“Sekarang apa itu sebenarnya?” kata Hermione.

“3 ke 2 ke 1.”

“Oogely boogely!”

Kali ini kelelawarnya tak memiliki sayap sama sekali dan terjatuh dengan satu plop seperti tikus mati.

“3 ke 1 ke 2.”

Dan wahai kelelawar itu termaterialisasi dan memang terbang langsung ke langit-langit, sehat dan bercahaya hijau cerah.

Hermione mengangguk dalam kepuasan. “Oke, apa selanjutnya?”

Ada suatu jeda panjang.

“Serius? Kamu serius harus mengatakan Oogely boogely dengan durasi pada suara oo, eh, dan ee memiliki rasio 3 ke 1 ke 2, atau kelelawarnya tak akan bercahaya? Kenapa? Kenapa? Demi semua yang sakral, kenapa?”

“Kenapa tidak?”

“AAAAAAAAARRRRRRGHHHH!”

Thud. Thud. Thud.

Harry sudah memikirkan tentang sifat sihir untuk beberapa saat, dan kemudian merancang satu urutan eksperimen berdasarkan pada premis kalau pada hakikatnya semua yang penyihir percayai tentang sihir itu salah.

Kau tak benar-benar perlu mengatakan ‘Wingardium Leviosa’ dalam cara yang benar sempurna untuk membuat sesuatu melayang, karena, ayolah, ‘Wingardium Leviosa’? Alam semesta akan memeriksa kalau kamu mengatakan ‘Wingardium Leviosa’ dalam cara yang benar-benar tepat sempurna dan kalau tidak itu tak akan membuat pena bulunya melayang?

Tidak. Jelas tidak, kalau kau memikirkan tentang ini dengan serius. Seseorang, cukup mungkin memang seorang anak TK, tapi memang seorang pengguna sihir berbahasa-Inggris, yang berpikir kalau ‘Wingardium Leviosa’ terdengar benar-benar seolah-olah bersifat terbang dan melayang, awalnya mengatakan kata-kata itu saat melemparkan mantra untuk pertama kali. Dan kemudian memberitahu yang lain kalau itu memang diperlukan.

Tapi (Harry beralasan) itu tak harus seperti itu, itu tak tertanam di dalam alam semesta, itu tertanam di dalam dirimu.

Ada suatu kisah tua yang diturunkan di antara para ilmuwan, suatu kisah untuk diwaspadai, kisah tentang Blondot dan N-Rays.

Tak lama setelah penemuan X-Rays, seorang fisikawan Perancis yang terkemuka bernama Prosper-Rene BlondlotтАУyang pertama kali mengukur kecepatan gelombang dan menunjukkan kalau mereka memperbanyak dalam kecepatan cahayaтАУmengumumkan penemuan suatu fenomena luar biasa, N-Rays, yang akan menginduksikan pencerahan samar pada layar. Kau harus melihat dengan saksama, tapi itu ada di sana. N-Rays memiliki beragam sifat menarik. Mereka dibengkokkan oleh aluminium dan bisa difokuskan memakai prisma aluminium supaya menimpa satu benang yang dirawat memakai cadmium sulfide, yang kemudian akan bercahaya dengan samar dalam gelap тАж .

Dalam waktu dekat puluhan ilmuwan lain mengkonfirmasi hasil Blondlot, khususnya di Perancis.

Tetapi masih ada ilmuwan lain, di Inggris dan Jerman, yang mengatakan kalau mereka tak yakin kalau mereka melihat cahaya samar itu.

Blondlot berkata kalau mereka mungkin salah mengatur mesinnya.

Suatu hari Blondlot memberikan satu demonstrasi N-Rays. Cahayanya dimatikan, dan asistennya menyebutkan pencerahan dan penggelapan saat Blondlot melakukan manipulasinya.

Itu merupakan demonstrasi normal, seluruh hasilnya terjadi seperti yang diharapkan.

Walaupun seorang ilmuwan Amerika bernama Robert Wood diam-diam sudah mencuri prisma aluminiumnya dari tengah mekanisme Blondlot.

Dan itu jadi akhir dari N-Rays.

Realitas, Philip K. Dick pernah berkata, adalah sesuatu yang, ketika kamu berhenti mempercayainya, tidak menghilang.

Dosa Blondlot sudah terlihat jelas kalau dipikir kembali. Dia harusnya tidak memberi tahu asistennya apa yang dia lakukan. Blondlot harusnya memastikan kalau asistennya tidak tahu apa yang sedang diuji coba atau kapan itu diuji, sebelum menanyakannya untuk mendeskripsikan kecerahan layar. Itu seharusnya sesederhana itu.

Hari-hari ini itu disebut dengan “pembutaan” dan itu adalah salah satu hal yang para ilmuwan modern sepelekan. Kalau kamu melakukan satu eksperimen psikologi untuk melihat apakah orang jadi lebih marah ketika mereka dipukul di kepala memakai pentungan merah daripada pentungan hijau, kamu tidak boleh melihat pada subjek dan memutuskan seberapa “marah” mereka sendiri. Kamu akan mengambil foto mereka setelah mereka dipukul dengan pentungan, dan mengirim fotonya pada satu panel penilai, yang akan menilai dalam skala 1 sampai 10 seberapa marah tiap orang terlihat, jelas tanpa mengetahui warna apa pentungan yang dipakai untuk memukul. Memang tak ada alasan bagus untuk memberitahu para penilai tentang apa sebenarnya penelitian itu, sama sekali. Kamu jelas tak akan memberi tahu subjek eksperimen kalau kamu berpikir mereka harusnya lebih marah ketika dipukul memakai pentungan merah. Kamu hanya menawari mereka 20 pound, pancing mereka ke dalam ruang uji, pukul mereka dengan pentungan, warnyanya dipilih secara acak tentu saja, dan ambil fotonya. Bahkan pemukulan-pentungan dan pengambilan-foto akan dilakukan oleh seorang asisten yang tidak diberi tahu tentang hipotesisnya, hingga dia tidak terlihat berharap, memukul lebih keras, atau mengambil foto di saat yang tepat.

Blondlot sudah menghancurkan reputasinya dengan kesalahan semacam yang akan memperoleh nilai tak lulus dan mungkin tawa cemoohan dari T.A. dalam kelas tahun pertama dalam jurusan desain eksperimental тАж di tahun 1991.

Tapi ini terjadi sedikit lebih lampau, di tahun 1904, dan karena itu membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum Robert Wood bisa memformulasi hipotesis alternatif yang jelas dan menemukan bagaimana mengujinya, dan puluhan ilmuwan lain sudah terlanjur percaya.

Lebih dari dua abad setelah sains dimulai. Sebegitu jauh dalam sejarah ilmiah, itu masih tidak kentara.

Yang membuatnya sangat mungkin kalau dalam dunia sihir kecil, di mana sains sepertinya sama sekali tak dikenal, tak ada satu pun yang pernah menguji hal paling pertama, paling sederhana, paling kentara yang tiap ilmuwan modern akan terpikir untuk memastikan.

Buku-buku itu berisi instruksi rumit untuk seluruh hal yang harus kamu lakukan persis tepat untuk melemparkan satu mantra. Dan, Harry sudah berhipotesis, bahwa proses menuruti instruksi tersebut, memeriksa kalau kamu memang melakukan dengan benar, mungkin memang punya maksud. Itu memaksamu untuk berkonsentrasi pada mantranya. Diperintah untuk sekadar mengayunkan tongkat sihirmu dan berharap mungkin tidak akan berkerja sama baiknya. Dan begitu kamu mempercayai kalau mantra itu seharusnya bekerja dalam cara tertentu, begitu kamu sudah melatihnya dalam cara itu, kamu mungkin tak bisa meyakinkan dirimu sendiri kalau itu bisa bekerja dalam cara lain apa pun тАж

тАж jika kamu melakukan hal sederhana tapi salah, dan mencoba menguji bentuk alternatifnya sendiri.

Tapi bagaimana jika kamu tidak tahu apa sebenarnya bentuk mantra aslinya?

Bagaimana jika kamu memberi Hermione satu daftar mantra yang belum pernah dia pelajari, diambil dari satu buku mantra usil konyol di perpustakaan Hogwarts, dan beberapa dari mantra-mantra itu memiliki instruksi yang benar dan asli, sementara yang lain memiliki satu gerakan yang dirubah, satu kata yang diganti? Bagaimana jika kamu menjaga instruksinya konstan, tapi memberitahunya kalau satu mantra akan menciptakan cacing merah tapi harusnya malah menciptakan cacing biru?

Yah, dalam kasus itu, ternyata тАж

тАж Harry memiliki kesulitan mempercayai hasil-hasilnya di sini …

тАж jika kamu menyuruh Hermione untuk mengatakan “Oogely boogely” dengan durasi huruf hidup dalam rasio 3 ke 2 ke 1, bukannya rasio sebenarnya 3 ke 1 ke 2, kamu masih tetap akan mendapatkan kelelawar tapi itu tidak akan bercahaya.

Bukannya kepercayaan tak relevan di sini. Bukannya hanya kata-kata dan gerakan tongkat sihir yang penting.

Jika kamu memberi Hermione informasi yang benar-benar salah tentang apa yang sebenarnya akan dilakukan suatu mantra, itu akan berhenti bekerja.

Jika kamu sama sekali tak memberitahunya apa yang akan dilakukan mantra itu, itu akan berhenti bekerja.

Jika dia mengetahui apa yang akan dilakukan mantra itu dalam pemahaman yang amat samar, atau hanya salah sebagian, maka mantranya akan bekerja seperti yang dideskripsikan di dalam buku, bukan dalam cara yang diberitahukan padanya.

Harry, pada saat ini, secara harfiah membenturkan kepalanya pada dinding bata. Tidak keras-keras. Dia tak mau merusak otaknya yang berharga. Tapi jika dia tidak memiliki pelampiasan atas frustasinya, dia akan terbakar seketika.

Thud. Thud. Thud.

Sepertinya alam semesta memang benar-benar menginginkanmu untuk mengatakan ‘Wingardium Leviosa’ dan dia menginginkanmu untuk mengatakannya dalam cara yang tepat dan dia tak mempedulikan apa yang kamu pikir bagaimana harusnya pelafalannya lebih dari dia peduli bagaimana perasaanmu tentang gravitasi.

KENAPAAAAAAAAAAAAAAA?

Bagian terburuk dari ini adalah pandangan sombong, terhibur di wajah Hermione.

Hermione tidak mau begitu saja duduk dengan patuh dan mengikuti instruksi-instruksi Harry tanpa diberi tahu untuk apa.

Jadi Harry menjelaskan padanya apa yang mereka uji.

Harry menjelaskan kenapa mereka mengujinya.

Harry menjelaskan kenapa mungkin tak ada penyihir yang pernah mencobanya sebelum mereka.

Harry menjelaskan kalau dia sebenarnya cukup percaya diri atas prediksinya.

Karena, kata Harry, adalah tak mungkin kalau alam semesta benar-benar ingin kamu mengatakan ‘Wingardium Leviosa’.

Hermione sudah mengatakan kalau bukan ini yang dikatakan buku-bukunya. Hermione sudah menanyakan apakah Harry benar-benar menganggap dirinya lebih pintar, di umur sebelas tahun dan hanya sekitar sebulan dalam pendidikannya di Hogwarts, daripada seluruh penyihir-penyihir lain di dunia yang tak sependapat dengannya.

Harry lalu mengatakan persis kata-kata berikut:

“Tentu saja.”

Sekarang Harry sedang menatap bata merah tepat di hadapannya dan merenungkan seberapa keras dia harus membenturkan kepalanya untuk memberi dirinya sendiri satu gegar yang akan mengganggu pembentukan ingatan jangka-panjang dan mencegahnya mengingat ini nanti. Hermione tidak tertawa, tapi Harry bisa merasakan niat untuk tertawa memancar dari belakangnya seperti tekanan mengerikan pada kulitnya, semacam menyadari kalau kamu sedang diintai oleh pembunuh berantai hanya saja lebih buruk.

“Katakan,” kata Harry.

“Aku tak akan,” kata suara ramah Hermione Granger. “Itu tidak baik.”

“Selesaikan saja,” kata Harry.

“Oke! Jadi kamu memberiku suatu kuliah panjang tentang bagaimana sukarnya melakukan sains dasar dan bagaimana kita mungkin akan terus berusaha menyelesaikan masalah ini selama tiga puluh tahun, dan kemudian kamu pergi dan mengira kalau kita akan membuat penemuan terbesar dalam sejarah sihir dalam jam pertama kita bekerja bersama. Kau bukan hanya berharap, kau benar-benar mengira. Kau tolol.”

“Terima kasih. SekarangтАУ”

“Aku sudah membaca seluruh buku-buku yang kau berikan padaku dan aku masih tak tahu harus memanggilnya apa. Terlalu percaya diri? Kekeliruan perencanaan? Efek super duper Danau Wobegon? Mereka harus menamainya seperti namamu. Bias Harry.”

“Baiklah!”

“Tapi itu memang imut. Itu benar-benar tingkah anak laki-laki.”

“Mati saja.”

“Aw, kau mengatakan hal paling romantis.”

Thud. Thud. Thud.

“Jadi apa selanjutnya?” kata Hermione.

Harry menyandarkan kepalanya pada bata-bata. Keningnya mulai terasa sakit di tempatnya membenturkan. “Tak ada. Aku harus kembali dan merancang eksperimen berbeda.”

Selama bulan terakhir, Harry sudah dengan hati-hati mengerjakan, terlebih dulu, satu rangkaian eksperimen untuk mereka yang akan cukup sampai Desember.

Itu akan menjadi suatu set eksperimen yang hebat jika pengujian paling pertama tidak menyangkal premis dasarnya.

Harry tak bisa percaya kalau dia sudah sedemikian bodoh.

“Biarkan aku mengoreksi diriku sendiri,” kata Harry. “Aku perlu merancang satu eksperimen baru. Aku akan memberitahumu ketika aku memilikinya, dan kemudian kita lakukan, dan kemudian aku merancang yang selanjutnya. Bagaimana kedengarannya?”

“Kedengarannya seperti seeorang menyianyiakan sebegitu banyak usaha.”

Thud. Ow. Dia membenturkan sedikit lebih keras dari yang dia rencanakan.

“Jadi,” kata Hermione. Dia menyandarkan diri di kursinya dan pandangan sombong itu kembali ke wajahnya. “Apa yang kita temukan hari ini?”

“Aku menemukan,” kata Harry dengan gigi mengertak, “bahwa ketika sampai pada pelaksanaan penelitian dasar sebenarnya atas suatu masalah yang membingungkan di mana kamu tak memiliki petunjuk atas apa yang terjadi, buku-bukuku tentang metodologi ilmiah tak senilai gombalanтАУ”

“Bahasamu, Tn. Potter! Beberapa dari kita ini memang seorang gadis muda polos!”

“Baiklah. Tapi jika buku-bukuku memang senilai gurame, itu adalah jenis ikan yang tak buruk, mereka akan sudah memberiku satu nasihat penting berikut: Ketika ada masalah yang membingungkan dan kamu baru saja memulai dan kamu memiliki hipotesis yang bisa disangkal, ujilah. Carilah suatu cara sederhana, mudah untuk melakukan pengujian dasar dan lakukan secepatnya. Jangan mengkhawatirkan tentang merancang suatu rangkaian eksperimen rumit yang bisa jadi suatu proposal pendanaan yang akan terlihat bagus bagi badan pendanaan. Periksa saja secepat mungkin apakah gagasanmu salah sebelum kamu mulai mencurahkan sejumlah besar tenaga atasnya. Bagaimana kedengarannya untuk suatu moral?”

“Mmm тАж oke,” kata Hermione. “Tapi aku juga mengharapkan sesuatu seperti ‘Buku-buku Hermione bukan tak berguna. Mereka ditulis oleh para penyihir tua bijaksana yang mengetahui jauh lebih banyak tentang sihir dariku. Aku harus memperhatikan apa kata buku-buku Hermione.’ Bisa kita ambil moral itu juga?”

Rahang Harry sepertinya mengertak terlalu kencang untuk membiarkan kata apa pun keluar, jadi dia hanya mengangguk.

“Bagus!” kata Hermione. “Aku suka eksperimen ini. Kita mempelajari banyak hal darinya dan hanya menghabiskan waktuku satu jam.”

“AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH!”

*

Dalam dungeon Slytherin.

Suatu ruang kelas tak terpakai yang diterangi cahaya hijau aneh, jauh lebih tenang kali ini dan datang dari bola kristal kecil dengan pemantraan temporer, tapi tetap cahaya hijau seram, melemparkan cahaya-cahaya aneh pada meja-meja berdebu.

Dua sosok setinggi bocah dalam jubah kelabu berkerudung (tanpa topeng) masuk dalam kesunyian, dan duduk di dua kursi berlawanan di meja yang sama.

Ini adalah pertemuan kedua dari Konpirasi Bayesian.

Draco Malfoy tak yakin apakah dia harus menantikannya atau tidak.

Harry Potter, dilihat dari ekspresi di wajahnya, sepertinya tak ada keraguan atas suasana hatinya saat ini.

Harry Potter terlihat seolah siap membunuh orang.

“Hermione Granger,” kata Harry Potter, saat Draco membuka mulutnya. “Jangan tanya.”

Dia tak mungkin pergi dalam kencan lain, kan? pikir Draco, tapi itu tak masuk akal.

“Harry,” kata Draco, “aku minta maaf tapi aku tetap harus menanyakan ini, apakah kamu benar-benar memesankan si gadis darah lumpur itu satu kantong mokeskin mahal untuk ulang tahunnya?”

“Ya, memang. Kau sudah menyimpulkan alasannya, tentu saja.”

Draco mengangkat dan menyapukan jari-jarinya melalui rambutnya dalam frustasi, kerudungnya bergesekan dengan punggung tangannya. Dia selalu tak yakin kenapa, tapi sekarang dia tak bisa mengatakan seperti itu. Dan Slytherin tahu kalau dia sedang membangun hubungan dengan Harry Potter, dia sudah membuatnya cukup jelas di Kelas Pertahanan. “Harry,” kata Draco, “orang-orang tahu kalau aku berteman denganmu, mereka tak tahu tentang Konspirasi tentu saja, tapi mereka tahu kalau kita berteman, dan itu membuatku terlihat buruk ketika kamu melakukan hal-hal semacam itu.”

Wajah Harry Potter mengencang. “Siapapun di Slytherin yang tak bisa memahami konsep dari berpura-pura baik terhadap orang yang sebenarnya tak kau sukai harus digiling dan dijadikan makanan ular peliharaan.”

“Ada banyak orang di Slytherin yang tidak,” kata Draco, suaranya serius. “Kebanyakan orang itu bodoh, dan kamu tetap harus terlihat bagus di depan mereka.” Harry Potter harus memahami itu kalau dia ingin sampai ke mana pun dalam hidup.

“Apa pedulimu atas yang orang lain pikirkan? Apa kamu benar-benar akan menjalani hidupmu dengan terus menjelaskan semua yang kamu lakukan pada idiot terbodoh di Slytherin, membiarkan mereka menilaimu? Aku minta maaf, Draco, tapi aku tak akan menurunkan rencana licikku ke tingkat yang bisa dipahami Slytherin paling bodoh, hanya karena itu mungkin akan membuatmu terlihat jelek. Bahkan persahabatanmu tak sebanding dengan itu. Itu akan menghilangkan seluruh kesenangan dalam hidup. Katakan padaku kau tak pernah memikirkan hal yang sama ketika seseorang di Slytherin bertingkah terlalu bodoh untuk bernapas, kalau itu di bawah martabat seorang Malfoy untuk memenuhi keinginan mereka.”

Draco memang benar-benar tak pernah. Sama sekali. Memenuhi keinginan idiot itu seperti bernapas, kau melakukannya tanpa memikirkannya.

“Harry,” kata Draco pada akhirnya. “Hanya melakukan apapun yang kamu mau, tanpa memikirkan tentang bagaimana itu terlihat, itu tidaklah pintar. Sang Pangeran Kegelapan memikirkan bagaimana dia terlihat! Dia ditakuti dan dibenci, dan dia tahu persis ketakutan dan kebencian jenis apa yang dia ingin ciptakan. Semua orang harus memikirkan tentang apa yang dipikirkan orang lain.”

Sosok berkerudung itu mengangkat bahu. “Mungkin. Ingatkan aku kapan-kapan untuk memberitahumu tentang sesuatu yang disebut Percobaan Konformitas Asch, kau mungkin akan menganggapnya cukup menghibur. Untuk saat ini aku hanya akan mengatakan kalau berbahaya untuk mengkhawatirkan tentang apa yang orang pikirkan atas dasar insting, karena kau benar-benar peduli, bukan dalam hal kalkulasi darah dingin. Ingat, aku dipukuli dan digencet oleh para Slytherin lebih tua selama lima belas menit, dan setelahnya aku berdiri dan dengan anggun memaafkan mereka. Seperti Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup baik dan berbudi yang memang harusnya kulakukan. Tapi kalkulasi darah dinginku, Draco, memberitahuku kalau aku tak butuh para idiot terbodoh di Slytherin, karena aku tak memiliki ular peliharaan. Jadi aku tak punya alasan untuk peduli apa yang mereka pikirkan tentang bagaimana aku melakukan duelku dengan Hermione Granger.”

Draco tidak mengepalkan tangannya dalam frustasi. “Dia cuma seorang darah lumpur,” kata Draco, menjaga suaranya tenang, bukannya berteriak. “Kalau kau tak menyukainya, dorong dia di tangga.”

“Ravenclaw akan tahuтАУ”

“Suruh Pansy Parkinson mendorongnya jatuh dari tangga! Kau bahkan tak perlu memanipulasinya, tawari dia satu Sickle dan dia akan melakukannya!”

“Aku akan tahu! Hermione mengalahkanku dalam kontes membaca buku, dia memperoleh nilai yang lebih baik dariku, aku harus mengalahkannya memakai otakku kalau tidak itu tak bisa dihitung!”

“Dia hanya seorang darah lumpur! Kenapa kau menilainya sebegitu tinggi?”

“Dia adalah kekuatan di antara Ravenclaw! Kenapa kau peduli pada apa yang beberapa idiot lemah di Slytherin pikirkan?”

“Itu disebut politik! Dan kalau kau tak bisa memainkannya kau tak bisa memiliki kekuatan!”

“Berjalan di bulan itu kekuatan! Menjadi seorang penyihir besar itu kekuatan! Ada beragam kekuatan yang tak mengharuskanku menghabiskan sisa hidupku memenuhi keinginan para tolol!”

Keduanya berhenti, dan, nyaris dalam saat yang sama, mulai mengambil napas panjang untuk menenangkan diri mereka.

“Maaf,” kata Harry Potter setelah beberapa saat, menghapus keringat dari keningnya. “Maaf, Draco. Kau memiliki banyak kekuatan politik dan masuk akal untukmu menjaganya. Kau harus menimbang apa yang Slytherin pikirkan. Itu adalah permainan penting dan aku harusnya tidak menghinanya. Tapi kau tak bisa memintaku menurunkan tingkat permainanku di Ravenclaw, hanya supaya kamu tak terlihat jelek dengan berhubungan denganku. Katakan pada Slytherin kalau kau mengertakkan gigimu ketika kau berpura-pura menjadi temanku.”

Itulah yang Draco sudah katakan pada Slytherin, dan dia masih tak yakin apakah itu benar.

“Bagaimanapun,” kata Draco. “Berbicara tentang citramu. Aku takut aku punya kabar buruk. Rita Skeeter mendengar beberapa kisah tentangmu dan dia terus menanyakan pertanyaan.”

Harry Potter mengangkat alisnya. “Siapa?”

“Dia menulis untuk Daily Prophet.” kata Draco. Dia mencoba menjaga kecemasan dari suaranya. Daily Prophet adalah salah satu alat utama Ayah, dia memakainya seperti tongkat sihir. “Itu adalah surat kabar yang benar-benar dibaca oleh orang-orang. Rita Skeeter menulis tentang selebriti, dan seperti yang dia sebut, memakai pena bulunya untuk menusuk reputasi yang terlalu menggelembung. Jika dia tak bisa menemukan rumor apa pun tentangmu, dia akan mengarangnya sendiri.”

“Aku paham,” kata Harry Potter. Wajahnya yang disinari cahaya hijau terlihat sangat merenungkannya di bawah kerudung.

Draco bimbang sebelum mengatakan apa yang harus dia katakan selanjutnya. Saat ini seseorang pasti sudah melaporkan ke Ayah kalau dia membangun hubungan baik dengan Harry Potter, dan Ayah juga tahu kalau Draco belum memberi kabar ke rumah tentangnya, dan Ayah akan mengerti kalau Draco tak akan berpikir dia bisa benar-benar merahasiakannya, yang mengirimkan pesan yang jelas kalau Draco sedang melakukan permainannya sendiri sekarang tapi tetap di pihak Ayah, karena jika Draco sudah tergoda, dia pasti akan sudah mengirimkan laporan palsu.

