mereka untuk menghadap Harry lagi, mereka kembali lagi menjulangkan diri.
“Aku minta maaf,” kata Draco kaku, “atas penghinaan yang para dungu ini sudah beri padamu.”
Harry memberi pandangan penuh arti pada Tn. Crabbe dan Tn. Goyle. “Aku kira kau sedikit terlalu keras pada mereka, Draco. Aku pikir mereka bertindak sama persis dengan cara yang aku mau pengikutku lakukan. Maksudku, kalau aku punya pengikut.”
Rahang Draco terjatuh.
“Hey, Gregory, lo pikir dia nyoba ngrayu kita dari bos, ya ga?”
“Aku yakin Tn. Potter tak akan sebodoh itu.”
“Oh, aku tidak akan memimpikan itu,” kata Harry dengan halus. “itu cuma sesuatu untuk diingat kalau majikan kalian sekarang sepertinya tak menghargai. Lagipula, tak ada salahnya untuk memiliki penawaran lain waktu kalian mendiskusikan kondisi kerja kalian, benar?”
“Ngapain dia di Ravenclaw?”
“Aku tak bisa bayangkan, Tn. Crabbe.”
“Kalian berdua tutup mulut,” kata Draco dengan gigi mengertak. “Itu perintah.” Dengan usaha yang kentara, dia mengalihkan perhatiannya pada Harry lagi. “Bagaimanapun juga, apa yang kau lakukan di dalam kelas Pertahanan Slytherin?”
Harry mengerutkan dahi. “Tunggu dulu.” Tangannya masuk ke dalam kantongnya. “Jadwal.” Dia melihat ke perkamen itu. “Pertahanan, 2:30 pm, dan sekarang ini тАж .” Harry melihat jam mekaniknya, yang menunjukkan pukul 11:23. “2:23, kecuali aku lupa waktu. Ya kan?” Kalaupun memang, yah, Harry tahu bagaimana cara untuk sampai pada pelajaran apa pun yang harusnya dia hadiri. Tuhan dia mencintai Time-Turnernya dan suatu hari, ketika Harry sudah cukup dewasa, mereka akan menikah.
“Tidak, itu sepertinya benar,” kata Draco, terlihat kebingungan. Pandangannya berbalik untuk melihat sisa auditorium, yang mulai terisi jubah berpotongan hijau dan тАж .
“Gryffindorks!” Draco meludah. “Apa yang mereka lakukan di sini?”
“Hm,” kata Harry. “Profesor Quirrell memang pernah mengatakan тАж aku lupa kata-kata tepatnya тАж bahwa dia akan mengabaikan beberapa kebiasaan mengajar Hogwarts. Mungkin dia hanya menggabungkan seluruh kelasnya.”
“Huh,” kata Draco. “Kau Ravenclaw pertama di sini.”
“Yup. Sampai di sini lebih awal.”
“Apa yang kau lakukan duduk sejauh ini di baris belakang, kalau begitu?”
Harry berkedip. “Aku tak tahu, di sini sepertinya tempat yang baik untuk duduk?”
Draco membuat suara mencemooh. “Kau tak akan lebih jauh lagi dari guru bahkan kalau kau coba.” Si bocah berrambut pirang mencondong sedikit lebih dekat. “Bagaimanapun juga, apa benar tentang apa yang kau katakan pada Derrick dan krunya?”
“Siapa Derrick?”
“Kau memukulnya dengan pie?”
“Dua pie, sebenarnya. Apa yang sudah kukatakan padanya?”
“Bahwa dia tidak melakukan sesuatu yang licik ataupun ambisius dan dia merupakan aib bagi Salazar Slytherin.” Draco memandang tajam ke arah Harry.
“Itu тАж kedengarannya cukup tepat,” kata Harry. “Aku pikir itu lebih seperti, ‘Apakah ini semacam rencana luar biasa yang akan memberimu keuntungan masa depan atau apakah ini tak lebih dari aib atas kenangan Salazar Slytherin karena itu terlihat seperti’ atau sesuatu yang seperti itu. Aku tak ingat kata-kata persisnya.”
“Kau membingungkan semua orang, kau tahu,” kata bocah berrambut pirang.
“Huh?” kata Harry dalam kebingungan murni.
“Warrington berkata bahwa menghabiskan waktu lama di bawah Topi Seleksi adalah satu tanda peringatan atas Penyihir Kegelapan besar. Semua orang sedang membicarakannya, ingin tahu apakah mereka harus mulai menjilatmu untuk berjaga-jaga. Lalu kemudian kau malah melindung sekelompok Hufflepuff, demi Merlin. Kemudian kau berkata pada Derrick kalau dia adalah aib bagi kenangan Salazar Slytherin! Apa yang harusnya kami pikirkan?
“Bahwa Topi Seleksi memutuskan untuk memasukkan aku ke dalam Asrama ‘Slytherin! Cuma bercanda! Ravenclaw!’ dan aku sudah melakukan tindakan yang sesuai.”
Tn. Crabbe dan Tn. Goyle keduanya terkikik, menyebabkan Tn. Goyle dengan cepat menutup mulutnya dengan tangan.
“Kita sebaiknya cepat mencari kursi,” kata Draco. Dia ragu, meluruskan diri sedikit, berbicara sedikit lebih formal. “Namun aku memang ingin melanjutkan perbincangan kita terakhir kali dan aku menerima persyaratan yang kamu ajukan.”
Harry mengangguk. “Apakah kamu tak keberatan kalau aku menunggu sampai Sabtu sore? Aku sedikit ada dalam suatu kontes saat ini.”
“Suatu kontes?”
“Melihat apakah aku bisa membaca seluruh buku-buku pelajaranku secepat yang dilakukan Hermione Granger.”
“Granger,” Draco menirukan. Matanya mengecil. “Si darah lumpur yang berpikir kalau dirinya adalah Merlin? Kalau kamu mencoba untuk menunjukkan padanya maka seluruh Slytherin mendoakanmu yang terbaik, Potter, dan aku tak akan mengganggumu sampai Sabtu.” Draco memiringkan kepalanya dengan hormat, dan berjalan pergi, dibuntuti para pengikutnya.
Oh, ini akan jadi sebegitu menyenangkan untuk diseimbangkan, aku sudah tahu.
Ruang kelas sudah terisi dengan cepat sekarang dengan seluruh empat warna: hijau, merah, kuning, dan biru. Draco dan kedua temannya sepertinya tangah mencoba memperoleh tiga tempat duduk berjejerтАУyang sudah ditempati, tentu saja. Tn. Crabbe dan Tn. Goyle sudah berusaha menjulang dengan keras, namun itu sepertinya tak punya banyak pengaruh.
Harry memandang kembali ke buku Pertahanannya dan melanjutkan membaca
*
Pada pukul 2:35 PM, ketika kebanyakan tempat duduk sudah terisi dan tak ada orang yang sepertinya masuk, Profesor Quirrell membuat kejang seketika dan duduk tegap, dan wajahnya muncul dalam semua objek datar, putih kotak yang ditempatkan di meja-meja para murid.
Harry terkejut, dengan kemunculan tiba-tiba wajah Profesor Quirrell dan juga dengan kemiripan benda itu dengan televisi Muggle. Ada sesuatu yang nostalgis dan sedih tentangnya, itu terlihat sebegitu mirip dengan yang dia miliki di rumah namun juga itu tidak тАж .
“Selamat sore, murid-murid mudaku,” kata Profesor Quirrell. Suaranya terdengar seperti datang dari layar di meja dan seolah berbicara langsung kepada Harry. “Selamat datang pada pelajaran pertama kalian di dalam Pertempuran Sihir, seperti sebutan yang diberikan oleh para pendiri Hogwarts; atau, seperti yang merupakan sebutannya di akhir abad dua puluh, Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam.”
Ada sejumlah gerakan mencatat panik saat para murid, benar-benar tak menyangka, mengambil perkamen atau buku catatan mereka.
“Tidak,” kata Profesor Quirrell. “Jangan repot-repot mancatat apa sebutan dari subjek ini dulu. Tak ada pertanyaan tak berguna macam itu yang akan berpengaruh pada nilai kalian dalam pelajaranku. Aku janji.”
Banyak murid duduk dengan tegap mendengarnya, terlihat sedikit terkejut.
Profesor Quirrell tersenyum tipis. “Mereka dari kalian yang membuang waktu dengan membaca buku pelajaran Pertahanan tak berguna kalianтАУ”
Seseorang membuat suara tercekat. Harry penasaran apakah itu Hermione.
“тАУmungkin memperoleh suatu kesan bahwa meski subjek ini disebut Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, ini sebenarnya adalah tentang bagaimana bertahan melawan Kupu-Kupu Mimpi Buruk, yang menyebabkan mimpi buruk ringan, atau Siput Asam, yang bisa melelehkan menembus dua inci balok kayu apabila dibiarkan sepanjang hari.”
Profesor Quirrell berdiri, mendorong kursinya ke belakang dari meja. Layar di meja Harry mengikuti tiap gerakannya. Profesor Quirrell berjalan menuju ke depan ruang kelas, dan berseru:
“Ekor-Berduri Hungaria lebih tinggi dari selusin manusia! Dia mengeluarkan napas api sebegitu cepat dan sebegitu akurat hingga dia bisa melelehkan Snitch di tengah terbang! Satu Kutukan Pembunuh akan membereskannya!”
Ada suara tercekat dari para murid.
“Troll Gunung lebih berbahaya dari Ekor-Berduri Hungaria! Dia cukup kuat untuk menggigit menembus besi! Kulitnya cukup tangguh untuk menahan Kutukan Penghenti dan Mantra Pemotong! Indera penciumannya sebegitu tajam dia bisa mengetahui dari jauh apakah mangsanya adalah bagian dari satu kelompok, atau sendirian dan mudah diserang! Yang paling ditakuti dari semua, troll itu unik dari semua makhluk magis dalam keadaannya yang terus-menerus menjaga suatu bentuk Transfigurasi pada dirinya sendiriтАУdia selalu berubah menjadi badannya sendiri. Jika kalian entah bagaimana berhasil memotong tangannya dia akan menumbuhkan yang lain dalam hitungan detik! Api dan asam akan menghasilkan luka pada jaringan kulit yang akan untuk sementara waktu membingungkan kekuatan regeneratif trollтАУuntuk satu atau dua jam! Mereka cukup cerdas untuk menggunakan gada sebagai alat! Troll gunung adalah mesin pembunuh sempurna nomor tiga dalam seluruh Alam! Satu Kutukan Pembunuh akan membereskannya!”
Para murid terlihat cukup terkejut.
Profesor Quirrell tersenyum dengan rona muram. “Alasan menyedihkan kalian untuk buku pelajaran Pertahanan akan menyarankan supaya kalian memaparkan troll gunung kepada sinar matahari, yang akan membekukannya. Ini, murid-murid mudaku, adalah jenis pengetahuan tak berguna yang tak akan kalian temukan di dalam pengajaranku. Kalian tidak akan bertemu dengan troll gunung di siang bolong! Gagasan bahwa kalian harus memanfaatkan sinar matahari untuk menghentikan mereka adalah hasil dari para penulis buku pelajaran bodoh yang mencoba untuk memamerkan pengusaan hal-hal detail mereka dengan mengorbankan praktikalitas. Hanya karena memang ada cara tak biasa untuk menghadapi troll gunung bukan berarti kalian harus benar-benar memakainya! Kutukan Pembunuh itu tak bisa ditangkis, tak bisa dihentikan, dan selalu berhasil tiap kali digunakan untuk semua yang memiliki otak. Jika, sebagai penyihir dewasa, kalian mendapati diri tak mampu menggunakan Kutukan Pembunuh, maka kalian tinggal menggunakan Apparition! Demikian juga kalau kalian menghadapi mesin pembunuh sempurna nomor dua, Dementor, kalian tinggal menggunakan Apparation!”
“Kecuali, tentu saja,” kata Profesor Quirrell, suaranya sekarang lebih rendah dan lebih keras, “kalian ada di bawah pengaruh mantra anti-Apparition. Tidak, tepatnya ada satu monster yang mampu mengancam kalian ketika kalian sudah benar-benar dewasa. Satu-satunya monster paling berbahaya di seluruh dunia, sebegitu berbahayanya hingga tidak ada satu pun yang bisa mendekatinya. Penyihir Kegelapan. Itu adalah satu-satunya hal yang akan masih mampu mengancam kalian.”
Bibir Profesor Quirrell membentuk garis tipis. “Aku akan dengan enggan mengajari kalian hal-hal sepele untuk mencapai nilai yang cukup agar bisa meluluskan kalian pada bagian yang diwajibkan Kementerian dalam ujian akhir tahun pertama kalian. Karena nilai pasti kalian dalam bagian ini tidak akan membuat perbedaan dalam kehdupan masa depan kalian, siapa pun yang ingin memperoleh lebih dari nilai lulus akan dipersilakan untuk membuang waktu mereka sendiri untuk mempelajari alasan menyedihkan untuk buku-buku pelajaran kita ini. Judul dari subjek ini bukanlah Pertahanan Terhadap Hama Kecil. Kalian ada di sini untuk belajar bagaimana caranya mempertahankan diri kalian sendiri melawan Ilmu Hitam. Yang artinya, mari kita memperjelas hal ini, mempertahankan diri melawan Penyihir Kegelapan. Orang-orang dengan tongkat sihir yang ingin menyakiti kalian dan yang akan sangat mungkin berhasil melakukannya kecuali kalian melukai mereka terlebih dulu! Tidak ada pertahanan tanpa menyerang! Tidak ada pertahanan tanpa pertarungan! Realitas ini dirasa terlalu kejam untuk anak berumur sebelas tahun oleh politisi gemuk, dengan upah berlebih, dan dijaga Auror yang mewajibkan kurikulum kalian. Pergi ke neraka dengan para bodoh ini! Kalian ada di sini untuk subjek yang sudah diajarkan di Hogwarts selama delapan ratus tahun! Selamat datang di Pertempuran Sihir tahun pertama kalian!”
Harry mulai bertepuk tangan. Dia tak bisa menghentikan dirinya, itu terlalu mengilhami.
Begitu Harry mulai bertepuk tangan ada respon acak dari Gryffindor, dan lebih lagi dari Slytherin, namun kebanyakan murid sepertinya terlalu terpana untuk memberi reaksi.
Profesor Quirrell membuat gerakan memotong, dan tepuk tangan seketika berhenti. “Terima kasih banyak,” kata Profesor Quirrell. “Sekarang untuk praktikalitas. Aku sudah menggabungkan seluruh kelas Pertempuran Sihir tahun pertamaku menjadi satu, yang memampukanku untuk memberikan dua kali waktu pengajaran sebagai sesi GandaтАУ”
Ada suara-suara tercekat ngeri.
“тАУsuatu muatan yang lebih banyak yang akan kutebus pada kalian dengan tidak memberi satu pun pekerjaan rumah.”
Suara-suara tercekat ngeri terpotong seketika.
“Ya, kalian mendengarku dengan benar. Aku akan mengajari kalian untuk bertarung, bukan untuk menulis dua belas inci tentang bertarung dikumpulkan Senin.”
Harry benar-benar berharap dia duduk di sebelah Hermione saat ini supaya dia bisa melihat ekspresi di wajahnya sekarang, tapi di sisi lain dia benar-benar yakin dia sudah membayangkannya dengan akurat.
Juga Harry sedang jatuh cinta. Ini akan jadi pernikahan segitiga: dia, Time-Turner, dan Profesor Quirrell.
“Untuk mereka dari kalian yang sudah memilih, aku sudah mengatur beberapa aktivitas setelah-sekolah yang aku pikir kalian akan temukan cukup menarik dan juga edukatif. Apa kalian ingin menunjukan pada dunia kemampuan kalian sendiri bukannya menonton empat belas orang lain bermain Quidditch? Lebih dari tujuh bisa bertarung dalam satu pasukan tentara.”
Hot damn.
“Ini dan aktivitas setelah-sekolah lain juga akan membuatmu memperoleh poin Quirrell. Apa itu poin Quirrel, kalian tanya? Sistem poin Asrama tidak sesuai dengan kebutuhanku, karena itu membuat poin Asrama terlalu langka. Aku lebih suka membiarkan para muridku tahu seberapa baik pencapaian mereka lebih sering dari itu. Dan dalam kesempatan-kesempatan tertentu aku akan memberi kalian tes tertulis, yang akan menilai diri mereka saat kalian mengerjakan, dan jika kalian membuat terlalu banyak pertanyaan yang saling berhubungan salah, tes kalian akan menunjukkan nama-nama dari para murid yang menjawab pertanyaan tadi dengan benar, dan para murid itu akan mendapat kesempatan untuk memperoleh poin Quirrell dengan membantu kalian.”
тАж wow. Kenapa para profesor yang lain tidak memakai sistem seperti itu?
“Apa gunanya poin Quirrell, kalian ingin tahu? Untuk awalnya, sepuluh poin Quirrell akan setara dengan satu poin Asrama. Namun mereka juga akan membuat kalian layak memperoleh bantuan lain juga. Apakah kalian ingin mengerjakan ujian di waktu yang tak biasa? Apakah ada sesi yang kalian ingin lewatkan? Kalian akan temukan kalau aku bisa sangat fleksibel terhadap para murid yang sudah mengumpulkan poin Quirrell cukup banyak. Poin Quirrell akan mengendalikan kepangkatan dalam pasukan tentara. Dan untuk NatalтАУtepat sebelum libur NatalтАУaku akan mengabulkan permohonan seseorang. Perbuatan apa pun yang berhubungan dengan sekolah yang ada dalam kekuatanku, pengaruhku, dan di atas semuanya, kecerdasanku. Ya, aku dulu ditempatkan di Slytherin dan aku menawari untuk menyusun rencana licik untuk kalian, kalau itu yang dibutuhkan untuk memperoleh keinginan kalian. Permohonan ini akan diberikan pada siapa saja yang memperoleh Quirrell poin paling banyak di dalam seluruh tujuh tahun.”
Itu adalah Harry.
“Sekarang tinggalkan buku-buku kalian dan barang-barang lepas di meja kalianтАУmereka akan aman, layarnya akan mengawasi mereka untukmuтАУdan turunlah ke panggung ini. Ini waktunya untuk bermain permainan yang dinamakan Siapakah Murid Paling Berbahaya di Ruang Kelas.”
*
Harry memutar tongkat sihirnya di tangan kanannya dan berkata “Ma-ha-su!”
Ada “bing” bernada tinggi lagi dari bola biru melayang yang sudah Profesor Quirrell tunjuk bagi Harry sebagai targetnya. Suara yang tadi artinya tembakan sempurna, yang Harry berhasil lakukan sembilan dari sepuluh usaha terakhirnya.”
Entah dari mana Profesor Quirrell berhasil menggali satu mantra yang luar biasa mudah untuk dilafalkan, dan memiliki gerakan tongkat sihir yang benar-benar sederhana, dan memiliki kecenderungan untuk mengenai apa pun yang saat itu sedang kamu lihat. Profesor Quirrell dengan meremehkan menyatakan bahwa pertempuran sihir akan jauh lebih sukar dari ini. Bahwa kutukan ini benar-benar tak berguna dalam pertempuran yang sebenarnya. Bahwa itu adalah letupan sihir yang hanya sedikit teratur yang tujuan sebenarnya hanyalah untuk bidikan saja, dan itu akan menghasilkan, ketika itu sampai ke sasaran, rasa sakit yang untuk sekejap setara dengan dipukul keras di hidung. Bahwa tujuan satu-satunya dari tes ini adalah untuk melihat siapakah yang merupakan pembelajar cepat, karena Profesor Quirrell yakin tak ada yang pernah bertemu kutukan ini atau yang sama seperti ini.
Harry sama sekali tak peduli dengan hal-hal itu.
“Ma-ha-su!”
Satu ledakan petir energi merah keluar dari tongkat sihirnya dan menyerang targetnya dan bola biru sekali lagi membuat bing yang artinya mantra itu benar-benar bekerja baginya.
Harry merasa seperti penyihir sejati untuk pertama kalinya sejak dia datang ke Hogwarts. Dia berharap targetnya bisa menghindar seperti bola kecil yang Ben Kenobi gunakan untuk melatih Luke, namun untuk alasan tertentu Profesor Quirrell malah menempatkan seluruh murid dan target-target dalam susunan teratur yang memastikan mereka tidak saling mengenai satu sama lain.