Wajar kalau Ayah mungkin sudah mengantisipasi apa yang Draco akan katakan selanjutnya.

Memainkan permainan nyata dengan Ayah adalah suatu sensasi yang cukup menakutkan. Bahkan biarpun mereka ada di pihak yang sama. Itu adalah, di satu sisi, menyenangkan, tapi Draco juga tahu kalau pada akhirnya akan terbukti kalau Ayah memainkan permainan ini dengan lebih baik. Tidak ada jalan lain semua ini bisa berakhir.

“Harry,” kata Draco akhirnya. “Ini bukan suatu saran. Ini bukan nasihatku. Hanya kenyataannya. Ayahku jelas bisa melenyapkan artikel itu. Tapi itu akan membutuhkan suatu biaya.”

Tentang Ayah yang sudah mengharapkan Draco untuk memberi tahu Harry Potter tepat perkataan tadi adalah bukan sesuatu yang Draco katakan keras-keras. Harry Potter akan menyimpulkannya sendiri, atau tidak.

Tapi Harry Potter malah menggelengkan kepalanya, tersenyum di bawah kerudung. “Aku tak punya niat untuk melenyapkan Rita Skeeter.”

Draco bahkan tidak mencoba menjaga ketidakpercayaan dari suaranya. “Kau tak bisa memberitahuku kau tak peduli apa yang surat kabar katakan tentangmu!”

“Aku lebih tak peduli dari yang kamu kira,” kata Harry Potter. “Tapi aku punya caraku sendiri untuk menghadapi orang-orang semacam Skeeter. Aku tak memerlukan bantuan Lucius.”

Pandangan khawatir datang ke wajah Harry sebelum dia bisa menghentikannya. Apa pun yang Harry Potter akan lakukan selanjutnya, itu adalah sesuatu yang tidak Ayah harapkan, dan Draco merasa sangat cemas tentang ke mana arah tujuannya.

Draco juga sadar kalau rambutnya mulai berkeringat di bawah kerudung. Dia tak pernah benar-benar memakai yang seperti ini sebelumnya, dan tak sadar kalau jubah Pelahap Maut mungkin memiliki sesuatu seperti Mantra Pendingin.

Harry Potter mengusap beberapa keringat dari keningnya lagi, meringis, mengeluarkan tongkat sihirnya, mengarahkannya ke atas, mengambil napas panjang, dan berkata “Frigideiro!”

Sesaat kemudian Draco merasakan udara dingin.

“Frigideiro! Frigideiro! Frigideiro! Frigideiro! Frigideiro!”

Kemudian Harry Potter menurunkan tongkat sihirnya, walau tangannya terlihat sedikit bergetar, dan mengembalikannya ke jubahnya.

Seluruh ruangan sepertinya terasa lebih dingin. Draco bisa melakukannya juga, tapi tetap, tak buruk.

“Jadi,” kata Draco. “Sains. Kau akan memberitahuku tentang darah.”

“Kita akan mencari tahu tentang darah,” kata Harry Potter. “Dengan melakukan eksperimen.”

“Baiklah,” kata Draco. “Eksperimen macam apa?”

Harry Potter tersenyum culas di bawah kerudungnya, dan berkata, “Kau beri tahu aku.”

*

Draco pernah mendengar sesuatu yang disebut Metode Sokrates, yang merupakan pengajaran melalui menanyakan pertanyaan (dinamakan seperti seorang filsuf kuno yang terlalu pintar untuk menjadi seorang Muggle sejati dan karena itu adalah seorang penyihir darah murni yang menyamar). Salah satu dari tutornya sering memakai pengajaran Sokrates. Itu memang menyebalkan tetapi efektif.

Kemudian ada Metode Potter, yang gila.

Untuk jujurnya, Draco harus mengakui kalau Harry Potter sudah mencoba Metode Sokrates terlebih dulu dan itu tak bekerja terlalu baik.

Harry Potter sudah menanyakan bagaimana Draco menyanggah hipotesis para penganut darah murni kalau para penyihir tak bisa melakukan hal-hal pada saat ini yang bisa mereka lakukan delapan abad lalu adalah karena mereka sudah bercampur dengan para kelahiran Muggle dan Squib.

Draco sudah mengatakan kalau dia tak paham bagaimana Harry Potter bisa duduk di sana dengan wajah serius dan mengatakan kalau ini bukanlah jebakan.

Harry Potter menjawab, masih dengan wajah serius, bahwa kalau itu adalah suatu perangkap itu akan jadi teramat jelas hingga dia harus digiling dan dijadikan makanan ular peliharaan, namun itu bukanlah suatu jebakan, itu hanyalah aturan bagaimana ilmuwan bekerja bahwa kamu harus mencoba menyanggah teorimu sendiri, dan jika kamu sudah membuat suatu usaha nyata dan gagal, itu adalah kemenangan.

Draco sudah mencoba menunjukkan kebodohan mencengangkan dari semua ini dengan menyarankan kalau kunci dari bertahan dalam duel adalah untuk melemparkan Avada Kedavra pada kakimu sendiri dan meleset.

Harry Potter mengangguk.

Draco menggelengkan kepalanya.

Harry Potter kemudian menyajikan suatu gagasan kalau ilmuwan menyaksikan ide-ide bertarung untuk melihat yang mana yang menang, dan kamu tak bisa bertarung tanpa ada suatu lawan, jadi Draco perlu memikirkan suatu lawan untuk hipotesis para penganut darah murni untuk dilawan supaya darah murnisme bisa menang, yang Draco pahami sedikit lebih baik walaupun Harry Potter mengatakannya dengan pandangan yang sedikit tak suka. Seperti, sudah jelas kalau darah murnisme adalah kenyataan di dunia ini, maka langit harus berwarna biru, dan jika suatu teori lainlah yang benar, maka langit harus berwarna hijau; dan tak ada seorang pun yang pernah melihat langit; dan kemudian kamu pergi ke luar dan melihat dan para penganut darah murni menang; dan setelah semua ini terjadi enam kali berturut-turut, orang-orang mulai memperhatikan polanya.

Harry Potter kemudian melanjutkan untuk menyatakan kalau semua lawan yang sudah Draco ciptakan itu terlalu lemah, hingga darah murnisme tak akan memperoleh penghargaan karena mengalahkan mereka karena pertarungannya akan jadi kurang mengesankan. Draco sudah memahami itu juga. Para penyihir menjadi lebih lemah karena peri rumah mencuri sihir kita tak terdengar mengesankan untuknya juga.

(Walau Harry Potter sudah mengatakan kalau yang itu paling tidak masih bisa diuji, dalam hal mereka bisa mencoba memeriksa apakah peri rumah sudah bertambah kuat seiring waktu, dan bahkan membuat satu gambar yang mewakili kenaikan kekuatan para peri rumah dan gambar lain yang mewakili penurunan kekuatan para penyihir dan jika kedua gambar itu cocok maka itu akan menunjuk kepada para peri rumah, semuanya dikatakan dalam nada yang benar-benar serius hingga Draco merasakan suatu impuls untuk menanyakan pada Dobby beberapa pertanyaan khusus di bawah pengaruh Veritaserum sebelum akhirnya tersentak sadar dari itu.)

Dan Harry Potter akhirnya mengatakan kalau Draco tak boleh mengatur hasil pertarungannya, ilmuwan itu tidak bodoh, akan terlihat jelas kalau kamu mengatur hasil pertarungannya, itu harus jadi pertarungan nyata, antara dua teori berbeda yang mungkin keduanya memang benar, dengan suatu pengujian yang hanya hipotesis sejati yang akan menang, sesuatu yang akan benar-benar berakhir dalam keadaan yang berbeda tergantung dari hipotesis mana yang benar-benar nyata, dan akan ada ilmuwan berpengalaman yang mengawasi untuk memastikan kalau itulah yang sebenarnya terjadi. Harry Potter sudah menyatakan kalau dia sendiri hanya ingin mengetahui bagaimana cara kerja darah yang sebenarnya dan untuk itu dia perlu melihat darah murnisme benar-benar menang dan Draco tak akan membodohinya dengan teori-teori yang ada hanya untuk dihancurkan.

Bahkan setelah melihat maksudnya, Draco belum bisa menciptakan satu pun “alternatif masuk akal”, seperti yang Harry Potter katakan, atas gagasan bahwa para penyihir menjadi kurang kuat karena mereka mencampurkan darah mereka dengan lumpur. Itu terlalu jelas merupakan kenyataannya.

Adalah di saat itu Harry Potter berkata, dengan cukup frustasi, kalau dia tak bisa bayangkan kalau Draco benar-benar sebegitu buruk dalam mempertimbangkan cara pandang yang berbeda, tentunya pernah ada Pelahap Maut yang menyaru sebagai musuh darah murnisme dan mengarang suatu argumen yang lebih terdengar masuk akal melawan pihaknya sendiri daripada yang Draco tawarkan. Jika Draco mencoba menyamar sebagai anggota faksi Dumbledore, dan mengatakan tentang hipotesis peri rumah, dia tak akan mengelabui siapapun barang sedetik.

Draco sudah dipaksa untuk mengakui pernyataan ini.

Oleh karena itu Metode Potter.

“Tolong, Dr. Malfoy,” rengek Harry Potter, “kenapa kau tak bisa menerima makalahku?”

Harry Potter perlu mengulangi frasa “berpura-puralah sedang berpura-pura menjadi seorang ilmuwan” tiga kali sebelum Draco akhirnya memahaminya.

Di saat itu Draco menyadari kalau ada sesuatu yang teramat salah dengan otak Harry Potter, dan siapapun yang mencoba melakukan Legilimency atasnya mungkin tak akan pernah keluar lagi.

Harry Potter kemudian masuk dalam detail yang lebih jauh dan cukup penting: Draco akan berpura-pura menjadi seorang Pelahap Maut yang menyamar sebagai editor suatu jurnal sains, Dr. Malfoy, yang ingin menolak makalah “Tentang Pewarisan Kemampuan Magis” milik musuhnya Dr. Potter, dan jika si Pelahap Maut tak bertindak seperti yang seharusnya dilakukan seorang ilmuwan sejati, dia akan diungkap sebagai seorang Pelahap Maut dan dieksekusi, sementara Dr. Malfoy juga diawasi oleh rivalnya sendiri dan perlu terlihat menolak makalah Dr. Potter untuk alasan ilmiah netral atau dia akan kehilangan posisinya sebagai editor jurnal.

Adalah suatu hal yang mengagumkan bahwa Topi Seleksi tidak meracau gila di St. Mungo.

Itu juga adalah hal paling rumit yang pernah diminta oleh siapapun untuk diperankan oleh Draco dan tak ada kemungkinan cara dia bisa menolak tantangan itu.

Saat ini mereka sedang, seperti yang dikatakan Harry Potter, sudah masuk suasana yang tepat.

“Aku takut, Dr. Potter, kalau kau menulis ini dalam warna tinta yang salah,” kata Draco. “Selanjutnya!”

Wajah Dr. Potter melakukan pekerjaan yang baik dalam meremas dalam keputusasaan, dan Draco tak bisa tidak merasakan sekelebat kegirangan dari Dr. Malfoy, walaupun sang Pelahap Maut hanya berpura-pura menjadi Dr. Malfoy.

Bagian ini memang menyenangkan. Dia bisa melakukan ini seharian penuh.

Dr. Potter berdiri dari kursi, terpuruk lemah dalam kecewa, dan berjalan tertatih, dan berubah menjadi Harry Potter, yang memberi Draco acungan jempol, dan kemudian berubah balik menjadi Dr. Potter lagi, sekarang mendekat dengan senyuman bersemangat.

Dr. Potter duduk dan menunjukkan pada Dr. Malfoy selembar perkamen yang di atasnya tertulis:

Tentang Pewarisan Kemampuan Magis

Dr. H. J. Potter-Evans-Verres, Institut Sains yang Cukup Maju:

Observasiku:

Para penyihir saat ini tak bisa melakukan hal-hal yang seluar biasa

seperti yang dulu dilakukan para penyihir 800 tahun lalu.

Kesimpulanku:

Kaum penyihir sudah menjadi lebih lemah dengan mencampurkan

darah mereka dengan keturunan Muggle dan Squibs.

“Dr. Malfoy,” kata Dr. Potter dengan pandangan penuh harap, “aku bertanya-tanya apakah Jurnal Hasil Tak Terreproduksi bisa mempertimbangkan untuk mempublikasi makalahku yang berjudul ‘Tentang Pewarisan Kemampuan Magis’.”

Draco melihat pada perkamen itu, tersenyum ketika dia mempertimbangkan penolakan yang bisa diberikan. Kalau dia adalah seorang profesor, dia akan menolak tulisannya karena terlalu pendek, jadiтАУ

“Ini terlalu panjang, Dr. Potter,” kata Dr. Malfoy.

Untuk sesaat ada ketidakpercayaan nyata di wajah Dr. Potter.

“Ah тАж .” kata Dr. Potter. “Bagaimana kalau aku menghilangkan baris pemisah untuk observasi dan kesimpulan, dan hanya memakai oleh karena ituтАУ”

“Kalau begitu itu akan terlalu pendek. Selanjutnya!”

Dr. Potter berjalan tertatih.

“Baiklah,” kata Harry Potter, “kau sudah terlalu bagus dalam ini. Dua kali lagi untuk berlatih, dan kemudian kali ketiga adalah yang sebenarnya, tak ada interupsi di antaranya, aku hanya akan langsung menerjangmu dan di kali itu kau akan menolak makalahnya berdasarkan isinya, ingat, rival ilmiahmu sedang mengawasi.”

Makalah selanjutnya Dr. Potter sempurna dalam tiap hal, suatu yang mengagumkan untuk jenisnya, tapi sayangnya harus ditolak karena jurnal Dr. Malfoy punya masalah dengan huruf E. Dr. Potter menawarkan untuk menulis ulangnya tanpa memakai kata-kata itu, dan Dr. Malfoy menjelaskan kalau itu sebenarnya lebih kepada masalah huruf hidup.

Makalah setelah itu ditolak karena ini hari Selasa.

Hari ini, kenyataannya, adalah Sabtu.

Dr. Potter mencoba menyebutkan fakta ini dan diberi “Selanjutnya!”

(Draco mulai memahami kenapa Severus menggunakan genggamannya atas Dumbledore hanya untuk memperoleh satu posisi yang bisa membiarkannya bertindak jahat pada para murid.)

Dan kemudianтАУ

Dr. Potter mendekat dengan seringai superior di wajahnya.

“Ini adalah makalah terbaruku, Tentang Pewarisan Kemampuan Magis,” Dr. Potter menyatakan dengan percaya diri, dan menyodorkan perkamennya. “Aku sudah memutuskan untuk mengizinkan jurnal anda mempublikasikannya, dan sudah menyiapkannya dalam kesesuaian sempurna dengan pedoman yang anda miliki supaya anda bisa mempublikasikan secepatnya.”

Si Pelahap Maut sudah memutuskan untuk melacak dan membunuh Dr. Potter setelah misinya selesai. Dr. Malfoy menjaga senyuman sopan di wajahnya, karena para rivalnya sedang mengawasi, dan berkata тАж

(Jedanya memanjang, dengan Dr. Potter melihat padanya tak sabar.)

тАж “Biarkan aku melihatnya, tolong.”

Dr. Malfoy mengambil perkamennya dan menelitinya dengan hati-hati.

Si Pelahap Maut mulai cemas tentang kenyataan bahwa dia bukanlah ilmuwan sejati, dan Draco mencoba mengingat bagaimana berbicara seperti Harry Potter.

“Kau, ah, perlu mempertimbangkan kemungkinan penjelasan lain untuk, um, observasimu, selain hanya yang iniтАУ”

“Benarkah?” Dr. Potter memotong. “Seperti apa, tepatnya? Peri rumah mencuri sihir kita? Dataku hanya mengakui satu kemungkinan kesimpulan, Dr. Malfoy. Tidak ada hipotesis masuk akal lain.”

Draco mencoba mati-matian untuk membuat otaknya berpikir, apa yang akan dia katakan jika dia menyamar sebagai satu anggota faksi Dumbledore, apa yang akan mereka katakan sebagai penjelasan atas penurunan kaum penyihir, Draco tak pernah terpikir untuk benar-benar menanyakan itu тАж .

“JIka kau tak bisa memikirkan cara lain untuk menjelaskan dataku, kau harus mempublikasikan makalahku, Dr. Malfoy.”

Adalah seringai di wajah Dr. Potter yang akhirnya melakukannya.

“Oh yeah?” bentak Dr. Malfoy. “Bagaimana kau tahu kalau sihir itu sendiri tidak memudar?”

Waktu terhenti.

Harry dan Harry Potter bertukar pandangan ngeri tertegun.

Kemudian Harry Potter melontarkan sesuatu yang mungkin suatu kata yang teramat buruk jika kau dibesarkan oleh Muggle. “Aku tak memikirkan tentang itu!” kata Harry Potter. “Dan aku harusnya tahu. Sihir memudar. Damn, damn, damn!”

Kekhawatiran dalam suara Harry Potter menular. Bahkan tanpa memikirkannya, tangan Draco masuk ke jubahnya dan menggenggam tongkat sihirnya. Dia pikir Keluarga Malfoy aman, selama kau hanya menikah dalam keluarga yang bisa melacak garis darah mereka empat generasi ke belakang kau harusnya aman, tak pernah terpikir olehnya sebelum itu kalau mungkin tak ada yang bisa siapapun lakukan untuk menghentikan akhir dari sihir. “Harry, apa yang akan kita lakukan?” Suara Draco naik dalam panik. “Apa yang akan kita lakukan?”

“Biarkan aku berpikir!”

Setelah beberapa saat, Harry meraih dari meja di dekatnya bena bulu dan gulungan perkamen yang sama dengan yang dia pakai untuk menuliskan makalah pura-puranya, dan mulai menulis sesuatu.

“Kita akan memecahkannya,” kata Harry, suaranya ketat, “jika sihir memang memudar dari dunia kita akan mencari tahu seberapa cepat pemudarannya dan berapa banyak waktu yang kita miliki untuk melakukan sesuatu, dan kemudian kita akan mencari tahu kenapa itu memudar, dan kemudian kita akan melakukan sesuatu tentangnya. Draco, apakah kekuatan-kekuatan sihir menurun dengan laju yang tetap, atau pernah ada penurunan seketika?”

“Aku тАж aku tak tahu тАж .”

“Kau mengatakan padaku kalau tak ada satu pun yang menyamai keempat pendiri Hogwarts. Jadi ini sudah terjadi selama paling tidak delapan abad, kalau begitu? Kau tak ingat pernah mendengar apa pun tentang masalah itu seketika muncul lima abad yang lalu atau apa pun yang seperti itu?”

Draco dengan panik mencoba berpikir. “Aku selalu mendengar kalau tak ada satu pun yang sebaik Merlin dan kemudian setelahnya tak ada seorang pun yang sebaik para Pendiri Hogwarts.”

“Baiklah,” kata Harry. Dia masih menulis. “Karena tiga abad lalu adalah ketika Muggle mulai tak mempercayai sihir, yang aku pikir mungkin ada hubungannya dengan itu. Dan sekitar satu setengah abad yang lalu adalah ketika Muggle mulai menggunakan semacam teknologi yang berhenti bekerja di sekeliling sihir dan aku bertanya-tanya kalah itu mungkin juga berlaku kebalikannya.”

Draco meledak di kursinya, sebegitu marah dia nyaris tak mampu berbicara. “Itu karena para MuggleтАУ”

“Damn it!” bentak Harry. “Apa kau mendengarkan dirimu sendiri? Ini sudah berlangsung selama paling tidak delapan abad dan para Muggle tak melakukan satu pun hal menarik waktu itu! Kita harus mencari jawaban sebenarnya! Para Muggle mungkin memiliki hubungan dengan ini tapi jika mereka tidak dan kau menyalahkan semuanya pada mereka dan itu menghentikan kita dari mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi maka suatu hari kau akan bangun di pagi hari dan mendapati kalau tongkat sihirmu hanyalah ranting kayu!”

Napas Draco berhenti di tenggorokannya. Ayahnya sering berkata tongkat sihir kita akan rusak di tangan kita dalam pidato-pidatonya tapi Draco tak pernah benar-benar memikirkannya waktu itu tentang apa artinya hal itu, itu tak akan terjadi padanya lagipula. Dan sekarang tiba-tiba itu terasa sangat nyata. Hanyalah ranting kayu. Draco bisa membayangkan bagaimana rasanya untuk mengeluarkan tongkat sihirmu dan mencoba melemparkan mantra dan mendapati kalau tak ada yang terjadi тАж .

Itu bisa terjadi pada siapapun.

Tak akan ada lagi penyihir, tak ada lagi sihir, selamanya. Hanya Muggle yang memiliki beberapa legenda tentang apa yang nenek moyang mereka bisa lakukan. Beberapa dari Muggle itu akan bernama Malfoy, dan itulah yang akan tersisa dari nama itu.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Draco menyadari kenapa ada Pelahap Maut.

Dia selalu menganggap remeh bahwa menjadi seorang Pelahap Maut adalah sesuatu yang kau lakukan ketika kau dewasa. Sekarang Draco paham, dia tahu kenapa Ayah dan teman Ayah bersumpah untuk mengorbankan nyawa mereka demi mencegah mimpi buruk ini jadi nyata, ada hal-hal yang kau tak bisa berdiri dan melihatnya terjadi. Tapi bagaimana jika itu tetap akan terjadi bagaimanapun juga, bagaimana jika semua pengorbanan, seluruh teman yang hilang karena Dumbledore, keluarga yang tiada, bagaimana jika itu semua sia-sia тАж .

“Sihir tak bisa memudar,” kata Draco. Suaranya terpecah. “Itu tidak adil.”

Harry berhenti menulis dan melihat ke atas. Wajahnya memiliki ekspresi marah. “Ayahmu tak pernah memberitahumu kalau hidup itu tak adil?”

Ayah mengatakannya tiap kali Draco menggunakan kata itu. “Tapi, tapi, terlalu mengerikan untuk mempercayai ituтАУ”

“Draco, biarkan aku memperkenalkanmu pada sesuatu yang aku sebut dengan Litani Tarski. Itu berubah tiap kali kau memakainya. Di saat ini itu jadi seperti ini: Jika sihir memudar dari dunia ini, aku ingin percaya kalau sihir memang memudar dari dunia ini. Jika sihir tidak memudar dari dunia ini, aku tidak ingin percaya kalau sihir memang memudar dari dunia ini. Biarkan aku tak terikat pada kepercayaan yang aku mungkin tak inginkan. Jika kita tinggal di suatu dunia di mana sihir memudar, itulah yang harus kita percayai, kita harus tahu apa yang akan terjadi, supaya kita bisa menghentikannya, atau dalam keadaan terburuk, bersiap-siap untuk melakukan apa yang kita bisa dalam sisa waktu yang kita miliki. Tak mempercayainya tidak menghentikannya dari terjadi. Jadi satu-satunya pertanyaan yang harus kita tanyakan adalah apakah sihir benar-benar memudar, dan jika itulah dunia tempat kita hidup maka itulah yang ingin kita percayai. Litani Gendlin: Apa yang nyata memang sudah nyata, menerima kenyataan itu tak membuatnya lebih buruk. Paham, Draco? Aku akan membuatmu mengingatnya nanti. Itu adalah hal yang harus kau ulangi tiap kali dirimu mulai bertanya-tanya apakah merupakan suatu ide bagus untuk mempercayai sesuatu yang tak sepenuhnya benar. Bahkan aku ingin kamu mengatakannya saat ini. Apa yang nyata memang sudah nyata, menerima kenyataan itu tak membuatnya lebih buruk. Katakan.”

“Apa yang nyata memang sudah nyata,” ulang Draco, suaranya bergetar, “menerima kenyataan itu tak membuatnya lebih buruk.”

“Jika sihir memudar dari dunia ini, aku ingin percaya kalau sihir memang memudar dari dunia ini. Jika sihir tidak memudar dari dunia ini, aku tidak ingin percaya kalau sihir memang memudar dari dunia ini. Katakan.”

Draco mengulangi lagi kata-kata itu, mual bergolak di perutnya.

“Bagus,” kata Harry, “ingat, itu mungkin tak terjadi, dan kemudian kau tak harus mempercayainya, juga. Pertama kita hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, di dunia mana sebenarnya kita hidup.” Harry berbalik kembali pada pekerjaannya, menulis beberapa hal lagi, dan kemudian memutar perkamennya supaya Draco bisa melihatnya. Draco mencondongkan tubuhnya ke atas meja dan Harry membawa cahaya hijau lebih dekat.