Jadi Harry menurunkan tongkat sihirnya, melompat ke kanan, menyentakkan tongkat sihirnya dan berbalik dan berteriak “Ma-ha-su!”
Ada “dong” bernada rendah yang artinya dia nyaris benar.
Harry menempatkan tongkat sihirnya ke dalam kantongnya, melompat balik ke kiri dan mengambil dan menembakkan ledakan petir energi merah lain.
Bing bernada tinggi yang dihasilkan adalah satu yang dengan mudah menjadi suara paling memuaskan yang pernah dia dengar seumur hidupnya. Harry ingin berteriak dalam kemenangan sekeras-kerasnya. AKU BISA SIHIR! TAKUTILAH DIRIKU, HUKUM FISIKA, AKU DATANG UNTUK MENYALAHIMU!
“Ma-ha-su!” suara Harry keras, namun tak cukup menonjol di atas teriakan mantra-mantra senada dari sekitar panggung ruang kelas.
“Cukup,” kata suara diperkeras Profesor Quirrell. (Itu tidak terdengar keras. Itu terdengar seperti volume normal datang dari belakang pundak kirimu, tak peduli di mana kamu berdiri relatif terhadap Profesor Quirrell.) “Aku lihat kalian semua sudah berhasil melakukannya paling tidak sekali sekarang.” Bola target berubah merah dan mulai merayap naik menuju langit-langit.
Profesor Quirrell berdiri di atas mimbar di tengah panggung, mencondongkan tubuh sedikit di meja guru dengan satu tangan.
“Aku sudah mengatakan pada kalian,” kata Profesor Quirrell, “bahwa kita akan memainkan permainan yang dinamakan Siapakah Murid Paling Berbahaya di Ruang Kelas. Ada satu orang murid dalam ruang kelas ini yang menguasai Kutukan Serang Sederhana Sumeria lebih cepat dari yang lainтАУ”
Oh blah blah blah.
“тАУdan melanjutkan untuk membantu tujuh orang murid lain. Yang untuknya dia sudah memperoleh tujuh poin Quirrell pertama yang diberikan untuk tahun kalian. Majulah, Hermione Granger. Ini adalah babak selanjutnya dari permainan.”
Hermione Granger mulai berjalan maju, ekspresi bercampur antara penuh kemenangan dan kecemasan ada di wajahnya. Para Ravenclaw melihat dengan bangga, para Slytherin dengan melotot, dan Harry dengan kejengkelan murni. Harry sudah melakukannya dengan baik kali ini. Dia mungkin malah ada di paruh atas kelas, sekarang saat semua orang dihadapkan dengan mantra asing dan Harry sudah membaca selesai Magical Theory oleh Adalbert Waffling. Dan masih Hermione melakukannya dengan lebih baik.
Di suatu tempat di belakang pikiran Harry ada ketakutan bahwa Hermione memang sederhananya lebih pintar dari dirinya.
Namun untuk sekarang, Harry akan menggantungkan harapannya pada fakta yang diketahui bahwa (a) Hermione sudah membaca jauh lebih banyak dari buku-buku pelajaran standar dan (b) Adalbert Waffling adalah cecunguk tanpa inspirasi yang menulis Magical Theory untuk memenuhi hawa nafsu para dewan sekolah yang tak banyak memikirkan para anak umur sebelas tahun.
Hermione sampai di mimbar tengah dan melangkah naik.
“Hermione Granger menguasai mantra yang sepenuhnya asing dalam dua menit, hampir satu menit lebih cepat dari runner-up selanjutnya.” Profesor Quirrell berputar perlahan di tempatnya untuk melihat seluruh murid yang memandang mereka. “Bisakah kecerdasan Miss Granger membuatnya menjadi murid paling berbahaya di ruang kelas ini? Bagaimana? Apa pendapat kalian?”
Sepertinya tidak ada yang memikirkan apa pun saat ini. Bahkan Harry tak yakin apa yang harus dikatakan.
“Mari kita cari tahu, ayo?” kata Profesor Quirrell. Dia berbalik menghadap Hermione, dan menunjuk pada kelas yang lebih luas. “Pilih murid mana pun yang kamu mau dan lemparkan Kutukan Serang Sederhana padanya.”
Hermione terpaku di tempatnya berdiri.
“Ayolah,” kata Profesor Quirrell dengan halus. “Kau sudah melemparkan mantra ini dengan sempurna lebih dari lima puluh kali. Ini tidak melukai secara permanen atau bahkan sesakit itu. Itu hanya sesakit seperti pukulan keras dan terasa hanya beberapa detik saja.” Suara Profesor Quirrell bertambah sulit. “Ini adalah perintah langsung dari profesormu, Miss Granger. Pilih satu target dan lemparkan Kutukan Serang Sederhana.”
Wajah Hermione kacau dalam kengerian dan tongkat sihirnya bergetar dalam tangannya. Jari-jari Harry juga mengepal tongkat sihirnya dengan keras dalam simpati. Walaupun dia bisa melihat hal yang Profesor Quirrell coba sampaikan.
“Kalau kamu tidak mengangkat tongkat sihirmu dan melempar mantra, Miss Granger, kau akan kehilangan satu poin Quirrell.”
Harry memandang ke arah Hermione, berusaha membuat Hermione rela melihat ke arahnya. Tangan kanannya dengan perlahan mengetuk dadanya sendiri. Pilih aku, aku tak takut тАж .
Tongkat sihir Hermione berkedut di tangannya; kemudian wajahnya menjadi lebih tenang, dan dia menurunkan tongkat sihirnya ke sisinya.
“Tidak,” kata Hermione Granger.
Suaranya tenang, dan biarpun itu tidak lantang, semua orang mendengarnya dalam kesunyian.
“Kalau begitu aku harus mengurangi satu poin darimu,” kata Profesor Quirrell. “Ini adalah satu tes, dan kamu sudah gagal.”
Kata-kata tadi menjangkau Hermione. Harry bisa melihatnya. Namun Hermione menjaga bahunya tetap tegap.
Suara Profesor Quirrell terasa simpatik dan seperti mengisi seluruh ruangan. “Mengetahui hal-hal tidak selalu cukup, Miss Granger. Jika kamu tak mampu memberi dan menerima tindak kekerasan dalam tujuan untuk menyingkirkan musuhmu, maka kamu tidak akan bisa mempertahankan dirimu sendiri dan kamu tidak akan lulus Pertahanan. Silakan bergabung kembali dengan teman sekelasmu.”
Hermione berjalan kembali menuju kumpulan para Ravenclaw. Wajahnya terlihat damai dan Harry, untuk suatu alasan aneh, ingin untuk mulai bertepuk tangan. Walaupun Profesor Quirrell memang benar.
“Jadi,” kata Profesor Quirrell. “Sudah jelas bahwa Hermione Granger bukanlah murid paling berbahaya di ruang kelas ini. Siapa menurut kalian yang benar-benar merupakan orang paling berbahaya di sini?тАУselain aku, tentu saja.”
Bahkan tanpa berpikir, Harry berputar untuk melihat ke arah kontingen Slytherin.
“Draco, dari Keluarga Malfoy yang Terhormat dan Paling Tua,” kata Profesor Quirrell. “Sepertinya banyak dari sesama temanmu yang melihat ke arahmu. Silakan maju, kalau kamu mau.”
Draco melakukannya, berjalan dengan kebanggaan tertentu pada pendukungnya. Dia melangkah ke atas mimbar dan melihat kepada Profesor Quirrell dengan senyuman.
“Tn. Malfoy,” kata Profesor Quirrell. “Tembak.”
Harry akan mencoba menghentikannya kalau memang ada waktu namun dalam satu gerakan halus Draco berputar ke arah kontingen Ravenclaw dan mengangkat tongkatnya dan berkata “Mahasu!” seolah itu cuma satu suku kata dan Hermione berkata “Ow!” dan semua selesai.
“Serangan bagus,” kata Profesor Quirrell. “Dua poin Quirrell untukmu. Tapi katakan padaku, kenapa kamu menembak Miss Granger?”
Ada satu jeda.
Akhirnya Draco berkata, “Karena dialah yang paling menonjol.”
Bibir Profesor Quirrell berubah menjadi senyum tipis. “Dan itulah alasan sebenarnya kenapa Draco Malfoy berbahaya. Kalau dia memilih yang lain, anak itu akan lebih mungkin untuk tersinggung karena dikucilkan, dan Tn. Malfoy mungkin akan membuat musuh. Dan meski Tn. Malfoy mungkin memberi pembenaran lain atas pemilihan Hermione, itu tidak memberinya tujuan apa pun selain mengasingkan beberapa dari kalian, meski yang lain sudah menyorakinya entah dia mengatakan apa pun atau tidak sama sekali. Yang mengatakan bahwa Tn. Malfoy berbahaya karena dia tahu siapa yang harus diserang dan siapa yang tidak boleh diserang, bagaimana membuat teman dan menghindari membuat musuh. Dua poin Quirrell lagi untukmu, Tn. Malfoy. Dan karena kamu sudah mendemonstrasikan kebijakan yang bisa dicontoh dari Slytherin, aku pikir Asrama milik Salazar juga pantas menerima satu poin juga. Kamu boleh bergabung kembali dengan teman-temanmu.”
Draco membungkuk sedikit dan berjalan kembali ke kontingen Slytherin. Beberapa tepuk tangan datang dari para jubah warna hijau, namun Profesor Quirrell membuat gerakan memotong dan kesunyian muncul lagi.
“Sepertinya permainan kita sudah selesai,” kata Profesor Quirrell. “Dan tetap masih ada satu orang murid dalam ruang kelas ini yang lebih berbahaya dari keturunan Malfoy.”
Dan sekarang untuk suatu alasan tertentu ada sebegitu banya orang yang memandang ke arah тАж .
“Harry Potter. Silakan maju.”
Ini bukan pertanda baik.
Harry dengan bimbang berjalan menuju tempat di mana Profesor Quirrell berdiri di atas mimbarnya, masih sedikit condong di atas meja gurunya.
Kegugupan dari ditempatkan di pusat perhatian sepertinya menajamkan akal Harry saat dia mendekati mimbar, dan pikirannya mencari-cari kemungkinan atas apa yang Profesor Quirrell mungkin pikirkan yang bisa mendemonstrasikan sifat berbahaya Harry. Apakah dia diminta untuk melemparkan mantra? Untuk mengalahkan Pangeran Kegelapan?
Mendemonstrasikan kekebalan yang harusnya dia punyai terhadap Kutukan Pembunuh? Tentu Profesor Quirrell terlalu cerdas untuk itu тАж .
Harry berhenti sebelum sampai mimbar, dan Profesor Quirrell tidak memintanya untuk lebih dekat.
“Yang ironis adalah,” kata Profesor Quirrell, “kalian semua melihat pada orang yang tepat untuk alasan yang benar-benar salah. Kalian berpikir,” bibir Profesor Quirrell miring, “bahwa Harry sudah mengalahkan Pangeran Kegelapan, jadi harusnya dia sangat berbahaya. Bah. Dia baru berumur satu tahun. Apa pun permainan takdir yang membunuh Pangeran Kegelapan sangat kecil kemungkinannya berhubungan dengan kemampuan Tn. Potter sebagai petarung. Namun setelah aku mendengar rumor-rumor tentang seorang Ravenclaw menghadapi lima Slytherin yang lebih tua, aku mewawancarai beberapa saksi mata dan sampai pada kesimpulan bahwa Harry Potter akan jadi murid paling berbahayaku.”
Satu sentakan adrenalin mengaliri sistem Harry, membuatnya berdiri lebih tegap. Dia tidak tahu kesimpulan apa yang diambil Profesor Quirrell, tapi itu tak mungkin bagus.
“Ah, Profesor QuirrellтАУ” Harry mulai berkata.
Profesor Quirrell terlihat geli. “Kamu berpikir kalau aku mencapai suatu jawaban yang salah, bukan begitu, Tn. Potter? Kamu akan belajar untuk memberi prasangka yang lebih baik tentangku.” Profesor Quirrell menegakkan diri dari posisi condongnya di meja. “Tn. Potter, semua benda memiliki kegunaan biasa mereka sendiri. Beri aku sepuluh kegunaan tak biasa dari objek-objek di ruangan ini untuk pertarungan!”
Untuk sesaat Harry menjadi terdiam oleh keterkejutan semata, murni karena merasa dipahami.
Dan kemudian ide-ide mulai meluap keluar.
“Ada meja-meja yang cukup berat untuk bisa dianggap mematikan jika dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Ada kursi-kursi dengan kaki metal yang mampu menusuk seseorang apabila diberikan tenaga yang cukup. Udara di dalam ruang kelas ini akan berbahaya dengan ketiadaannya, karena orang akan mati dalam ruang hampa udara, dan itu bisa menjadi media penyebar gas beracun.”
Harry harus berhenti untuk mengambil napas, dan kepada hal itu Profesor Quirrel berkata:
“Itu tiga. Kamu perlu sepuluh. Semua yang lain di sini pikir kamu sudah memakai seluruh isi ruang kelas.”
“Ha! Lantai bisa dihilangkan untuk membuat lubang dengan paku runcing di dasarnya, langit-langit bisa diruntuhkan pada seseorang, dinding bisa menjadi material mentah untuk dilakukan Transfigurasi menjadi bermacam benda-benda mematikanтАУpisau, misalnya.”
“Itu enam. Namun tentunya kamu sudah mulai mengais-ngais hal untuk disebut sekarang?”
“Aku bahkan belum mulai! Coba lihat semua manusia ini! Membuat seorang Gryffindor menyerang musuh adalah kegunaan biasa, tentu sajaтАУ”
“Aku tidak akan menghitung yang itu.”
“тАУnamun darah mereka juga bisa dipakai untuk menenggelamkan seseorang. Ravenclaw terkenal karena otak mereka, namun organ dalam mereka juga bisa dijual di pasar gelap untuk uang yang cukup untuk menyewa pembunuh bayaran. Slytherin bukan hanya berguna sebagai pembunuh, mereka juga bisa dilemparkan dengan kecepatan yang cukup tinggi untuk menghancurkan musuh. Dan Hufflepuff, selain merupakan pekerja keras, juga memiliki tulang-tulang yang bisa dikeluarkan, ditajamkan, dan dipakai untuk menusuk seseorang.”
Di saat ini para murid yang lain memandang Harry dalam suatu kengerian. Bahkan para Slytherin terlihat terkejut.
“Itu sepuluh, walau aku sedang murah hati dalam mengizinkan yang bagian Ravenclaw tadi, untuk nilai tambahan, satu poin Quirrell untuk tiap penggunaan objek di ruangan ini yang belum kamu sebutkan.” Profesor Quirrell mengistimewakan Harry dengan senyuman yang menemani. “Para murid yang lain pikir kamu ada dalam masalah sekarang, karena kamu sudah menyebut semuanya kecuali target-target dan kamu tak punya ide apa yang bisa dilakukan dengan benda-benda itu.”
“Bah! Aku sudah menyebut semua manusianya, tapi tidak jubahku, yang bisa dipakai untuk mencekik seorang musuh jika dibungkuskan cukup erat di kepala mereka, atau jubah Hermione Granger, yang bisa dipotong memanjang dan diikat menjadi tali dan dipakai untuk menggantung seseorang, atau jubah Draco Malfoy, yang bisa dipakai untuk memulai kebakaranтАУ”
“Tiga poin,” kata ProfesorQuirrell, “jangan sebut pakaian sekarang.”
“Tongkat sihirku bisa dijejalkan ke otak musuh melalui lubang mata mereka.” Dan seseorang membuat suara tercekat ngeri.
“Empat poin, jangan pakai tongkat sihir.”
“Jam tanganku bisa membuat seseorang tak bisa bernapas bila dimasukkan ke tenggorokan merekaтАУ”
“Lima poin, dan cukup.”
“Hmph,” kata Harry. “Sepuluh poin Quirrell untuk satu poin Asrama, ya? Kamu harusnya membiarkanku meneruskannya sampai aku memenangkan Piala Asrama, aku bahkan belum mulai pada penggunaan tak biasa atas semua yang ada di kantongku,” atau kantong mokeskin itu sendiri dan dia tak bisa menyebut tentang Time-Turner atau Jubah Gaib namun pasti ada sesuatu yang bisa dia katakan tentang bola-bola merah itu тАж .
“Cukup, Tn. Potter. Nah, apa kalian semua pikir bisa memahami apa yang membuat Tn. Potter jadi murid paling berbahaya di ruang kelas ini?”
Ada gumaman rendah satu pendapat.
“Katakan dengan keras, tolong. Terry Boot, apa yang membuat teman sekamarmu ini berbahaya?”
“Ah … um … dia kreatif?”
“Salah!” teriak Profesor Quirrel, dan kepalannya jatuh dengan tajam ke atas mejanya dengan suara yang diperkeras yang membuat semua orang melompat. “Seluruh ide Tn. Potter lebih buruk dari tak berguna!”
Harry mulai terkejut.
“Menyingkirkan lantainya untuk membuat lubang berpaku? Menggelikan! Dalam pertarungan kalian tak punya waktu persiapan macam itu dan kalaupun kalian memang punya akan ada ratusan cara penggunaan yang lebih baik! Melakukan Transfigurasi atas material dari dinding? Tn. Potter tidak bisa melakukan Transfigurasi! Tn. Potter hanya mempunyai satu saja ide yang dia bisa pakai secepatnya, saat ini tanpa persiapan panjang atau musuh yang mau bekerjasama atau sihir yang dia tidak tahu. Ide itu adalah untuk menjejalkan tongkat sihirnya ke lubang mata musuh. Yang akan lebih mungkin untuk mematahkan tongkat sihirnya daripada membunuh lawan! Pendeknya, Tn. Potter, aku takut kalau proposalmu semuanya jelek.”
“Apa?” kata Harry tersinggung. “Kamu meminta ide tak biasa, bukan yang praktikal! Aku berpikir di luar kotak! Bagaimana kamu menggunakan sesuatu di ruang kelas ini untuk membunuh seseorang?”
Ekspresi Profesor Quirrell tak sependapat, namun ada senyuman terbelit di sekeliling matanya. “Tn. Potter, aku tak pernah mengatakan padamu untuk membunuh. Ada waktu dan tempat untuk membiarkan musuhmu hidup, dan di dalam ruang kelas Hogwarts biasanya adalah tempat macam itu. Namun untuk menjawab pertanyaanmu, pukul mereka di leher dengan pinggiran kursi.”
Ada beberapa suara tawa dari para Slytherin, namun mereka tertawa bersama Harry, bukan ke arah Harry.
Semua yang lain terlihat cukup ketakutan.
“Tapi Tn. Potter sekarang sudah mendemonstrasikan kenapa dia adalah murid paling berbahaya di ruang kelas ini. Saya meminta beberapa penggunaan tak biasa atas benda-benda di ruangan ini untuk pertempuran. Tn. Potter bisa saja mengusulkan menggunakan meja untuk menangkis kutukan, atau menggunakan kursi untuk menyandung musuh yang datang, atau membungkus kain di sekeliling tangannya untuk membuat perisai dadakan. Namun, setiap kegunaan yang Tn. Potter sebut semuanya menyerang bukannya bertahan, dan semuanya mematikan atau berpotensi mematikan.”
Apa? Tunggu, itu tak mungkin benar тАж . Harry mengalami kepeningan tiba-tiba saat dia mencoba mengingat apa tepatnya yang dia sarankan, tentunya ada satu contoh yang bertentangan тАж .
“Dan itu,” kata Profesor Quirrell, “adalah kenapa ide-ide Tn. Potter jadi sebegitu aneh dan tak bergunaтАУkarena dia harus mencari jauh ke wilayah impraktikal untuk memenuhi standarnya dari membunuh musuh. Untuknya, tiap ide yang tak mampu memenuhi standar tadi tidak layak untuk dipertimbangkan. Ini mencerminkan suatu kualitas yang kita bisa sebut sebagai niat membunuh. Aku mempunyainya. Harry Potter memilikinya, yang merupakan alasan kenapa dia mampu menghadapi lima Slytherin yang lebih tua. Draco Malfoy tidak punya, masih belum. Tn. Malfoy tak akan menciut dengan pembicaraan biasa tentang pembunuhan, namun dia juga terkejutтАУya kamu terkejut Tn. Malfoy, aku tadi memperhatikan wajahmuтАУketika Tn. Potter menjabarkan bagaimana menggunakan tubuh teman sekelasnya sebagai material mentah. Ada sensor-sensor di dalam pikiran kalian yang membuat kalian tersentak dari pikiran macam itu. Tn. Potter berpikir murni tentang membunuh musuh, dia akan menyambar apa pun untuk melakukannya, dia tidak tersentak, sensornya tidak aktif. Walapun kejeniusan mudanya masih belum disiplin dan impraktikal hingga membuatnya tak berguna, niat membunuhnya membuat Harry Potter menjadi Murid Paling Berbahaya di Ruang Kelas. Satu poin terakhir untuknya тАУtidak, mari kita buat itu jadi satu poin untuk RavenclawтАУuntuk hal yang wajib dimiliki oleh penyihir petarung sejati.”