Observasi:

Ilmu sihir tidak sekuat pada saat ini dibandingkan ketika Hogwarts didirikan.

Hipotesis:

1. Sihir itu sendiri memudar.

2. Para penyihir saling kawin silang dengan para Muggle dan Squib.

3. Pengetahuan untuk melemparkan mantra kuat sudah hilang.

4. Para penyihir memakan makanan yang salah ketika kecil, atau sesuatu yang lain selain darah membuat mereka tumbuh jadi lebih lemah.

5. Teknologi Muggle mengganggu sihir. (Sejak 800 tahun yang lalu?)

6. Para penyihir kuat memiliki anak-anak lebih sedikit. (Draco = anak satu-satunya? Periksa apakah 3 penyihir kuat, Quirrell/Dumbledore/Pangeran Kegelapan, memiliki anak.)

Tes:

“Baiklah,” kata Harry. Pernapasannya terdengar sedikit lebih tenang. “Sekarang ketika kau berhadapan dengan suatu masalah membingungkan dan kau tak punya petunjuk tentang apa yang terjadi, hal cerdas yang harus dilakukan adalah mencari tahu beberapa tes yang benar-benar sederhana, hal yang kau bisa langsung lihat. Kita perlu tes cepat yang membedakan antara hipotesis-hipotesis ini. Observasi yang akan memiliki hasil yang berbeda untuk paling tidak salah satu dari mereka dibandingkan semua yang lain.”

Draco memandang daftar itu dengan terkejut. Dia seketika sadar kalau dia mengenal banyak para darah murni yang merupakan anak tunggal. Dirinya sendiri, Vincent, Gregory, bisa dibilang semua orang. Dua penyihir paling kuat yang semua orang bicarakan adalah Dumbledore dan sang Pangeran Kegelapan dan keduanya tak memiliki satu pun anak seperti yang Harry sudah duga тАж .

“Akan sangat sukar untuk membedakan antara 2 dan 6,” kata Harry, “lagipula itu ada di dalam darah, kau harus mencoba melacak penurunan ilmu sihir dan membandingkan itu pada berapa banyak anak yang beberapa penyihir berbeda miliki dan mengukur kemampuan dari keturunan Muggle dibandingkan dengan darah murni тАж .” Jari-jari Harry mengetuk meja dengan gelisah. “Mari gabungkan saja 6 dengan 2 dan sebut mereka hipotesis darah untuk sekarang. Nomor 4 sepertinya tak mungkin karena semua orang akan menyadari penurunan seketika ketika para penyihir berganti kepada makanan yang baru. Sukar untuk melihat apa yang bisa merubah secara stabil selama 800 tahun. Hipotesis 5 juga tak mungkin untuk alasan yang sama, tak ada penurunan seketika, Muggle tak melakukan satu hal pun yang menarik 800 tahun yang lalu. Dan juga 4 terlihat seperti 2 dan 5 terlihat seperti 1. Jadi utamanya kita harus mencoba membedakan antara 1, 2, dan 3.” Harry memutar perkamen ke dirinya sendiri, menggambar elips di sekitar ketiga nomor itu, memutarnya kembali lagi. “Sihir memudar, darah melemah, pengetahuan menghilang. Tes apa yang memiliki hasil berbeda tergantung pada yang mana yang benar? Apa yang bisa kita lihat yang akan membuat salah satu dari ini salah?”

“Aku tak tahu!” sembur Draco. “Kenapa kau bertanya padaku? Kaulah ilmuwannya!”

“Draco,” kata Harry, suatu nada putus asa memohon di suaranya, “aku hanya tahu apa yang diketahui ilmuwan Muggle! Kau besar di dunia sihir, aku tidak! Kau tahu lebih banyak sihir daripada aku dan kau tahu lebih banyak tentang sihir daripada aku dan kaulah yang memikirkan seluruh gagasan ini di tempat pertama, jadi mulailah berpikir seperti seorang ilmuwan dan pecahkan ini!”

Draco menelan keras dan menatap kertas itu.

Sihir memudar тАж para penyihir saling kawin silang dengan Muggle тАж pengetahuan menghilang тАж .

“Dunia akan terlihat seperti apa jika sihir memudar?” kata Harry Potter. “Kau tahu lebih banyak tentang sihir, kaulah yang harusnya menebak bukan aku! Bayangkan kau menceritakan cerita tentang itu, apa yang akan terjadi dalam cerita?”

Draco membayangkannya. “Mantra yang biasanya bekerja berhenti bekerja.” Para penyihir bangun dari tidur dan mendapati kalau tongkat sihirnya adalah ranting kayu тАж .

“Dunia akan terlihat seperti apa jika darah sihir menjadi lebih lemah?”

“Orang-orang tak bisa melakukan hal-hal yang nenek moyang mereka bisa lakukan.”

“Dunia akan terlihat seperti apa jika pengetahuan menghilang?”

“Orang-orang tak tahu bagaimana caranya melempar mantra pada awalnya тАж .” kata Draco. Dia berhenti, terkejut atas dirinya sendiri. “Itu suatu tes, bukan begitu?”

Harry mengangguk dengan tegas. “Itu satu.” Dia menuliskannya di perkamen di bawah Tes:

A. Apakah ada mantra-mantra yang kita tahu tetapi tak bisa lemparkan (1 atau 2) atau apakah mantra-mantra yang hilang tak lagi dikenal (3)?

“Jadi itu membedakan antara 1 dan 2 di satu sisi, dan 3 di sisi lainnya.” kata Harry. “Sekarang kita perlu suatu cara untuk membedakan antara 1 dan 2. Sihir memudar, darah melemah, bagaimana kita bisa mengetahui perbedaannya?”

“Mantra macam apa yang para murid dulu lemparkan di tahun pertama Hogwarts?” kata Draco. “Jika mereka dulu mampu melemparkan Mantra yang jauh lebih kuat, darah lebih kuatтАУ”

Harry Potter menggelengkan kepalanya. “Atau sihir itu sendiri lebih kuat. Kita harus mencari suatu cara untuk melihat perbedaannya.” Harry berdiri dari kursinya, mulai berjalan mondar-mandir dengan gelisah di ruang kelas. “Tidak, tunggu, itu mungkin masih bisa bekerja. Misal mantra berbeda memakai jumlah berbeda dari energi magis. Maka jika ambien sihir melemah, mantra kuat akan mati lebih dulu, tapi mantra yang semua orang pelajari di tahun pertama mereka akan tetap sama тАж .” Gerakan mondar-mandir Harry semakin cepat. “Itu adalah suatu tes yang tak begitu bagus, itu lebih tentang ilmu sihir kuat yang menghilang melawan seluruh ilmu sihir menghilang, darah seseorang bisa jadi terlalu lemah untuk suatu ilmu sihir kuat tapi cukup kuat untuk mantra mudah тАж Draco, apa kau tahu jika para penyihir kuat dalam satu era, seperti penyihir kuat dari abad ini, lebih kuat saat kecilnya? Jika Pangeran Kegelapan melemparkan Mantra Pendingin ketika dia berumur sebelas, apakah dia akan membekukan seluruh ruangan?”

Wajah Draco kacau saat dia mencoba mengingat kembali. “Aku tak ingat pernah mendengar tentang Pangeran Kegelapan tapi aku pikir Dumbledore harusnya melakukan sesuatu yang luar biasa dalam O.W.L. Transfigurasinya di tahun kelima тАж aku pikir para penyihir kuat lain juga sama sewaktu di Hogwarts тАж .”

Harry mengerutkan dahi, masih mondar-mandir. “Mereka bisa saja belajar keras. Tetap, jika para murid tahun pertama belajar mantra yang sama dan sepertinya sama kuat dengan saat ini, kita bisa menyebutnya bukti lemah mendukung 1 daripada 2 тАж tunggu, tahan dulu.” Harry berhenti di tempatnya berdiri. “Aku punya tes lain yang mungkin membedakan antara 1 dan 2. Akan memerlukan waktu untuk menjelaskan, ini memakai beberapa hal yang para ilmuwan sudah ketahui tentang darah dan pewarisan, tapi ini merupakan pertanyaan yang mudah untuk ditanyakan. Dan jika kita gabungkan tesku dan tesmu dan mereka memiliki hasil yang sama, itu adalah petunjuk kuat pada jawabannya.” Harry nyaris berlari kembali ke meja, mengambil perkamennya dan menulis:

B. Apakah para murid tahun pertama masa lalu melemparkan mantra sejenis dengan kekuatan yang sama, seperti saat ini? (Bukti lemah untuk 1 melawan 2, tapi darah juga bisa saja hanya kehilangan ilmu sihir kuat saja.)

C. Tes tambahan yang membedakan 1 dan 2 memakai pengetahuan ilmiah tentang darah, akan dijelaskan nanti.

“Oke,” kata Harry, “kita bisa paling tidak mencoba mencari perbedaan antara 1 dan 2 dan 3, jadi mari kerjakan ini secepatnya, kita bisa membuat lebih banyak tes setelah kita lakukan yang kita punya. Sekarang akan terlihat sedikit aneh jika Draco Malfoy dan Harry Potter berkeliling dan menanyakan pertanyaan bersama, jadi ini ideku. Kau akan mengelilingi Hogwarts dan mencari lukisan tua dan tanyakan pada mereka tentang mantra apa yang mereka pelajari untuk dilemparkan para tahun pertama mereka. Mereka lukisan jadi mereka tak akan tahu ada yang aneh tentang Draco Malfoy melakukan itu. Aku akan menanyakan lukisan yang lebih baru dan orang-orang tentang mantra yang kita ketahui tetapi tak bisa kita lemparkan, tak ada orang yang akan menganggapnya aneh jika Harry Potter menanyakan pertanyaan aneh. Dan aku harus melakukan penelitian rumit tentang mantra-mantra yang terlupakan, jadi aku ingin kau yang menjadi pengumpul data yang kuperlukan untuk pertanyaan ilmiahku sendiri. Ini adalah pertanyaan sederhana dan kau harusnya mampu mencari jawabannya dengan menanyakan lukisan-lukisan. Kau mungkin ingin menulis ini, siap?”

Draco duduk lagi dan merogoh ke dalam tas bukunya untuk perkamen dan pena bulu. Ketika semua sudah ada di meja, Draco melihat ke atas, wajah penuh tekad. “Silakan.”

“Cari lukisan yang mengenal pasangan suami istri SquibтАУjangan membuat wajah itu, Draco, ini informasi penting. Tanyakan saja lukisan-lukisan baru yang Gryffindor atau apa. Cari lukisan yang mengenal pasangan Squib cukup dekat untuk mengetahui nama-nama seluruh anak mereka. Tuliskan nama-nama tiap anak dan apakah anak itu penyihir, Squib, atau Muggle. Jika mereka tak tahu apakah anak itu Squib atau Muggle, tulis ‘non-penyihir’. Tulis itu untuk tiap anak yang dimiliki pasangan itu, jangan tinggalkan satu pun. Jika lukisan itu hanya mengenal nama-nama para anak yang penyihir, dan bukan nama seluruh anak, maka jangan tulis data apa pun dari pasangan itu. Amatlah penting untukmu hanya membawa padaku data dari seseorang yang mengenal seluruh anak yang pasangan Squib miliki, cukup dekat untuk mengenal nama mereka. Coba untuk mendapatkan paling tidak empat puluh nama total, jika kau bisa, dan jika kau memiliki cukup waktu untuk lebih banyak, itu lebih baik. Sudah kau tulis semuanya?”

“Ulangi lagi,” kata Draco, ketika dia sudah selesai menulis, dan Harry mengulanginya.

“Sudah kutulis semua,” kata Draco, “tapi kenapaтАУ”

“Itu ada hubungannya dengan salah satu rahasia darah yang para ilmuwan sudah temukan. Aku akan jelaskan ketika kau kembali. Mari berpencar dan berkumpul lagi di sini dalam satu jam, 6:22 pm itu harusnya. Apakah kita siap?”

Draco mengangguk dengan tegas. Itu semua sangat terburu-buru, tapi dia sudah sejak lama diajari bagaimana caranya terburu-buru.

“Kalau begitu pergi!” kata Harry Potter dan menarik jubah berkerudungnya dan menjejalkannya ke dalam kantong, yang mulai memakannya, dan, bahkan tanpa menunggu untuk kantongnya selesai, berputar dan mulai melangkah dengan cepat menuju pintu ruang kelas, menabrak satu meja dan nyari terjatuh dalam ketergesaannya.

Di saat Draco berhasil melepas jubahnya dan memasukkannya ke tas bukunya, Harry Potter sudah menghilang.

Draco nyaris berlari keluar dari pintu.

*Chapter 23*: Kepercayaan Dalam Kepercayaan

Semua orang menginginkan satu batu untuk mengaitkan seutas benang mengelilingi J. K. Rowling.

*

“Dan kemudian Janet adalah Squib,” kata satu lukisan wanita muda pendek dengan topi berpotongan emas.

Draco menulisnya. Itu hanya dua puluh delapan tapi sekarang adalah saatnya kembali dan bertemu dengan Harry.

Dia perlu bertanya pada lukisan lain untuk membantu menerjemahkan, Bahasa Inggris sudah berubah banyak, namun lukisan-lukisan tertua sudah mendeskripsikan mantra-mantra tahun pertama yang terdengar sangat mirip dengan yang mereka miliki saat ini. Draco mengenali sekitar setengah dari mereka dan setengah yang lain tak terdengar lebih kuat.

Perasaan mual di perutnya bertambah tiap kali mendengar jawaban sampai akhirnya, tak mampu menahannya lagi, dia sudah pergi dan menanyakan pada lukisan lain pertanyaan aneh Harry Potter tentang pernikahan Squib. Lima lukisan awal tak mengenal satu pasangan pun dan akhirnya dia meminta pada lukisan-lukisan itu untuk meminta kenalan mereka untuk menanyakan pada kenalan mereka dan kemudian akhirnya berhasil menemukan beberapa orang yang benar-benar mengakui berteman dengan Squib.

(Si tahun pertama Slytherin menjelaskan kalau dia sedang mengerjakan suatu proyek penting dengan seorang Ravenclaw dan si Ravenclaw memberitahunya kalau mereka memerlukan informasi ini dan kemudian pergi tanpa mengatakan kenapa. Ini memperoleh banyak pandangan simpati.)

Kaki Draco terasa berat saat dia melangkah melewati koridor-koridor Hogwarts. Dia harusnya berlari tapi dia tak mampu mengerahkan tenaga. Dia terus berpikir kalau dia tak ingin mengetahui tentang ini, dia tak ingin terlibat dalam semua ini, dia tak ingin ini jadi tanggung jawabnya, biarkan saja Harry Potter yang melakukannya, jika sihir memang memudar biarkan Harry Potter yang mengurusnya тАж .

Tapi Draco tahu kalau itu tak benar.

Dingin si dungeon Slytherin, kelabu si dinding batu, Draco biasanya menyukai atmosfer ini, tapi sekarang terasa sangat berlebihan seperti memudar.

Tangannya di kenop pintu, Harry Potter sudah di dalam dan menunggu, memakai jubah berkerudungnnya.

“Mantra-mantra kuno tahun pertama,” kata Harry Potter. “Apa yang kau temukan?”

“Mereka tak lebih kuat daripada mantra-mantra yang kita pakai sekarang.”

Kepalan Harry Potter menghantam satu meja. “Sialan. Baiklah. Eksperimenku sendiri juga gagal, Draco. Ada sesuatu yang disebut dengan Interdict of MerlinтАУ”

Draco memukul dirinya sendiri di dahi, menyadarinya.

“тАУyang menghentikan siapapun dari mendapatkan pengetahuan mantra-mantra kuat dari buku-buku, bahkan jika kau menemukan dan membaca satu catatan penyihir kuat mereka tidak akan masuk akal untukmu, itu harus berpindah dari satu pikiran hidup pada pikiran hidup lainnya. Aku tak bisa menemukan mantra kuat apa pun yang kita miliki instruksinya tetapi tak bisa lemparkan. Tapi jika kau tak bisa mengeluarkannya dari dalam buku-buku tua, kenapa ada yang susah-susah menyebarkan mereka melalui mulut ke mulut setelah mereka berhenti bekerja? Apakah kau memperoleh data atas pasangan Squib?”

Draco mulai mengulurkan perkamennyaтАУ

Tapi Harry Potter mengangkat satu tangan. “Hukum sains, Draco. Pertama aku memberitahumu teori dan prediksinya. Kemudian kau menunjukkan padaku datanya. Dengan begitu kau tahu kalau aku bukan hanya membuat-buat satu teori yang sesuai; kau tahu kalau teorinya benar-benar memprediksikan datanya terlebih dulu. Lagipula, aku harus menjelaskan ini padamu juga, jadi aku harus menjelaskannya sebelum kau menunjukkanku datanya. Itu adalah aturannya. Jadi kenakan jubahmu dan mari kita duduk.”

Harry Potter duduk di meja dengan sobekan-sobekan kertas tertata di permukaannya. Draco mengambil jubahnya dari tas buku, mengenakannya, dan duduk di seberang Harry di sisi lainnya, memberi potongan-potongan kertas tadi pandangan bingung. Mereka ditata dalam dua baris dan barisnya terdiri dari sekitar dua puluh sobekan kertas.

“Rahasia darah,” kata Harry Potter, dengan pandangan tajam di wajahnya, “adalah sesuatu yang disebut dengan deoxyribose nucleic acid. Kamu tak mengatakan nama itu di depan siapapun yang bukan ilmuwan. Deoxyribose nucleic acid adalah resep yang memberi tahu tubuhmu bagaimana caranya tumbuh, dua kaki, dua tangan, pendek atau tinggi, apakah kamu memiliki mata coklat atau hijau. Ini adalah hal material, kamu bisa melihatnya jika kamu punya mikroskop, yang seperti teleskop hanya saja mereka melihat benda-benda yang sangat kecil bukannya sangat jauh. Dan resep itu memiliki dua salinan atas segalanya, selalu, berjaga-jaga semisal satu salinan rusak. Bayangkan dua baris panjang potongan-potongan kertas. Di tiap tempat dalam barisan itu, ada dua potong kertas, dan ketika kamu memiliki anak, tubuhmu memilih satu potongan kertas dengan acak dari tiap tempat dalam barisan, dan tubuh sang ibu juga akan melakukan hal yang sama, dan dengan demikian si anak juga akan memperoleh dua potong kertas tiap tempat dalam barisan. Dua salinan dari semuanya, satu dari ibumu, satu dari ayahmu, dan ketika kamu memiliki keturunan mereka memperoleh satu potong kertas darimu secara acak di tiap tempat.”

Saat Harry berbicara, jari-jarinya melayang di atas pasangan sobekan kertas, menunjuk pada satu bagian dari pasangan ketika dia berkata “dari ibumu”, dan yang lain ketika dia berkata “dari ayahmu”. Dan saat Harry mengatakan tentang mengambil satu potong kertas secara acak, tangannya mengeluarkan satu Knut dari jubahnya dan melemparkannya; Harry melihat pada koin itu, dan kemudian menunjuk pada potongan teratas kertas. Semuanya tanpa jeda dalam perkataannya.

“Sekarang ketika sampai pada suatu hal seperti menjadi pendek atau tinggi, ada banyak tempat dalam resep yang membuat perbedaan-perbedaan kecil. Jadi jika ayah tinggi menikahi seorang ibu pendek, si anak memperoleh beberapa potong kertas mengatakan ‘tinggi’ dan beberapa kertas mengatakan ‘pendek’, dan biasanya si anak berakhir dengan tinggi menengah. Tapi tak selalu. Dengan keberuntungan, si anak bisa jadi memperoleh banyak sobekan yang mengatakan ‘tinggi’, dan tak banyak kertas yang mengatakan ‘pendek’, dan tumbuh cukup tinggi. Kau bisa memiliki ayah tinggi dengan lima kertas berkata ‘tinggi’ dan ibu tinggi dengan lima kertas mengatakan ‘tinggi’ dan akhirnya lebih tinggi dari kedua orangtuanya. Kau lihat? Darah itu bukan cairan sempurna, dia tidak bercampur dengan sempurna. Deoxyribose nucleic acid terbuat dari banyak potongan-potongan kecil, seperti secangkir kerikil bukannya secangkir air. Itulah kenapa seorang anak tidak selalu tepat di tengah-tengah orangtuanya.”

Draco mendengarkan dengan mulut terbuka. Bagaimana dalam nama Merlin para Muggle menemukan semua ini? Mereka bisa melihat resepnya?

“Sekarang,” kata Harry Potter, “misalnya kalau, sama seperti tinggi badan, ada banyak tempat kecil dalam resep di mana kamu bisa memperoleh sepotong kertas yang mengatakan ‘magis’ atau ‘tak magis’. Jika kamu memiliki cukup banyak kertas yang mengatakan ‘magis’ kamu jadi penyihir, jika kamu memiliki terlalu sedikit kamu jadi Muggle, dan di tengahnya kamu jadi Squib. Dengan demikian, ketika dua Squib menikah, seringkali anak mereka juga adalah Squib, tapi sesekali seorang anak akan beruntung dan memperoleh sebagian besar dari kertas sihir ayahnya dan sebagian besar kertas sihir ibunya, dan menjadi cukup kuat untuk menjadi seorang penyihir. Tapi mungkin bukan penyihir yang kuat. Jika kamu memulai dengan banyak penyihir kuat dan mereka hanya menikahi satu sama lain, mereka akan tetap kuat. Tapi jika mereka mulai menikahi Muggleborn yang nyaris magis, atau Squib тАж kau lihat? Darah tidak akan bercampur dengan sempurna, itu akan jadi secangkir kerikil, bukan secangkir air, karena seperti itulah cara kerja darah. Akan tetap ada beberapa penyihir kuat sesekali, ketika mereka memperoleh banyak kertas sihir karena kebetulan. Tapi mereka tak akan sekuat kebanyakan penyihir dari kelompok awal.”

Draco mengangguk perlahan. Dia tak pernah mendengarnya seperti itu sebelumnya. Ada keindahan yang tak disangka-sangka atas betapa tepatnya penjelasan tadi.

“Tapi,” kata Harry. “Itu hanya satu hipotesis. Misal kalau hanya ada satu tempat di dalam resep yang membuatmu jadi seorang penyihir. Hanya satu tempat di mana sepotong kertas yang mengatakan ‘magis’ atau ‘tak magis’. Dan ada dua salinan dari semuanya, selalu. Jadi dengan kemudian hanya ada tiga kemungkinan. Kedua salinan mengatakan ‘magis’. Satu salinan bisa mengatakan ‘magis’ dan satu salinan bisa mengatakan ‘tak magis’. Atau kedua salinan bisa mengatakan ‘tak magis’. Penyihir, Squib, dan Muggle. Muggleborn tak akan benar-benar lahir menjadi Muggle, mereka akan lahir dari dua Squib, dua orangtua masing-masing dengan satu salinan magis yang tumbuh di dunia Muggle. Sekarang bayangkan satu penyihir wanita menikahi seorang pria Squib. Tiap anak akan memperoleh satu kertas mengatakan ‘magis’ dari si ibu, selalu, tak peduli potongan mana yang diambil secara acak, keduanya mengatakan ‘magis’. Tapi seperti melemparkan koin, setengah waktu si anak akan memperoleh kertas yang mengatakan ‘magis’ dari si ayah, dan setengah waktu si anak akan memperoleh kertas ayahnya yang mengatakan ‘tak magis’. Ketika seorang penyihir wanita menikahi pria Squib, hasilnya tak akan jadi penyihir lemah kecil. Setengah dari anak-anak akan jadi penyihir sama kuatnya dengan ibu mereka, dan setengah lagi akan jadi Squib. Karena jika hanya ada satu tempat dalam resep yang membuatmu menjadi seorang penyihir, maka sihir tak seperti secangkir kerikil yang bisa bercampur. Itu bagaikan satu kerikil ajaib, suatu batu bertuah.”

Harry mengatur tiga pasang kertas bersebelahan. Di satu pasang dia menulis ‘magis’ dan ‘magis’. Di pasangan lain dia menulis ‘magis’ di kertas atas saja. Dan pada pasangan ketiga dia biarkan kosong.

“Yang dalam kasus itu,” kata Harry, “entah kau memiliki dua batu atau kau tidak. Entah kau penyihir atau tidak. Penyihir kuat akan jadi seperti itu dengan belajar lebih keras dan berlatih lebih banyak. Dan jika para penyihir secara pewarisan jadi kurang kuat, bukan karena mantra-mantra yang menghilang tapi karena orang-orang tak bisa melemparkan mereka тАж maka mungkin mereka memakan makanan yang salah atau apa. Namun jika ini berubah buruk secara stabil selama delapan ratus tahun, maka itu bisa berarti bahwa sihir itu sendiri memudar dari dunia.”

Harry menyusun dua pasangan kertas bersebelahan lain, dan mengeluarkan satu pena bulu. Tak lama tiap pasangan memiliki satu potong kertas mengatakan ‘magis’ dan kertas yang lain kosong.

“Dan itu membawaku ke dalam prediksinya,” kata Harry. “Apa yang akan terjadi ketika dua Squib menikah. Lemparkan satu koin dua kali. Dia bisa berakhir kepala dan kepala, kepala dan ekor, ekor dan kepala, atau ekor dan ekor. Jadi seperempat waktu kamu akan memperoleh dua kepala, seperempat waktu kamu akan memperoleh dua ekor, dan setengah waktu kamu akan memperoleh satu kepala dan satu ekor. Hal yang sama akan terjadi jika dua Squib menikah. Seperempat dari keturunan akan memperoleh magis dan magis, dan menjadi penyihir. Seperempat akan memperoleh tak magis dan tak magis, dan menjadi Muggle. Setengah lainnya akan menjadi Squib. Ini adalah pola yang sangat tua dan sangat klasik. Ini ditemukan oleh Gregor Mendel yang tak telupakan, dan itu adalah petunjuk pertama yang tersingkap tentang bagaimana cara kerja resepnya. Siapapun yang tahu apa pun tentang sains darah akan langsung mengenali pola itu seketika. Itu akan jadi tepat, lebih dari jika kamu melemparkan satu koin dua kali dalam empat puluh pengulangan kamu akan memperoleh tepat sepuluh pasang dari dua kepala. Tapi jika hasilnya tujuh atau tiga belas penyihir dari empat puluh anak itu akan jadi indikator kuat. Itu adalah tes yang aku suruh kamu lakukan. Sekarang mari lihat datamu.”

Dan sebelum Draco bisa berpikir, Harry Potter sudah mengambil perkamennya dari tangan Draco.

Tenggorokan Draco terasa sangat kering.

Dua puluh delapan anak.

Dia tak yakin tentang angka tepatnya tapi dia cukup yakin ada di kisaran seperempat adalah penyihir.

“Enam penyihir dari dua puluh delapan anak,” Harry Potter berkata setelah satu saat. “Yah, itulah keadaannya, kalau begitu. Dan tahun pertama melemparkan mantra yang sama dalam tingkat kekuatan yang sama delapan abad lampau, juga. Tesmu dan tesku keduanya memiliki hasil yang sama.”

Ada kesunyian panjang di dalam ruang kelas.

“Apa sekarang?” bisik Draco.

Dia tak pernah merasa sebegitu ketakutan.

“Ini masih belum pasti,” kata Harry Potter. “Eksperimenku gagal, ingat? Aku perlu kamu merancang tes lain, Draco.”

“Aku, aku тАж ” kata Draco. Suaranya pecah. “Aku tak bisa melakukan ini Harry, ini sudah terlalu banyak untukku.”

Pandangan Harry tajam. “Ya kamu bisa, karena kamu harus melakukannya. Aku sudah memikirkan sendiri tentang ini, juga, setelah aku mengetahui tentang Interdict of Merlin. Draco, apakah ada cara untuk mengamati kekuatan sihir secara langsung? Suatu cara yang tak ada hubungannya dengan darah penyihir atau mantra-mantra yang kita pelajari?”

Pikiran Draco kosong.

“Apa pun yang mempengaruhi sihir akan mempengaruhi penyihir,” kata Harry. “Tapi ketika kita tak bisa membedakan apakah mempengaruhi penyihirnya atau sihirnya. Apa yang dipengaruhi sihir yang bukan seorang penyihir?”

“Makhluk magis, tentu saja,” kata Draco bahkan tanpa memikirkannya.

Harry Potter tersenyum perlahan. “Draco, itu brilian.”

Itu adalah suatu pertanyaan bodoh yang hanya kamu tanyakan jika kamu dibesarkan oleh Muggle.

Kemudian mual dalam perut Draco bertambah buruk ketika dia sadar apa artinya jika mahluk magis memang menjadi lebih lemah. Mereka akan tahu dengan pasti saat itu kalau sihir memang memudar, dan ada bagian dari Draco yang sudah yakin kalau itulah tepatnya yang akan mereka temukan. Dia tak ingin melihat ini, dia tak ingin tahu тАж .

Harry Potter sudah setengah jalan menuju pintu. “Ayolah, Draco! Ada satu lukisan yang tak jauh dari sini, kita tinggal meminta mereka untuk memanggil seseorang yang tua dan cari tahu secepatnya! Kita berkerudung, jika seseorang melihat kita kita bisa langsung lari! Ayo cepat!”

*

Tak perlu waktu lama setelah itu.

Itu adalah lukisan yang lebar, tapi ketiga orang di dalamnya terlihat cukup ramai. Ada seorang pria umur menengah dari abad kedua belas, berpakaian dengan pakaian berwarna hitam kotak-kotak; yang berbicara pada wanita muda yang terlihat sedih dari abad keempat belas, dengan rambut yang sepertinya keriting konstan di kepalanya seolah dia sudah diberi mantra statis; dan dia berbicara pada orang tua terhormat, berkeriput dari abad ketujuh belas dengan dasi emas padat; dan dia mereka bisa pahami.

Mereka menanyakan tentang Dementor.

Mereka menanyakan tentang phoenix.

Mereka menanyakan tentang naga dan troll dan peri rumah.

Harry mengerutkan dahi, mengatakan kalau mahluk yang membutuhkan sihir paling banyak bisa saja punah, dan sudah menanyakan tentang makhluk magis yang paling kuat yang dikenal.

Tak ada satu pun yang tak dikenal di dalam daftar kecuali untuk satu spesies makhluk Kegelapan yang disebut pengulit pikiran yang si penerjemah katakan akhirnya sudah dibasmi oleh Harold Shea, dan itu tak terdengar setengah menyeramkan daripada Dementor.

Makhluk magis sama kuatnya saat ini seperti dulu, sepertinya.

Perasaan mual dalam perut Draco mulai mereda, dan sekarang dia hanya merasa bingung.

“Harry,” kata Draco di tengah si orang tua menerjemahkan satu daftar dari semua sebelas kekuatan beholder’s eyes, “apa artinya ini?”

Harry mengangkat satu jadi dan si orang tua menyelesaikan daftarnya.

Kemudian Harry berterima kasih pada semua lukisan atas bantuannyaтАУDraco, sedikit banyak secara otomatis, melakukan juga dan lebih anggunтАУdan mereka kembali ke ruang kelas.

Dan Harry mengeluarkan perkamen awal dengan hipotesis, dan mulai menulis.

Observasi:

Ilmu sihir tidak sekuat pada saat ini dibandingkan ketika Hogwarts didirikan.

Hipotesis:

1. Sihir itu sendiri memudar.

2. Para penyihir saling kawin silang dengan para Muggle dan Squib.

3. Pengetahuan untuk melemparkan mantra kuat sudah hilang.

4. Para penyihir memakan makanan yang salah ketika kecil, atau sesuatu yang lain selain darah membuat mereka tumbuh jadi lebih lemah.

5. Teknologi Muggle mengganggu sihir. (Sejak 800 tahun yang lalu?)

6. Para penyihir kuat memiliki anak-anak lebih sedikit. (Draco = anak satu-satunya? Periksa apakah 3 penyihir kuat, Quirrell/Dumbledore/Pangeran Kegelapan, memiliki anak.)

Tes:

A. Apakah ada mantra-mantra yang kita tahu tetapi tak bisa lemparkan (1 atau 2) atau apakah mantra-mantra yang hilang tak lagi dikenal (3)? Hasil: Tak ada kesimpulan karena Interdict of Merlin. Tak ada mantra dikenal yang tak terpotong, tapi bisa saja karena tak diajarkan.

B. Apakah para murid tahun pertama masa lalu melemparkan mantra sejenis dengan kekuatan yang sama, seperti saat ini? (Bukti lemah untuk 1 melawan 2, tapi darah juga bisa saja hanya kehilangan ilmu sihir kuat saja.) Hasil: Tingkat yang sama dari mantra tahun pertama dulu sama seperti sekarang.

C. Tes tambahan yang membedakan 1 dan 2 memakai pengetahuan ilmiah tentang darah, akan dijelaskan nanti. Hasil: Hanya ada satu tempat di dalam resep yang membuatmu menjadi seorang penyihir, dan entah kamu memiliki dua kertas mengatakan ‘magis’ atau kamu tidak.

D. Apakah makhluk magis kehilangan kekuatan mereka? Membedakan 1 dari (2 atau 3). Hasil: Makhluk magis sepertinya sama kuat seperti dulu.

“A gagal,” kata Harry Potter. “B adalah bukti lemah mendukung 1 di atas 2. C menyangkal 2. D menyangkal 1. Hipotesis 4 sepertinya tak mungkin dan B adalah argumen melawan 4 juga. Nomor 5 tak mungkin dan D adalah argumen melawannya. Hipotesis 6 disangkal bersama 2. Itu menyisakan 3. Interdict of Merlin atau tidak, aku tidak benar-benar menemukan mantra yang dikenal apa pun yang tak bisa dilemparkan. Jadi ketika kamu menambahkan semuanya, sepertinya pengetahuan memang menghilang.”

Dan perangkapnya tertutup rapat.

Begitu paniknya menghilang, begitu Draco paham kalau sihir tidak memudar, hanya membutuhkan lima detik untuk menyadarinya.

Draco menyingkirkan diri dari meja dan berdiri sebegitu keras hingga kursinya terlempar dengan suara berdecit melewati lantai dan terjatuh.

“Jadi itu hanya trik bodoh, kalau begitu.”

Harry Potter menatapnya untuk sesaat, masih duduk. Ketika dia bicara, suaranya sunyi. “Itu adalah tes yang adil, Draco. Jika hasil yang diberikan berbeda, aku akan menerimanya. Itu adalah sesuatu yang tak akan pernah kucurangi. Sekalipun. Aku tak melihat data milikmu sebelum aku membuat prediksiku. Aku memberitahumu di depan ketika Interdict of Merlin membuat eksperimen pertamaku tidak validтАУ”

“Oh,” kata Draco, kemarahan mulai keluar ke dalam suaranya, “kau tak tahu bagaimana semua hal ini akan berakhir?”

“Aku tidak tahu apa pun yang kamu tak tahu,” kata Harry, masih dengan sunyi. “Aku akui kalau aku sudah mencurigai. Hermione Granger terlalu kuat, dia harusnya hanya nyaris magis dan dia tidak, bagaimana seorang Muggleborn bisa menjadi pelempar mantra terbaik di Hogwarts? Dan dia memperoleh nilai terbaik atas esainya juga, itu terlalu banyak kebetulan untuk satu gadis menjadi yang terkuat secara magis dan akademis kecuali ada penyebab tunggal. Eksistensi Hermione Granger menunjukkan kalau hanya ada satu hal yang membuatmu menjadi seorang penyihir, sesuatu yang entah kamu miliki atau tidak, dan perbedaan kekuatan datang dari seberapa banyak yang kita tahu dan seberapa banyak kita berlatih. Dan tidak ada kelas berbeda untuk darah murni dan Muggleborn, dan sebagainya. Ada terlalu banyak hal di mana dunia tak terlihat seperti yang akan terlihat kalau kamu memang benar. Tapi Draco, aku tak melihat apa pun yang tak bisa kamu lihat juga. Aku tak melakukan tes apa pun yang tidak kuberitahukan padamu tentangnya. Aku tidak berlaku curang, Draco. Aku ingin kita berusaha mencari jawabannya bersama. Dan aku tak pernah memikirkan kalau sihir bisa jadi memudar dari dunia ini sampai kamu mengatakannya. Itu adalah gagasan mengerikan untukku, juga.”

“Terserah,” kata Draco. Dia berusaha sangat keras untuk mengendalikan suaranya dan bukannya mulai berteriak pada Harry. “Kau mengatakan kalau kau tak akan langsung berkeliling dan mengatakan pada siapapun tentang ini.”

“Tidak tanpa berkonsultasi denganmu dulu,” kata Harry. Dia membuka tangannya dalam gerakan memohon. “Draco, aku berlaku sehalus yang aku bisa tapi dunia ternyata tidak seperti itu.”

“Baiklah. Kalau begitu kau dan aku sudah selesai. Aku hanya akan berjalan pergi dan melupakan kalau semua ini pernah terjadi.”

Draco berputar, merasakan sensasi terbakar di tenggorokannya, perasaan dikhianati, dan itulah ketika dia sadar kalau dia memang benar menyukai Harry Potter, dan pikiran itu tidak memperlambatnya sesaat pun saat dia melangkah menuju pintu ruang kelas.

Dan suara Harry Potter datang, sekarang lebih keras, dan cemas:

“Draco тАж kau tak bisa lupa. Tidakkah kau pahami? Itulah pengorbananmu.”

Draco berhenti di tengah langkah dan berbalik. “Apa yang kau bicarakan?”

Tapi sudah ada dingin membekukan di tulang punggung Draco.

Dia tahu bahkan sebelum Harry Potter mengatakannya.

“Untuk menjadi seorang ilmuwan. Kamu mempertanyakan salah satu kepercayaanmu, bukan hanya kepercayaan kecil tapi sesuatu yang memiliki makna besar atasmu. Kamu melakukan eksperimen, mengumpulkan data, dan hasilnya membuktikan kalau kepercayaan itu salah. Kamu melihat hasilnya dan memahami apa artinya.” suara Harry Potter goyah. “Ingat, Draco, kau tak bisa mengorbankan suatu kepercayaan sejati dengan cara itu, karena eksperimennya akan menguatkan bukannya menyangkalnya. Pengorbananmu untuk menjadi seorang ilmuwan adalah kepercayaan palsumu bahwa darah penyihir saling bercampur dan menjadi lebih lemah.”

“Itu tak benar!” kata Draco. “Aku tidak mengorbankan kepercayaan itu. Aku masih mempercayainya!” Suaranya menjadi makin keras, dan kebekuannya makin buruk.

Harry Potter menggelengkan kepalanya. Suaranya datang dalam bisikan. “Draco тАж aku minta maaf, Draco, kau tidak mempercayainya, tidak lagi.” Suara Harry naik lagi. “Akan kubuktikan padamu. Bayangkan kalau seseorang memberitahumu kalau mereka memelihara seekor naga di dalam rumah mereka. Kau katakan pada mereka kalau kau ingin melihatnya. Mereka berkata kalau itu adalah seekor naga yang tak terlihat. Kau katakan tak masalah, kau akan mendengarkannya bergerak. Mereka berkata kalau itu adalah seekor naga yang tak terdengar. Kau katakan kalau kau akan menebarkan tepung ke udara dan melihat garis bentuk dari naga itu. Mereka berkata kalau naganya bisa ditembus oleh tepung. Dan hal yang mencolok adalah bahwa mereka tahu, terlebih dulu, apa tepatnya hasil eksperimen yang harus mereka jelaskan. Mereka tahu semuanya akan memiliki hasil seperti jika tak ada naga, mereka tahu terlebih dulu alasan macam apa yang harus mereka buat. Hingga mungkin mereka mengatakan kalau ada naga. Mungkin mereka percaya kalau mereka mempercayai memang ada naga, itu disebut kepercayaan-dalam-kepercayaan. Tapi mereka tidak benar-benar mempercayainya. Kau bisa salah tentang apa yang kau percayai, kebanyakan orang tak pernah menyadari ada perbedaan antara mempercayai sesuatu dan berpikir kalau adalah sesuatu yang baik untuk mempercayainya.” Harry Potter bangkit dari meja sekarang, dan mengambil beberapa langkah menuju Draco. “Dan Draco, kau tak lagi percaya pada darah murnisme, akan kutunjukkan padamu kalau kamu tidak. Jika darah murnisme memang benar, maka Hermione Granger tidak masuk akal, jadi apa yang bisa menjelaskan dia? Mungkin dia adalah anak magis yang yatim piatu dan dibesarkan oleh Muggle, seperti yang kualami? Aku bisa datang pada Granger dan meminta gambar orangtuanya, untuk melihat apakah dia terlihat seperti mereka. Apakah kau mengharapkannya untuk terlihat berbeda? Haruskah kita melakukan tes itu?”

“Mereka akan menempatkannya dengan saudara,” kata Draco, suaranya bergetar. “Mereka akan masih terlihat sama.”

“Kau lihat. Kau sudah tahu hasil eksperimen apa yang harus kamu beri alasan. Jika kamu masih mempercayai darah murnisme kau akan berkata, tentu saja, mari kita lihat, aku yakin dia tak akan terlihat seperti orangtuanya, dia terlalu kuat untuk menjadi Muggleborn sejatiтАУ”

“Mereka akan menempatkannya dengan saudara!”

“Ilmuwan bisa melakukan tes-tes untuk memeriksa dengan pasti jika seseorang memang anak sebenarnya dari sang ayah. Granger mungkin akan melakukannya jika aku cukup membayar keluarganya. Dia tak akan takut terhadap hasilnya. Jadi apa yang kamu harapkan hasil tesnya tunjukkan? Katakan padaku untuk melakukannya dan kita akan lakukan. Tapi kau sudah tahu apa yang akan dikatakan hasil tesnya. Kau selalu tahu. Kau tak akan pernah bisa melupakannya. Kau mungkin berharap kau mempercayai darah murnisme, tapi kau selalu mengharapkan untuk melihat apa tepatnya yang akan terjadi jika hanya ada satu hal yang membuatmu menjadi seorang penyihir. Itu adalah pengorbananmu untuk menjadi seorang ilmuwan.”

Napas Draco tak teratur. “Apa kamu sadar apa yang sudah kamu lakukan?” Draco melompat ke depan dan mencengkeram Harry di kerah jubahnya. Suaranya naik menjadi teriakan, itu terdengar keras tak tertahankan di ruang kelas tertutup dan kesunyian “Apa kau sadar apa yang sudah kau lakukan?”

Suara Harry bergetar. “Kau memiliki suatu kepercayaan. Kepercayaan itu salah. Aku membantumu melihatnya. Apa yang nyata memang sudah nyata, menerima kenyataan itu tak membuatnya lebih burukтАУ”

Jari-jari di tangan kanan Draco mengepal ke dalam satu tinju dan tangan itu terjatuh dan meledak tak terhentikan dan memukul Harry Potter di rahang sebegitu keras hingga tubuhnya terpental ke meja dan kemudian ke lantai.

“Idiot!” teriak Draco. “Idiot! Idiot!”

“Draco,” bisik Harry dari lantai, “Draco, aku minta maaf, aku tak mengira ini akan terjadi sebelum berbulan-bulan, aku tak mengira kalau kamu akan terbangun sebagai seorang ilmuwan secepat ini, aku pikir akan butuh lebih lama untuk mempersiapkanmu, mengajarimu teknik yang membuat tak terlalu menyakitkan dalam mengakui kalau kamu salahтАУ”

“Bagaimana dengan Ayah?” kata Draco. Suaranya bergetar dengan kemarahan. “Apakah kau akan mempersiapkan dia atau apakah kau tak peduli tentang apa yang akan terjadi setelah ini?”

“Kau tak bisa memberitahunya!” kata Harry, suaranya naik dengan gelisah. “Dia bukan seorang ilmuwan! Kau sudah berjanji, Draco!”

Untuk sesaat gagasan dari Ayah tak mengetahui datang sebagai kelegaan.

Dan kemudian kemarahan sebenarnya mulai bangkit.

“Jadi kau merencanakan untukku berbohong padanya dan mengatakan padanya kalau aku masih percaya,” kata Draco, suaranya goyah. “Aku akan selalu harus berbohong padanya, dan sekarang ketika aku dewasa aku tak bisa menjadi seorang Pelahap Maut, dan aku tak akan bisa mengatakan padanya kenapa.”

“Jika ayahmu benar-benar menyayangimu,” bisik Harry dari lantai, “dia akan tetap menyayangimu bahkan jika kamu tak menjadi seorang Pelahap Maut, dan kedengarannya seperti ayahmu memang benar-benar menyayangimu, DracoтАУ”

“Ayah tirimu adalah seorang ilmuwan,” kata Draco. Kata-katanya keluar seperti pisau-pisau yang menghujam. “Jika kau tak akan menjadi seorang ilmuwan, dia akan tetap menyayangimu. Tapi kau akan jadi sedikit kurang spesial untuknya.”

Harry mengernyit. Si bocah membuka mulutnya, seolah akan mengatakan ‘aku minta maaf’, dan kemudian menutup mulutnya, sepertinya merenungkannya kembali, yang entah sangat pintar untuknya atau sangat beruntung, karena Draco mungkin akan mencoba membunuhnya.

“Kamu harusnya memperingatkanku,” kata Draco. Suaranya meningkat. “Kau harusnya memperingatkanku!”

“Aku тАж aku sudah тАж tiap kali aku memberitahumu tentang kekuatan, aku mengatakan padamu tentang harganya. Aku katakan, kau harus mengakui kalau kamu salah. Aku mengatakan kalau ini akan menjadi jalan terberat untukmu. Kalau ini adalah pengorbanan yang siapapun harus bayar untuk menjadi seorang ilmuwan. Aku mengatakan, bagaimana jika eksperimen mengatakan satu hal dan keluargamu dan teman-temanmu mengatakan hal lainтАУ”

“Kau sebut itu peringatan?” Draco berteriak sekarang. “Kau sebut itu peringatan? Ketika kita melakukan suatu ritual yang meminta pengorbanan permanen?”

“Aku тАж aku тАж .” Si bocah di lantai menelan. “Aku kira mungkin itu tak cukup jelas. Aku minta maaf. Tapi hal yang bisa dihancurkan oleh kebenaran harus hancur.”

Memukulnya masih belum cukup.

“Kau salah tentang satu hal,” kata Draco, suaranya mematikan. “Granger bukanlah murid terkuat di Hogwarts. Dia hanya memperoleh nilai terbaik saja di kelas. Kau akan mengetahui perbedaannya.”

Keterkejutan seketika terlihat di wajah Harry, dan dia mencoba berguling secepatnya ke atas kakinyaтАУ

Itu sudah terlambat untuknya.

“Expelliarmus!”

Tongkat sihir Harry melayang melintasi ruangan.

“Gom jabbar!”

Suatu denyut kehitaman bagai tinta menempel di tangan kiri Harry.

“Itu adalah mantra penyiksa,” kata Draco. “Itu digunakan untuk mengambil informasi dari seseorang. Aku hanya akan meninggalkannya padamu dan mengunci pintu di belakangku ketika aku pergi. Mungkin aku akan mengatur mantra pengunci untuk menghilang setelah beberapa jam. Mungkin itu tak akan menghilang sampai kamu mati di sini. Selamat bersenang-senang.”

Draco bergerak dengan halus ke belakang, tongkat sihirnya masih pada Harry. Tangan Draco bergerak ke bawah, mengambil tas bukunya, tanpa menggoyahkan bidikannya.

Kesakitan sudah mulai muncul di wajah Harry Potter saat dia berbicara. “Malfoy ada di atas hukum magis di bawah umur, aku asumsikan? Itu bukan karena darahmu lebih kuat. Itu karena kau sudah berlatih. Pada awalnya kau sama lemahnya dengan masing-masing dari kami. Apakah prediksiku salah?”

Tangan Draco memutih di tongkat sihirnya, tapi bidikannya tetap stabil.

“Hanya supaya kamu tahu,” kata Harry melalui gigi menggertak, “jika kau mengatakan padaku kalau aku salah aku akan mendengarkan. Aku tak akan pernah menyiksamu ketika kamu menunjukkan padaku kalau aku salah. Dan kamu akan. Suatu hari. Kamu sudah terbangkitkan sebagai seorang ilmuwan sekarang, dan bahkan jika kamu tak pernah belajar untuk memakai kekuatanmu, kamu akan selalu,” Harry tercekat, “mencari, cara-cara, untuk menguji, kepercayaanmuтАУ”

Langkah mundur Draco menjadi kurang halus, sekarang, sedikit lebih cepat, dan dia harus berusaha untuk menjaga tangannya pada Harry saat dia menggapai ke belakang untuk membuka pintunya dan melangkah keluar dari ruang kelas.

Kemudian Draco menutup pintunya lagi.

Dia melemparkan Mantra pengunci paling kuat yang dia ketahui.

Draco menunggu sampai dia mendengar jeritan Harry yang pertama sebelum dia melemparkan Quietus.

Dan kemudian dia melangkah pergi.

*

“Aaahhhhh! Finite Incantatem! Aaaahhh!”

Tangan kiri Harry sudah dimasukkan ke dalam panci berisi minyak goreng yang mendidih dan dibiarkan tetap di dalam. Dia mengerahkan semua yang dia punya ke dalam Finite Incantatem dan itu masih tak bekerja.