Mulut Harry terbuka lebar dalam keadaan terkejut kelu saat dia dengan panik mencari sesuatu untuk dikatakan mengenai ini. Itu jelas-jelas bukan apa aku ini!
Namun dia bisa melihat bahwa murid-murid lain mulai mempercayainya. Pikiran Harry membolak-balik menyusuri kemungkinan-kemungkinan bantahan dan tak menemukan apa pun yang bisa melawan suara otoritas dari Profesor Quirrell. Yang terbaik yang bisa Harry temukan cuma “Aku bukan seorang psikopat, aku cuma sangat kreatif” dan itu terdengar seperti sesuatu yang memberi pertanda buruk. Dia perlu mengatakan sesuatu yang tak terduga, sesuatu yang akan membuat orang-orang berhenti dan mempertimbangkan ulangтАУ
“Dan sekarang,” kata Profesor Quirrell. “Tn. Potter. Tembak.”
Tak ada yang terjadi, tentu saja.
“Ah, yah,“kata Profesor Quirrell. Dia menghela napas. “Aku pikir kita semua harus memulai dari satu tempat. Tn. Potter, pilih murid mana pun yang kamu mau untuk Kutukan Serang Sederhana. Kamu akan melakukannya sebelum aku membubarkan kelasmu hari ini. Jika kamu tidak lakukan, aku akan mulai mengurangi poin Asrama, dan akan terus mengurangi sampai kamu melakukannya.”
Harry dengan hati-hati mengangkat tongkat sihirnya. Dia paling tidak harus melakukan sampai sejauh itu, atau Profesor Quirrell akan mulai mengurangi poin Asrama saat itu juga.
Perlahan, seperti di atas piring pemanggang, Harry berputar menghadapi para Slytherin.
Dan mata Harry bertemu dengan mata Draco.
Draco Malfoy tak terlihat sedikit pun takut. Si bocah berambut pirang tidak memberikan tanda yang terlihat atas persetujuan seperti yang Harry berikan pada Hermione, namun kemudian dia tak bisa diharapkan untuk melakukan itu. Slytherin lain akan menganggap hal itu sedikit janggal.
“Kenapa bimbang?” kata Profesor Quirrell. “Tentu hanya ada satu pilihan yang jelas.”
“Ya,” kata Harry. “Hanya satu pilihan yang jelas.”
Harry memutar tongkatnya dan merkata “Ma-ha-su!”
Ada kesunyian pekat dalam ruang kelas.
Harry mengebaskan tangan kirinya, mencoba menyingkirkan sengatan yang tersisa di sana.
Ada kesunyian lebih banyak.
Akhirnya Profesor Quirrell mendesah. “Ya, cukup cerdik, namun ada pelajaran yang harus diajarkan dan kau menghindarinya. Satu poin dari Ravenclaw karena memamerkan kecerdasanmu sendiri dengan mengorbankan tujuan sebenarnya. Kelas dibubarkan.”
Dan sebelum ada lainnya yang bisa berkata apa pun, Harry menyanyikan:
“Cuma bercanda! RAVENCLAW!”
Ada diam untuk sesaat setelah itu, suatu suara orang-orang berpikir, dan kemudian gumaman-gumaman mulai dan dengan cepat naik menjadi gemuruh percakapan.
Harry berbalik menghadap Profesor Quirrell, mereka berdua perlu berbicaraтАУ
Quirrell sudah terkulai dan berjalan lesu kembali ke kursinya.
Tidak. Tak bisa diterima. Mereka benar-benar perlu bicara. Buang aksi zombie itu, Profesor Quirrell mungkin akan bangun jika Harry menusuknya beberapa kali. Harry mulai majuтАУ
SALAH
JANGAN
IDE BURUK
Harry goyah dan berhenti di jalurnya, merasa pening.
Dan kemudian kawanan Ravenclaw turun ke arahnya dan diskusi dimulai.
Chapter 17: Menemukan Hipotesisnya
You have always been J. K. Rowling.
Catatan sejarah: dalam penanggalan Roman, “ides” dari suatu bulan merujuk pada hari ke lima belas bulan Maret, Mei, Juli, dan Oktober, dan pada hari ke tiga belas bulan lainnya.
*
“Kamu mulai melihat polanya, mendengar irama dari dunia ini.”
*
Kamis.
Kalau kamu ingin spesifik, 7:24 am pada Kamis pagi.
Harry sedang duduk di ranjangnya, satu buku pelajaran tergeletak di tangan tak bergeraknya.
Harry baru saja memperoleh suatu ide untuk uji eksperimen yang benar-benar brilian.
Itu artinya menunggu satu jam tambahan untuk sarapan, namun itulah kenapa dia memiliki sereal batang. Tidak, ide ini benar-benar harus diuji secepatnya, sesegera mungkin, sekarang.
Harry meminggirkan buku pelajarannya, melompat keluar dari ranjang, berlari mengelilingi ranjangnya, menarik keluar tangga menuju tingkat bawah tanah dalam kopernya, berlari menuruni tangga, dan mulai memindahkan kotak-kotak buku. (Dia memang harus beres-beres dan mencari lemari buku suatu saat namun dia ada di tengah-tengah kontes membaca buku pelajaran dengan Hermione dan masih ketinggalan jadi dia tak punya waktu.)
Harry menemukan buku yang dia cari dan berlari ke atas.
Anak-anak lain sudah bersiap-siap turun untuk sarapan di Aula Besar dan memulai hari.
“Maafkan aku bisakah kamu melakukan sesuatu untukku?” kata Harry. Dia membolak-balik di sekitar indeks buku itu saat dia bicara, menemukan halaman berisi sepuluh ribu bilangan prima pertama, membuka halaman itu, dan menyodorkan buku itu pada Anthony Goldstein. “Pilih dua bilangan yang terdiri dari tiga digit dari daftar ini. Jangan beritahu aku apa bilangan-bilangan itu. Langsung saja kamu kalikan mereka berdua dan beritahu aku hasilnya. Oh, dan bisakah kamu melakukan penghitungannya dua kali untuk memeriksa ulang? Tolong pastikan kamu benar-benar memperoleh jawaban yang benar, aku tak yakin apa yang akan terjadi padaku atau alam semesta jika kamu membuat kesalahan dalam mengalikan.”
Adalah sangat menjelaskan banyak tentang kehidupan macam apa yang terjadi dalam kamar itu sepanjang beberapa hari ini hingga Anthony bahkan tidak repot-repot menanyakan sesuatu seperti “Kenapa kamu tiba-tiba panik?” atau “Itu sepertinya sesuatu yang aneh, apa alasanmu untuk meminta hal ini?” atau “Apa maksudmu, kamu tak yakin apa yang akan terjadi pada alam semesta?’
Anthony tanpa bicara menerima buku itu dan mengeluarkan satu perkamen dan pena bulu. Harry berbalik dan menutup matanya, memastikan untuk tak melihat apa pun, menari maju mundur dan melompat naik dan turun dengan tak sabar. Dia punya buku catatan dan pensil mekanik dan sudah siap untuk menulis.
“Oke,” kata Anthony, “Seratus delapan puluh satu ribu, empat ratus dua puluh sembilan.”
Harry menulis 181.429. dia mengulangi apa yang baru saja dia tulis, dan Anthony membenarkan.
Kemudian Harry berlari turun ke tingkat bawah tanah dari kopernya, melirik jam tangannya (jamnya menyebutkan 4:28 yang artinya 7:28) dan kemudian menutup matanya.
Sekitar tiga puluh detik kemudian, Harry mendengar suara langkah kaki, diikuti dengan suara tingkat bawah tanah kopernya tertutup. (Harry tidak khawatir kehabisan napas. Mantra Penyegar Udara otomatis sudah jadi bagian dari apa yang akan kamu terima kalau kamu bersedia membeli koper yang benar-benar bagus. Bukankah sihir itu luar biasa, dia tak perlu khawatir tentang biaya listrik.)
Dan ketika Harry membuka matanya, dia melihat apa yang dia harapkan untuk lihat, secarik kertas terlipat yang tertinggal di lantai, hadiah dari diri masa depannya.
Namai secarik kertas tadi “Kertas-2”.
Harry merobek secarik kertas dari buku catatannya.
Namai itu “Kertas-1”. Itu adalah, tentu saja, secarik kertas yang sama. Kamu bahkan bisa melihat, kalau kamu melihat dengan saksama, bahwa pinggiran bekas robekannya sama persis.
Harry mengulang lagi dalam pikirannya algoritma yang akan dia ikuti.
Jika Harry membuka Kertas-2 dan itu kosong, maka dia akan menulis “101 x 101” di Kertas-1, melipatnya, belajar selama satu jam, kembali ke masa lalu, meninggalkan Kertas-1 (yang kemudian akan menjadi Kertas-2), dan keluar dari tingkat bawah tanah untuk bergabung dengan rekan sekamarnya makan sarapan.
Jika Harry membuka Kertas-2 dan itu memiliki dua angka di dalamnya, Harry akan mengalikan kedua angka itu.
Jika hasilnya sama dengan 181.429, Harry akan menuliskan kedua angka itu pada Kertas-1 dan mengirim Kertas-1 kembali ke masa lalu.
Kalau tidak Harry akan menambah 2 pada angka di kanan dan menuliskan pasangan bilangan yang baru pada Kertas-1. Kecuali kalau itu membuat bilangan di kanan lebih besar dari 997, yang dalam kasus itu Harry akan menambah 2 pada bilangan di kiri dan menulis 101 di kanan.
Dan jika Kertas-2 berkata 997 x 997, Harry akan meninggalkan Kertas-1 tetap kosong.
Yang artinya bahwa satu-satunya kemungkinan putaran waktu yang stabil adalah putaran waktu di mana di dalam Kertas-2 memiliki dua faktorisasi prima dari 181.429.
Jika ini berhasil, Harry bisa memakainya untuk memperoleh segala macam jawaban yang mudah untuk diperiksa kebenarannya namun sukar untuk ditemukan. Dia tidak akan hanya membuktikan kalau P=NP begitu kamu memiliki Time-Turner, trik ini lebih umum dari itu. Harry bisa menggunakannya untuk mencari kombinasi dari kunci-kunci kombinasi, atau beragam kata sandi. Mungkin bahkan menemukan pintu masuk ke Kamar Rahasia Slytherin, jika Harry bisa membuat suatu cara sistematis untuk menjabarkan seluruh lokasi di dalam Hogwarts. Itu akan jadi kecurangan yang amat keren bahkan menurut standar kecurangan Harry.
Harry mengambil Kertas-2 dalam tangannya yang bergetar, dan membukanya.
Kertas-2 berkata dalam tulisan tangan yang sedikit gemetar:
JANGAN MACAM-MACAM DENGAN WAKTU
Harry menuliskan “JANGAN MACAM-MACAM DENGAN WAKTU” di Kertas-1 dalam tulisan tangan yang sedikit gemetar, melipatnya dengan rapi dan memutuskan untuk tidak melakukan eksperimen brilian atas Waktu sampai dia paling tidak berumur lima belas tahun.
Sejauh pengetahuan Harry, itu adalah hasil eksperimen paling menakutkan dalam seluruh sejarah sains.
Entah kenapa terasa sulit untuk Harry berkonsentrasi dalam membaca buku-buku pelajarannya selama sejam kemudian.
Seperti itulah bagaimana hari Kamis Harry dimulai.
*
Kamis.
Kalau kamu ingin spesifik, 3:32 pm pada Kamis sore.
Harry dan semua pemuda tahun pertama lainnya berada di lapangan berumput bersama Madam Hooch, berdiri di samping persediaan sapu. Para gadis akan belajar terbang secara terpisah. Rupanya, untuk alasan tertentu, para gadis tak mau belajar bagaimana caranya terbang di atas sapu apabila ada anak laki-laki.
Harry merasa sedikit goyah sepanjang hari. Dia sepertinya tak bisa berhenti penasaran bagaimana bisa putaran waktu stabil yang itu yang sudah terpilih dari apa yang merupakan, apabila dipikir kembali, suatu ruang kemungkinan yang cukup besar.
Juga: serius, sapu? Dia akan terbang menaiki sesuatu, yang pada dasarnya, satu segmen garis? Bukankah itu sedikit banyak suatu bentuk yang paling tak stabil yang bisa kau temukan, selain mencoba berpegangan pada titik kelereng? Siapa yang memilih desain itu untuk alat terbang, dari semua kemungkinan? Harry tadinya berharap kalau itu cuma kiasan, tapi tidak, mereka sedang berdiri di depan apa yang terlihat bagi semua yang ada di dunia sebagai sapu dapur kayu biasa. Apakah seseorang sudah terjebak pada ide sapu terbang dan tak mampu untuk mempertimbangkan yang lain? Itu harusnya yang sudah terjadi. Tidak mungkin bahwa desain optimal untuk membersihkan dapur dan terbang akan tanpa sengaja serupa jika kamu mengerjakan mereka berdua dari awal.
Itu adalah hari yang cerah dengan langit biru terang dan matahari terang benderang yang memohon untuk masuk ke matamu dan membuatnya tak mungkin untuk melihat, kalau kamu mencoba untuk terbang mengitari langit. Tanahnya saat ini terasa enak dan kering, beraroma matang, dan entah kenapa terasa sangat, sangat keras di bawah sepatu Harry.
Harry terus mengingatkan dirinya bahwa kelompok persekutuan terkecil atas anak umur sebelas memang diharapkan untuk mempelajari ini dan ini tidak sesulit itu.
“Julurkan tangan kanan kalian ke atas sapu, atau tangan kiri kalau kalian kidal,” kata Madam Hooch. “Dan ucapkan, NAIK!”
“NAIK!” semua berteriak.
Sapu itu langsung melompat dengan penuh semangat ke tangan Harry.
Yang menempatkannya di peringkat atas kelas, untuk kali pertama. Sepertinya mengucapkan “NAIK!” itu lebih sukar dari kelihatannya, dan kebanyakan sapu cuma berguling-guling di tanah atau malah berusaha menjauh dari calon pengendaranya.
(Tentu saja Harry berani bertaruh bahwa Hermione sudah melakukan paling tidak sama baiknya ketika tiba waktunya untuk mencoba, lebih awal hari itu. Tidak mungkin ada sesuatu yang dia kuasai dalam percobaan pertama yang akan mencengangkan Hermione, dan kalaupun ada dan itu ternyata adalah mengendarai sapu bukannya sesuatu yang intelektual, Harry lebih baik mati saja.)
Butuh beberapa waktu untuk semuanya memperoleh sapu di hadapan mereka. Madam Hooch menunjukkan pada mereka bagaimana cara menaiki dan kemudian berjalan mengelilingi lapangan, memperbaiki pegangan dan kuda-kuda. Sepertinya bahkan di antara beberapa anak yang diizinkan terbang di rumah, mereka tidak diajari bagaimana cara melakukannya dengan benar.
Madam Hooch mengamati bocah-bocah di lapangan, dan mengangguk. “Sekarang, waktu aku meniup peluitku, kalian menjejak ke tanah, keras-keras.”
Harry menelan keras, mencoba meredam perasaan mual di perutnya.
“Pegang erat-erat sapu kalian, naik kira-kira semeter, kemudian langsung turun lagi dengan cara agak membungkuk ke depan. Perhatikan peluitтАФtigaтАФduaтАУ”
Salah satu dari sapu-sapu meluncur naik, ditemani teriakan seorang anak laki-lakiтАУteriakan ngeri, bukan gembira. Anak itu berputar dalam kecepatan yang mengerikan saat dia naik, mereka hanya melihat sekilas wajah putihnyaтАУ
Seolah dalam gerak lambat, Harry melompat turun dari sapunya sendiri dan mencari tongkat sihirnya, walau dia tak benar-benar tahu apa yang ingin dia lakukan dengan benda itu, dia tepatnya sudah menerima dua sesi Mantra dan yang terakhir memang tentang Mantra Penerbang tapi Harry hanya mempu menggunakan mantra itu dengan sukses satu kali dari tiga percobaan dan dia jelas tak mampu mengangkat satu orangтАУ
Jika ada kekuatan tersembunyi di dalamku, biarkan itu menyatakan dirinya SEKARANG!
“Kembali, nak!” teriak Madam Hooch (yang harusnya merupakan instruksi paling tak membantu yang bisa dibayangkan untuk menghadapi sapu hilang kendali, dari instruktur terbang, dan bagian dari otak Harry yang benar-benar otomatis menambahkan Madam Hooch dalam daftarnya yang berisi para bodoh).
Dan bocah itu terlempar dari sapunya.
Dia sepertinya bergerak sangat lambat menembus udara, awalnya.
“Wingardium Leviosa!” jerit Harry.
Mantranya gagal. Dia bisa merasakannya gagal.
Ada THUD dan suara sesuatu patah di tempat jauh, dan bocah itu tergeletak tengkurap di rumput dalam gundukan.
Harry menaruh kembali tongkat sihirnya dan berlari sekencang mungkin. Dia tiba di samping si bocah bersamaan dengan Madam Hooch, dan Harry menjangkau kantongnya dan mencoba mengingat oh tuhan apa namanya ya sudah dia coba saja “Kotak Penyembuh!” dan itu muncul di tangannya danтАУ
“Pergelangan tangannya patah,” kata Madam Hooch. “Tenang, nak, dia cuma patah pergelangan tangan saja!”
Ada suatu pergerakan mental tiba-tiba saat pikiran Harry keluar dari Mode Panik.
Kotak Penyembuhan Darurat Plus tergeletak terbuka di depannya, dan ada semprotan api likuid di tangan Harry, yang akan menjaga otak bocah itu teroksigenasi kalau dia mematahkan lehernya.
“Ah тАж .” Harry berkata dalam suara yang sedikit bergetar. Jantungnya berdebar sebegitu keras hingga dia nyaris tak bisa mendengar dirinya sendiri bernapas terengah-engah. “Tulang patah тАж benar тАж Benang Pengatur?”
“Itu hanya untuk keadaan darurat saja,” bentak Madam Hooch. “Singkirkan itu, dia baik-baik saja.” Dia mencondongkan diri pada si bocah, menawarinya bantuan untuk berdiri. “Ayo, nak, tidak apa-apa, bangunlah!”
“Kau tidak benar-benar akan menyuruhnya mengendarai sapu lagi kan?” kata Harry dengan ngeri.
Madam Hooch memberi Harry tatapan tajam. “Tentu saja tidak!” dia menarik bocah itu berdiri memakai tangannya yang tidak patahтАУHarry melihat dengan terkejut bahwa bocah itu adalah Neville Longbottom lagi, ada apa dengannya?тАУdan Madam Hooch berbalik kepada semua anak-anak yang melihat. “Tak seorang pun dari kalian boleh bergerak sementara aku membawa anak ini ke rumah sakit. Biarkan sapu-sapu itu di tanah, kalau tidak, kalian akan dikeluarkan dari Hogwarts sebelum kalian sempat mengucapkan ‘Quidditch’. Ayo, Nak.”
Dan Madam Hooch berjalan pergi bersama Neville, yang memegangi pergelangan tangannya dan mencoba mengendalikan isakan tangisnya.
Ketika mereka sudah tak terdengar, salah satu dari para Slytherin mulai terkikik.
Yang memulai murid lainnya.
Harry berbalik dan memandang ke arah mereka. Itu sepertinya adalah waktu yang baik untuk mengingat beberapa wajah.
Dan Harry melihat Draco berjalan ke arahnya, ditemani Tn. Crabbe dan Tn. Goyle. Tn. Crabbe tidak tersenyum. Tn. Goyle jelas iya. Draco sendiri mengenakan wajah yang sangat terkendali yang berkedut sesekali, yang dari mana Harry simpulkan kalau Draco menganggap itu semua menggelikan namun tak melihat keuntungan politik yang bisa diambil dengan tertawa saat ini bukannya di ruang bawah tanah Slytherin nanti.