Beberapa kutukan memerlukan penangkal khusus atau kau tak bisa membatalkannya, atau mungkin Draco memang benar lebih kuat.

“Aaaaahhhh!”

Tangan Harry sudah mulai sakit, sekarang, dan itu mulai mempengaruhi usahanya untuk berpikir kreatif.

Tapi beberapa jeritan sesudahnya, Harry sadar apa yang harus dia lakukan.

Kantongnya, sayangnya, ada di sisi tubuhnya yang salah, dan memerlukan beberapa putaran untuk meraihnya, apalagi dengan tangannya yang lain bergerak liar reflek, dalam usaha tak terhentikan untuk menyingkirkan sumber kesakitan. Di waktu dia berhasil tangannya yang lain berhasil melempar tongkat sihirnya lagi.

“Kotak ahhhhh medis! Kotak medis!”

Di lantai, cahaya hijau terlalu remang untuk melihat.

Harry tak bisa berdiri. Dia tak bisa merangkak. Dia berguling melintasi lantai ke tempat di mana dia pikir tongkat sihirnya berada, dan itu tak ada di sana, dan dengan satu tangan dia berhasil mengangkat dirinya cukup tinggi untuk melihat tongkat sihirnya, dan dia berguling ke sana, dan dia memperoleh tongkat sihirnya, dan berguling kembali ke tempat di mana kotak medisnya terbuka. Ada juga beberapa kali teriakan, dan juga sedikit muntah-muntah.

Membutuhkan delapan kali pencobaan sebelum Harry bisa melemparkan Lumos.

Dan kemudian, yah, bungkusnya tidak dirancang untuk bisa dibuka memakai satu tangan, karena semua penyihir itu idiot, itulah kenapa. Harry harus memakai giginya dan memerlukan beberapa saat sebelum Harry akhirnya berhasil membungkuskan Kain Mati Rasa di tangan kirinya.

Ketika seluruh perasaan di tangan kiri akhirnya hilang, Harry membiarkan pikirannya runtuh, dan terbaring tak bergerak di lantai, dan menangis untuk sesaat.

Yah, kata pikiran Harry pada dirinya sendiri, ketika dia sudah cukup pulih untuk berpikir dalam perkataan lagi. Apakah tadi itu sepadan?

Perlahan, tangan Harry yang berfungsi menggapai ke satu meja.

Harry mengangkat dirinya berdiri.

Mengambil napas panjang.

Menghembuskannya.

Tersenyum.

Itu suatu senyuman yang tak banyak, tapi itu tetap suatu senyuman.

Terima kasih, Profesor Quirrell, aku tak akan bisa kalah tanpamu.

Dia masih belum menebus Draco, bahkan tak sedikit pun. Berlawanan dengan apa yang Draco sendiri sekarang percayai, Draco masih seorang anak dari seorang Pelahap Maut, total sepenuhnya. Masih seorang bocah yang akan tumbuh besar berpikir “pemerkosaan” adalah sesuatu yang para anak keren lebih tua lakukan. Tapi itu adalah suatu permulaan yang luar biasa.

Harry tak bisa mengatakan kalau itu semua berjalan sesuai yang direncanakan. Itu semua berjalan sepenuhnya dengan perencanaan improvisasi. Rencananya tidak meminta ini untuk terjadi sampai Desember atau sekitar itu, setelah Harry mengajarkan Draco teknik untuk tak menyangkal suatu bukti ketika dia melihatnya.

Tapi dia sudah melihat pandangan ketakutan di wajah Draco, sadar kalau Draco sudah menganggap hipotesis alternatif dengan serius, dan meraih momennya. Satu kasus keingintahuan sejati memiliki kekuatan penebusan yang sama di dalam rasionalitas dengan satu kasus cinta sejati miliki dalam film-film.

Bila dipikir kembali, Harry sudah memberi dirinya sendiri waktu dalam kisaran jam untuk membuat penemuan paling penting dalam sejarah sihir, dan kisaran bulan untuk menembus penghalang mental yang belum dikembangkan dari bocah berumur sebelas tahun. Ini bisa mengindikasi kalau Harry memiliki semacam defisit kognitif besar dengan urusan mengestimasi waktu penyelesaian tugas.

Apakah Harry akan berakhir di Neraka Sains atas apa yang sudah dia lakukan? Harry tak yakin. Dia berusaha untuk menjaga pikiran Draco tetap pada kemungkinan bahwa sihir memudar, memastikan Draco melaksanakan bagian dari eksperimen yang sepertinya pada awalnya menuju ke arah itu. Menyadari tentang makhluk magis (walau Harry sudah memikirkan dalam hal artefak kuno seperti Topi Seleksi, yang tak seorang pun bisa tiru, tapi yang tetap terus berfungsi). Tapi Harry tak benar-benar membesar-besarkan bukti apa pun, tidak menyimpangkan arti dari hasil apa pun. Ketika Interdict of Merlin yang membatalkan tes yang harusnya sudah jelas, dia mengatakan pada Draco terang-terangan.

Dan kemudian ada bagian setelah itu тАж .

Tapi dia tak benar-benar berbohong pada Draco. Draco mempercayainya, dan itu akan membuatnya jadi nyata.

Akhirnya, harus diakui, tidak terasa menyenangkan.

Harry berbalik, dan tertegun menghadap pintu.

Waktunya menguji mantra pengunci Draco.

Langkah pertama adalah sekadar mencoba memutar kenop pintu. Draco bisa saja hanya menggertak.

Draco tidak menggertak.

“Finite Incantatem.” Suara Harry keluar sedikit serak, dan dia bisa merasakan kalau mantranya tidakcukup benar.

Jadi Harry mencobanya lagi, dan kali itu memang terasa benar. Tapi putaran lain pada kenop pintu menunjukkan kalau itu tak bekerja. Tak ada kejutan di sana.

Waktunya mengeluarkan senjata besar. Harry menghirup napas panjang. Mantra ini adalah satu yang paling kuat yang sudah dia pelajari sampai sekarang.

“Alohomora!”

Harry tertegun sesaat setelah mengatakannya.

Dan ruang kelas masih belum terbuka.

Itu mengejutkan Harry. Harry tak berencana untuk pergi ke mana pun di dekat koridor terlarang Dumbledore, tentu saja. Tapi satu mantra untuk membuka kunci magis memang sepertinya adalah suatu mantra yang berguna, dan karena itu Harry mempelajarinya. Apakah koridor terlarang Dumbledore memang dimaksudkan untuk memancing orang-orang yang sebegitu bodoh hingga mereka tak memperhatikan bahwa keamanannya lebih buruk dari yang bisa Draco Malfoy tempatkan atasnya?

Ketakutan mulai merayap lagi ke dalam sistem Harry. Plakat di kotak medis mengatakan kalau Kain Mati Rasa hanya bisa dipakai sampai tiga puluh menit. Setelah itu dia akan lepas dengan sendirinya, dan tak bisa dipakai selama 24 jam. Saat ini adalah 6:51 pm. Dia memakai Kain Mati Rasa sekitar lima menit yang lalu.

Jadi Harry mengambil satu langkah mundur, dan mempertimbangkan pintunya. Itu adalah panel solid dari kayu ek gelap, diganggu hanya oleh kenop pintu metal kuningan.

Harry tak tahu mantra peledak atau pemotong atau pemukul apa pun, dan melakukan Transfigurasi atas peledak akan melanggar aturan yang melarang melakukan Transfigurasi atas hal-hal yang akan dibakar. Asam adalah cairan dan akan membuat asap тАж .

Tapi itu bukanlah halangan untuk seorang pemikir kreatif.

Harry menempatkan tongkat sihirnya pada salah satu engsel kuningan pintu itu, dan berkonsentrasi pada bentuk kapas sebagai abstraksi murni selain dari material kapas apa pun, dan juga pada material murni selain dari pola yang membuatnya menjadi engsel kuningan, dan membawa kedua konsep jadi satu, menerapkan bentuk atas substansi. Satu jam latihan Transfigurasi setiap hari selama sebulan sudah membuat Harry sampai pada titik di mana dia bisa melakukan Transfigurasi atas subjek lima sentimeter kubik dalam waktu kurang dari satu menit.

Setelah dua menit engselnya tak berubah sama sekali.

Siapapun yang merancang mantra pengunci Draco, mereka sudah memikirkan tentang itu, juga. Atau pintunya adalah bagian dari Hogwarts dan kastilnya memang kebal.

Pandangan sekilas menunjukkan kalau dindingnya adalah batu solid. Demikian juga dengan lantainya. Demikian juga dengan langit-langit. Kau tak bisa melakukan Transfigurasi secara terpisah satu bagian dari sesuatu yang adalah sesuatu yang solid; Harry akan perlu untuk melakukan Transfigurasi atas seluruh dinding, yang akan membutuhkan waktu berjam-jam atau mungkin berhari-hari dengan usaha terus-menerus, jika dia memang bisa melakukannya, dan jika dindingnya tidak tersambung dengan sisa kastil secara keseluruhan тАж .

Time-Turner Harry tak akan terbuka sampai 9 pm. Setelah itu dia bisa kembali ke 6 pm, sebelum pintunya dikunci.

Berapa lama mantra penyiksanya bertahan?

Harry menelan keras. Air mata mulai datang ke matanya lagi.

Pikiran kreatif briliannya baru saja menawarkan saran cerdas bahwa Harry bisa memotong tangannya memakai gergaji besi di dalam kotak perlengkapan yang tersimpan di kantongnya, yang akan menyakitkan, jelas, tapi mungkin sakit jauh lebih sedikit dari mantra kesakitan Draco, karena syarafnya akan hilang; dan dia punya pembebat di kotak penyembuh.

Dan itu jelas merupakan suatu gagasan yang sungguh bodoh yang Harry akan sesali dalam sisa hidupnya.

Tapi Harry tak tahu apakah dia bisa bertahan selama dua jam di bawah penyiksaan.

Dia ingin keluar dari ruang kelas ini, dia ingin keluar dari ruang kelas ini sekarang, dia tak ingin menunggu di sini berteriak selama dua jam sampai dia bisa memakai Time-Turner, dia perlu keluar dan menemukan seseorang yang bisa melepaskan mantra penyiksa ini dari tangannya тАж .

Pikir! Teriak Harry pada otaknya. Pikir! Pikir!

*

Ruangan kamar Slytherin sebagian besar kosong. Orang-orang sedang makan malam. Untuk suatu alasan Draco sendiri tak merasa sangat lapar.

Draco menutup pintu ke kamar pribadinya, menguncinya, memantrainya supaya rapat, menjadikannya Sunyi, duduk di ranjangnya, dan mulai menangis.

Itu tak adil.

Itu tak adil.

Itu adalah kali pertama Draco pernah benar-benar kalah sebelumnya, Ayah pernah memperingatkannya kalau kalah secara nyata akan terasa sakit pertama kali itu terjadi, tapi dia kehilangan sebegitu banyak, itu tak adil, Itu tak adil untuknya kehilangan semuanya di kali pertama dia kalah.

Di suatu tempat di dungeon, seorang bocah yang Draco benar-benar sukai sedang menjerit kesakitan. Draco tak pernah melukai orang yang dia sukai sebelumnya. Menghukum seseorang yang pantas mendapatkannya seharusnya terasa menyenangkan, tapi ini hanya terasa mual di dalam. Ayah tak pernah memperingatkannya tentang itu, dan Draco bertanya-tanya kalau itu adalah pelajaran sukar yang harus semua orang pelajari ketika mereka dewasa, atau apakah hanya karena Draco memang lemah.

Draco berharap kalau Pansy yang berteriak. Itu akan terasa lebih baik.

Dan bagian terburuknya adalah mengetahui kalau merupakan suatu kesalahan untuk melukai Harry Potter.

Siapa lagi yang ada di sana untuk Draco sekarang? Dumbledore? Setelah apa yang dia lakukan? Draco akan lebih cepat dibakar hidup-hidup.

Draco harus kembali pada Harry Potter karena tak ada satu pun tempat untuknya pergi. Dan jika Harry Potter berkata kalau dia tak menginginkannya, maka Draco tak akan jadi apa pun, hanya bocah kecil menyedihkan yang tak akan pernah menjadi seorang Pelahap Maut, tak pernah bergabung pada faksi Dumbledore, tak akan pernah belajar sains.

Perangkapnya sudah diatur dengan sempurna, dilaksanakan dengan sempurna. Ayah sudah memperingatkan Draco berulang-kali bahwa apa yang kamu korbankan dalam ritual Kegelapan tak akan bisa diperoleh kembali. Tapi Ayah tak tahu bahwa para Muggle terkutuk sudah menciptakan suatu ritual yang tak memerlukan tongkat sihir, ritual yang kamu bisa ditipu untuk melakukan tanpa mengetahuinya, dan itu hanya satu dari rahasia-rahasia mengerikan yang ilmuwan ketahui dan yang sudah Harry Potter bawa dengannya.

Draco mulai menangis lebih keras, saat itu.

Dia tak menginginkan ini, dia tak menginginkan ini tapi tak ada jalan kembali. Itu sudah terlambat. Dia sudah menjadi seorang ilmuwan.

Draco tahu dia harus kembali dan membebaskan Harry Potter dan meminta maaf. Itu adalah hal cerdas yang harus dilakukan.

Tetapi Draco malah diam di ranjangnya dan terisak.

Dia sudah melukai Harry Potter. Itu mungkin satu-satunya waktu di mana Draco bisa melukainya, dan dia akan berpegang pada satu ingatan itu untuk sisa hidupnya.

Biarkan dia terus menjerit.

*

Harry menjatuhkan sisa-sisa gergaji besinya ke tanah. Engsel kuningannya sudah terbukti kebal, tergores pun tidak, dan Harry mulai mencurigai bahkan kalau tindakan putus asa mencoba melakukan Transfigurasi asam atau peledak akan gagal membuka pintu ini. Di sisi yang lebih baik, usahanya sudah menghancurkan gergaji besinya.

Jamnya mengatakan kalau itu adalah 7:02 pm, dengan kurang dari lima belas menit tersisa, dan Harry mencoba mengingat kalau ada benda-benda tajam lain di kantongnya yang perlu dihancurkan, dan merasa air mata lain mulai menggenang. Jika saja, ketika Time-Turnernya terbuka, dia bisa kembali dan mencegahтАУ

Dan itulah saat Harry sadar kalau dia bersikap bodoh.

Ini bukanlah kali pertama dia terkunci di dalam ruangan.

Profesor McGonagall sudah mengatakan padanya cara yang benar untuk melakukan ini.

тАж dia juga mengatakan padanya untuk tak memakai Time-Turner untuk hal semacam ini.

Apakah Profesor McGonagall sadar kalau kejadian kali ini memang benar-benar memerlukan pengecualian khusus? Atau sekadar mengambil kembali Time-Turner?

Harry mengumpulkan seluruh barang-barangnya, seluruh barang bukti, ke dalam kantongnya. Satu Scourgify mengatasi muntahan di lantai, walau tidak keringat yang membasahi jubahnya. Dia membiarkan meja yang terjatuh tetap terjatuh, itu tak cukup penting untuk dilakukan dengan satu tangan.

Ketika dia selesai, Harry melihat ke bawah pada jamnya. Pukul 7:04 pm.

Dan kemudian Harry menunggu. Detik berlalu, terasa seperti bertahun-tahun.

Di 7:07 pm, pintu terbuka.

Wajah berjenggot lebat Profesor Flitwick terlihat cukup cemas. “Apakah kamu baik-baik saja, Harry?” kata suara berdecit milik Kepala Asrama Ravenclaw. “Aku memperoleh satu catatan yang mengatakan kalau kamu dikunci di siniтАУ”

*Chapter 24*: Hipotesis Kecerdasan Machiavellian

J. K. Rowling bergelung dan menyerang, tak terlihat; Orca berputar mengelilingi, keras dan condong.

*

Babak 3:

*

Draco menunggu di ceruk kecil berjendela yang dia temukan di dekat Aula Besar, perut bergolak.

Akan ada suatu harga, dan itu tak akan kecil. Draco tahu bahwa begitu dia terbangun dan sadar kalau dia tak berani memasuki Aula Besar untuk sarapan karena dia mungkin akan melihat Harry Potter di sana dan Draco tak tahu apa yang akan terjadi setelah itu.

Langkah kaki mendekat.

“Ayo kalian semua,” kata suara Vincent. “Skarang si bos lagi ga mood, jadi jangan cari masalah.”

Draco akan menguliti idiot itu hidup-hidup dan mengirim balik tubuh tanpa kulitnya dengan satu pesan permintaan untuk pelayan yang lebih cerdas, seperti misalnya seekor gerbil mati.

Satu kelompok langkah kaki pergi, dan kelompok langkah kaki lain mendekat.

Golakan di perut Draco bertambah buruk.

Harry Potter masuk ke dalam penglihatan. Wajahnya dengan hati-hati terlihat netral, tapi jubah berpotongan birunya terlihat miring aneh, seolah itu tidak dikenakan dengan benarтАУ

“Tanganmu,” kata Draco tanpa memikirkannya sama sekali.

Harry mengangkat lengan kirinya, seolah dia sendiri melihat ke arah lengan itu.

Tangan itu terkulai lemas darinya, seperti sesuatu yang mati.

“Madam Pomfrey berkata kalau itu tidak permanen,” kata Harry dengan sunyi. “Dia berkata kalau itu harusnya sebagian besar pulih pada saat kelas mulai besok.”

Untuk seketika itu beritanya sampai sebagai kelegaan.

Dan kemudian Draco sadar.

“Kau pergi ke Madam Pomfrey,” bisik Draco.

“Tentu saja aku pergi,” kata Harry Potter, seolah menyatakan sesuatu yang sudah jelas. “Tanganku tak bekerja.”

Dengan perlahan mulai sampai pada Draco betapa bodoh absolut yang dia lakukan, jauh lebih buruk daripada para Slytherin lebih tua yang dulu dia kunyah.

Dia baru saja meremehkan kalau tak ada seorang pun yang akan pergi ke pihak berwenang ketika seorang Malfoy melakukan sesuatu pada mereka. Kalau tak ada yang menginginkan mata Lucius atas mereka, tak ada.

Tapi Harry Potter bukanlah Hufflepuff kecil yang ketakutan yang mencoba tetap berada di luar permainan. Dia sudah bermain, dan mata Ayah sudah ada di atasnya.

“Apa lagi yang Madam Pomfrey katakan?” kata Draco, jantungnya ada di tenggorokan.

“Professor Flitwick mengatakan kalau mantra yang dilemparkan pada tanganku adalah satu kutukan penyiksaan Kegelapan dan adalah urusan yang amat sangat serius, dan menolak untuk mengatakan siapa yang melakukannya adalah benar-benar tak bisa diterima.”

Ada jeda panjang.

“Dan kemudian?” kata Draco dalam suara bergetar.

Harry Potter tersenyum sedikit. “Aku meminta maaf dengan sangat, yang membuat pandangan Professor Flitwick jadi sangat keras, dan kemudian aku mengatakan pada Professor Flitwick kalau seluruh hal itu, memang, masalah yang teramat serius, rahasia, rumit, dan kalau aku sudah memberi tahu sang Kepala Sekolah tentang proyek itu.”

Draco terkesiap. “Tidak! Flitwick tak akan hanya sekadar menerima itu! Dia akan memastikannya dengan Dumbledore!”

“Memang,” kata Harry Potter. “Aku dengan cepat dibawa ke kantor Kepala Sekolah.”

Draco gemetar sekarang. Jika Dumbledore membawa Harry Potter ke depan Wizengamot, dengan suka rela atau tidak, dan membuat Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup bersaksi di bawah pengaruh Veritaserum kalau Draco sudah menyiksanya тАж terlalu banyak orang yang mencintai Harry Potter, Ayah bisa kalah pengambilan suara itu тАж .

Ayah mungkin bisa meyakinkan Dumbledore untuk tak melakukan itu, tapi itu akan memerlukan biaya. Biaya yang teramat mahal. Permainannya memiliki peraturan sekarang, kau tak bisa sekadar mengancam seseorang dengan sembarangan lagi. Tapi Draco sudah berjalan ke dalam tangan Dumbledore oleh kehendaknya sendiri. Dan Draco adalah sandera yang sangat berharga.

Walau karena Draco tak bisa menjadi seorang Pelahap Maut sekarang, dia tak seberharga yang Ayah pikirkan.

Pikiran itu mencabik-cabik hatinya seperti Mantra Pemotong.

“Lalu apa?” bisik Draco.

Dumbledore menyimpulkan dengan cepat kalau itu adalah kamu. Dia tahu kalau kita sedang berhubungan.”

Skenario terburuk yang bisa terjadi. Jika Dumbledore belum menebak siapa yang melakukannya, dia mungkin tak akan mengambil resiko dengan menggunakan Legilimency hanya untuk mengetahuinya тАж tapi jika Dumbledore tahu тАж .

“Dan?” Draco memaksa keluar kata.

“Kami mengobrol sedikit.”

“Dan?”

Harry Potter meringis. “Dan aku menjelaskan kalau akan menjadi kepentingan terbaiknya untuk tak melakukan apa pun.”

Pikiran Draco berlari menabrak dinding bata dan berceceran. Dia hanya memandang Harry Potter dengan mulutnya terbuka seperti orang bodoh.

Membutuhkan selama itu untuk Draco mengingat.

Harry mengetahui rahasia misterius Dumbledore, rahasia yang digunakan Snape sebagai genggamannya.

Draco bisa melihatnya sekarang. Dumbledore terlihat benar-benar tegas, menutupi rasa ingin tahunya saat dia menjelaskan kepada Harry betapa seriusnya masalah ini.

Dan Harry dengan sopan memberi tahu Dumbledore untuk tetap menutup mulutnya kalau dia tahu apa yang baik untuknya.

Ayah sudah memperingatkan Draco tentang orang-orang seperti ini, orang yang bisa menghancurkanmu dan masih sebegitu mudah untuk disukai hingga sulit untuk membenci mereka sepenuhnya.

“Yang setelahnya,” kata Harry, “sang Kepala Sekolah memberi tahu Profesor Flitwick bahwa ini adalah, memang, masalah yang teramat serius, rahasia, rumit yang atasnya dia sudah diberi tahu, dan bahwa dia tidak berpikir kalau melakukan tekanan pada saat ini akan menolongku atau siapapun. Profesor Flitwick mulai mengatakan sesuatu tentang perencanaan yang sering dilakukan oleh sang Kepala Sekolah sudah keterlaluan, dan aku harus memotong di satu titik dan menjelaskan kalau itu adalah ideku sendiri dan bukannya Kepala Sekolah yang memaksaku, jadi Profesor Flitwick berbalik dan mulai mengkotbahi aku, dan Kepala Sekolah memotongnya dan berkata bahwa sebagai Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup aku sudah ditakdirkan untuk mengalami petualangan aneh dan berbahaya jadi akan lebih aman jika aku mengalaminya dengan sengaja daripada menunggu untuk keadaan itu terjadi karena kecelakaan, dan saat itulah Profesor Flitwick melemparkan tangan kecilnya dan mulai menjerit dengan suara tingginya pada kami berdua tentang bagaimana dia tidak peduli apa yang kami rencanakan berdua, tapi ini tak boleh terjadi lagi selama aku ada di Asrama Ravenclaw atau dia akan mengeluarkanku dan aku bisa masuk ke Gryffindor yang merupakan tempat semua perbuatan Dumbledore ini berasalтАУ”

Harry membuat teramat sulit untuk Draco membencinya.

“Meski begitu,” kata Harry, “aku tak mau dikeluarkan dari Ravenclaw, jadi aku berjanji pada Profesor Flitwick kalau tak akan terjadi yang seperti ini lagi, dan kalau memang terjadi, aku akan memberitahunya siapa yang melakukannya.”

Mata Harry harusnya dingin. Tapi tidak. Suaranya harusnya membuatnya menjadi ancaman mematikan. Tapi tidak.

Dan Draco melihat pertanyaan yang memang sudah jelas, dan itu membunuh atmosfirnya seketika.

“Kenapa тАж kau tidak тАж ?”

Harry berjalan menuju jendela, ke dalam sorot kecil cahaya matahari yang bersinar ke dalam ceruk kecil itu, dan memalingkan kepalanya ke luar, menuju halaman hijau Hogwarts. Cahaya terang jatuh padanya, pada jubahnya, pada wajahnya.

“Kenapa aku tidak?” kata Harry. Suaranya tertangkap. “Aku kira karena aku benar-benar tak bisa marah padamu. Aku tahu aku melukaimu lebih dulu. Aku tak akan menyebutnya adil, karena apa yang kulakukan padamu memang lebih buruk dari apa yang kamu lakukan padaku.”

Ini bagaikan berlari menabrak dinding bata lain. Harry bisa saja berbicara memakai Yunani purba untuk semua yang Draco pahami atasnya.

Pikiran Draco bergegas mencari pola-pola dan kembali dengan kekosongan. Pernyataan itu adalah suatu konsesi yang bukan di dalam kepentingan terbaik Harry. Itu bahkan bukan apa yang harusnya Harry katakan untuk membuat Draco pelayan yang lebih loyal, sekarang saat Harry memegang kuasa atasnya. Untuk itu Harry harusnya menekankan seberapa baik hal yang sudah dia lakukan, bukan seberapa banyak dia melukai Draco.

“Meski begitu,” kata Harry, dan sekarang suaranya lebih rendah, nyaris berupa bisikan, “tolong jangan lakukan itu lagi, Draco. Itu menyakitkan, dan aku tak yakin aku bisa memaafkanmu untuk yang kedua kali. Aku tak yakin aku bisa.”

Draco benar tak memahaminya.

Apakah Harry mencoba berteman dengannya?”

Tidak mungkin Harry Potter bisa sebegitu bodoh untuk percaya kalau itu memang masih mungkin setelah apa yang dia lakukan.

Kau bisa menjadi sahabat dan sekutu seseorang, seperti yang sudah Draco coba lakukan dengan Harry, atau kau bisa menghancurkan kehidupan mereka dan meninggalkan mereka tanpa pilihan lain. Bukan keduanya.

Namun kemudian Draco tak memahami apa lagi yang mungkin sedang Harry coba lakukan.

Dan satu gagasan aneh datang pada Draco, sesuatu yang Harry terus katakan kemarin.

Dan gagasan itu adalah: Ujilah.

Kamu sudah terbangkitkan sebagai seorang ilmuwan sekarang, Harry pernah berkata, dan bahkan jika kamu tak pernah belajar untuk memakai kekuatanmu, kamu akan selalu, mencari, cara-cara, untuk menguji, kepercayaanmu тАж . Kata-kata mengerikan itu, diucapkan dalam tarikan napas tersiksa, terus bergema di pikiran Draco.

Jika Harry memang berpura-pura menjadi teman yang menyesal sudah tak sengaja melukai seseorang тАж .

“Kau merencanakan apa yang kau lakukan padaku!” kata Draco, berhasil memberi satu nada menuduh di suaranya. “Kau tak melakukannya karena kau jadi marah, kau melakukannya karena kau menginginkan itu!”

Bodoh, kata Harry Potter, tentu saja aku merencanakannya, dan sekarang kau milikkuтАУ

Harry berbalik menghadap Draco. “Apa yang terjadi kemarin bukanlah rencananya,” kata Harry, suaranya seperti tersangkut di tenggorokannya. “Rencananya adalah untukku mengajarimu kenapa kau akan selalu lebih baik mengetahui kebenarannya, dan kemudian kita akan berusaha bersama untuk menemukan kebenaran tentang darah, dan apa pun jawabannya kita akan menerimanya. Kemarin aku тАж terlalu terburu-buru.”

“Selalu lebih baik mengetahui kebenarannya,” kata Draco dingin. “Seperti bantuan yang kau berikan.”

Harry mengangguk, benar-benar meledakkan pikiran Draco, dan berkata, “Bagaimana jika Lucius memikirkan gagasan serupa seperti yang kupikirkan, kalau masalahnya adalah para penyihir kuat memiliki anak yang lebih sedikit? Dia mungkin memulai suatu program untuk membayar para darah murni terkuat untuk memiliki lebih banyak anak. Bahkan, jika darah murnisme memang benar, itulah yang harusnya Lucius lakukanтАУmenangani masalah di pihaknya, di mana dia bisa membuat sesuatu terjadi saat itu juga. Saat ini, Draco, kamu adalah satu-satunya teman yang dimiliki Lucius yang akan mencoba menghentikannya dari membuang-buang tenaga, karena kamulah satu-satunya yang mengetahui kenyataan yang sebenarnya dan bisa memprediksi hasil yang sebenarnya.”

Suatu gagasan terpikir oleh Draco kalau Harry Potter dibesarkan di suatu tempat yang sebegitu aneh hingga dia sekarang bisa dibilang lebih merupakan makhluk magis daripada seorang penyihir. Draco benar-benar tak bisa menebak apa yang akan Harry katakan atau lakukan selanjutnya.

“Kenapa?” kata Draco. Menempatkan perasaan terluka dan terkhianati ke dalam suaranya sama sekali tak sulit. “Kenapa kau melakukan ini padaku? Apa sebenarnya rencanamu?”

“Yah,” kata Harry, “kau adalah pewaris Lucius, dan percaya atau tidak, Dumbledore pikir aku adalah miliknya. Jadi kita bisa tumbuh dan saling melaksanakan pertempuran mereka. Atau kita bisa melakukan hal yang lain.

Perlahan, pikiran Draco mengartikan hal ini. “Kau ingin menyebabkan pertarungan sampai mati di antara mereka, kemudian mengambil kuasa setelah mereka berdua kehabisan tenaga.” Draco merasakan ketakutan dingin di dadanya. Dia harus mencoba menghentikan itu entah apa pun yang harus dikorbankan dari dirinyaтАУ

Tapi Harry menggelengkan kepalanya. “Bintang di langit, tidak!”

“Tidak тАж ?”

“Kau tidak akan sependapat dengan hal itu dan demikian juga aku,” kata Harry. “Ini adalah dunia kita, kita tak ingin menghancurkannya. Tapi bayangkan, misalnya, Lucius mengira bahwa Konspirasi adalah alatmu dan kamu ada di pihaknya, Dumbledore mengira bahwa Konspirasi adalah alatku dan aku ada di pihaknya, Lucius mengira kalau kau membuatku berganti pihak dan Dumbledore percaya bahwa Konspirasi adalah milikku, Dumbledore mengira kalau aku membuatmu berganti pihak dan Lucius percaya bahwa Konspirasi adalah milikmu, dan dengan demikian mereka berdua membantu kita tapi hanya dalam suatu cara yang pihak lainnya tak tahu.”

Draco tak perlu berpura-pura kehabisan kata-kata.

Ayah pernah sekali mengajaknya pergi melihat sandiwara berjudul The Tragedy of Light, tentang Slytherin yang teramat cerdas bernama Light yang bermaksud untuk membersihkan dunia dari kejahatan memakai suatu cincin kuno yang bisa membunuh siapapun yang nama dan wajahnya dia ketahui, dan yang dilawan oleh Slytherin lain yang benar-benar cerdas, seorang penjahat bernama Lawliet, yang mengenakan suatu samaran untuk menutupi wajahnya yang sebenarnya; dan Draco berteriak dan menyoraki di bagian-bagian yang tepat, khususnya di bagian tengah; dan kemudian sandiwaranya berakhir menyedihkan dan Draco benar-benar kecewa dan Ayah dengan lembut menunjukkan bahwa kata ‘Tragedi’ ada di sana di judulnya.

Setelahnya, Ayah bertanya pada Draco apakah dia memahami kenapa mereka pergi melihat sandiwara ini.

Draco mengatakan kalau itu adalah untuk mengajarinya supaya menjadi selicik Light dan Lawliet ketika dia dewasa.

Ayah kemudian berkata kalau Draco tak mungkin bisa lebih salah, dan menunjukkan bahwa meskipun Lawliet sudah dengan cerdas menutupi wajahnya tidak ada alasan bagus untuknya memberi tahu Light namanya. Ayah kemudian melanjutkan menghancurkan tiap bagian sandiwara itu, sementara Draco mendengarkan dengan mata yang bertambah lebar dan makin lebar. Dan Ayah menyelesaikan dengan mengatakan bahwa sandiwara macam ini selalu tak realistis, karena jika pengarang sandiwaranya memang mengetahui apa yang seseorang yang memang sungguh-sungguh sepintar Light akan benar-benar lakukan, pengarang sandiwaranya akan mencoba untuk mengambil alih dunia sendiri bukannya menulis sandiwara tentangnya.

Itulah saat ketika Ayah memberi tahu Draco tentang Aturan Tiga, yang adalah tiap rencana yang membutuhkan lebih dari tiga hal berbeda untuk terjadi tidak akan pernah bekerja di dunia nyata.

Ayah kemudian menjelaskan lebih jauh bahwa hanya orang bodoh yang akan mencoba satu rencana yang serumit mungkin, batas sebenarnya adalah dua.

Draco bahkan tak bisa menemukan kata-kata untuk mendeskripsikan betapa besar tidak mungkin bekerjanya rencana utama Harry.

Tapi itu memang jenis kesalahan yang akan kamu buat jika kamu tak memiliki mentor dan mengira kalau kamu adalah orang cerdas dan belajar tentang membuat rencana dengan menyaksikan sandiwara.

“Jadi,” kata Harry, “apa pendapatmu tentang rencana itu?”

“Cerdas тАж .” kata Draco berlahan. Berteriak brilian! dan terkesiap dalam kekaguman akan terlihat terlalu mencurigakan. “Harry, bisa aku menanyakan satu pertanyaan?”

“Tentu saja,” kata Harry.

“Kenapa kamu membelikan Granger satu kantong mahal?”

“Untuk menunjukkan tak ada perasaan tak enak,” kata Harry seketika. “Walau aku mengharapkannya juga merasa janggal untuk menolak permintaan kecil apa pun yang aku buat untuk beberapa bulan ke depan.”

Dan itulah saat ketika Draco sadar kalau Harry memang benar-benar mencoba menjadi temannya.

Langkah Harry atas Granger memang benar pintar, mungkin bahkan brilian. Buat musuhmu tak mencurigaimu, dan buat mereka berhutang budi dalam cara yang bersahabat sehingga kamu bisa memanuver mereka hanya dengan meminta mereka. Draco tak mungkin bisa begitu saja melakukan itu, targetnya akan jadi terlalu curiga, tapi Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup bisa. Jadi langkah pertama dari rencana Harry adalah untuk memberikan musuhnya suatu hadiah mahal, Draco tak akan memikirkan itu, tapi itu bisa bekerja тАж .

Jika kamu adalah musuh Harry, rencana-rencananya mungkin akan sukar dilihat pada awalnya, mereka bahkan mungkin bodoh, tapi alasannya akan masuk akal begitu kamu memahaminya, kau akan memahami kalau dia mencoba menyakitimu.

Cara Harry bertingkah laku terhadap Draco saat ini tidak masuk akal.

Karena jika kamu memang teman Harry, kemudian dia mencoba berteman denganmu dalam cara asing, tak terpahami seperti cara yang dia dibesarkan oleh Muggle untuk dilakukan, bahkan biarpun itu menghancurkan seluruh hidupmu.

Kesunyian memanjang.

“Aku tahu kalau aku terlalu jauh menyalahgunakan pertemanan kita,” kata Harry akhirnya. “Tapi tolong pahami, Draco, kalau pada akhirnya, aku hanya ingin kita berdua menemukan kebenarannya bersama. Apakah itu sesuatu yang bisa kau maafkan?”

Suatu percabangan dengan dua jalur, tapi dengan hanya satu jalur yang mudah untuk kembali lagi nanti jika Draco berubah pikiran тАж .

“Aku pikir aku memahami apa yang kau coba lakukan,” Draco berbohong, “jadi ya.”

Mata Harry menyala. “Aku lega mendengar itu, Draco,” dia berkata dengan lembut.

Kedua murid berdiri dalam ceruk kecil itu, Harry masih berada di dalam sorot cahaya matahari, Draco di dalam bayangan.

Dan Draco menyadari dengan suatu nada kengerian dan keputusasaan, bahwa meskipun adalah takdir yang memang menakutkan untuk menjadi teman Harry, Harry sekarang memiliki sebegitu banyak jalur untuk mengancam Draco hingga menjadi musuhnya akan jauh lebih buruk.

Bisa jadi.

Mungkin.

Yah, dia selalu bisa berganti menjadi musuh nanti тАж .

Dia sudah dikutuk.

“Jadi,” kata Draco. “Sekarang apa?”

“Kita belajar lagi Sabtu depan?”

“Lebih baik tidak berjalan seperti yang terakhir kaliтАУ”

“Jangan khawatir, tidak akan,” kata Harry. “Beberapa kali Sabtu seperti itu lagi dan kamu akan ada di depanku.”

Harry tertawa. Draco tidak.

“Oh, dan sebelum kamu pergi,” kata Harry, dan tersenyum malu-malu. “Aku tahu ini adalah saat yang buruk, tapi aku ingin meminta nasihatmu tentang sesuatu, sebenarnya.”

“Oke,” kata Draco, masih sedikit teralihkan oleh pernyataan terakhir itu.

Mata Harry bertambah tajam. “Membeli kantong itu untuk Granger menghabiskan sebagian besar emas yang berhasil aku curi dari brankas GringottskuтАУ”

Apa.

“тАУdan McGonagall memiliki kunci brankasnya, atau Dumbledore sekarang, mungkin. Dan aku hendak meluncurkan suatu rencana yang mungkin membutuhkan beberapa biaya, jadi aku ingin tahu jika kamu tahu bagaimana aku bisa memperoleh aksesтАУ”

“Akan kupinjami kau uangnya,” kata mulut Draco dalam refleks eksistensial murni.

Harry terlihat kaget, tapi dengan senang. “Draco, kau tak perluтАУ”

“Seberapa banyak?”

Harry menyebutkan suatu jumlah dan Draco tak cukup mampu menjaga keterkejutan dari terlihat di wajahnya. Itu hampir seluruh uang saku yang Ayah berikan pada Draco untuk satu tahun penuh, Draco akan tersisa dengan hanya beberapa GalleonтАУ

Kemudian Draco menendang dirinya sendiri dalam batin. Yang harus dia lakukan adalah menulis pada Ayah dan menjelaskan kalau uangnya habis karena dia berhasil meminjamkannya pada Harry Potter, dan Ayah akan mengiriminya catatan ucapan selamat yang ditulis dengan tinta emas, Cokelat Kodok raksasa yang memerlukan dua minggu untuk menghabiskannya, dan sepuluh kali Galleon lagi hanya sekadar untuk jaga-jaga siapa tahu Harry Potter membutuhkan pinjaman lain.

“Itu terlalu banyak, bukan begitu,” kata Harry. “Aku minta maaf, aku harusnya tak menanyakanтАУ”

“Maaf, aku adalah seorang Malfoy, kau tahu,” kata Draco. “Aku hanya terkejut kau menginginkan sebanyak itu.”

“Jangan khawatir,” kata Harry Potter dengan gembira. “Ini tak akan mengancam kepentingan keluargamu, hanya aku yang bertindak jahat.”

Draco mengangguk. “Tak masalah, kalau begitu. Kau mau pergi mengambilnya sekarang?”

“Tentu,” kata Harry.

Saat mereka meninggalkan ceruk itu dan mulai menuju ke dungeons, Draco tak bisa menahan untuk tak menanyakan, “Jadi bisakah kau katakan padaku untuk tujuan apa rencana ini?”

“Rita Skeeter.”

Draco memikirkan beberapa kata-kata yang sangat buruk untuk dirinya sendiri, tapi sudah terlalu terlambat untuk mengatakan tidak.

*

Di saat mereka sampai ke dungeons, Draco mulai menata pikirannya lagi.

Dia memang memiliki kesulitan membenci Harry Potter. Harry sudah mencoba bertindak bersahabat, dia hanya gila.

Dan itu tak akan mencegah balas dendam Draco atau bahkan memperlambatnya.

“Jadi,” kata Draco, setelah melihat ke sekeliling untuk memastikan tak ada siapapun di sekitar. Suara mereka berdua akan Diburamkan, tentu saja, tapi tak ada salahnya untuk ekstra yakin. “Aku sudah berpikir. Ketika kita membawa anggota baru ke dalam Konspirasi, mereka harus berpikir kalau kita setara. Kalau tidak hanya akan memerlukan salah satu dari mereka untuk membocorkan rencananya pada Ayah. Kau sudah tahu tentang itu, benar?”

“Sewajarnya,” kata Harry.

“Akankah kita menjadi setara?” kata Draco.

“Aku takut tidak,” kata Harry. Sudah jelas kalau dia mencoba terdengar lembut, dan juga jelas kalau dia mencoba menekan sikap merendahkan tanpa cukup berhasil. “Aku minta maaf, Draco, tapi kau bahkan tak tahu apa arti kata Bayesian dari Konspirasi Bayesian saat ini. Kau akan belajar berbulan-bulan sebelum kita membiarkan orang lain masuk, hanya supaya kau bisa menunjukkan penampilan yang baik.”

“Karena aku tak cukup mengetahui sains,” kata Draco, dengan hati-hati menjaga suaranya tetap netral.

Harry menggelengkan kepalanya pada itu. “Masalahnya bukanlah tentang kau yang tak tahu hal-hal spesifik dalam sains seperti deoxyribose nucleic acid. Itu tak akan menghentikanmu menjadi setaraku. Masalahnya adalah bahwa kau tak terlatih dalam metode rasionalitas, pengetahuan rahasia yang lebih dalam di belakang seluruh penemuan-penemuan yang sudah dihasilkan pada awalnya. Aku akan mencoba mengajarimu itu, tetapi mereka jauh lebih sulit untuk dipelajari. Pikirkan apa yang kita lakukan kemarin, Draco. Ya, kau melakukan beberapa dari pekerjaannya. Tetapi akulah satu-satunya yang memegang kendali. Kau menjawab beberapa pertanyaan. Aku menanyakan semuanya. Kau membantu mendorong. Aku melakukan pengemudian oleh diriku sendiri. Dan tanpa metode rasionalitas, Draco, kau tak mungkin mengemudikan Konspirasi ke mana dia perlu pergi.”

“Aku paham,” kata Draco, suaranya terdengar kecewa.

Suara Harry mencoba melembutkan diri lebih lagi. “Aku akan mencoba menghargai keahlianmu, Draco, tentang hal-hal seperti urusan hubungan manusia. Tapi kau perlu menghargai keahlianku juga, dan tidak mungkin kau bisa menjadi setaraku ketika sampai pada mengemudikan Konspiradi. Kau hanya menjadi ilmuwan selama satu hari, kau mengetahui satu rahasia tentang deoxyribose nucleic acid, dan kau tidak terlatih dalam metode rasionalitas apa pun.”

“Aku mengerti,” kata Draco.

Dan dia memang.

Urusan hubungan manusia, kata Harry. Mengambil kendali atas Konspirasi mungkin bahkan tak sukar. Dan setelahnya, dia akan membunuh Harry Potter hanya untuk yakinnyaтАУ

Ingatan itu mengambang dalam Draco atas betapa itu membuatnya mual di dalam tadi malam, mengetahui kalau Harry menjerit.

Draco memikirkan beberapa kata-kata buruk lagi.

Baiklah. Dia tak akan membunuh Harry. Harry dibesarkan Muggle, bukan salahnya kalau dia gila.

Melainkan, Harry akan terus hidup, hanya supaya Draco bisa memberitahunya kalau itu semua adalah untuk kebaikan Harry sendiri, sungguh, dia harusnya bersyukurтАУ

Dan dengan sentakan tiba-tiba atas kegembiraan mengejutkan, Draco menyadari kalau itu memang benar untuk kebaikan Harry sendiri. Jika Harry mencoba melaksanakan rencananya untuk memainkan Dumbledore dan Ayah seperti orang bodoh, dia akan mati.

Itu membuatnya sempurna.

Draco akan mengambil seluruh mimpi Harry darinya, sama seperti yang sudah dilakukan Harry padanya.

Draco akan memberi tahu Harry kalau itu adalah untuk kebaikannya sendiri, dan itu memang benar.

Draco akan menggenggam Konspirasi dan kekuatan sains untuk membersihkan dunia sihir, dan Ayah akan sama bangga atas dirinya seperti apabila dia menjadi Pelahap Maut.

Rencana jahat Harry Potter akan diungkap, dan kekuatan kebenaran akan unggul.

Balas dendam yang sempurna.

Kecuali тАж

Berpura-puralah sedang berpura-pura menjadi seorang ilmuwan, Harry pernah berkata padanya.

Draco tak memiliki kata-kata untuk menjelaskan apa tepatnya yang salah dengan pikiran HarryтАУ

(karena Draco tak pernah mendengar istilah kedalaman rekursi)

тАУtapi dia bisa menebak rencana macam apa yang disiratkan.

тАж kecuali semua itu adalah apa yang memang Harry inginkan Draco untuk lakukan sebagai bagian dari suatu rencana yang lebih besar lagi yang mana Draco akan bermain tepat sesuai rencana dengan mencoba mengungkap rencana ini, Harry bahkan mungkin mengetahui kalau rencananya memang tak bisa dilaksanakan, itu mungkin tak memiliki tujuan kecuali memancing Draco untuk mencegahnyaтАУ

Tidak. Di sanalah terletak kegilaan. Harus ada suatu batas. Sang Pangeran Kegelapan sendiri tak serumit itu. Hal semacam itu tak akan terjadi di kehidupan nyata, hanya dalam cerita-cerita bodoh sebelum tidur milik Ayah tentang gargoyle bodoh yang selalu berakhir memperjauh rencana si pahlawan tiap kali mereka mencoba menghentikannya.

*

Dan di samping Draco, Harry berjalan bersama dengan satu senyuman di wajahnya, memikirkan tentang awal mula evolusi dari kecerdasan manusia.

Pada awalnya, sebelum orang-orang cukup memahami bagaimana cara kerja evolusi, mereka berkeliling dan memikirkan ide-ide gila seperti kecerdasan manusia berevolusi sehingga kita bisa menciptakan alat yang lebih baik.

Alasan bahwa ini gila adalah bahwa hanya satu orang dalam suku itu yang harus menciptakan suatu alat, dan kemudian orang lain akan memakainya, dan itu akan menyebar ke suku lain, dan masih digunakan oleh keturunan mereka seratus tahun kemudian. Itu adalah sesuatu yang besar dalam perspektif perkembangan ilmiah, tetapi dalam istilah evolusi, itu artinya bahwa orang yang menciptakan sesuatu tidak memiliki banyak keuntungan kesesuaian, tak memiliki anak lebih dibanding yang lain. Hanya keuntungan kesesuaian relatif yang bisa meningkatkan frekuensi relatif dari suatu gen dalam populasi, dan meluncurkan suatu mutasi sendirian sampai pada titik di mana itu merupakan sesuatu yang universal dan semua orang memilikinya. Dan penemuan brilian tidak cukup umum untuk menyediakan macam tekanan seleksi yang konsisten yang diperlukan untuk mendorong suatu mutasi. Itu adalah tebakan yang wajar, jika kamu melihat pada manusia dengan senapan dan tank dan senjata nuklir mereka dan membandingkan mereka dengan simpanse, bahwa kecerdasan ada untuk membuat teknologi itu. Suatu tebakan yang wajar, tetapi salah.

Sebelum orang-orang memiliki cukup pemahaman atas bagaimana cara kerja evolusi, mereka berkeliling dan memikirkan ide-ide gila seperti perubahan iklim, dan suku-suku harus bermigrasi, dan orang-orang harus menjadi lebih cerdas untuk memecahkan masalah-masalah kecil.

Tetapi manusia memiliki empat kali ukuran otak simpanse. Sekitar 20% dari energi metabolik manusia dihabiskan untuk memberi makan otak. Manusia sebegitu jauh lebih pintar dari spesies lain mana pun. Hal semacam itu tidak terjadi karena lingkungan meningkatkan tingkat kesulitannya sedikit. Kemudian organismenya hanya akan menjadi sedikit lebih pintar untuk memecahkan mereka. Berakhir dengan otak yang berukuran raksasa akan memerlukan suatu proses evolusi pelarian, sesuatu yang akan mendorong dan mendorong tanpa batas.

Dan ilmuwan hari ini memiliki tebakan yang cukup bagus atas proses evolusi pelarian apa itu.

Harry pernah satu kali membaca satu buku terkenal yang berjudul Chimpanzee Politics. Buku itu menjelaskan bagaimana seekor simpanse dewasa bernama Luit menghadapi satu alpha yang mulai tua, Yeroen, dengan bantuan simpanse muda, yang baru saja mulai dewasa bernama Nikkie. Nikkie tidak mencampuri secara langsung dalam pertarungan antara Luit dan Yeroen, tapi mencegah pendukung lain Yoroen dalam suku untuk datang menolongnya, mengalihkan mereka ketika keadaan mulai memanas antara Luit dan Yeroen. Dan pada saatnya Luit akhirnya menang, dan menjadi alpha baru, dengan Nikkie sebagai yang terkuat kedua тАж

тАж walau tak membutuhkan waktu terlalu lama setelahnya untuk Nikkie membentuk aliansi dengan Yoroen yang dikalahkan, menggulingkan Luit, dan menjadi alpha baru yang baru.