“Yah, Potter,” Draco berkata dalam suara rendah yang tak kentara, masih dengan wajah terkendali yang berkedut sesekali, “Hanya ingin mengatakan, ketika kamu ingin memanfaatkan keadaan darurat untuk menunjukkan kepemimpinanmu, kamu ingin terlihat benar-benar mengendalikan situasi, bukannya, sebut saja, benar-benar terlihat panik.” Tn. Goyle terkikik, dan Draco memberinya pandangan memadamkan. “Tapi kamu mungkin menerima beberapa poin juga. Kamu butuh bantuan menyimpan kotak penyembuh itu?”
Harry berbalik untuk melihat Kotak Penyembuhan, yang membuat wajahnya berbalik dari Draco. “Aku pikir aku baik-baik saja,” kata Harry. Dia menaruh semprotan kembali ke tempatnya, mengancingkan kembali, dan berdiri.
Ernie Macmillan tiba tepat saat Harry memasukkannya kembali ke kantong mokeskinnya.
“Terima kasih, Harry Potter, atas nama Hufflepuff,” Ernie Macmillan berkata dengan formal. “Itu adalah usaha yang baik dan pemikiran yang baik.”
“Memang suatu pemikiran yang baik,” Draco berbicara lambat-lambat. “Kenapa tidak ada seorang pun dari Hufflepuff yang mengeluarkan tongkat sihir? Mungkin jika kalian semua ikut membantu bukan hanya Potter, kalian bisa saja menangkapnya. Aku pikir Hufflepuff harusnya saling menjaga?”
Ernie terlihat seperti tercabik antara kemarahan dan ingin mati karena malu. “Kami tidak memikirkannya cukup cepatтАУ”
“Ah,” kata Draco, “tidak memikirkannya, aku kira itulah kenapa lebih baik memiliki satu Ravenclaw sebagai teman daripada seluruh Hufflepuff.”
Oh, hell, bagaimana Harry harus menyeimbangkan yang ini тАж . “Kau tidak membantu,” Harry berkata dalam nada lunak. Berharap Draco akan mengartikannya sebagai kau mengganggu rencanaku, tolong tutup mulut.
“Hey, apa ini?” kata Tn. Goyle. Dia membungkuk di rumput dan mengambil sesuatu yang seukuran kelereng besar, bola kaca yang sepertinya terisi dengan pusaran kabut putih.
Ernie berkedip “Remembrall Neville!”
“Apa itu Remembrall?” tanya Harry.
“Itu akan berubah menjadi merah kalau kamu melupakan sesuatu,” kata Ernie. “Itu tak memberitahumu apa yang kamu lupakan, sih. Berikan padaku, tolong, dan aku akan mengembalikannya pada Neville nanti.” Ernie mengulurkan tangannya.
Senyuman seketika berkelebat di wajah Tn. Goyle dan dia berbalik dan berlari.
Ernie berdiri sesaat dalam keterkejutan, dan kemudian berteriak “Hey!” dan berlari mengejar Tn. Goyle.
Dan Tn. Goyle mengambil sebatang sapu, melompat dalam satu gerakan halus dan terbang ke langit.
Rahang Harry terjatuh. Bukannya Madam Hooch sudah mengatakan kalau itu akan membuatnya dikeluarkan?
“Idiot itu!” Draco mendesis. Dia membuka mulutnya untuk berteriakтАУ
“Hey!” teriak Ernie. “Itu milik Neville! Kembalikan!”
Para Slytherin mulai bersorak dan berseru-seru.
Mulut Draco tertutup rapat. Harry menangkap ekspresi kebimbangan seketika di wajahnya.
“Draco,” kata Harry dalam nada rendah, “kalau kamu tidak memerintahkan idiot itu kembali ke tanah, guru akan kembali danтАУ”
“Ke sini dan ambillah, Hufflepuffle!” teriak Tn. Goyle, dan sorakan besar datang dari para Slytherin.
“Aku tak bisa!” bisik Draco. “Semua orang di Slytherin akan menganggapku lemah!”
“Dan kalau Tn. Goyle sampai dikeluarkan,” desis Harry, “ayahmu akan menganggapmu seorang tolol!”
Wajah Draco berpilin dalam penderitaan.
Di saat ituтАУ
“Hey, Slytherslime,” seru Ernie, “tidakkah ada yang pernah memberitahumu kalau Hufflepuff saling menjaga? Keluarkan tongkat sihir, Hufflepuff!”
Dan seketika ada banyak tongkat sihir yang ditujukan ke arah Tn. Goyle.
Tiga detik kemudianтАУ
“Keluarkan tongkat sihir, Slytherin!” kata sekitar lima Slytherin berbeda.
Dan ada banyak tongkat sihir ditujukan ke arah Hufflepuff.
Dua detik kemudianтАУ
“Keluarkan tongkat sihir, Gryffindor!”
“Lakukan sesuatu, Potter!” bisik Draco. “Aku tak boleh jadi orang yang menghentikan ini orang itu haruslah kamu! Anggap aku berhutang budi hanya pikirkan sesuatu bukankah harusnya kamu ini brilian?”
Sekitar lima setengah detik, Harry sadar, seseorang akan melemparkan Kutukan Serang Sederhana Sumeria dan di saat semuanya selesai dan para guru selesai mengeluarkan orang-orang anak laki-laki yang tersisa di tahunnya hanyalah para Ravenclaw.
“Keluarkan tongkat sihir, Ravenclaw!” seru Michael Corner yang sepertinya merasa ditinggalkan dalam bencana ini.
“GREGORY GOYLE!” teriak Harry. “Aku menantangmu dalam satu kontes atas kepemilikan Remembrall Neville!”
Ada jeda seketika.
“Oh, benarkah?” ujar Draco dalam kata diperpanjang paling keras yang pernah Harry dengar. “Itu kedengarannya menarik. Kontes macam apa, Potter?”
Er … .
“Kontes” adalah inspirasi paling jauh yang Harry peroleh. Kontes macam apa, dia tak bisa mengatakan “catur” karena Draco tak akan bisa menerimanya tanpa terlihat janggal, dia tak bisa mengatakan “adu panco” karena Tn. Goyle akan menghancurkannyaтАУ
“Bagaimana dengan ini?” kata Harry dengan lantang. “Gregory Goyle dan aku berdiri saling berjauhan, dan tak ada yang boleh ada di antara kami berdua. Kami tidak boleh memakai tongkat kami dan juga tidak yang lain. Aku tidak bergerak dari tempatku berdiri, dan juga tidak dia. Dan kalau aku bisa mendapatkan Remembrall Neville, maka Gregory Goyle akan melepaskan semua klaimnya atas Remembrall itu dan memberikannya padaku.”
Ada jeda lain saat pandangan lega orang-orang ditransmutasi menjadi kebingungan.
“Hah, Potter!” kata Draco lantang. “Aku ingin melihatmu melakukan itu! Tn. Goyle terima!”
“Jadi!” kata Harry.
“Potter, apa?” bisik Draco, yang entah bagaimana dia lakukan tanpa menggerakkan bibirnya.
Harry tak tahu bagaimana menjawabnya tanpa menggerakkan bibirnya.
Orang-orang mulai menyimpan kembali tongkat sihir mereka, dan Tn. Goyle menukik dengan anggun ke tanah, terlihat cukup bingung. Beberapa Hufflepuff mulai berjalan ke arah Tn. Goyle, namun Harry mati-matian memberi mereka pandangan memohon dan mereka mundur.
Harry berjalan menuju Tn. Goyle dan berhenti ketika dia sampai beberapa langkah jauhnya, cukup jauh hingga mereka tak bisa menjangkau satu sama lain.
Perlahan, dengan sengaja Harry menyarungkan tongkat sihirnya.
Semua yang lain melangkah mundur.
Harry menelan. Dia tahu dalam garis besar apa yang dia ingin lakukan, namun itu harus dilakukan dalam suatu cara yang tak seorang pun paham apa yang dia lakukanтАУ
“Baiklah,” kata Harry lantang. “Dan sekarang тАж .” Dia mengambil napas panjang dan mengangkat satu tangan, jari-jari siap menjentik. Ada suara-suara terkesiap dari mereka yang sudah dengar tentang cerita pie, yang secara praktis adalah semua orang. “Aku memanggil kepada kegilaan Hogwarts! Happy happy boom boom swamp swamp swamp!” dan Harry menjentikkan jarinya.
Banyak orang yang tersentak.
Dan tak ada yang terjadi.
Harry membiarkan kesunyian memanjang untuk sementara, berkembang, sampai тАж .
“Um,” kata seseorang. “Apa cuma itu?”
Harrymelihat ke arah bocah yang tadi berbicara. “Lihat di depanmu. Kau lihat bagian tanah yang terlihat gersang, tanpa ada rumput di atasnya?”
“Um, yeah,” kata bocah itu, seorang Gryffindor (Dean siapa?)
“Galilah.”
Sekarang Harry memperoleh banyak pandangan-pandangan aneh.
“Er, kenapa?” kata Dean siapa.
“Lakukan saja,” kata Terry Boot dengan suara letih. “Tak ada gunanya bertanya, percaya padaku untuk yang ini.”
Dean siapa berlutut dan mulai menggali tanah.
Setelah semenit kira-kira, Dean berdiri lagi. “Tak ada apa pun di sini,” kata Dean.
Huh. Harry berencana untuk kembali ke masa lalu dan mengubur peta harta karun yang akan mengarah ke peta harta karun lain yang akan mengarah ke Remembrall Neville yang akan dia tempatkan di sana setelah mengambilnya kembali dari Tn. Goyle тАж .
Kemudian Harry sadar kalau ada cara yang lebih sederhana yang tidak akan mengancam rahasia Time-Turner sejauh itu.
“Terima kasih, Dean!” kata Harry lantang. “Ernie, bisakah kamu melihat di sekitar tanah tempat Neville tadi terjatuh dan lihat apakah kamu bisa menemukan Remembrall Neville?”
Orang-orang terlihat semakin bingung.
“Lakukan saja,” kata Terry Boot. “Dia akan terus mencoba sampai sesuatu berhasil, dan yang menakutkan adalah bahwa тАУ”
“Merlin!” Ernie terkesiap. Dia memegang Remembrall Neville. “Ini ada di sini! Tepat di mana dia jatuh!”
“Apa?” teriak Tn. Goyle. Dia memandang ke bawah dan melihat тАж
тАж bahwa dia masih memegang Remembrall Neville.
Ada jeda yang cukup panjang.
“Er,” kata Dean siapa, “itu tak mungkin, kan?”
“Itu adalah ‘plot hole’,” kata Harry. “Aku membuat diriku cukup aneh untuk mengalihkan perhatian alam semesta untuk sesaat dan dia lupa bahwa Goyle sudah mengambil Remembrallnya.”
“Tidak, tunggu, maksudku, itu benar-benar tak mungkinтАУ”
“Maafkan aku, apa kita semua cuma berdiri saja di sini menunggu terbang dengan sapu? Ya memang. Jadi tutup mulut. Lagi pula, begitu aku mendapat Remembrall Neville, kontesnya selesai dan Gregory Goyle harus melapaskan semua klaim atas Remembrall yang dia pegang dan memberikannya padaku. Itu adalah syaratnya, ingat?” Harry mengulurkan tangan dan memberi isyarat pada Ernie. “Gelindingkan saja ke sini, karena tak ada yang boleh mendekat padaku, oke?”
“Tunggu dulu!” teriak seorang SlytherinтАУBlaise Zabini Harry sepertinya tak akan melupakan nama itu. “Bagaimana kita tahu kalau itu adalah Remembrall Neville? Kau bisa saja menjatuhkan Remembrall lain di situтАУ”
“Slytherin kuat pada yang satu ini,” kata Harry, tersenyum. “Namun kamu bisa pegang kata-kataku bahwa yang Ernie pegang adalah kepunyaan Neville. Tak ada yang bisa kukatakan tentang yang Gregory Goyle pegang.”
Zabini berputar ke arah Draco “Malfoy! Kau tidak akan begitu saja membiarkannya lepas dengan ituтАУ”
“Tutup mulut, kau” Tn. Crabbe bergumam, berdiri di belakang Draco. “Tn. Malfoy tak butuh kamu memberitahunya apa yang harus dia lakukan!”
Pengikut baik.
“Taruhanku adalah dengan Draco, dari Keluarga Malfoy yang Terhormat dan Paling Tua,” kata Harry. “Bukan denganmu, Zabini. Aku sudah melakukan apa yang Tn. Malfoy katakan ingin lihat aku lakukan, dan untuk penilaian atas taruhannya, aku serahkan itu kepada Tn. Malfoy.” Harry mencondongkan kepalanya ke arah Draco dan mengangkat sedikit alisnya. Itu harusnya cukup untuk membiarkan Draco tetap menjaga reputasinya.
Ada satu jeda.
“Kau berjanji kalau itu benar-benar adalah Remembrall Neville?” kata Draco.
“Ya,” kata Harry. “Itu adalah yang akan kembali kepada Neville dan itu sebenarnya adalah miliknya. Dan yang dipegang Gregory Goyle adalah hakku.”
Draco mengangguk, terlihat pasti. “Aku tidak akan mempertanyakan kata-kata dari Keluarga Potter yang Terhormat, kalau begitu, tak peduli seberapa ganjilnya kejadian tadi. Dan Keluarga Malfoy yang Terhormat dan Paling Tua akan menjaga perkataannya juga. Tn. Goyle, berikan itu pada Tn. PotterтФА”
“Hey!” kata Zabini. “Dia masih belum menang, dia belum memperolehтФА”
“Tangkap, Harry!” kata Ernie, dan dia melemparkan Remembrallnya.
Harry dengan mudah menyambar Remembrall itu di atas udara, dia selalu memiliki refleks yang bagus dalam cara itu. “Itu,” kata Harry, “Aku menang тАж .”
Harry memperpanjang kata-katanya. Seluruh percakapan terhenti.
Remembrall itu sedang menyala merah padam di tangannya, membara bagai miniatur matahari yang melemparkan cahaya di tanah saat siang hari.
*
Kamis.
Kalau kamu ingin spesifik, 5:09 pm pada Kamis sore, dalam kantor Profesor McGonagall, setelah kelas terbang. (Dengan satu jam ekstra untuk Harry diselipkan di antaranya.)
Profesor McGonagall duduk di bangkunya. Harry di kursi panas di depan mejanya.
“Profesor,” kata Harry ketat, “Slytherin mengarahkan tongkat mereka pada Hufflepuff, Gryffindor mengarahkan tongkat mereka pada Slytherin, beberapa idiot berteriak keluarkan tongkat di Ravenclaw, dan aku punya mungkin hanya lima detik untuk menjaga seluruh situasi ini dari meledak tak terkendali! Cuma itu yang bisa kupikirkan!”
Wajah Profesor McGonagall terlihat terjepit dan marah. “Kamu tidak boleh menggunakan Time Turner dalam cara itu, Tn. Potter! Apakah konsep kerahasiaan adalah sesuatu yang tak kamu pahami?”
“Mereka tak tahu bagaimana aku melakukannya! Mereka cuma mengira kalau aku mampu melakukan sesuatu yang benar-benar aneh hanya dengan menjentikkan jariku! Aku sudah melakukan hal-hal aneh lain yang tak akan bisa dilakukan bahkan memakai Time-Turner, dan aku akan melakukan lebih banyak hal-hal lain yang seperti itu, dan kasus ini bahkan tak akan terlihat mencolok! Aku harus melakukannya, Profesor!”
“Kamu tidak harus melakukannya!” bentak Profesor McGonagall. “Yang harus kau lakukan hanyalah membuat si Slytherin tak bernama ini kembali ke tanah dan membuat tongkat-tongkat sihir kembali ke tempatnya! Kau bisa menantangnya dalam permainan ‘Exploding Snap’ tapi tidak, kau harus menggunakan Time-Turner dalam gaya menyolok dan tak perlu!”
“Hanya itu yang bisa kupikirkan! Aku bahkan tak tahu apa itu ‘Exploding Snap’, mereka tak akan menerima permainan catur dan kalau aku memilih adu panco aku akan kalah!”
“Kalau begitu kamu pilih saja gulat!”
Harry berkedip. “Tapi aku nanti akan kalahтФА”
Harry berhenti.
Profesor McGonagall terlihat sangat marah.
“Aku minta maaf, Profesor McGonagall,” kata Harry dalam suara kecil. “Aku benar-benar tak memikirkan yang itu, dan anda benar, aku harusnya memikirkannya, akan jadi brilian kalau aku lakukan, namun aku tak memikirkannya sama sekali тАж .”
Suara Harry memanjang. Dalam seketika semuanya terlihat jelas untuknya bahwa dia memiliki banyak pilihan lain. Dia bisa meminta Draco untuk menyarankan sesuatu, dia bisa bertanya pada mereka yang menonton тАж pemakaiannya atas Time-Turner memang menyolok dan tak perlu. Ada ruang kemungkinan yang teramat besar, kenapa dia memilih yang itu?”
Karena dia sudah melihat satu cara untuk menang. Memenangkan hak milik atas benda remeh tak penting yang para guru akan ambil juga dari Tn. Goyle.
Niat untuk menang. Itulah yang menjeratnya.
“Aku minta maaf,” kata Harry lagi. “Atas kesombonganku dan kebodohanku.”
Profesor McGonagall mengusapkan tangan ke dahinya. Beberapa kemarahannya sepertinya sudah mereda. Tapi suaranya masih terdengar keras. “Sekali lagi ada pameran seperti itu, Tn. Potter, dan kau akan mengembalikan Time-Turner itu. Apa kamu mengerti?”
“Ya,” kata Harry. “Aku mengerti dan aku minta maaf.”
“Kalau begitu, Tn. Potter, kau diizinkan untuk tetap membawa Time-Turner untuk sekarang. Dan mengingat ukuran bencana yang kamu memang, faktanya, berhasil cegah, aku tak akan mengurangi poin apa pun dari Ravenclaw.”
Tambah lagi kamu tak bisa menjelaskan untuk alasan apa kau mengurangi poin itu. Tapi Harry tak sebodoh itu untuk mengucapkannya keras-keras.
“Yang lebih penting, kenapa Remembrallnya menyala seperti itu?” kata Harry. “Apakah itu artinya aku sudah terkena Obliviate?”
“Itu juga membuatku bingung,” kata Profesor McGonagall perlahan. “Kalau itu memang sesederhana itu, aku pikir pengadilan akan memakai Remembrall, dan mereka tidak. Aku akan menyelidikinya, Tn. Potter.” Dia menghela napas. “Kau boleh pergi sekarang.”
Harry mulai bangkit dari kursinya, lalu berhenti. “Um, maaf, aku memang memiliki sesuatu yang ingin kukatakan padamuтФА”
Kamu nyaris tak bisa melihat sentakannya. “Apa itu, Tn. Potter?”
“Ini tentang Profesor QuirrellтФА”
“Aku yakin, Tn. Potter, bahwa itu tak memiliki nilai penting.” Profesor McGonagall mengucapkan kata-kata itu dalam ketergesaan tinggi. “Tentu kamu sudah mendengar Kepala Sekolah mengatakan kepada para murid bahwa kalian tak akan mengusik kami dengan keluhan-keluhan tak penting tentang Profesor Pertahanan?”
Harry sedikit kebingungan. “Tapi ini bisa jadi penting, kemarin aku merasakan suatu firasat malapetaka tiba-tiba ketikaтФА”
“Tn. Potter! Aku juga punya firasat malapetaka sendiri! Dan firasat malapetakaku menyarankan bahwa kau tidak boleh menyelesaikan kalimat itu!”
Mulut Harry terbuka lebar. Profesor McGonagall sudah berhasil; Harry terdiam.
“Tn. Potter,” kata Profesor McGonagall, “kalau kamu sudah menemukan apa pun yang terlihat menarik tentang Profesor Quirrell, silakan saja membaginya denganku atau siapa saja. Sekarang aku pikir kau sudah mengambil waktu berhargaku cukup banyakтФА”
“Ini tidak sepertimu!” Harry meledak. “Aku minta maaf tapi itu terlihat luar biasa tak bertanggung jawab! Dari apa yang sudah aku dengar ada suatu kutukan atas posisi Pertahanan, dan jika kamu sudah mengetahui sesuatu akan berakhir buruk, kupikir kamu harus terus waspadaтФА”
“Berakhir buruk, Tn. Potter? Aku jelas harap tidak.” Wajah Profesor McGonagall terlihat tanpa ekspresi. “Setelah Profesor Blake tertangkap basah di dalam kloset bersama tidak kurang dari tiga Slytherin tahun kelima Februari lalu, dan setahun sebelumnya, Profesor Summers benar-benar sebegitu gagalnya sebagai seorang pengajar hingga para murid wanita itu mengira kalau Boggart adalah sejenis perabotan, akan jadi bencana besar jika ada masalah dengan Profesor Quirrell yang luar biasa kompeten ini bisa sampai ke telingaku sekarang, dan aku berani mengatakan kalau sebagian besar murid kita akan gagal dalam O.W.L. dan N.E.W.T. Pertahanan mereka.”
“Aku mengerti,” kata Harry perlahan, menyerap semua ini. “Jadi dengan kata lain, apa pun yang salah dengan Profesor Quirrell, kau mati-matian tak mau tahu tentangnya sampai akhir tahun ajaran sekolah. Dan karena saat ini kebetulan adalah September, dia bisa membunuh Perdana Menteri di siaran langsung televisi dan lepas dari tanggung jawab sejauh yang anda peduli.”
Profesor McGonagall memandangnya tak berkedip. “Aku yakin kalau aku tak akan bernah terdengar mendukung pernyataan semacam itu, Tn. Potter. Di Hogwarts kami berusaha keras untuk menjadi proaktif mengenai hal-hal apa pun yang mengancam pencapaian pendidikan dari para murid kami.”
Seperti misalnya tahun pertama Ravenclaw yang tak bisa menjaga mulutnya. “Aku yakin aku benar-benar mengerti maksudmu, Profesor McGonagall.”
“Oh, aku meragukannya, Tn. Potter. Aku amat sangat meragukannya.” Profesor McGonagall mencondongkan tubuhnya ke depan, wajahnya kembali tegang. “Karena kau dan aku sudah membicarakan hal yang jauh lebih sensitif dari ini, aku akan bicara terus terang. Kau, dan kau sendiri, yang sudah melaporkan firasat malapetaka misterius ini. Kau, dan kau sendiri, yang merupakan magnet hal-hal yang tak pernah kulihat. Setelah perjalanan belanja kecil kita ke Diagon Alley, dan kemudian Topi Seleksi, dan kemudian episode kecil hari ini, aku bisa dengan jelas meramalkan bahwa aku ditakdirkan untuk duduk di kantor Kepala Sekolah dan mendengarkan kisah-kisah menggelikan tentang Profesor Quirrell yang mana kau dan kau sendiri yang memainkan peran utamanya, yang setelahnya aku tak punya pilihan lain kecuali memecatnya. Aku sudah mundur sampai titik itu, Tn. Potter. Dan jika situasi menyedihkan ini sampai terjadi lebih awal dari Ides bulan Mei, aku akan mengikatmu di gerbang-gerbang Hogwarts memakai ususmu sendiri dan menuang kumbang api ke dalam hidungmu. Sekarang, apa kau benar-benar mengerti?”
Harry mengangguk, matanya benar-benar lebar. Kemudian setelah sedetik, “Apa yang aku peroleh kalau aku bisa membuat itu terjadi di hari terakhir tahun sekolah?”
“Keluar dari kantorku!”
*
Kamis.
Pasti ada sesuatu tentang hari Kamis di Hogwarts.
Itu adalah 5:32 pm kamis sore, dan Harry berdiri di samping Profesor Flitwick, di depan batu gargoyle besar yang menjaga pintu masuk kantor Kepala Sekolah.
Tidak lebih cepat dia kembali dari kantor Profesor McGonagall ke ruang belajar Ravenclaw daripada salah satu dari para murid memberitahunya untuk melapor ke kantor Profesor Flitwick, dan di sana dia mengetahui kalau Dumbledore ingin berbicara dengannya.
Harry, merasa sedikit gelisah, sudah bertanya pada Profesor Flitwick apakah Kepala Sekolah sudah mengatakan tentang masalah apa ini.
Profesor Flitwick mengangkat bahu dalam gaya seolah tak berdaya.
Sepertinya Dumbledore mengatakan kalau Harry terlalu muda untuk memanggil sabda kuasa dan kegilaan.
Happy happy boom boom swamp swamp swamp? Harry memikirkannya tapi tak mengatakan dengan keras.
“Tolong jangan terlalu khawatir, Tn. Potter,” decit Profesor Flitwick dari suatu tempat di sekitar pundak Harry. (Harry bersyukur atas jenggot besar menggembung Profesor Flitwick, sukar membiasakan diri dengan Profesor yang bukan hanya lebih pendek dari dirinya tapi juga berbicara dalam suara bernada tinggi.) “Kepala Sekolah Dumbledore mungkin terlihat sedikit aneh, atau sangat aneh, atau luar biasa aneh, namun dia tidak pernah menyakiti seorang murid sedikit pun, dan aku tak percaya dia akan pernah.” Profesor Flitwick memberi Harry senyuman penyemangat. “Ingat saja hal itu di benakmu setiap waktu dan kamu pasti tidak akan panik!”
Ini tak membantu.
“Semoga beruntung!” decit Profesor Flitwick, dan mencondongkan diri ke arah gorgoyle dan mengucapkan sesuatu yang Harry entah mengapa tak bisa dengar sama sekali. (Tentu saja, kata sandi tak akan banyak berguna kalau kamu bisa mendengar seseorang mengatakannya.) dan gorgoyle batu itu berjalan minggir dengan gerakan yang sangat alami dan biasa hingga Harry menganggapnya sedikit mengejutkan, karena gargoyle itu tetap terlihat seperti batu padat, tak bergerak selama pergerakan itu.
Di belakang gargoyle itu ada satu set tangga spiral yang berputar perlahan. Ada sesuatu yang hipnotis mengganggu tentangnya, dan yang lebih mengganggu adalah bahwa spiral yang berputar harusnya tak membawamu ke mana pun.
“Ayo naiklah!” decit Flitwick.
Harry melangkah dengan sedikit gugup ke dalam spiral, dan menemukan dirinya, untuk alasan tertentu yang sama sekali tak mampu dibayangkan otaknya, bergerak ke atas.
Gargoyle itu berdebam kembali ke tempat asalnya di belakang Harry, dan tangga spiral terus berputar dan Harry terus naik lebih tinggi, dan setelah waktu yang sedikit memusingkan, Harry menemukan dirinya di depan pintu dari kayu ek dengan pengetuk grifon kuningan.
Harry meraihnya dan memutar kenop pintu.
Pintu itu mengayun terbuka.
Dan Harry melihat ruangan yang paling menarik yang pernah dia lihat sepanjang hidupnya.
Ada mekanisme-mekanisme metal kecil yang mendesir atau berdetak atau perlahan berubah bentuk atau mengeluarkan awan-awan asap kecil, merembes, berubah warna, atau berubah jadi bentuk menarik yang menghilang setengah detik setelah kau melihatnya. Ada benda-benda yang seperti jam dengan banyak tangan, bertuliskan angka-angka atau dalam bahasa yang tak dikenal. Ada gelang yang tersemat satu kristal lenticular yang berkilau dengan ribuan warna, dan seekor burung bertengger di atas panggung emas, dan cangkir emas berisi sesuatu yang terlihat seperti darah, dan satu patung elang yang bertatahkan enamel hitam. Dindingnya penuh terpajang gambar-gambar orang tertidur, dan Topi Seleksi dengan santai terduduk di rak topi yang juga jadi tempat dua payung dan tiga sandal merah untuk kaki kiri.
Di tengah-tengah semua kekacauan ini ada meja dari kayu ek hitam bersih. Di depan meja ada bangku dari kayu ek. Dan di belakang meja ada tahta yang terbantal dengan baik berisi Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore, yang dihiasi jenggot perak panjang, topi yang seperti jamur gepeng raksasa, dan sesuatu yang terlihat bagi mata Muggle seperti tiga lapis piyama pink cerah.
Dumbledore tersenyum, dan mata cerahnya berkelip dengan intensitas gila.
Dengan sedikit gentar, Harry mendudukkan diri di depan meja. Pintu mengayun tertutup di belakangnya dengan thunk keras.
“Halo, Herry,” kata Dumbledore.
“Halo, Kepala Sekolah,” jawab Harry. Jadi apakah mereka dalam hubungan nama pertama? Apakah Dumbledore sekarang meminta untuk Harry memanggilnyaтАУ
“Tolong, Harry!” kata Dumbledore. “Kepala Sekolah terdengar terlalu formal. Panggil saja aku Keps untuk pendeknya.”
“Aku pasti akan, Keps,” kata Harry.
Ada jeda singkat.
“Apa kau tahu,” kata Dumbledore, “kaulah orang pertama yang benar-benar menganggapiku serius atas hal tadi?”
“Ah тАж .” kata Harry. Dia mencoba mengendalikan suaranya dengan perasaan tenggalam tiba-tiba di perutnya. “Aku minta maaf, aku, ah, Kepala Sekolah, kau menyuruhku melakukannya jadi kulakukanтАУ”
“Keps, tolong!” kata Dumbledore riang. “Dan tak ada panggilan yang perlu dikhawatirkan, aku tak akan melemparkanmu keluar dari jendela hanya karena kau membuat satu kesalahan. Aku akan memberimu benyak peringatan lebih dulu, kalau kau melakukan sesuatu yang salah! Lagi pula, apa yang penting bukanlah bagaimana cara seseorang berbicara denganmu, tapi apa yang mereka pikir tentangmu.”
Dia tak pernah melukai seorang murid, ingat saja itu dan kamu pasti tak akan panik.
Dumbledore mengambil kotak metal kecil dan membukanya, menunjukkan gundukan kuning kecil “Serbat lemon?” kata sang Kepala Sekolah.
“Er, tidak terima kasih, Keps,” kata Harry. Apakah memberi LSD diam-diam pada seorang murid terhitung sebagai melukai mereka, atau apakah itu masuk ke dalam kategori kesenangan tak berbahaya?” “Anda, um, mengatakan sesuatu tentangku masih terlalu muda untuk memanggil sabda kuasa dan kegilaan?”
“Bahwa kamu jelas memang!” kata Dumbledore. “Untungnya Sabda Kuasa dan Kegilaan sudah hilang tujuh abad yang lalu dan tak ada orang yang punya sedikit pun gagasan atas apa bentuk mereka sekarang. Itu cuma sekadar ucapan kecil saja.”
“Ah тАж .” kata Harry. Dia sadar kalau mulutnya terbuka. “Kenapa kau memanggilku kemari, kalau begitu?”
“Kenapa?” Dumbledore mengulangi. “Ah, Harry, jika aku berkeliling sepanjang hari menanyakan kenapa aku melakukan suatu, aku tak akan punya waktu untuk menyelesaikan satu hal pun! Aku ini orang yang cukup sibuk, kau tahu.”
Harry mengangguk, tersenyum. “Ya, itu adalah daftar yang sangat mengesankan. Kepala Sekolah Hogwarts, Chief Warlock dalam Wizengamot, dan Supreme Mugwump atas Konfederasi Internasional Penyihir. Maafkan pertanyaanku tapi aku ingin tahu, apakah mungkin mendapatkan lebih dari enam jam kalau kamu memakai lebih dari satu Time-Turner? Karena cukup mengagumkan jika kau melakukan semua itu hanya dalam tiga puluh jam sehari.”
Ada sedikit jeda lain, yang selama itu Harry terus tersenyum. Dia sedikit gelisah, sebenarnya sangat gelisah, namun begitu semua sudah jelas kalau Dumbledore dengan sengaja bermain-main dengannya, sesuatu di dalam Harry benar-benar menolak untuk duduk dan menerimanya bagai gumpalan tak berdaya.
“Aku takut Waktu tak suka terlalu diregangkan,” kata Dumbledore setelah sedikit jeda, “dan tetap diri kita sendiri sepertinya sedikit terlalu lebar untuknya, dan adalah pergumulan konstan untuk menyesuaikan kehidupan kita ke dalam Waktu.”
“Memang,” kata Harry dengan kekhidmatan suram. “Itulah kenapa adalah paling baik untuk sampai pada maksud kita secepatnya.”
Untuk sesaat Harry penasaran apakah dia sudah melangkah terlalu jauh.
Kemudian Dumbledore tertawa kecil. “Langsung ke intinya kalau begitu.” Sang Kepala Sekolah mencondongkan tubuhnya, memiringkan topi jamur gepengnya dan menggosok jenggotnya ke atas mejanya. “Harry, Senin ini kamu melakukan sesuatu yang akan mustahil bahkan dengan Time-Turner. Atau mungkin, mustahil dengan hanya Time-Turner. Dari mana asal kedua pie itu, aku penasaran?”
Sentakan adrenalin mengaliri Harry. Dia melakukannya memakai Jubah Gaib, yang diberikan kepadanya dalam kotak Natal bersama satu catatan, dan catatan itu berkata: kalau Dumbledore melihat kesempatan untuk memiliki salah satu dari Relikui Kematian, dia tidak akan pernah membiarkannya lepas dari genggamannya тАж .
“Pemikiran yang wajar,” Dumbledore melanjutkan, “adalah karena tak ada tahun pertama saat ini yang mampu menggunakan mantra semacam itu, ada orang lain di sana, akan tetapi tak terlihat. Dan jika tak ada orang yang bisa melihat mereka, yah, akan cukup mudah bagi mereka untuk melemparkan pie-pie itu. Seseorang bisa saja mencurigai lebih lanjut bahwa karena kamu memiliki Time-Turner, kamulah orang tak terlihat itu; dan karena mantra Disillusionment adalah jauh di atas kemampuanmu sekarang, kamu memiliki jubah yang membuatmu tak terlihat.” Dumbledore tersenyum penuh konspirasi. “Apa aku dalam jalur yang benar sejauh ini, Harry?”
Harry membeku. Dia punya perasaan bahwa bohong terang-terangan adalah sama sekali tak bijak, dan mungkin tak sedikit pun membantu, dan dia tak bisa memikirkan apa pun yang lain untuk diucapkan.
Dumbledore melambaikan tangan bersahabat. “Jangan khawatir, Harry, kamu belum melakukan sesuatu yang salah. Jubah penghilang tidak melawan aturanтАУaku pikir mereka cukup langka hingga tak ada yang pernah memikirkan untuk menempatkan mereka dalam daftar. Tapi aku penasaran tentang sesuatu yang benar-benar berbeda.”
“Oh?” kata Harry dalam suara paling normal yang bisa dia lakukan.
Mata Dumbledore menyala dengan antusias. “Kamu tahu, Harry, setelah kamu melalui beberapa petualangan kamu cenderung untuk mulai memahami hal-hal macam ini. Kamu mulai melihat polanya, mendengar irama dari dunia ini. Kamu mulai melabuhkan kecurigaan-kecurigaan sebelum saat munculnya penyataan. Kau adalah Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, dan entah bagaimana suatu jubah penghilang berhasil sampai ke tanganmu empat hari setelah kau menemukan Inggris magis kami. Jubah macam itu tak dijual di Diagon Alley, tapi ada satu yang mungkin menemukan jalannya sendiri kepada pengguna yang sudah ditakdirkan. Dan aku tak bisa menahan ingin tahuku kalau atas kemungkinan aneh kamu bukan hanya menemukan suatu jubah penghilang, tapi malah Jubah Gaib, salah satu dari tiga Relikui Kematian dan dikabarkan mampu menyembunyikan pemakainya dari penglihatan sang Kematian itu sendiri.” Tatapan Dumbledore begitu cerah dan bersemangat. “Boleh aku melihatnya, Harry?”
Harry menelan. Ada luapan penuh adrenalin dalam sistemnya sekarang dan itu semua benar-benar tak berguna, ini adalah penyihir paling kuat di dunia dan tak mungkin ada cara dia bisa sampai ke pintu dan tak ada tempat di Hogwarts untuknya bersembunyi kalaupun dia berhasil sampai, dia akan kehilangan Jubah yang sudah diwariskan melalui keturunan Potter untuk entah siapa yang tahu berapa lamaтАУ
Perlahan Dumbledore menegakkan diri lagi ke kursi tingginya. Cahaya cerah sudah hilang dari matanya, dan dia terlihat bingung dan sedikit sedih. “Harry,” kata Dumbledore, “kalau kamu tak mau, kamu tinggal berkata tidak.”
“Aku boleh?” Harry dengan suara serak.
“Ya, Harry,” kata Dumbledore. Suaranya terdengar sedih sekarang, dan cemas. “Sepertinya kau takut terhadapku, Harry. Boleh aku bertanya apa yang sudah kulakukan sampai memperoleh ketidakpercayaan darimu?”
Harry menelan. “Apakah ada cara untukmu berjanji suatu sumpah magis yang mengikat bahwa kamu tak akan mengambil jubahku?”
Dumbledore menggeleng kepalanya perlahan. “Sumpah Tak-Terlanggar tak boleh dipakai semudah itu. Dan lagipula, Harry, kalau kau belum tahu mantranya, kamu hanya memperoleh kata-kataku saja kalau mantranya mengikat. Dan juga aku yakin kau sadar bahwa aku tidak perlu izinmu untuk melihat Jubah itu. Aku cukup kuat untuk membawanya keluar sendiri, kantong mokeskin atau tidak.” Wajah Dumbledore sangat muram. “Namun ini aku tak akan lakukan. Jubah itu adalah milikmu, Harry. Aku tak akan merampasnya darimu. Bahkan tak akan melihatnya untuk sesaat, kecuali kamu memutuskan untuk menunjukkannya padaku. Itu adalah suatu janji dan sumpah. Kalau aku perlu melarangmu dari menggunakannya dalam wilayah sekolah, aku akan memerlukanmu untuk pergi ke brankasmu di Gringotts dan menyimpannya di sana.”
“Ah тАж .” kata Harry. Dia menelan keras, mencoba menenangkan banjir adrenalin dan berpikir wajar. Dia mengambil kantong mokeskin dari ikat pinggangnya. “Kalau kau memang tidak memerlukan izinku тАж maka silakan.” Harry mengulurkan kantongnya pada Dumbledore, dan menggigit keras bibirnya, mengirimkan sinyal itu pada dirinya sendiri kalau misalnya dia dikenai Obliviate setelahnya.
Sang penyihir tua memasukkan tangan ke dalam kantong itu, dan tanpa mengucapkan kata pemanggilan apa pun, mengeluarkan Jubah Gaib.
“Ah,” Dumbledore melepas napas. “Aku memang benar тАж .” Dia mencurahkan tenunan beludru hitam melewati tangannya. “Berabad-abad usianya, dan tetap sesempurna saat hari dia dibuat. Kita sudah kehilangan sebegitu banyak seni kita sepanjang tahun, dan sekarang aku sendiri tak mampu membuat yang semacam ini, tak ada yang bisa. Aku bisa merasakan kekuatannya seperti gema dalam pikiranku, seperti sebuah lagu yang selamanya dinyanyikan tanpa ada yang mendengar тАж .” Sang penyihir mengangkat pandangannya dari Jubah itu. “Jangan menjualnya,” katanya, “jangan memberikannya pada siapa pun sebagai hak milik. Pikirkan dua kali sebelum kau menunjukkannya pada siapa pun, dan renungkan tiga kali lagi sebelum kau memberitahu kalau ini adalah Relikui Kematian. Perlakukan ini dengan hormat, karena ini memang adalah Benda Kekuatan.”
Untuk sesaat wajah Dumbledore menjadi sedih тАж
тАж dan kemudian menyerahkan Jubah itu kembali kepada Harry.
Harry memasukkannya ke dalam kantongnya lagi.
Wajah Dumbledore kembali berubah muram. “Boleh aku bertanya sekali lagi, Harry, kenapa kau bisa jadi tidak mempercayaiku?”
Seketika Harry merasa cukup malu.
“Ada satu catatan bersama Jubah itu,” kata Harry dalam suara kecil. “Katanya kalau kau akan mencoba untuk mengambil Jubah itu dariku, kalau kau tahu. Aku tak tahu siapa yang meninggalkan catatan itu, meski begitu, aku benar-benar tak tahu.”