Itu benar-benar membuatmu menghargai apa yang jutaan tahun dari para hominid yang mencoba saling memperdayaтАУsuatu perlombaan senjata evolusi tanpa batasтАУsudah membawa ke jalan peningkatan kapasitas mental.

Ya, taulah, karena seorang manusia akan benar-benar bisa melihat hal seperti itu datang.

*

Dan di samping Harry, Draco berjalan, menahan senyumannya saat dia memikirkan balas dendamnya.

Suatu hari, mungkin setelah bertahun-tahun tapi suatu hari, Harry Potter akan belajar apa artinya meremehkan seorang Malfoy.

Draco sudah terbangkitkan sebagai seorang ilmuwan dalam satu hari. Harry sudah mengatakan kalau itu tak seharusnya terjadi selama berbulan-bulan.

Tapi tentu saja jika kau adalah seorang Malfoy, kau akan menjadi ilmuwan yang lebih kuat dari siapapun yang bukan.

Jadi Draco akan mempelajari seluruh metode rasionalitas milik Harry Potter, dan ketika waktunya sudah matangтАУ

*Chapter 25*: Menunda Pemberian Solusi

Untuk mencari kehidupan baru, dan J. K. Rowling!

Catatan: Karena sains di dalam cerita ini biasanya benar sepenuhnya, aku sertakan peringatan bahwa dalam Bab 22-25 Harry mengabaikan banyak kemungkinan, yang paling penting adalah bahwa terdapat banyak gen magis tapi mereka semua ada pada satu kromosom (yang tak akan terjadi dengan alami, tapi kromosomnya mungkin sudah direkayasa). Dalam kasus ini, pola pewarisannya akan berupa Mendelian, tapi kromosom magis masih bisa terdegradasi oleh persilangan kromosom dengan homolog nonmagisnya. (Harry sudah membaca tentang Mendel dan kromosom di dalam buku-buku sejarah sains, tapi dia tidak cukup mempelajari genetika nyata untuk mengetahui tentang persilangan kromosom. Hey, dia baru sebelas tahun.) Bagaimanapun juga, biarpun jurnal sains modern akan menemukan lebih banyak hal untuk dipermasalahkan, semua yang Harry sajikan sebagai bukti kuat adalah kenyataannya memang suatu bukti kuatтАУkemungkinan yang lain adalah teramat kecil.

*

Babak 2:

(Matahari bersinar dengan cemerlang ke dalam Aula Besar dari langit-langit yang dimantrai di atas, menerangi para murid saat mereka duduk di bawah langit terbuka, gemerlapan di piring dan mangkok mereka, setelah, disegarkan oleh tidur malam, mereka menghirup sarapan dalam persiapan untuk apa pun rencana yang mereka buat untuk hari Minggu mereka.)

Jadi. Hanya ada satu hal yang membuatmu menjadi penyihir.

Itu tidak mengejutkan, ketika kau memikirkannya. Apa yang DNA lakukan sebagian besar adalah memberi tahu ribosom bagaimana mengaitkan beberapa asam amino menjadi protein. Fisika konvensional sepertinya cukup mampu untuk menjelaskan asam amino, dan tak peduli berapa banyak asam amino yang kamu rangkai, fisika konvensional mengatakan kau tidak akan, tidak akan pernah memperoleh sihir darinya.

Dan tetap sihir sepertinya termasuk dalam pewarisan, mengikuti DNA.

Kalau begitu itu mungkin bukan karena DNA yang merangkai beberapa asam amino nonmagis ke dalam protein yang magis.

Malah urutan DNA kuncinya tidak, dalam dirinya sendiri, memberimu sihirmu sama sekali.

Sihir datang dari sesuatu yang lain.

(Di meja Ravenclaw ada satu bocah yang menerawang ke ruang kosong, saat tangan kanannya dengan otomatis menyuapi beberapa makanan tak penting ke mulutnya dari apa pun yang ada di depannya. Kau mungkin bisa menggantikannya dengan tumpukan lumpur dan dia tak akan memperhatikan.)

Dan untuk alasan tertentu suatu Sumber Sihir memberi perhatian pada suatu penanda DNA tertentu di antara individu yang merupakan manusia keturunan-kera biasa dalam hal apa pun.

(Sebenarnya ada cukup banyak anak laki-laki dan perempuan menerawang ke ruang kosong. Ini memang meja Ravenclaw, bagaimanapun juga.)

Ada garis logika lain yang menuju ke kesimpulan yang sama. Permesinan kompleks akan selalu universal di dalam spesies yang berreproduksi secara seksual. Jika gen B bergantung pada gen A, maka A harus memiliki kegunaan sendiri, dan meningkat sampai nyaris-universal di dalam kolam gen sendiri, sebelum B bisa cukup sering berguna untuk memberi keuntungan kesesuaian. Kemudian begitu B sudah universal kau akan memperoleh varian A* yang bergantung pada B, dan kemudian C yang bergantung pada A* dan B kemudian B* yang bergantung pada C, sampai seluruh mesin akan runtuh jika kau menghilangkan satu bagian. Tapi itu semua harus terjadi secara bertahapтАУevolusi tak pernah melihat ke depan, evolusi tak akan pernah mendukung B dalam persiapan untuk A menjadi universal nantinya. Evolusi adalah fakta historis sederhana bahwa, organisme apa pun yang memang benar memiliki anak paling banyak, gen merekalah yang akan lebih sering terdapat pada generasi selanjutnya. Jadi tiap bagian dari suatu mesin kompleks harus menjadi nyaris universal sebelum bagian lain di dalam mesin berevolusi untuk bergantung pada kehadirannya.

Jadi permesinan kompleks, saling bergantung, mesin protein rumit yang mengantarkan kehidupan, akan selalu universal di dalam spesies yang berreproduksi secara seksualтАУkecuali untuk sekelompok kecil varian non-saling-bergantung yang dipilih di waktu tertentu, saat kekompleksan lebih jauh dengan perlahan dijabarkan. Itulah kenapa seluruh manusia memiliki rancangan otak yang sama, emosi yang sama, ekspresi wajah yang sama yang terhubung pada emosi-emosi tersebut; adaptasi itu memang kompleks, jadi mereka haruslah universal.

Jika sihir memang seperti itu, suatu adaptasi kompleks yang besar dengan banyak gen-gen yang diperlukan, maka seorang penyihir kawin dengan seorang Muggle akan menghasilkan seorang anak dengan hanya setengah dari bagian-bagian itu dan setengah mesin tidak akan melakukan banyak. Dan dengan demikian tidak akan ada Muggleborn, selamanya. Bahkan jika seluruh bagian sudah secara sendiri-sendiri masuk ke dalam kolam gen Muggle, mereka tak akan pernah tersusun kembali sepenuhnya pada satu tempat untuk membentuk seorang penyihir.

Tidak pernah ada bukit manusia yang terisolir secara genetik yang tersandung pada jalur evolusi yang menuju pada bagian magis rumit dari otak. Permesinan kompleks genetis itu, jika para penyihir kawin silang dengan Muggle, tak akan pernah tersusun kembali menjadi Muggleborn.

Jadi bagaimanapun genmu menjadikanmu seorang penyihir, itu bukanlah dengan memuat cetak biru untuk permesinan yang rumit.

Itu adalah alasan lain Harry menebak pola Mendelian akan ada di sana. Jika gen magis tidak rumit, kenapa ada lebih dari satu?

Dan tetap sihir itu sendiri sepertinya cukup rumit. Suatu Mantra pengunci pintu akan mencegah pintu dari terbuka dan mencegahmu dari melakukan Transfigurasi atas engselnya dan menolak Finite Incantatem dan Alohomora. Banyak elemen seluruhnya menunjuk kepada satu arah: kau bisa menyebutnya suatu orientasi-tujuan, atau dalam bahasa yang lebih sederhana, bertujuan.

Hanya ada dua penyebab yang dikenal atas kompleksitas bertujuan. Seleksi alami, yang menghasilkan hal-hal seperti kupu-kupu. Dan teknik mesin cerdas, yang menghasilkan hal-hal seperti mobil.

Sihir seolah tidak seperti sesuatu yang sudah membentuk dirinya sendiri ke dalam eksistensi. Mantra memang dengan sengaja dibuat rumit, tapi bukan, seperti seekor kupu-kupu, rumit untuk tujuan membuat salinan dari mereka sendiri. Mantra rumit untuk tujuan melayani penggunanya, seperti sebuah mobil.

Beberapa teknisi cerdas, kalau begitu, sudah membuat Sumber Sihir, dan memerintahkannya untuk memberi perhatian pada suatu tanda DNA yang khusus.

Pikiran jelas selanjutnya adalah bahwa ini ada hubungannya dengan “Atlantis”.

Harry sudah bertanya kepada Hermione tentang yang tadiтАУdi kereta menuju Hogwarts setelah mendengar Draco mengatakannyaтАУdan sejauh yang dia tahu, tak ada lagi yang diketahui lebih daripada kata itu sendiri.

Itu mungkin adalah murni legenda. Tapi itu juga cukup masuk akal kalau suatu peradaban berisi para pengguna-sihir, khususnya yang berasal sebelum Interdict of Merlin, bisa saja akhirnya meledakkan diri mereka sendiri.

Garis argumennya berlanjut: Atlantis merupakan suatu peradaban terisolir yang entah bagaimana membawa suatu Sumber Sihir, dan memerintahkannya hanya melayani orang-orang dengan penanda genetis Atlantean, darah Atlantis.

Dan dengan logika yang sama: Kata-kata yang seorang penyihir katakan, gerakan tongkat sihir, semua itu tidak cukup rumit secara sendirian untuk membentuk efek mantra dari tidak adaтАУtidak dalam hal bahwa tiga milyar pasangan dasar dari DNA manusia memang benar-benar cukup rumit untuk membentuk suatu tubuh manusia dari tidak ada, tidak dalam hal program komputer membutuhkan ribuan byte data.

Jadi kata-kata dan gerakan tongkat sihir hanyalah pemicu, tuas yang ditarik pada suatu mesin tersembunyi dan lebih kompleks. Tombol, bukannya cetak biru.

Dan sama seperti program komputer tidak akan ter-compile jika kamu membuat satu kesalahan penulisan, Sumber Sihir tidak akan meresponmu kecuali kau melemparkan mantramu dengan cara yang tepat benar.

Rangkaian logikanya memang tak terelakkan.

Dan itu mengarah tanpa bisa dihindari kepada satu kesimpulan akhir.

Para leluhur kuno dari para penyihir, ribuan tahun sebelumnya, sudah memerintahkan Sumber Sihir untuk hanya membuat benda-benda melayang jika kau mengatakan …

‘Wingardium Leviosa.’

Harry terpuruk di meja sarapan, menyandarkan keningnya dengan letih pada tangan kanannya.

Ada satu cerita dari hari-hari awal Kecerdasan BuatanтАУdahulu ketika mereka baru memulai dan tak ada seorang pun yang menyadari kalau masalahnya akan sukarтАУtentang seorang profesor yang mendelegasikan salah satu dari mahasiswa pascasarjananya untuk memecahkan masalah visi komputer.

Harry mulai memahami bagaimana perasaan mahasiswa pascasarjana itu.

Ini akan memerlukan waktu.

Kenapa membutuhkan usaha lebih untuk melemparkan mantra Alohomora, jika itu hanya seperti menekan satu tombol?

Siapa yang cukup bodoh untuk membentuk suatu mantra untuk Avada Kedavra yang hanya bisa dilemparkan memakai kebencian?

Kenapa Transfigurasi tanpa kata memerlukanmu untuk membuat pemisahan batin total antara konsep bentuk dan konsep material?

Harry mungkin akan belum selesai dengan masalah ini saat dia lulus dari Hogwarts. Dia mungkin masih berusaha menyelesaikan masalah ini ketika dia tiga puluh tahun. Hermione memang benar, Harry tak menyadarinya pada tingkat insting sebelumnya. Dia baru saja memberi pidato inspiratif tentang determinasi.

Pikiran Harry sesaat mempertimbangkan untuk menerima pada tingkat insting kalau dia mungkin tak akan memecahkan masalah ini sama sekali, kemudian memutuskan bahwa itu membawa permasalahannya terlalu jauh.

Lagipula, selama dia bisa memperoleh paling tidak sampai keabadian di beberapa dekade pertama, dia akan baik-baik saja.

Metode apa yang Pangeran Kegelapan gunakan? Kalau dipikir kembali, kenyataan bahwa sang Pangeran Kegelapan entah bagaimana berhasil selamat dari kematian tubuh pertamanya nyaris tak terhingga lebih penting daripada kenyataan bahwa dia mencoba mengambil alih Inggris sihirтАУ

“Permisi,” kata suara yang sudah diharapkan dari belakangnya dalam nada yang sama sekali tak terduga. “Sesuai kenyamanan anda, Tn. Malfoy meminta kesediaan anda untuk berbincang-bincang.”

Harry tidak tersedak pada sereal sarapannya. Sebaliknya dia berputar dan melihat Tn. Crabbe.

“Permisi,” kata Harry. “Bukannya maksudmu ‘Si bos pengen ngomong ma lo’?”

Tn. Crabbe tak terlihat senang. “Tn. Malfoy memerintahkanku untuk berbicara dengan benar.”

“Aku tak bisa mendengarmu,” kata Harry. “Kau tak berbicara dengan benar.” Dia berbalik lagi ke mangkok butiran salju kristal biru dan dengan sengaja memakan satu sendok lagi.

“Si bos pengen ngomong sama lo,” datang suara mengancam dari belakangnya. “Lo mending ktemu ma dia klo lo mau aman.”

Nah. Sekarang semua berjalan sesuai rencana.

*

Babak 1:

“Alasan?” kata sang penyihir tua. Dia menahan amarahnya dari wajahnya. Bocah di hadapannya adalah korbannya, dan jelas tak perlu merasa ketakutan lebih jauh. “Tidak ada yang bisa jadi alasanтАУ”

“Apa yang kulakukan terhadapnya jauh lebih buruk.”

Si penyihir tua terpaku dalam kengerian seketika. “Harry, apa yang sudah kau lakukan?”

“Aku mengelabui Draco supaya mempercayai kalau aku mengelabuinya untuk ikut dalam suatu ritual yang akan mengorbankan kepercayaannya dalam darah murnisme. Dan itu artinya dia tak bisa lagi menjadi seorang Pelahap Maut ketika dia dewasa. Dia sudah kehilangan segalanya, Kepala Sekolah.”

Ada diam yang panjang di dalam kantor, dipecahkan hanya oleh hembusan dan siulan kecil dari benda-benda aneh, yang setelah cukup banyak waktu akhirnya seperti kesunyian.

“Wah wah,” kata si penyihir tua, “Aku jelas merasa bodoh. Dan di sini aku mengira kalau kamu akan mencoba menebus keturunan Malfoy dengan, sebut saja, menunjukkannya kebaikan dan persahabatan sejati.”

“Ha! Yeah, seolah yang semacam itu akan berhasil.”

Si Penyihir tua mendesah. Ini jelas membawa masalah terlalu jauh. “Katakan padaku, Harry. Apakah bahkan pernah terpikir olehmu kalau ada sesuatu yang tak kongruen tentang melakukan penebusan atas seseorang memakai kebohongan dan tipu muslihat?”

“Aku melakukannya tanpa mengatakan kebohongan secara langsung, dan karena kita membicarakan tentang Draco Malfoy di sini, aku pikir kata yang anda cari adalah kongruen.” Si bocah terlihat cukup pongah.

Si penyihir tua menggelengkan kepalanya putus asa. “Dan inilah pahlawannya. Kita sudah ditakdirkan binasa.”

*

Babak 5:

Lorong batu kasar panjang, sempit, tak diterangi kecuali oleh satu tongkat sihir bocah, seolah-olah memanjang sampai bermil-mil.

Alasan untuk ini adalah sederhana: Ini memang memanjang sampai bermil-mil.

Waktunya adalah pukul tiga di pagi hari, dan Fred dan George mulai jalan panjang menyusuri jalur rahasia yang mengarah dari satu patung penyihir bermata satu di Hogwarts, kepada ruang bawah tanah toko permen Honeydukes di Hogsmeade.

“Bagaimana keadaannya?” kata Fred dalam suara rendah.

(Bukannya ada orang yang akan mendengarkan, tapi ada sesuatu yang janggal tentang berbicara dalam suara normal ketika kamu melewati suatu jalan rahasia.)

“Masih belum jelas,” kata George.

“Keduanya, atauтАУ”

“Berselang salah satunya jadi baik dengan sendirinya. Yang lain tetap sama.”

Peta itu adalah suatu artefak yang luar biasa kuat, mampu untuk melacak tiap makhluk yang memiliki kecerdasan di tanah sekolah, dalam waktu nyata, dengan nama. Hampir pasti, itu diciptakan selama pendirian awal Hogwarts. Adalah tak baik kalau kesalahan mulai muncul. Kemungkinannya adalah bahwa tak ada seorang pun kecuali Dumbledore yang bisa memperbaikinya ketika ini rusak.

Dan si kembar Weasley tak akan menyerahkan Peta itu kepada Dumbledore. Itu akan jadi penghinaan tak termaafkan pada para MaraudersтАУempat orang tak dikenal yang berhasil mencuri bagian dari sistem keamanan Hogwarts, sesuatu yang mungkin dibuat oleh Salazar Slytherin sendiri, dan merubahnya menjadi suatu alat untuk keisengan murid.

Beberapa mungkin menganggapnya tak menghormati.

Beberapa mungkin menganggapnya kriminal.

Si kembar Weasley dengan teguh percaya bahwa kalau Godric Gryffindor ada di sini untuk melihatnya, dia akan menyetujui.

Kedua bersaudara itu berjalan terus dan terus dan terus, sebagian besar dalam diam. Si kembar Weasley hanya saling berbicara ketika mereka memikirkan tentang keisengan baru, atau ketika salah satu dari mereka mengetahui suatu hal yang tak diketahui oleh yang lain. Selain itu tak ada gunanya. Jika mereka sudah mengetahui informasi yang sama, mereka cenderung untuk memikirkan pikiran yang sama dan membuat keputusan yang sama.

(Di hari-hari lampau, ketika kembar identik magis lahir, sudah merupakan suatu tradisi untuk membunuh salah satu dari mereka setelah lahir.)

Pada akhirnya, Fred dan George memanjat ke dalam gudang bawah tanah berdebu, bertebaran dengan beragam tong dan rak penuh bahan-bahan aneh.

Fred dan George menunggu. Tidak akan sopan untuk melakukan hal lain.

Sebelum terlalu lama seorang pria tua kurus dalam piyama hitam turun dari tangga yang menuju gudang bawah tanah, menguap. “Halo, nak,” kata Ambrosius Flume. “Aku tak mengharapkan kalian malam ini. Sudah kehabisan stok?”

Fred dan George memutuskan kalau Fred yang akan berbicara.

“Tidak juga, Tn. Flume,” kata Fred. “Kami berharap kalau anda bisa membantu kamu dengan sesuatu yang jelas lebih тАж menarik.”

“Sekarang, nak,” kata Flume, terdengar berat, “aku harap kalian tak membangunkanku hanya supaya aku bisa mengatakan pada kalian lagi kalau aku tak akan menjual pada kalian dagangan apa pun yang bisa membuat kalian mendapat masalah besar. Tidak sampai kalian enam belas, paling tidakтАУ”

George mengeluarkan suatu benda dari jubahnya, dan tanpa berkata mengulurkannya pada Flume. “Apakah kau sudah melihat ini?” kata Fred.

Flume melihat edisi kemarin dari Daily Prophet dan mengangguk, membersut. Judul pada surat kabar mengatakan PANGERAN KEGELAPAN SELANJUTNYA? dan menunjukkan satu bocah muda yang kamera beberapa murid berhasil tangkap dalam suatu ekspresi dingin dan suram yang sama sekali tak sesuai karakter.

“Aku tak percaya Malfoy itu,” Flume membentak. “Mengincar bocah ini ketika dia hanya sebelas! Pria itu harusnya digiling dan dipakai untuk membuat cokelat!”

Fred dan George berkedip bersamaan. Malfoy ada di belakang Rita Skeeter? Harry Potter tak memperingatkan mereka tentang itu тАж yang pastinya berarti bahwa Harry tidak tahu. Dia tak akan melibatkan mereka jika dia tahu тАж .

Fred dan George bertukar pandangan. Yah, Harry tak perlu tahu sampai setelah pekerjaannya selesai.

“Tn. Flume,” kata Fred dengan sunyi, “si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup membutuhkan bantuanmu.”

Flume melihat mereka berdua.

Kemudian dia menghembuskan napasnya dengan desahan.

“Baiklah,” kata Flume, “apa yang kalian inginkan?”

*

Babak 6:

Ketika Rita Skeeter sudah sungguh-sungguh mengincar suatu mangsa lezat, dia cenderung tidak memperhatikan para semut yang berlarian yang menyusun sisa alam semesta, yang adalah bagaimana dia nyaris menabrak seorang pria muda yang mulai botak yang melangkah ke jalannya.

“Miss Skeeter,” kata si pria, terdengar cukup berat dan dingin untuk seseorang yang wajahnya terlihat semuda itu. “Senang sekali bertemu denganmu di sini.”

“Menyingkir dari jalanku, bocah!” bentak Rita, dan mencoba melangkah mengelilinginya.

Si pria di jalannya menyamakan gerakan sebegitu sempurna hingga seolah keduanya tidak bergerak sama sekali, hanya berdiri diam selagi jalanan bergerak di sekeliling mereka.

Mata Rita menyempit. “Kau pikir dirimu siapa?”

“Betapa amat bodoh,” kata si pria dengan kering. “Akan bijaksana untuk mengingat wajah dari Pelahap Maut penyamar yang melatih Harry Potter untuk jadi Pangeran Kegelapan selanjutnya. Bagaimanapun juga,” satu senyuman tipis, “itu jelas terdengar seperti seseorang yang tak ingin kau temui di jalan, khususnya setelah melakukan tulisan pencemoohan atasnya di surat kabar.”

Rita membutuhkan sesaat untuk menempatkan rujukan itu. Ini adalah Quirinus Quirrell? Dia terlihat terlalu muda dan terlalu tua di saat bersamaan; wajahnya, jika dikendurkan dari pose berat dan meremehkannya, akan berasal dari seseorang di tiga puluhan akhir. Dan rambutnya sudah mulai rontok? Tidak mampukah dia menyewa penyembuh?

Tidak, itu tidak penting, dia ada jadwal dan tempat dan kumbang untuk dilakukan. Dia baru saja menerima informasi anonim tentang Madam Bones yang menghabiskan waktu dengan salah satu asisten lebih mudanya, Bones termasuk tinggi di dalam daftarnya. Si pemberi informasi sudah mengatakan bahwa Bones dan asisten mudanya akan menikmati makan siang di ruangan spesial di Mary’s Place, satu ruangan yang sangat populer untuk tujuan tertentu; suatu ruangan yang, dia temukan, aman terhadap semua alat pendengar, tapi tidak untuk satu kumbang biru cantik yang bertengger di satu dinding тАж .

“Menyingkir dari jalanku!” kata Rita, dan mencoba mendorong Quirrell dari jalannya. Tangan Quirrell menyentuh tangannya, membelokkannya, dan Rita tertegun saat dorongannya menyambar udara kosong.

Quirrell menarik lengan jubah kirinya, menunjukkan tangan kirinya. “Perhatikan,” kata Quirrell, “tak ada Tanda Kegelapan. Aku ingin surat kabarmu menerbitkan pencabutan.”

Rita membuat satu tawa tak percaya. Tentu saja pria ini bukan benar-benar Pelahap Maut. Surat kabar tak akan menerbitkannya kalau memang benar. “Lupakan saja, bocah. Sekarang enyahlah.”

Quirrell menatapnya untuk sesaat.

Kemudian dia tersenyum.

“Miss Skeeter,” kata Quirrell, “Aku sudah berharap menemukan suatu pengungkit yang terbukti persuasif. Tapi tetap aku tak bisa menyangkal diriku sendiri kenikmatan dalam menghancurkanmu.”

“Itu sudah dicoba. Sekarang menyingkir dari jalanku, bocah, atau aku akan memanggil beberapa Auror dan membuatmu ditangkap karena menghalangi jurnalisme.”

Quirrell memberikannya bungkukan kecil, dan kemudian berjalan melewatinya. “Selamat tinggal, Rita Skeeter,” kata suara dari belakangnya.

Saat Rita berjalan dengan tergesa-gesa, dia memperhatikan di belakang pikirannya bahwa pria itu menyiulkan suatu lagu saat dia pergi.

Seolah itu bisa menakutinya.

*

Babak 4:

“Maaf, aku tidak ikut,” kata Lee Jordan. “Aku lebih ke tipe laba-laba raksasa.”