“Aku тАж paham,” kata Dumbledore perlahan. “Yah, Harry, aku tak akan membantah niat dari siapa pun yang meninggalkan catatan itu untukmu. Siapa yang mengetahuinya kecuali mereka sendiri kalau mereka memiliki niat paling baik? Mereka memang sudah memberimu Jubahnya, pada akhirnya.”
Harry mengangguk, terkesan atas kemurahan hati Dumbledore, dan malu pada perbedaan tajam dengan tindakannya sendiri.
Sang penyihir tua melanjutkan. “Namun kau dan aku berdua adalah buah catur dengan warna yang sama, aku pikir. Anak laki-laki yang akhirnya mengalahkan Voldemort, dan orang tua yang menahannya cukup lama untukmu akhirnya menyelamatkan dunia. Aku tak akan memakai kewaspadaanmu tadi untuk melawanmu, Harry, kita semua harus mencoba sebisa kita untuk menjadi bijak. Aku hanya akan memintamu untuk berpikir dua kali dan merenungkan tiga kali lagi, lain kali seseorang memberitahumu untuk meragukanku.”
“Aku minta maaf,” kata Harry. Dia merasa sangat buruk saat ini, dia baru saja mengusir Gandalf pada dasarnya, dan kebaikan Dumbledore hanya membuatnya semakin merasa buruk. “Aku harusnya tidak meragukanmu.”
“Ah, Harry, dalam dunia ini тАж .” Sang penyihir tua menggeleng kepalanya. “Aku bahkan tak bisa mengatakan kalau kamu tak bijak. Kamu memang tidak mengenalku. Dan kenyataannya ada beberapa di Hogwarts yang akan lebih baik kalau tidak kamu percayai. Bahkan mungkin beberapa kamu panggil teman.”
Harry menelan. Itu terdengar beralamat buruk. “Seperti siapa?”
Dumbledore berdiri dari kursinya, dan mulai memeriksa salah satu instrumennya, satu cakra angka dengan delapan lengan yang memiliki panjang bervariasi.
Setelah beberapa saat, sang penyihir tua berbicara lagi. “Dia mungkin terlihat bagimu sangat menawan,” kata Dumbledore. “SopanтФАpadamu paling tidak. Baik tutur-kata, mungkin bahkan mengagumi. Selalu dengan tangan yang siap menolong, suatu bantuan, sedikit nasihatтФА”
“Oh, Draco Malfoy!” kata Harry, merasa cukup lega bahwa itu bukan Hermione atau apa. “Oh tidak, bukan bukan bukan, anda salah mengerti, dia tidak mengubahku, aku mengubahnya.”
Dumbledore membeku di tempat di mana dia mengintip cakra angka itu. “Kau apa?”
“Aku akan membuat Draco Malfoy berbalik dari Sisi Gelap,” kata Harry. “Kau tahu, membuatnya menjadi orang baik.”
Dumbledore menegakkan diri dan berbalik menghadap Harry. Dia sedang memakai salah satu ekspresi paling tercengang yang Harry pernah lihat ada pada siapa pun, jangankan seseorang dengan jenggot perak panjang. “Apa kau yakin,” kata si penyihir tua setelah beberapa saat, “bahwa dia siap untuk ditebus? Aku takut bahwa apa pun kebaikan yang kamu kira kau lihat di dalam dia hanyalah angan-angan semataтАУatau lebih buruk, iming-iming, umpanтАУ”
“Er, tidak mungkin,” kata Harry. “Maksudku kalau dia mencoba menyamarkan dirinya sendiri sebagai orang baik dia melakukannya dengan sangat buruk. Ini bukanlah pertanyaan tentang Draco mendatangiku dan bertingkah mempesona dan aku memutuskan bahwa dia pasti memiliki inti kebaikan tersembunyi di lubuk hatinya. Aku memilihnya secara spesifik untuk penebusan karena dia adalah pewaris dari Keluarga Malfoy dan kalau aku diharuskan memilih satu orang untuk ditebus, itu jelas dia.”
Mata kiri Dumbledore berkedut. “Kamu bermaksud untuk menanamkan benih cinta dan kebaikan dalam hati Draco Malfoy karena kamu mengharapkan pewaris Malfoy akan bermanfaat bagimu?”
“Bukan hanya untukku!” kata Harry tersinggung. “Untuk seluruh Inggris magis, jika ini berhasil! Dan dia sendiri akan memiliki kehidupan yang lebih behagia dan sehat mental! Lihat, aku tak punya cukup waktu untuk membuat semua orang berbalik dari Sisi Gelap dan aku harus bertanya di mana Cahaya bisa memperoleh keunggulan paling cepatтАУ”
Dumbledore mulai tertawa. Tertawa lebih keras dari yang Harry harapkan, hampir seperti lolongan. Itu jelas terlihat tak terhormat. Penyihir tua dan kuat harusnya tertawa kecil dalam nada rendah menggelegar, bukannya tertawa sebegitu keras sampai dia kehabisan napas. Harry pernah sekali secara harfiah terjatuh dari kursi selagi menonton film Marx Brother berjudul Duck Soup, dan sekeras itulah tawa Dumbledore saat ini.
“Ini tidak selucu itu,” kata Harry setelah beberapa waktu. Dia mulai mengkhawatirkan kewarasan Dumbledore lagi.
Dumbledore kembali mengendalikan dirinya dengan usaha yang kentara. “Ah, Harry satu gejala dari penyakit yang disebut hikmat adalah kamu mulai tertawa atas hal-hal yang tak ada orang lain yang menganggapnya lucu, karena ketika kamu sudah bijaksana, Harry, kamu mulai memahami gurauan-gurauannya!” Sang penyihir tua mengusap air mata dari matanya. “Ah, aku. Ah, aku. Memang kehendak jahat sering dirusak kejahatan, benar-benar memang.”
Otak Harry perlu waktu sejenak untuk mengenali kata-kata tak asing tadi тАж . “Hey, itu kutipan Tolkien! Gandalf mengatakan itu!”
“Theoden, sebenarnya,” kata Dumbledore.
“Anda Muggleborn?” kata Harry dengan terkejut.
“Aku takut tidak,” kata Dumbledore, tersenyum lagi. “Aku terlahir tujuh puluh tahun sebelum buku itu diterbitkan, anakku. Namun sepertinya para murid Mugglebornku cenderung berpikir dengan cara yang serupa dalam beberapa cara. Aku sudah mengumpulkan tidak kurang dari dua puluh salinan dari The Lord of the Rings dan tiga set dari seluruh karya Tolkien, dan aku mamperlakukan masing-masing dengan hormat.” Dumbledore mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengangkatnya dan mulai berpose. “Kau tidak bisa lewat! Bagaimana kelihatannya?”
“Ah,” kata Harry dalam sesuatu yang mendekati pemadaman otak total, “Kupikir kamu masih kurang Balrog.” Dan piyama pink itu dan topi jamur gepeng sama sekali tak membantu sedikit pun.
“Aku paham.” Dumbledore menghela napas dan dengan murung memasukkan tongkat sihirnya ke dalam ikat pinggangnya lagi. “Aku takut kalau dulu pernah ada beberapa Balrog berharga di kehidupan lampauku. Hari-hari ini semua hanya pertemuan Wizengamot di mana aku harus mencoba mati-matian untuk mencegah kerja apa pun dari terselesaikan, dan makan malam resmi di mana politisi asing bertanding untuk melihat siapa yang bisa menjadi orang bodoh yang paling keras kepala. Dan menjadi misterius terhadap orang-orang, mengetahui hal-hal yang aku tak punya cara untuk tahu, membuat pernyataan penuh teka-teki yang hanya bisa dipahami dalam perenungan kembali, dan seluruh cara-cara kecil lain yang dari mana para penyihir kuat menghibur diri mereka sendiri setelah mereka meninggalkan begian dari pola yang mengizinkan mereka menjadi pahlawan. Omong-omong, Harry, aku punya sesuatu untuk kuberikan padamu, sesuatu yang merupakan kepunyaan ayahmu.”
“Oh ya?” kata Harry. “Gosh, siapa yang menyangka.”
“Ya memang,” kata Dumbledore. “Kupikir ini memang sedikit bisa ditebak, bukan begitu?” Wajahnya berubah serius. “Meskipun demikian тАж .”
Dumbledore kembali ke mejanya dan duduk, menarik keluar salah satu laci saat dia duduk. Dia menjangkau ke dalam memakai kedua tangan, sedikit berusaha, menarik satu objek yang cukup besar dan terlihat berat keluar dari laci, yang kemudian dia letakkan di atas meja kayu eknya dengan thunk keras.
“Ini,” kata Dumbledore, “adalah batu milik ayahmu.”
Harry menatapnya. Itu berupa abu-abu muda, berwarna tak lazim, berbentuk tak tak teratur, berpinggir tajam, dan sangat-sangat berupa batu besar biasa. Dumbledore meletakkannya dengan cara yang membuatnya bersandar pada sisi paling lebar, namun itu masih bergoyang tidak menentu di mejanya.
Harry melihat ke atas. “Ini gurauan, kan?”
“Tidak,” kata Dumbledore, menggelengkan kepalanya dan terlihat sangat serius. “Aku mengambil ini dari reruntuhan rumah James dan Lily di Godric’s Hollow, di mana aku juga menemukanmu; dan aku terus menjaganya sampai sekarang, menyongsong hari di mana aku bisa memberikannya kepadamu.”
Di dalam campur aduk banyak hipotesis yang berfungsi bagi Harry sebagai model dunia, kegilaan Dumbledore mulai meningkat kemungkinannya dengan cepat. Namun memang ada sejumlah kemungkinan substansial yang sudah teralokasi untuk alternatif lain тАж . “Um, apakah ini batu magis?”
“Tidak sejauh yang aku tahu,” kata Dumbledore. “Namun aku menyarankan dengan keketatan yang paling besar untuk menjaganya tetap dekat dengan pribadimu setiap waktu.”
Baiklah. Dumbledore mungkin gila tapi jika dia tidak тАж yah, itu akan jadi terlalu memalukan untuk kena masalah akibat menghiraukan nasihat sang penyihir ajaib tua. Itu pasti ada di sekitar #4 dalam daftar 100 Teratas Mode Kegagalan Paling Jelas.
Harry melangkah maju dan meletakkan tangannya pada batu itu, mencoba mencari suatu sudut yang bisa jadi tempatnya mengangkat tanpa melukai diri. “Aku akan menyimpannya di dalam kantongku, kalau begitu.”
Dumbledore mengerutkan dahi. “Itu mungkin tak cukup dekat dengan pribadimu. Dan bagaimana jika kantong mokeskinmu hilang, atau dicuri?”
“Anda pikir aku harus bagitu saja membawa batu besar ke mana pun aku pergi?”
Dumbledore memberi Harry tatapan serius. “Itu bisa jadi akan terbukti bijak.”
“Ah тАж .” kata Harry. Itu kelihatan cukup berat. “Aku pikir para murid lain akan cenderung menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang itu.”
“Katakan pada mereka kalau aku memerintahkanmu melakukannya,” kata Dumbledore. “Tidak akan ada yang akan meragukan hal itu, karena mereka semua berpikir kalau aku ini gila.” Wajahnya masih sangat serius.
“Er, jujur saja jika anda berkeliling dan memerintahkan murid-murid anda untuk membawa batu-batu besar aku bisa melihat kenapa orang-orang jadi sampai pada pikiran seperti itu.”
“Ah, Harry,” kata Dumbledore. Si penyihir tua menunjuk, suatu gerakan menyapu satu tangan yang sepertinya menerima seluruh instrumen misterius di sekeliling ruangan. “Ketika kita muda kita percaya kalau kita mengetahui semuanya, dan dengan begitu kita percaya kalau kita tak melihat adanya penjelasan atas sesuatu, maka penjelasannya memang tak ada. Ketika kita lebih dewasa kita menyadari bahwa seluruh alam semesta bekerja melalui irama dan suatu tujuan, bahkan kalau kita sendiri tak mengetahuinya. Hanyalah pengabaian kita sendiri yang terlihat bagi kita seperti kegilaan.”
“Realitas itu selalu penuh hukum,” kata Harry, “bahkan jika kita tak mengerti hukumnya.”
“Tepat, Harry,” kata Dumbledore. “Untuk memahami iniтАУdan mengetahui bahwa kamu memang memahaminyaтАУadalah esensi dari hikmat.”
“Jadi тАж kenapa aku harus membawa batu ini tepatnya?”
“Aku tak bisa memikirkan alasannya, sebenarnya,” kata Dumbledore.
“тАж kau tidak bisa.”
Dumbledore mengangguk. “Namun hanya karena aku tak bisa memikirkan alasannya tidak berarti bahwa memang tidak ada alasan.”
Instumen-instrumen terus berdetak.
“Oke,” kata Harry, “aku bahkan tak yakin jika aku harus mengatakan ini, namun itu sederhananya bukanlah cara yang benar untuk menghadapi pengabaian yang kita akui atas bagaimana alam semesta bekerja.”
“Itu bukan?” kata sang penyihir tua, terlihat terkejut dan kecewa.
Harry merasa bahwa percakapan ini pada akhirnya tidak akan berjalan di pihaknya, namun dia tetap meneruskan walau begitu. “Tidak. Aku bahkan tak tahu apakah kekeliruan itu memiliki nama formal, namun jika aku harus menamainya sendiri, itu akan jadi ‘mengunggulkan hipotesis’ atau yang semacam itu. Bagaimana aku mengatakan ini secara resmi тАж um тАж misal kamu memiliki sejuta kotak, dan hanya satu dari kotak-kotak itu yang berisi berlian. Dan kamu memiliki sekotak penuh pendeteksi-berlian, dan masing-masing pendeteksi-berlian selalu bereaksi saat ada berlian, dan bereaksi dalam setengah kasus atas kotak yang tak memiliki berlian. Jika kamu menggunakan dua puluh pendeteksi ke seluruh kotak, kamu akan mendapatkan, rata-ratanya, satu kandidat palsu dan satu kandidat sejati sebagai sisanya. Dan kemudian hanya tinggal mengambil satu atau dua pendeteksi lagi sebelum kamu berakhir dengan satu kandidat sejati. Intinya adalah ketika terdapat banyak kemungkinan jawaban, kebanyakan bukti yang kamu perlukan adalah hanya untuk menemukan hipotesis sejati dari jutaan kemungkinanтАУmembawanya ke dalam pemahamanmu terlebih dahulu. Jumlah dari bukti yang kamu perlukan untuk menimbang antara dua atau tiga kandidat yang masuk akal akan jauh lebih kecil bila dibandingkan. Jadi jika kamu langsung memutuskan tanpa bukti dan mendukung satu kemungkinan khusus untuk memfokuskan perhatianmu, kamu melewatkan sebagian besar pekerjaannya. Bagai, kamu tinggal dalam suatu kota dengan sejuta penduduk, dan ada pembunuhan, dan seorang detektif berkata, yah, kita tak punya bukti sama sekali, jadi apakah kita sudah mempertimbangkan kemungkinan bahwa Mortimer Snodgrass yang melakukannya?”
“Apakah dia yang melakukan?” kata Dumbledore.
“Tidak,” kata Harry. “Namun di waktu kemudian ternyata pembunuhnya adalah seseorang dengan rambut hitam, dan Mortimer memiliki rambut hitam, hingga semua orang jadi, ah, sepertinya memang Mortimer yang melakukannya. Hingga tidak adil bagi Mortimer untuk para polisi memasukkannya dalam pengawasan mereka tanpa memiliki alasan yang bagus untuk mencurigainya. Ketika ada banyak kemungkinan, sebagian besar pekerjaan adalah untuk menemukan jawaban sejatinyaтАУmulai mengawasinya. Kamu tidak memerlukan bukti, atau yang semacam bukti resmi yang diminta para ilmuwan atau pengadilan, namun kamu membutuhkan semacam petunjuk, dan petunjuk itu harus bisa membedakan kemungkinan itu dari jutaan yang lainnya. Sebaliknya kamu tidak bisa sekadar memetik jawaban benar dari udara kosong. Kamu bahkan tak bisa memetik kemungkinan yang pantas dipertimbangkan dari udara kosong. Dan pasti ada jutaan hal lain yang bisa kulakukan selain membawa-bawa batu ayahku. Hanya karena aku tidak tahu tentang alam semesta bukan berarti bahwa aku tak yakin tentang bagaimana aku harus berargumen dalam ketidakyakinanku. Hukum untuk berpikir tentang kemungkinan tidak kurang kuat dibandingkan dengan hukum yang mengatur logika yang ada sejak dulu, dan apa yang kamu baru saja lakukan itu tidak diizinkan.” Harry berhenti. “Kecuali, tentu saja, kamu memiliki suatu petunjuk yang tidak kamu sebutkan.”
“Ah,” kata Dumbledore. Dia mengetuk pipinya, terlihat merenung. “Argumen yang menarik, tentu saja, namun bukankah itu rusak pada saat ketika kamu membuat analogi antara sejuta pembunuh potensial dan hanya satu yang melakukan pembunuhan, dan mengambil satu dari banyak kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan, ketika beragam kemungkinan tindakan itu mungkin saja semuanya adalah bijaksana? Aku tidak mengatakan kalau membawa batu ayahmu adalah kemungkinan tindakan yang paling baik, hanya saja adalah lebih bijak untuk melakukannya daripada tidak.”
Dumbledore sekali lagi menjangkau ke dalam laci meja yang sama dengan yang tadi dia buka, kali ini sepertinya mencari-cari di bagian dalamтАУpaling tidak tangannya terlihat bergerak. “Aku akan berkomentar,” kata Dumbledore selagi Harry masih mencoba memilah bagaimana cara menjawab balasan yang benar-benar tak disangka-sangka ini, “bahwa adalah kesalahpahaman yang sering terjadi atas Ravenclaw bahwa seluruh anak-anak cerdas akan Diseleksi ke sana, dan tidak menyisakan untuk Asrama lain. Bukan begitu; Diseleksi ke Ravenclaw menandakan bahwa kamu didorong oleh keinginanmu untuk mengetahui hal-hal, yang merupakan kualitas yang tidak sama dengan kepandaian.” Sang penyihir tersenyum saat dia membungkuk di atas laci. “Meskipun demikian, kamu memang terlihat cukup cerdas. Tidak terlalu mirip dengan pahlawan muda biasa dan lebih seperti penyihir kuno misterius muda. Aku pikir aku mungkin sudah mengambil pendekatan yang salah denganmu, Harry, dan bahwa kamu mungkin mampu memahami hal-hal yang hanya sedikit yang bisa pahami. Jadi aku akan sedikit berani, dan menawarimu warisan tertentu yang lain.”
“Apa maksudmu тАж ” Harry terkesiap. “Ayahku тАж memiliki batu lain?”
“Maaf,” kata Dumbledore, “Aku ini masih lebih tua dan lebih misterius dari kamu dan kalau akan ada yang perlu diperlihatkan maka aku yang akan memperlihatkan, terima kasih тАж oh, di mana sih benda itu!” Dumbledore menjangkau lebih jauh ke dalam laci, dan masih lebih jauh. Kepalanya dan pundaknya dan seluruh badannya menghilang di dalam sampai hanya pinggang dan kakinya yang terlihat, seolah laci meja itu sudah melahapnya.
Harry tak bisa tidak penasaran seberapa banyak benda-benda di dalamnya dan seperti apa seluruh inventori akan terlihat.
Akhirnya Dumbledore bangkit keluar kembali dari laci itu, memegang tujuan pencariannya, yang dia letakkan di atas meja di samping batu itu.
Itu adalah buku pelajaran bekas, kumal, usang berjudul Pembuatan-Ramuan Tingkat Lanjutan oleh Libatius Borage. Ada gambar botol berasap di sampulnya.
“Ini,” Dumbledore melantunkan, “adalah buku pelajaran Ramuan tahun kelima ibumu.”
“Yang harus kubawa denganku setiap saat,” kata Harry.
“Yang menyimpan rahasia mengerikan. Satu rahasia yang pengungkapannya terbukti sebegitu membawa petaka hingga aku harus memintamu untuk berjanjiтАУdan aku memang membutuhkanmu untuk bersumpah dengan sungguh-sungguh, Harry, entah apa pun anggapanmu atas semua iniтАУtidak pernah mamberitahu siapapun atau apa pun.”
Harry mempertimbangkan buku pelajaran Ramuan tahun kelima ibunya, yang, rupanya, menyimpan rahasia mengerikan.
Masalahnya adalah bahwa Harry memang memandang sumpah macam itu dengan serius. Setiap sumpah adalah suatu Sumpah Tak-Terlanggar jika dibuat oleh orang yang tepat.
Dan тАж .
“Aku merasa haus,” kata Harry, “dan itu benar-benar bukan pertanda bagus.”
Dumbledore benar-benar gagal untuk menanyakan pertanyaan apa pun tentang pernyataan samar ini. “Apa kamu bersumpah, Harry?” kata Dumbledore. Matanya menatap tajam ke arah mata Harry. “Kalau tidak aku tak bisa memberitahumu.”
“Ya,” kata Harry. “aku bersumpah.” Itulah masalahnya dengan menjadi seorang Ravenclaw. Kau tidak bisa menolak penawaran seperti itu atau rasa penasaranmu akan memakanmu hidup-hidup, dan semua orang yang lain mengetahuinya.
“Dan aku bersumpah juga,” kata Dumbledore, “bahwa apa yang akan aku katakan ini adalah kebenaran.”
Dumbledore membuka buku itu, sepertinya dengan acak, dan Harry mendekat untuk melihat.
“Apa kamu lihat catatan-catatan ini,” kata Dumbledore dalam suara sebegitu rendah itu nyaris berupa bisikan, “tertulis di pinggiran-pinggiran buku?”
Harry sedikit menyipitkan mata. Halaman-halaman yang menguning sepertinya menjabarkan sesuatu yang disebut ramuan kesemarakan elang, banyak dari bahan-bahannya adalah benda yang sama sekali tak Harry kenali dan yang memiliki nama yang sepertinya bukan berasal dari bahasa Inggris. Tertulis di pinggiran halaman ada anotasi tulisan tangan yang berkata, aku penasaran apa yang akan terjadi kalau kamu memakai darah Thestral di sini dan bukannya blueberries? dan tepat di bawahnya ada jawaban dengan tulisan tangan yang berbeda, Kamu akan sakit berminggu-minggu dan mungkin mati.
“Aku melihatnya,” kata Harry. “Ada apa dengan itu?”
Dumbledore menunjuk ke coretan kedua. “Yang dalam tulisan tangan ini,” katanya, masih dalam suara rendah, “ditulis oleh ibumu. Dan yang bertuliskan dengan tulisan tangan ini,” menggerakkan jarinya menunjuk coretan pertama, “adalah ditulis olehku. Aku akan menyembunyikan diriku dan menyelinap ke kamarnya ketika dia tidur. Lily mengira kalau salah satu temannyalah yang menulisnya dan mereka kemudian mengalami pertengkaran-pertengkaran paling hebat.
Di saat inilah Harry menyadari bahwa Kepala Sekolah Hogwart adalah, memang benar, gila.
Dumbledore melihatnya dengan ekspresi serius. “Apakah kau mengerti implikasi dari apa yang baru saja aku katakan kepadamu, Harry?”
“Ehhh тАж .” kata Harry. Suaranya seperti tersumpal. “Maaf тАж aku тАж tidak тАж .”
“Ah ya,” kata Dumbledore, dan menghela napas. “Kukira kecerdasanmu pada akhirnya memiliki batas juga, kalau begitu. Haruskah kita berpura-pura kalau aku tidak pernah mengatakan apa pun?”
Harry bangkit dari kursinya, mengenakan senyuman kaku. “Tentu saja,” kata Harry. “Kau tahu ini benar-benar sudah terasa cukup larut untuk hari ini dan aku juga merasa sedikit lapar, jadi aku harus segera makan malam, benar” dan Harry bergegas menuju pintu.
Kenop pintu benar-benar gagal berputar.
“Kau melukaiku, Harry,” kata suara Dumbledore dalam nada tenang yang datang dari belakangnya. “Tidakkah kamu paling tidak menyadari kalau apa yang baru saja aku katakan padamu ini adalah tanda percaya?”
Harry perlahan berbalik.
Di hadapannya ada seorang penyihir yang sangat kuat dan sangat gila dengan jenggot perak panjang, topi yang mirip jamur gepeng raksasa, dan memakai apa yang tampak bagi mata Muggle seperti tiga lapis piyama pink cerah.
Di belakangnya ada pintu yang sepertinya tidak berfungsi saat ini.
Dumbledore terlihat cukup sedih dan letih, seolah dia ingin bersandar pada tongkat penyihirnya yang dia tidak punya. “Sungguh,” kata Dumbledore, “kau mencoba sesuatu yang baru dan bukannya menuruti pola yang sama tiap kali selama seratus sepuluh tahun, dan orang-orang mulai melarikan diri.” Sang penyihir tua menggelangkan kepalanya dalam kesedihan. “Aku mengharapkan lebih darimu, Harry Potter. Aku dengar kalau teman-temanmu sendiri juga menganggapmu gila. Aku tahu mereka salah. Apakah kau tidak mempercayai hal yang sama tentangku?”
“Tolong buka pintunya,” kata Harry, suaranya bergetar. “Kalau kamu menginginkanku untuk mempercayaimu lagi, buka pintunya.”
Ada suara di belakangnya dari pintu yang terbuka.
“Ada banyak hal lagi yang aku berencana untuk katakan kepadamu,” kata Dumbledore, “dan kalau kamu pergi sekarang, kamu tak akan tahu apa hal-hal itu.”
Terkadang Harry benar-benar membenci jadi seorang Ravenclaw.
Dia tak pernah melukai seorang murid, kata sisi Gryffindor Harry. Terus ingat saja hal itu dan kamu pasti tidak akan panik. Kau tidak akan melarikan diri hanya karena hal-hal mulai menjadi menarik, kan?”
Kau tidak bisa begitu saja meninggalkan Kepala Sekolah! kata sisi Hufflepuff. Bagaimana kalau dia mulai mengurangi poin Asrama? Dia bisa membuat kehidupan sekolahmu jadi sangat sukar kalau dia memutuskan bahwa dia tak menyukaimu!
Dan sebagian dari dirinya yang Harry tidak begitu suka namun tak cukup mampu untuk bungkam yang merenungkan kemungkinan keuntungan menjadi salah satu dari sedikit teman penyihir tua gila ini yang juga kebetulan merupakan seorang Kepala Sekolah, Chief Warlock, dan Supreme Mugwump. Dan sayangnya Slytherin batinnya sepertinya jauh lebih baik daripada Draco dalam membuat orang berbalik ke Sisi Gelap, karena sisi itu mengatakan hal-hal seperti orang malang, dia sepertinya membutuhkan seseorang untuk berbincang, bukan begitu? dan kau tidak akan menginginkan orang sekuat itu untuk akhirnya mempercayai seseorang yang kurang bijak, kan? dan aku penasaran rahasia luar biasa macam apa yang Dumbledore bisa beritahu padamu kalau, kau tahu, kau menjadi sahabat dengannya dan bahkan aku berani bertaruh dia memiliki koleksi buku yang sangaaat menarik.
Kalian semua kumpulan sinting, pikir Harry pada seluruh himpunan itu, namun dia sudah dengan bulat kalah suara oleh tiap bagian komponen dari dirinya sendiri.
Harry berbalik, mengambil satu langkah menuju pintu yang terbuka, meraihnya, dan dengan sengaja menutupnya lagi. Itu adalah pengorbanan tanpa biaya yang terjadi karena dia akan tetap tinggal juga pada akhirnya, Dumbledore bisa mengendalikan pergerakannya bagaimanapun juga, namun mungkin itu akan mengesankan Dumbledore.
Ketika Harry berbalik dia melihat bahwa penyihir kuat gila tadi sekali lagi tersenyum dan terlihat ramah. Itu bagus, mungkin.
“Tolong jangan lakukan itu lagi,” kata Harry. “Aku tak suka merasa terjebak.”
“Aku benar-benar minta maaf soal itu, Harry,” kata Dumbledore dalam sesuatu yang terdengar seperti nada-nada permintaan maaf tulus. “Namun akan jadi teramat tidak bijak untuk membiarkanmu pergi tanpa batu ayahmu.”
“tentu saja,” kata Harry. “Sangat tak masuk akal bagi aku untuk berharap bahwa pintunya akan terbuka sebelum aku menyimpan banda petualanganku dalam inventoriku.”
Dumbledore tersenyum dan mengangguk.
Harry berjalan ke arah meja, memutar kantong mokeskinnya ke depan ikat pinggangnya, dan, dengan berusaha, berhasil mengangkat batu itu dalam tangan sebelas tahunnya dan memasukkannya.
Dia benar-benar bisa merasakan beratnya perlahan menghilang saat mantra Mulut Melebar memakan batu itu, dan sendawa yang mengikutinya terdengar cukup ribut dan ada suara yang terdengar seperti keluhan di dalamnya.
Buku pelajaran tahun kelima ibunya (yang menyimpan suatu rahasia yang sebenarnya cukup mengerikan) mengikuti sesaat setelahnya.
Dan kemudian sisi batin Slytherin Harry membuat saran licik untuk mempermanis dirinya sendiri di mata Kepala Sekolah, yang sayangnya, dilemparkan dengan sempurna dalam cara yang memperoleh dukungan dari mayoritas faksi Ravenclaw.
“Jadi,” kata Harry. “Um. Selagi aku di sini, aku kira kamu ingin memberiku sedikit perkenalan dengan kantormu? Aku sedikit penasaran dengan apa sebenarnya beberapa benda ini,” dan itu adalah understatement Harry untuk bulan September.
Dumbledore menatapnya, dan kemudian mengangguk dengan sedikit seringai. “Aku tersanjung dengan minatmu,” kata Dumbledore, “namun aku takut tidak ada banyak yang bisa dikatakan.” Dumbledore mengambil selangkah lebih dekat dengan dinding dan menunjuk ke arah lukisan laki-laki tertidur. “Ini adalah lukisan-lukisan Kepala Sekolah Hogwarts masa lalu.” Dia berbalik dan menunjuk ke arah mejanya. “Ini adalah mejaku.” Dia menunjuk ke kursinya. “Ini adalah kursikuтАУ”
“Maafkan aku,” kata Harry, “sebenarnya aku ingin tahu tentang yang itu.” Harry menunjuk ke arah kubus kecil yang dengan lembut berbisik “blorple тАж blorple тАж blorple”.
“Oh, benda-benda renik kecil ini?” kata Dumbledore. “Mereka ada bersama kantor Kepala Sekolah dan aku benar-benar tak tahu apa fungsi sebagian besar dari mereka. Walau cakra angka dengan delapan tangan ini menghitung jumlah dari, mari kita sebut hal itu bersin, oleh para penyihir kidal di dalam lingkup Perancis, kau tidak akan percaya seberapa banyak tenaga yang dipakai untuk memaku benda ini. Dan yang satu ini dengan wibbler emas adalah ciptaanku sendiri dan Minerva tidak akan, pernah mengetahui apa yang benda ini lakukan.”
Dumbledore mengambil selangkah ke arah rak topi sementara Harry masih memproses ini. “Di sini tentu saja kita punya Topi Seleksi, aku yakin kalian berdua sudah bertemu. Dia berkata padaku bahwa dalam kondisi apa pun tidak akan pernah diletakkan di atas kepalamu lagi. Kau hanya murid ke empat belas dalam sejarah yang pernah dikatakan olehnya seperti itu, Baba Yaga adalah salah satu yang lain dan aku akan memberitahu dua belas yang lain ketika kamu sudah lebih dewasa. Ini adalah payung. Ini payung yang lain.” Dumbledore mengambil beberapa langkah lagi dan berbalik, sekarang tersenyum cukup lebar. “Dan tentu saja, kebanyakan orang yang datang ke kantorku ingin melihat Fawkes.”
Dumbledore sedang berdiri di sebelah seekor burung di dalam panggung emas.
Harry mendekat, cukup kebingungan. “Ini Fawkes?”
“Fawkes itu seekor phoenix,” kata Dumbledore. “Makhluk magis yang sangat langka, sangat kuat.”
“Ah тАж .” kata Harry. Dia menurunkan kepalanya dan menatap ke dalam mata kecil, bulat hitam, yang menunjukan tidak sedikit pun tanda-tanda kekuatan ataupun kecerdasan.
“Ahhh тАж .” kata Harry lagi.
Dia cukup yakin dia mengenali bentuk dari burung itu. Itu cukup sukar untuk dilewatkan.
“Umm тАж .”
Katakan sesuatu yang cerdas! Pikiran Harry meraung pada dirinya sendiri. Jangan cuma berdiri di sana terdengar seperti orang tolol meracau!
Yah apa yang harus kukatakan? Pikiran Harry melempar balik.
Apa pun!
Maksudmu, apa pun selain “Fawkes itu seekor ayam”тАУ
Ya! Apa pun selain itu!
“Jadi, ah, sihir macam apa yang dilakukan seekor phoenix, kalau begitu?”
“Air mata mereka memiliki kekuatan untuk menyembuhkan,” kata Dumbledore. “Mereka adalah makhluk api, dan bergerak di antara semua tempat semudah api bisa memadamkan dirinya di satu tempat dan tersulut di tempat lain. Tekanan luar biasa dari sihir bawaan mereka membuat badan mereka menua dengan cepat, dan tetap mereka sebegitu dekat dengan abadi dari semua makhluk yang ada di dunia ini, karena kapan pun tubuh mereka rusak mereka mengorbankan diri mereka sendiri dalam suatu ledakan api dan meninggalkan satu tetasan, atau terkadang satu telur.” Dumbledore mendekat dan memeriksa ayam itu, mengerutkan dahi. “Hm тАж sepertinya sedikit pucat di situ, aku rasa.”
Di saat perkataan ini benar-benar meresap di dalam pikiran Harry, ayam itu sudah terbakar.
Paruh ayam itu terbuka, namun tidak sempat untuk bahkan mengeluarkan suara sekalipun sebelum dia mulai mengering dan menjadi arang. Kobaran apinya singkat, kuat, dan benar-benar melingkupi diri; tidak ada aroma terbakar.
Dan kemudian apinya padam hanya dalam hitungan detik setelah itu dimulai, meninggalkan gundukan abu kecil, menyedihkan di atas panggung emas.
“Jangan terlihat sebegitu takut, Harry!” kata Dumbledore. “Fawkes tidak terluka.” Tangan Dumbledore masuk ke dalam kantong, dan kemudian tangan yang sama mengayak apu itu dan mempertontonkan telur kecil kekuningan. “Lihat, ini ada telur!”
“Oh тАж wow тАж luar biasa тАж .”
“Tapi sekarang kita benar-benar harus melanjutkan semuanya,” kata Dumbledore. Meninggalkan telur itu di dalam abu si ayam, dia kembali ke tahtanya dan mendudukkan diri. “Ini hampir waktu makan malam, lagipula, dan kita tidak mau harus memakai Time-Turner kita.”
Ada pergolakan kuasa besar di dalam Pemerintahan Harry. Slytherin dan Hufflepuff sudah berganti sisi setelah melihat sang Kepala Sekolah Hogwarts menyulutkan api pada seekor ayam.
“Ya, semuanya,” kata bibir Harry. “Dan kemudian makan malam.”
Kau terdengar seperti orang tolol meracau lagi Kritisi Internal Harry mengamati.
“Yah,” kata Dumbledore. “Aku takut aku memiliki suatu pengakuan, Harry. Suatu pengakuan dan permintaan maaf.”
“Permintaan maaf itu bagus” itu bahkan tidak masuk akal! Apa yang sedang kubicarakan?
Sang penyihir tua menghela napas dalam-dalam. “Kau mungkin tidak akan berpikir seperti itu setelah memahami apa yang ingin kukatakan. Aku takut, Harry, bahwa aku sudah memanipulasimu sepanjang hidupmu. Adalah aku yang sudah menyerahkanmu untuk diasuh oleh orangtua tirimu yang jahatтАУ”
“Orangtua tiriku tidak jahat!” sembur Harry. “Orangtuaku, maksudku!”
“Mereka tidak?” kata Dumbledore, terlihat terkejut dan kecewa. “Bahkan tidak sedikitpun jahat? Itu tidak sesuai dengan pola тАж .”
Slytherin batin Harry berteriak sekerasnya, TUTUP MULUTMU IDIOT DIA AKAN MENGAMBILMU DARI MEREKA!
“Tidak, tidak,” kata Harry, bibirnya membeku dalam seringai pucat pasi, “aku cuma mencoba menyayangkan perasaanmu, mereka sebenarnya benar-benar jahat тАж .”
“Mereka memang?” Dumbledore mencondongkan badan, menatap padanya dengan tajam. “Apa yang mereka lakukan?”
Bicara cepat “mereka, ah, aku harus melakukan masalah mencuci piring dan pakaian dan mereka tidak membiarkanku membaca banyak buku danтАУ”
“Ah, bagus, lega mendengarnya,” kata Dumbledore, menyandarkan diri lagi. Dia tersenyum dalam cara yang seperti sedih. “Aku minta maaf untuk itu, kalau begitu. Sekarang sampai di mana aku? Ah, ya. Aku minta maaf, Harry, bahwa akulah yang bertanggungjawab pada dasarnya atas semua keburukan yang pernah terjadi padamu. Aku tahu bahwa ini mungkin membuatmu sangat marah.”
“Ya, aku sangat marah!” kata Harry. “Grrr!”
Kritisi Internal Harry dengan cepat menganugerahinya Penghargaan Sepanjang Waktu untuk Akting Terburuk dalam Sejarah Selamanya.
“Dan aku cuma ingin kamu untuk tahu,” kata Dumbledore, “Aku ingin memberitahumu secepat mungkin, kalau sesuatu terjadi pada salah satu dari kita nantinya, bahwa aku benar-benar, sungguh-sungguh menyesal. Untuk segalanya yang sudah terjadi, dan semua yang akan terjadi.”
Air mulai berkaca-kaca di mata penyihir itu.
“Dan aku sangat marah!” kata Harry. “Sebegitu marah hingga aku ingin pergi sekarang juga kecuali kamu memiliki hal lain untuk dikatakan!”
Langsung PERGI saja sebelum dia menyulutmu dengan api! jerit Slytherin, Hufflepuff, dan Gryffindor.
“Aku mengerti,” kata Dumbledore. “Satu hal terakhir kalau begitu, Harry. Kamu tidak boleh mencoba pintu terlarang di koridor lantai tiga. Tidak mungkin kamu melalui seluruh perangkapnya, dan aku tidak ingin mendengar bahwa kamu terluka karena mencoba. Bahkan, aku tidak yakin kamu bahkan mampu membuka pintu pertama, karena itu terkunci dan kamu tidak mengetahui mantra AlohomoraтАУ”
Harry berbalik dan berlari menuju pintu keluar dengan kecepatan tinggi, kenop pintu berputar menyetujui di dalam tangannya dan kemudian dia berlari menuruni tangga spiral bahkan saat dia berputar, kakinya nyaris tersandung kakinya sendiri, dalam sesaat dia ada di dasar dan si gargoyle menyingkir dan Harry melontarkan diri dari tangga seperti meriam.
*
Harry Potter.
Pasti ada sesuatu dengan Harry Potter.
Itu adalah Kamis untuk semua orang, lagipula, dan tetap hal-hal macam ini sepertinya tidak terjadi pada orang lain.
Itu adalah 6:21 pm di Kamis sore ketika Harry Potter, melontarkan diri dari tangga seperti meriam dan berlari dengan kecepatan tinggi, berlari tepat ke arah Minerva McGonagall saat dia berbelok dalam perjalanannya menuju kantor Kepala Sekolah .
Untungnya tidak ada dari mereka yang terluka. Seperti yang sudah dijelaskan pada Harry lebih dulu di hari iniтАУketika dia menolak untuk pergi ke mana pun yang dekat dengan sapu lagiтАУQuidditch membutuhkan Bludger solid keras hanya untuk bisa mempunyai kemungkinan yang layak untuk melukai para pemain, karena penyihir cenderung lebih kuat daripada Muggles terhadap benturan.
Harry dan Profesor McGonagall memang sama-sama berakhir di lantai, dan perkamen-perkamen yang tadinya Profesor McGonagall bawa berserakan di koridor.
Ada jeda yang mengerikan.
“Harry Potter,” hela Profesor McGonagall dari tempat di mana dia terbaring di lantai tepat di sebelah Harry. Suaranya naik sampai mendekati jeritan. “Apa yang kau lakukan di dalam kantor Kepala Sekolah?”
“Tak ada!” decit Harry.
“Apa kau membicarakan tentang Profesor Pertahanan?”
“Tidak! Dumbledore memanggilku ke sana dan dia memberiku batu besar ini dan mengatakan kalau itu adalah kepunyaan ayahku dan aku harus membawanya ke mana pun!”
Ada jeda mengerikan lain.
“Aku mengerti,” kata Profesor McGonagall, suaranya sedikit lebih tenang. Dia berdiri, membersihkan dirinya, dan menatap perkamen-perkamen yang berserakan, yang melompat menjadi tumpukan rapi dan bergegas merapat ke dinding koridor seolah berusaha bersembunyi dari tatapannya. “Simpatiku, Tn. Potter, dan aku minta maaf karena meragukanmu.”
“Profesor McGonagall,” kata Harry. Suaranya goyah. Dia mengangkat dirinya dari lantai, berdiri, dan melihat ke arah wajah terpercaya, warasnya. “Profesor McGonagall тАж .”
“Ya, Tn. Potter?”
“Apakah kamu pikir aku harus?” kata Harry dalam suara kecil. “Membawa batu ayahku ke mana pun?”
Profesor McGonagall menghela napas. “Itu hanyalah antara kamu dan Kepala Sekolah, aku takut.” Dia bimbang. “Aku akan mengatakan bahwa mengabaikan Kepala Sekolah sepenuhnya hampir selalu tidak bijak. Aku benar-benar menyesal mendengar dilemamu, Tn. Potter, dan jika ada jalan apa pun aku bisa membantumu dengan apa pun yang kamu putuskan untuk lakukanтАУ”
“Um,” kata Harry. “Sebenarnya aku berpikir bahwa begitu aku tahu bagaimana caranya, aku bisa melakukan Transfigurasi atas batu itu menjadi cincin dan memakainya di jariku. Kalau kamu bisa mengajariku bagaimana menjaga suatu TransfigurasiтАУ”
“Adalah baik bahwa kamu menanyakan padaku terlebih dulu,” kata Profesor McGonagall, wajahnya menjadi tegang. “Jika kamu kehilangan kendali atas Transfigurasinya pembalikannya akan memotong jarimu dan mungkin akan mencabik lenganmu jadi dua. Dan di usiamu, bahkan suatu cincin akan terlalu besar untuk jadi target bagimu untuk dipertahankan selamanya tanpa itu benar-benar menguras sihirmu. Namun aku bisa menempakan satu cincin untukmu dengan suatu tempat untuk permata, permata kecil, yang bersentuhan dengan kulitmu, dan kamu bisa melatih menjaga subjek yang aman, seperti satu marshmallow. Ketika kamu sudah menjaganya dengan baik, bahkan d dalam tidurmu, selama sebulan penuh, aku akan mengizinkanmu untuk melakukan Transfigurasi atas, ah, batu ayahmu тАж .” suara Profesor McGonagall memanjang. “Apakah Kepala Sekolah benar-benarтАУ”
“Ya. Ah тАж um тАж .”
Profesor McGonagall membuang napas. “Itu terasa sedikit aneh bahkan untuk dia.” Dia berhenti dan mengambil tumpukan perkamen. “Aku menyesal soal ini, Tn. Potter. Aku minta maaf sekali lagi karena meragukanmu. Namun sekarang adalah giliranku uantuk bertemu dengan Kepala Sekolah.”
“Ah тАж semoga beruntung, kukira. Er тАж .”
“Terima kasih, Tn. Potter.”
“Um тАж .”
Profesor McGonagall berjalan ke arah gargoyle, tanpa terdengar mengucapkan kata sandinya, dan melangkah masuk ke dalam tangga spiral berputar. Dia mulai naik menghilang dari pandangan, dan gargoylenya mulaiтАУ”
“Profesor McGonagall Kepala Sekolah membakar seekor ayam!”
“Dia apтАУ”
Chapter 18: Hierarki Dominansi
Tiap J. K. Rowling yang cukup maju adalah hal yang tak bisa dibedakan dari sihir.
*
“Itu memang terdengar seperti hal-hal yang akan kulakukan, bukan begitu?”
*
Itu adalah waktu sarapan di Jumat pagi. Harry mengambil gigitan besar lagi dari roti panggangnya dan kemudian mencoba mengingatkan otaknya bahwa melahap sarapannya dengan rakus tidak akan benar-benar membuatnya sampai ke ruang bawah tanah (dungeon) lebih cepat. Lagipula mereka mempunyai satu jam penuh waktu belajar di antara sarapan dan awal dari Ramuan.
Tapi dungeon! Di Hogwarts! Imajinasi Harry sudah mulai mensketsa jurang-jurang, jembatan-jembatan sempit, obor-obor, dan lumut-lumut berpendar. Apakah akan ada tikus? Apakah akan ada naga?
“Harry Potter,” kata suara tenang di belakangnya.
Harry melihat ke belakang dan menemukan dirinya melihat kepada Ernie Macmillan, berpakaian dengan cerdas dalam jubah berpotongan kuning dan terlihat sedikit cemas.
“Neville pikir kalau aku harus memperingatkanmu,” kata Ernie dalam suara rendah. “Aku pikir dia benar. Hati-hati terhadap Master Ramuan di dalam sesi kita hari ini. Hufflepuff tahun yang lebih tua mengatakan pada kami kalau Profesor Snape bisa sangat jahat pada orang-orang yang tidak dia sukai, dan dia tidak menyukai kebanyakan orang yang bukan Slytherin. Kalau kamu mencoba mengatakan sesuatu yang pintar padanya тАж itu bisa jadi sangat buruk untukmu, dari apa yang sudah aku dengar. Jaga saja kepalamu tetap di bawah dan jangan berikan padanya alasan apa pun untuk memperhatikanmu.”
Ada jeda saat Harry memproses ini, dan kemudian dia mengangkat alisnya. (Harry berharap kalau dia bisa mengangkat hanya satu alis, seperti Spock, tapi dia tak pernah bisa melakukannya.) “Terima kasih,” kata Harry. “Kau mungkin baru saja menyelamatkanku dari beragam masalah.”
Ernie mengangguk, dan kembali ke meja Hufflepuff.
Harry melanjutkan memakan roti panggangnya.
Dan di sekitar empat gigitan setelahnyalah seseorang berkata “Maafkan aku,” dan Harry berbalik untuk melihat seorang Ravenclaw yang lebih tua, terlihat sedikit cemasтАУ
Beberapa waktu kemudian, Harry sudah menyelesaikan piring irisan ketiganya. (Dia sudah belajar untuk makan berat di waktu sarapan. Dia selalu bisa memakan makanan yang lebih ringan saat makan siang jika dia pada akhirnya tidak suatu saat memakai Time-Turner.) Dan kemudian ada lagi suara lain di belakangnya yang berkata “Harry?”
“Ya,” kata Harry dengan letih, “aku akan mencoba untuk tidak menarik perhatian Profesor SnapeтАУ”
“Oh, itu sia-sia,” kata Fred.
“Sungguh sia-sia,” kata George.
“Jadi kami sudah memerintahkan peri rumah untuk memanggangkanmu satu roti,” kata Fred.
“Kami akan meletakkan satu lilin di atasnya untuk tiap poin yang kamu hilangkan dari Ravenclaw,” kata George.
“Dan mengadakan satu pesta untukmu di meja Gryffindor saat makan siang,” kata Fred.
“Kami harap kalau itu akan menghiburmu setelahnya,” George menyelesaikan.
Harry menelan gigitan terakhir irisannya dan berbalik. “Baiklah,” kata Harry. “Aku tidak akan menanyakan hal ini setelah Profesor Binns, aku benar-benar tidak, tapi jika Profesor Snape memang seburuk itu kenapa dia belum dipecat?”
“Dipecat?” kata Fred.
“Maksudmu, dibiarkan pergi?” kata George.
“Ya,” kata Harry. “Itulah yang kamu lakukan pada guru-guru yang buruk. Kamu memecat mereka. Kemudian kamu pekerjakan guru yang lebih baik sebagai gantinya. Kalian tidak memiliki serikat pekerja atau masa jabatan di sini, benar?”
Fred dan George sedang mengerutkan dahi dalam cara yang sama seperti tetua suku pemburu-peramu akan kerutkan dahi jika kamu mencoba memberitahu mereka tentang kalkulus.
“Aku tak tahu,” kata Fred setelah beberapa saat. “Aku tak pernah memikirkan tentang itu.”
“Aku juga,” kata George.
“Yeah,” kata Harry, “aku sudah sering mendengarnya. Sampai bertemu saat makan siang, guys, dan jangan salahkan aku kalau nanti tidak ada satu pun lilin di roti itu.”
Fred dan George berdua tertawa, seolah Harry sudah mengatakan sesuatu yang lucu, dan membungkuk padanya dan kembali lagi ke arah Gryffindor.
Harry berbalik lagi ke meja sarapan dan meraih satu cupcake. Perutnya sudah terasa penuh, namun dia punya perasaan kalau pagi ini akan menghabiskan banyak kalori.
Saat dia memakan cupcakenya, Harry memikirkan pengajar paling buruk yang sudah dia temui sejauh ini, Profesor Binns di Sejarah. Profesor Binns adalah hantu. Dari apa yang sudah diceritakan oleh Hermione tentang hantu, sepertinya tidak mungkin kalau mereka benar-benar sadar-diri. Tidak ada penemuan terkenal yang dibuat oleh hantu-hantu, atau bahkan hasil original apa pun, tak peduli siapa mereka dalam hidup. Para hantu cenderung memiliki kesulitan untuk mengingat abad saat ini. Hermione sudah mengatakan kalau mereka seperti potret tak sengaja, yang tercetak ke dalam matter sekitar melalui semburan energi cenayang yang menemani kematian tiba-tiba seorang penyihir.
Harry sudah bertemu beberapa guru bodoh selama perampasan yang dibatalkan atas pendidikan MuggleтАУayahnya selalu jauh lebih pilih-pilih saat memilih lulusan mahasiswa sebagai tutor, tentu sajaтАУnamun kelas Sejarah adalah pertama kalinya dia bertemu seorang guru yang secara harfiah tidak memiliki kesadaran.
Dan itu terlihat, juga. Harry sudah menyerah setelah lima menit dan mulai membaca buku pelajaran. Ketika sudah jelas kalau “Profesor Binns” tidak akan keberatan, Harry juga meraih kantongnya dan memakai penyumpal telinga.
Apakah para hantu membutuhkan gaji? Apa itu? Ataukah secara harfiah tidak mungkin memecat siapapun dari Hogwarts bahkan kalaupun mereka sudah mati?
Sekarang sepertinya Profesor Snape akan berlaku benar-benar jahat para tiap orang yang bukan seorang Slytherin dan bahkan belum terlintas di pikiran siapapun untuk mengakhiri kontraknya.
Dan sang Kepala Sekolah sudah menyulut api pada seekor ayam.
“Permisi,” datang satu suara khawatir dari belakangnya.
“Aku bersumpah,” kata Harry tanpa berbalik, “tempat ini hampir delapan setengah persen sama buruknya dengan apa yang Dad katakan tentang Oxford.”
*
Harry merentakkan kaki di koridor batu, terlihat tersinggung, jengkel, dan murka seluruhnya secara bersamaan.
“Dungeon!” Harry mendesis. “Dungeon! Ini bukan dungeon! Ini basement! Basement!”
Beberapa gadis Ravenclaw memberinya pandangan aneh. Para anak laki-laki sudah terbiasa dengan dia sekarang.
Sepertinya dalam tingkat di mana ruang kelas Ramuan terletak disebut sebagai “dungeon” untuk alasan yang tidak lebih baik daripada karena itu berada di bawah permukaan tanah dan sedikit lebih dingin daripada kastil utama.
Di Hogwarts! Di Hogwarts! Harry sudah menunggu sepanjang hidupnya dan sekarang dia masih menunggu dan jika memang ada tempat di muka Bumi yang memiliki dungeon yang layak itu harusnya adalah Hogwarts! Apakah Harry harus membangun kastilnya sendiri kalau dia ingin melihat satu ‘jurang maut tanpa dasar’ kecil?
Sesaat kemudian mereka sampai pada ruang kelas Ramuan yang sebenarnya dan Harry cukup terhibur.
Ruang kelas Ramuan itu memiliki makhluk-makhluk aneh yang diawetkan mengambang dalam tabung-tabung gelas di rak-rak yang menutupi tiap sentimeter ruang dinding di antara lemari-lemari. Harry sudah sampai cukup jauh dalam pembacaannya sekarang hingga dia sungguh bisa mengenali beberapa makhluk, seperti Zabriskan Fontema. Meskipun laba-laba lima puluh sentimeter terlihat seperti seekor Acromantula namun itu terlalu kecil untuk itu. Dia mencoba untuk bertanya pada Hermione, namun dia sepertinya sangat tidak tertarik melihat ke arah mana pun Harry menunjuk.
Harry sedang melihat bola debu besar yang memiliki mata dan kaki ketika sang pembunuh memasuki ruangan.
Itulah pikiran pertama yang melintasi pikiran Harry ketika dia melihat Profesor Severus Snape. Ada sesuatu yang sunyi dan mematikan tentang cara pria itu mengintai di antara meja anak-anak itu. Jubahnya berantakan, rambutnya kotor dan berminyak. Ada sesuatu tentangnya yang seperti mengingatkan pada Lucius, walau keduanya terlihat sama sekali tidak serupa, dan kau akan memperoleh kesan bahwa di mana Lucius akan membunuhmu dengan keanggunan tanpa cela, pria ini hanya akan membunuhmu.
“Duduk,” kata Profesor Severus Snape. “Sekarang.”
Harry dan beberapa anak lain yang sedang berdiri berbicara satu sama lain bergegas mencari meja. Harry berencana untuk duduk di sebelah Hermione namun entah bagaimana dia menemukan dirinya duduk di meja kosong terdekat di sebelah Justin Finch-Fletchley (ini adalah sesi Ganda, Ravenclaw dan Hufflepuff) yang menempatkannya dua meja di kiri Hermione.
Severus mendudukkan dirinya di belakang meja guru, dan tanpa sedikit pun peralihan atau perkenalan, berkata, “Hannah Abbott.”
“Di sini,” kata Hannah dalam suatu suara yang bergetar.
“Susan Bones.”
“Hadir.”
Dan berlangsunglah seperti itu, tidak satu pun yang berani mengatakan satu kata di depannya, sampai:
“Ah, ya. Harry Potter. Selebriti тАж baru kita.”
“Selebritinya hadir, sir.”
Setengah kelas tersentak, dan beberapa yang lebih pintar seketika terlihat seperti mereka ingin melarikan diri keluar selagi ruang kelasnya masih utuh.
Severus tersenyum seolah-olah sudah menyangka hal itu dan memanggil nama selanjutnya dalam daftarnya.
Harry memberi desahan batin. Itu terjadi jauh terlalu cepat untuk dia bisa melakukan apa pun tentangnya. Oh baiklah. Jelas pria ini sudah tak menyukainya, untuk alasan apa pun. Dan ketika Harry memikirkannya, jauh lebih baik jika profesor Ramuan ini untuk mengganggu dia daripada, sebut saja, Neville atau Hermione. Harry jauh lebih mampu untuk mempertahankan dirinya sendiri. Yep, mungkin semuanya untuk yang terbaik.
Ketika seluruh kehadiran sudah dicatat, Severus menyapukan pandangannya ke seluruh kelas. Matanya sekosong langit malam tanpa bintang.
“Kalian ada di sini,” kata Severus dalam suara sunyi yang membuat para murid di belakang mati-matian mendengarnya, “untuk belajar sains dan ilmu pasti dari pembuatan ramuan. Karena tak banyak kibasan tongkat yang konyol di sini, banyak di antara kalian akan susah percaya ini sihir. Aku tidak berharap kalian benar-benar bisa menghayati keindahan isi kuali yang menggelegak lembut dengan asapnya yang menguar, kekuatan halus cairan-cairan yang merayap merasuki nadi manusia,” ini dalam nada yang terasa mengusap, menyombong, “menyihir pikiran, menjerat akal sehat” ini jadi makin, dan makin menyeramkan. “Aku bisa mengajar kalian bagaimana membotolkan ketenaran, merebus kejayaan, menyumbat kematianтАФkalau kalian bukan kepala-kepala kosong seperti anak-anak lain yang biasa kuajar.”
Severus entah bagaimana memperhatikan ekspresi skeptisme di wajah Harry, atau paling tidak matanya seketika melompat ke arah di mana Harry duduk.
“Potter!” bentak sang profesor Ramuan. “Apa yang kudapat jika aku menambahkan bubuk akar asphodel ke cairan wormwood?”
Harry berkedip. “Apakah itu ada di dalam Tegukan dan Ramuan Magis?” katanya. “Aku baru saja selesai membacanya, dan aku tak ingat apa pun yang menggunakan wormwoodтАУ”
Tangan Hermione naik dan Harry memberinya tatapan tajam yang membuatnya semakin menaikan tangannya lebih tinggi.
“Tut, tut,” kata Severus sehalus sutra. “Tenar jelas bukan segalanya.”
“Benarkah?” kata Harry. “Tapi kau baru saja memberitahu kami bagaimana membotolkan ketenaran. Katakan, bagaimana cara kerjanya, sebenarnya? Kau meminumnya dan berubah jadi selebriti?”
Tiga-perempat kelas tersentak.
Tangan Hermione terjatuh perlahan. Yah, itu tidak mengejutkan. Dia bisa jadi adalah rivalnya, namun dia bukanlah seorang gadis yang akan ikut bermain ketika sudah jelas kalau sang profesor dengan sengaja mencoba mempermalukan Harry.
Harry berusaha keras menjaga amarahnya tetap terkendali. Balasan pertama yang terlintas di pikirannya adalah ‘Abrakadabra’.
“Kita coba lagi,” kata Severus. “Potter, di mana kau akan mencari jika kusuruh kau mengambilkan bezoar untukku?”
“Itu tidak ada dalam buku pelajaran juga,” kata Harry, “namun dalam salah satu buku Muggle aku pernah membaca kalau trichinobezoar adalah gumpalan rambut padat yang ditemukan di dalam perut manusia, dan Muggle pernah percaya kalau itu akan menyembuhkan racun apa punтАУ”
“Salah,” kata Severus. “Bezoar ditemukan di dalam perut kambing, itu tidak terbuat dari rambut, dan itu akan menyembuhkan sebagian besar racun tapi tidak semua.”
“Aku tidak mengatakan kalau itu memang seperti itu, aku berkata kalau itulah yang aku baca di salah satu buku MuggleтАУ”
“Tidak ada yang tertarik dengan buku-buku Muggle menyedihkanmu. Usaha terakhir. Apa bedanya, Potter, antara monkshood dan wolfsbane?”
Cukup.
“Kau tahu,” kata Harry dingin, “dalam salah satu dari buku-buku Muggleku yang cukup mempesona, mereka menjelaskan suatu studi di mana orang-orang berhasil membuat diri mereka sendiri terlihat sangat pintar dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang fakta-fakta sembarang yang hanya mereka yang tahu. Tampaknya para penonton hanya memperhatikan bahwa sang penanya tahu dan sang penjawab tidak tahu, dan tidak bisa menyesuaikan atas ketidakadilan dari permainan yang mendasari. Jadi, Profesor, bisakah kau memberitahuku berapa banyak elektron yang ada di orbit terluar dari atom karbon?”
Senyum Severus melebar. “Empat,” katanya. “Itu cuma fakta tak berguna yang tak perlu ada yang susah-susah mencatatnya, meski begitu. Agar kau tahu, Potter, campuran asphodel dan wormwood menghasilkan obat tidur yang kuat sekali sehingga disebut Tegukan Hidup Bagai Mati. Sedangkan monkshood dan wolfsbane, mereka adalah tanaman yang sama. yang juga diberi nama aconite, yang kamu akan tahu kalau kamu sudah membaca Seribu Satu Tanaman dan Jamur Gaib. Rupanya kau tidak berminat membuka-buka bukumu sebelum datang ke sini, eh, Potter? Yang lain harus mencatat hal-hal tadi supaya kalian tidak jadi sedungu dia.” Severus berhenti, terlihat cukup senang pada dirinya sendiri. “Dan itu akan jadi тАж lima poin? Tidak, mari kita buat itu jadi bulat sepuluh poin dari Ravenclaw karena membantah.”
Hermione terkesiap, bersama sejumlah lainnya.