Si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup sudah mengatakan kalau dia punya pekerjaan penting untuk Order of Chaos, sesuatu yang serius dan rahasia, lebih signifikan dan sulit dari keisengan biasa mereka.

Dan kemudian Harry Potter meluncur ke dalam suatu pidato yang memang inspiratif, walau samar. Suatu pidato pada efek bahwa Fred dan George dan Lee memiliki potensial luar biasa jika mereka mau belajar untuk menjadi lebih aneh. Untuk membuat kehidupan orang-orang surreal, bukannya hanya mengejutkan mereka dengan sesuatu yang setara dengan seember air yang disiapkan di atas pintu. (Fred dan George saling bertukar pandangan, mereka tak pernah memikirkan yang itu.) Harry Potter memanggil suatu gambar dari keisengan yang mereka lakukan terhadap NevilleтАУyang, Harry singgung dengan suatu penyesalan, yang karenanya dia dikunyah oleh Topi SeleksiтАУtapi yang harusnya membuat Neville meragukan kewarasannya sendiri. Untuk Neville itu pasti terasa seperti seketika dipindahkan ke suatu alam semesta yang berbeda. Dalam cara yang sama yang semua orang rasakan ketika mereka melihat Snape meminta maaf. Itu adalah kekuatan sejati dari keisengan.

Apakah kalian bersamaku? Sorak Harry Potter, dan Lee Jordan sudah mengatakan tidak.

“Kami ikut,” kata Fred, atau mungkin George, karena tidak ada keraguan kalau Godric Gryffindor pasti akan mengatakan ya.

Lee Jordan memberikan senyuman penyesalan, dan berdiri, dan meninggalkan koridor yang sepi dan Disunyikan tempat di mana keempat anggota Order of Chaos bertemu dan duduk di dalam lingkaran konspiratif.

Ketiga anggota Order of Chaos langsung masuk ke inti masalah.

(Itu tidaklah sesedih itu. Fred dan George akan masih bekerja dengan Lee di keisengan laba-laba raksasa, sama seperti biasanya. Mereka hanya baru-baru ini menyebutnya Order of Chaos untuk merekrut Harry Potter, setelah Ron memberi tahu mereka tentang Harry yang berlaku aneh dan jahat, dan Fred dan George memutuskan untuk menyelamatkan Harry dengan menunjukkannya kebaikan dan persahabatan sejati. Untungnya ini tak lagi dianggap perluтАУwalau mereka tidak begitu yakin tentang itu тАж .)

“Jadi,” kata salah satu dari si kembar, “tentang apa ini?”

“Rita Skeeter,” kata Harry. “Apa kalian tahu siapa dia?”

Fred dan George mengangguk, mengerutkan dahi.

“Dia menanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang aku.”

Itu bukan berita bagus.

“Bisa kalian tebak apa yang aku ingin kalian lakukan?”

Fred dan George melihat satu sama lain, sedikit bingung. “Kau ingin kami menyelipkannya beberapa dari permen kami yang lebih menarik?”

“Tidak,” kata Harry. “Tidak, tidak, tidak! Itu adalah pemikiran laba-laba-raksasa! Ayolah, apa yang akan kalian lakukan jika kalian mendengar Rita Skeeter mencari rumor tentang kalian?”

Itu membuatnya sangat jelas.

Seringai-seringai mulai muncul di wajah Fred dan George.

“Memulai rumor tentang diri kita sendiri,” mereka menjawab.

“Tepat,” kata Harry, tersenyum lebar. “Tapi ini tak bisa hanya rumor sembarangan. Aku ingin memberi pelajaran pada orang-orang untuk tak pernah mempercayai apa yang surat kabar katakan tentang Harry Potter, lebih dari yang Muggle percaya apa yang surat kabar katakan tentang Elvis. Awalnya aku hanya memikirkan tentang membanjiri Rita Skeeter dengan sebegitu banyak rumor hingga dia tak tahu yang mana yang akan dipercaya, tapi kemudian dia hanya akan melakukan cherry-pick atas yang terdengar masuk akal dan buruk. Jadi apa yang aku ingin kalian lakukan adalah membuat suatu cerita palsu tentangku, dan buat Rita Skeeter entah bagaimana mempercayainya. Tapi itu harus adalah sesuatu yang, setelahnya, semua orang akan tahu kalau itu hanya cerita bualan. Kita ingin memperbodoh Rita Skeeter dan editornya, dan setelahnya memiliki bukti yang muncul bahwa itu adalah suatu kebohongan. Dan tentu sajaтАУdengan hal-hal tadi sebagai persyaratannyaтАУceritanya harus sebegitu tak masuk akal yang mungkin dikarang, dan masih bisa naik cetak. Apa kalian paham apa yang aku ingin kalian lakukan?”

“Tidak juga тАж .” kata Fred dan George perlahan. “Kau ingin kami menciptakan ceritanya?”

“Aku ingin kalian melakukan semuanya,” kata Harry Potter. “Aku bisa dibilang sedang sibuk sekarang, tambah lagi aku ingin bisa mengatakan dengan jujur kalau aku tak tahu apa yang akan datang. Buat aku terkejut.”

Untuk sesaat ada seringai yang teramat jahat di wajah Fred dan George.

Kemudian mereka berubah serius. “Tapi Harry, kami tak begitu tahu bagaimana melakukan hal seperti ituтАУ”

“Kalau begitu segeralah cari tahu,” kata Harry. “Aku percaya pada kalian. Bukan kepercayaan total, tapi jika kalian tak bisa melakukannya, beri tahu aku, dan aku akan mencoba orang yang lain, atau melakukannya sendiri. Jika kalian memiliki gagasan yang sangat bagusтАУuntuk cerita tak masuk akalnya, dan bagaimana meyakinkan Rita Skeeter dan editornya untuk mencetaknyaтАУkemudian kalian bisa langsung melaksanakannya. Tapi jangan hanya sesuatu yang setengah-setengah. Jika kalian tak bisa membuat sesuatu yang keren, bilang saja.”

Fred dan George saling memberi pandangan khawatir.

“Aku tak bisa memikirkan apa pun,” kata George.

“Aku juga tidak,” kata Fred. “Maaf.”

Harry menatap mereka.

Dan kemudian Harry mulai menjelaskan bagaimana cara untuk memikirkan sesuatu.

Sudah diketahui kalau membutuhkan waktu lebih lama dari dua detik, kata Harry.

Kalian jangan pernah menyebut pertanyaan apa pun mustahil, kata Harry, sampai kalian mengambil jam nyata dan memikirkannya selama lima menit, menurut gerakan jarum menit. Bukan menit metafora, lima menit menurut jam fisik.

Dan lebih jauh, kata Harry, suaranya empatik dan tangan kanan memukul keras di lantai, kalian tidak memulai langsung mencari solusinya.

Harry kemudian meluncur ke dalam penjelasan tentang suatu tes yang dilakukan oleh seseorang bernama Norman Maier, yang merupakan seseorang yang disebut psikolog organisasional, dan yang menanyakan dua kelompok pemecah masalah berbeda untuk memecahkan suatu masalah.

Masalahnya, kata Harry, melibatkan tiga pegawai yang melakukan tiga pekerjaan. Pegawai junior ingin hanya melakukan pekerjaan yang termudah. Pegawai senior ingin merotasi di antara berbagai pekerjaan, untuk menghindari kebosanan. Seorang ahli efisiensi sudah merekomendasikan untuk memberikan si junior pekerjaan termudah dan si senior pekerjaan tersulit, yang akan 20% lebih produktif.

Satu kelompok pemecah masalah diberi instruksi “Jangan memberikan solusi sampai masalahnya didiskusikan setuntas mungkin tanpa menyarankan apa pun.”

Kelompok pemecah masalah lain tidak diberi instruksi apa pun. Dan orang-orang itu melakukan hal yang alami, dan berreaksi pada adanya masalah dengan menawarkan solusi-solusi. Dan orang-orang mulai terikat pada solusi-solusi itu, dan mulai bertengkar tentang mereka, dan memperdebatkan tentang kepentingan relatif antara kebebasan versus efisiensi dan sebagainya.

Kelompok pemecah masalah pertama, kelompok yang diberi instruksi untuk mendiskusikan masalahnya terlebih dulu dan kemudian memecahkannya, akan lebih mungkin untuk menemukan solusinya untuk membiarkan si pegawai junior terus dengan pekerjaan termudah dan merotasi kedua orang lain di antara dua pekerjaan lainnya, yang menurut data si ahli mengatakan akan jadi 19% peningkatan.

Memulai dengan mencari solusi adalah membawa masalah benar-benar tak sesuai urutan. Seperti memulai makan dengan makanan penutup, hanya jelek.

(Harry juga mengutip seseorang bernama Robyn Dawes yang mengatakan bahwa semakin sulit suatu masalah, semakin mungkin orang-orang mencoba memecahkannya secepatnya.)

Jadi Harry akan meninggalkan masalah ini pada Fred dan George, dan mereka akan mendiskusikan seluruh aspeknya dan melakukan brainstorm atas apa pun yang mereka pikir mungkin sedikit saja relevan. Dan mereka tidak boleh mencoba menciptakan suatu solusi nyata sampai mereka selesai melakukan itu, kecuali tentu saja mereka memang tanpa sengaja memikirkan sesuatu yang keren, yang dalam hal itu mereka bisa menulisnya untuk nanti dan kemudian kembali berpikir. Dan dia tidak ingin mendengar apa pun dari mereka tentang yang mereka sebut tak bisa memikirkan apa pun untuk paling tidak seminggu. Beberapa orang menghabiskan berdekade mencoba untuk memikirkan suatu hal.

“Ada pertanyaan?” kata Harry.

Fred dan George saling bertukar pandang.

“Aku tak bisa memikirkan apa pun.”

“Aku juga tidak.”

Harry terbatuk dengan lembut. “Kalian tidak menanyakan tentang anggaran belanja kalian.”

Anggaran belanja? pikir mereka.

“Aku bisa saja memberi tahu kalian jumlahnya,” kata Harry. “Tapi aku pikir ini akan lebih inspiratif.”

Tangan Harry masuk ke dalam jubahnya, dan mengeluarkanтАУ

Fred dan George hampir terjatuh, meskipun mereka sedang duduk.

“Jangan membelanjakannya hanya untuk membelanjakannya,” kata Harry. Di lantai batu di depan mereka berkilauan sejumlah uang yang benar-benar luar biasa banyak. “Belanjakan hanya jika kekerenan memerlukan; dan apa yang kekerenan memang perlukan, jangan ragu-ragu untuk membelanjakan. Jika ada yang tersisa, kembalikan saja setelahnya, aku mempercayai kalian. Oh, dan kalian memperoleh sepuluh persen dari itu, tak peduli seberapa banyak yang akhirnya kalian belanjakanтАУ”

“Kami tidak bisa!” sembur salah satu dari si kembar. “Kami tak menerima uang untuk hal semacam itu!”

(Si kembar tak pernah mengambil uang untuk melakukan sesuatu yang ilegal. Tak diketahui oleh Ambrosius Flume, mereka menjual seluruh barang dagangannya dengan nol persen markup. Fred dan George ingin bisa mengakuтАУdi bawah pengaruh Veritaserum kalau perluтАУbahwa mereka bukanlah kriminal yang mengeruk keuntungan, hanya menyediakan layanan publik.)

Harry mengerutkan dahi pada mereka. “Tapi aku meminta kalian untuk melakukan pekerjaan nyata di sini. Seorang dewasa akan memperoleh bayaran untuk melakukan hal semacam ini, dan itu akan tetap dihitung sebagai bantuan untuk seorang teman. Kalian tak bisa hanya menyewa orang untuk hal semacam ini.”

Fred dan George menggelengkan kepala mereka.

“Baiklah,” kata Harry. “Aku hanya akan membelikan kalian hadiah Natal mahal, dan jika kalian mencoba mengembalikannya padaku aku akan membakarnya. Sekarang kalian tak tahu seberapa banyak yang akan kubelanjakan untuk kalian, kecuali, jelasnya, bahwa itu akan jadi lebih dari jika kalian mengambil bagian uang kalian. Dan aku akan tetap membelikan kalian hadiah itu, jadi pikirkan tentang itu sebelum kalian memberitahuku kalian tak bisa memikirkan apa pun yang keren.”

Harry berdiri, tersenyum, dan berbalik sementara Fred dan George masih ternganga dalam keterkejutan. Dia berjalan beberapa langkah, dan kemudian berputar balik.

“Oh, satu hal lagi,” kata Harry. “Jangan libatkan Profesor Quirrell dari apa pun yang kalian lakukan. Dia tidak suka publisitas. Aku tahu akan lebih mudah untuk membuat orang-orang mempercayai hal-hal aneh tentang sang Profesor Pertahanan daripada orang lain, dan aku minta maaf harus menghalangi jalur kalian seperti itu, tapi tolong, jangan libatkan Profesor Quirrell.”

Dan Harry berbalik lagi dan mengambil beberapa langkah lagiтАУ

Melihat ke belakang untuk yang terakhir kalinya, dan berkata, perlahan, “Terima kasih.”

Dan pergi.

Ada jeda panjang setelah dia pergi.

“Jadi,” kata salah satu.

“Jadi,” kata yang lain.

“Sang Profesor Pertahanan tidak suka publisitas, ya.”

“Harry tak mengenal kita dengan baik, ya.”

“Tidak, dia jelas tidak.”

“Tapi kita tak akan memakai uangnya untuk itu, tentu saja.”

“Tentu saja tidak, itu tak akan benar. Kita akan melakukan si Profesor Pertahanan dengan terpisah.”

“Kita akan menyuruh beberapa Gryffindor menulis ke Skeeter, dan mengatakan тАж”

“тАж lengan jubahnya terangkat satu kali di kelas Pertahanan, dan mereka melihat Tanda Kegelapannya тАж”

“тАж dan dia mungkin mengajari Harry Potter beragam hal-hal mengerikan тАж”

“тАж dan dia adalah Profesor Pertahanan yang terburuk yang siapapun pernah ingat di Hogwarts, dia tak hanya gagal mengajari kita, dia tak pernah benar dalam segala hal, kebalikan total dari apa yang seharusnya тАж”

“тАж seperti ketika dia mengatakan kalau kamu hanya bisa melemparkan Kutukan Pembunuh memakai cinta, yang membuatnya sedikit banyak tak berguna.”

“Aku suka yang itu.”

“Terima kasih.”

“Aku bertaruh si Profesor Pertahanan menyukainya juga.”

“Dia memang memiliki rasa humor. Dia tak akan memanggil kita seperti yang dia lakukan jika dia tak memiliki rasa humor.”

“Tapi apakah kita akan mampu melakukan pekerjaan Harry?”

“Harry mengatakan untuk mendiskusikannya sebelum mencoba memecahkannya, jadi mari lakukan.”

Si kembar Weasley memutuskan kalau George akan menjadi yang entusias sementara Fred ragu.

“Itu semua terlihat semacam kontradiksi,” kata Fred. “Dia ingin itu jadi seluar biasa mungkin hingga semua orang menertawakan Skeeter dan mengetahui kalau itu salah, dan dia ingin Skeeter mempercayainya. Kita tak bisa melakukan keduanya di waktu bersamaan.”

“Kita harus memalsukan suatu bukti untuk meyakinkan Skeeter,” kata George.

“Apakah itu suatu solusi?” kata Fred.

Mereka mempertimbangkan ini.

“Mungkin,” kata George, “tapi aku tak berpikir kalau kita harus seketat itu tentangnya, benar?”

Si kembar mengangkat bahu tanpa harap.

“Jadi kemudian bukti palsunya harus cukup baik untuk meyakinkan Skeeter,” kata Fred. “Bisakah kita benar-benar melakukan itu sendiri?”

“Kita tak harus melakukannya sendiri,” kata George, dan menunjuk ke tumpukan uang. “Kita bisa menyewa orang lain untuk membantu kita.”

Si kembar memperoleh pandangan merenung pada wajah mereka.

“Itu akan menghabiskan anggaran belanja Harry cukup cepat,” kata Fred. “Ini adalah uang yang banyak bagi kita, tapi ini bukanlah uang yang banyak bagi seseorang seperti Flume.”

“Mungkin orang akan memberikan diskon jika mereka tahu kalau ini untuk Harry,” kata George. “Tapi yang lebih penting dari semuanya, apa pun yang kita lakukan, itu haruslah sesuatu yang tak mungkin.”

Fred berkedip. “Apa maksudmu, tak mungkin?”

“Sebegitu tak mungkin hingga kita tak akan kena masalah, karena tak ada yang percaya kita bisa melakukannya. Sebegitu tak mungkin hingga bahkan Harry mulai bertanya-tanya. Itu haruslah sesuatu yang surreal, itu haruslah membuat orang mempertanyakan kewarasan mereka sendiri, itu haruslah sesuatu yang тАж lebih baik dari Harry.”

Mata Fred melebar dalam ketakjuban. Ini terjadi sesekali, di antara mereka, tapi tak sering. “Tapi kenapa?”

“Itu adalah keisengan. Itu semua adalah keisengan. Pie adalah keisengan. Remembrall adalah keisengan. Kucing Kevin Entwhistle adalah keisengan. Kitalah pelaku keisengan terbaik di Hogwarts, apakah kita akan berguling dan menyerah tanpa pertarungan?”

“Dia adalah Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup,” kata Fred.

“Dan kita adalah si kembar Weasley! Dia menantang kita. Dia berkata kalau kita bisa melakukan yang dia lakukan. Tapi aku bertaruh dia tak berpikir kalau kita akan pernah bisa sebagus dia.”

“Dia benar,” kata Fred, merasa cukup gugup. Si kembar Weasley memang sesekali tak sepaham bahkan ketika mereka memiliki informasi yang sama, tapi tiap kali mereka melakukannya tak terasa alami, seolah paling tidak salah seorang dari mereka pasti melakukan sesuatu yang salah. “Ini adalah Harry Potter yang kita bicarakan. Dia bisa melakukan yang tak mungkin. Kita tidak.”

“Ya kita bisa,” kata George. “Dan kita harus jadi lebih tak mungkin dari dia.”

“TapiтАУ” kata Fred.

“Itu adalah yang akan dilakukan Godric Gryffindor,” kata George.

Itulah yang menyelesaikan, dan si kembar tersentak kembali ke dalam тАж apa pun yang normal bagi mereka.

“Baiklah, kalau begituтАУ”

“тАУmari kita pikirkan.”

Chapter 26: Menyadari Kebingungan

Yakka foob mog. Grug pubbawup zink wattoom gazork. Chumble spuzz J. K. Rowling.

*

Jam kantor Profesor Quirrell adalah dari 11:40 sampai 11:55 AM pada hari Kamis. Itu adalah untuk semua muridnya di seluruh tahun. Akan membutuhkan satu poin Quirrell hanya untuk mengetuk pintu, dan jika dia pikir alasanmu tak layak memperoleh waktunya, kau akan kehilangan lima puluh lagi.

Harry mengetuk pintu.

Ada jeda. Kemudian suara menggigit berkata, “Aku pikir kau sekalian saja masuk, Tn. Potter.”

Dan sebelum Harry bisa menyentuh kenop pintunya, pintu itu terbanting membuka, memukul dinding dengan gemeretak tajam yang terdengar seperti sesuatu mungkin sudah rusak di kayunya, atau batunya, atau keduanya.

Profesor Quirrell bersandar di kursinya dan membaca satu buku yang terlihat tua mencurigakan, dibungkus dalam kulit biru malam dengan rune perak di punggungnya. Matanya tak bergerak dari halaman-halamannya. “Aku tidak dalam suasana hati yang baik, Tn. Potter. Dan ketika aku sedang tidak dalam suasana hati yang baik, aku bukan orang yang menyenangkan untuk didekati. Untuk kebaikanmu sendiri, lakukan urusanmu secepatnya dan pergi.”

Suatu kebekuan dingin meresap dari ruangan, seolah itu berisi sesuatu yang memancarkan kegelapan sama seperti lampu memancarkan cahaya, dan yang tidak disamarkan sepenuhnya.

Harry sedikit gentar. Tidak dalam suasana hati yang baik sepertinya tidak cukup untuk mengungkapkannya. Apa yang bisa mengganggu Profesor Quirrell sebegitu jauh тАж ?

Yah, kau tidak akan pergi meninggalkan teman ketika mereka sedang gundah. Harry dengan hati-hati masuk ke dalam ruangan. “Apakah ada yang bisa kubantuтАУ”

“Tidak,” kata Profesor Quirrell, masih tak mengangkat pandangannya dari buku.

“Maksudku, jika kau tadi berhadapan dengan para idiot dan ingin seseorang yang waras untuk diajak bicara тАж .”

Ada jeda yang mengejutkannya cukup lama.

Profesor Quirrell membanting bukunya tertutup dan itu menghilang dengan suara bisikan kecil. Dia mengangkat pandangannya, kemudian, dan Harry tersentak.

“Aku pikir percakapan cerdas akan menyenangkan untukku di titik ini,” kata Profesor Quirrell dalam nada menggigit yang sama yang sudah mengundang Harry untuk masuk. “Kau mungkin tak akan menemukannya seperti itu, kuperingatkan.”

Harry menghirup napas dalam-dalam. “Aku janji aku tak keberatan jika kau marah padaku. Apa yang terjadi?”

Dingin di dalam ruangan terasa makin dalam. “Seorang Gryffindor tahun keenam melemparkan suatu kutukan pada salah satu muridku yang lebih menjanjikan, seorang Slytherin tahun keenam.”

Harry menelan. “Kutukan тАж macam apa?”

Dan amarah di wajah Profesor Quirrell tak lagi terbendung. “Kenapa susah-susah menanyakan suatu pertanyaan tak penting seperti itu, Tn. Potter? Teman kita si Gryffindor tahun keenam tak berpikir kalau itu penting!”

“Apa kau serius?” kata Harry sebelum dia bisa menghentikan dirinya sendiri.

“Tidak, aku sedang dalam suasana hati yang jelek tanpa ada alasan. Ya aku serius, kau tolol! Dia tidak tahu. Dia benar-benar tak tahu. Aku tak mempercayainya sampai para Auror memastikannya di bawah Veritaserum. Dia ada di tahun keenam di Hogwarts dan dia melemparkan kutukan Kegelapan tingkat tinggi tanpa mengetahui apa yang dilakukannya.”

“Kau tidak mengatakan,” kata Harry, “bahwa dia salah tentang apa yang hasilnya, bahwa dia entah bagaimana membaca deskripsi mantra yang salahтАУ”

“Yang dia tahu hanyalah kalau itu diperuntukkan untuk ditujukan pada musuh. Dia tahu kalau hanya itu yang dia tahu.”

Dan itu sudah cukup untuk melemparkan mantra. “Aku tak mengerti bagaimana sesuatu dengan otak sekecil itu bisa berjalan tegak.”

“Benar, Tn. Potter,” kata Profesor Quirrell.

Ada satu jeda. Profesor Quirrell menyandarkan diri ke depan dan mengambil tempat tinta perak dari mejanya, memutarnya di tangan, menatapnya seolah bertanya-tanya bagaimana dia akan menyiksa tempat tinta itu sampai mati.

“Apakah si Slytherin tahun keenam terluka parah?” kata Harry.

“Ya.”

“Apakah Gryffindor tahun keenam dibesarkan oleh Muggle?”

“Ya.”

“Apakah Dumbledore menolak mengeluarkannya karena si bocah malang tidak tahu?”

Tangan Profesor Quirrell memutih pada tempat tinta. “Apakah kau memiliki maksud, Tn. Potter, atau apakah kau hanya menyatakan hal yang sudah jelas?”

“Profesor Quirrell,” kata Harry muram, “seluruh murid di Hogwarts yang dibesarkan Muggle perlu suatu pelajaran keamanan yang mana mereka diberi tahu hal-hal yang sebegitu jelas yang tak ada kelahiran penyihir pernah berpikir untuk singgung. Jangan melemparkan mantra-mantra jika kau tak tahu apa yang akan mereka lakukan, jika kau menemukan sesuatu yang berbahaya jangan memberi tahu seluruh dunia tentangnya, jangan meramu ramuan tingkat tinggi tanpa pengawasan di dalam kamar mandi, alasan kenapa ada hukum sihir di bawah umur, seluruh dasar-dasarnya.”

“Untuk apa?” kata Profesor Quirrell. “Biarkan para bodoh mati sebelum mereka berkembang biak.”

“Jika kau tak keberatan kehilangan beberapa Slytherin tahun keenam bersama mereka.”

Tempat tintanya terbakar di tangan Profesor Quirrell dan membara dengan pelan yang mengerikan, api hitam-oranye mengerikan mencabik metalnya dan sepertinya memangsa serpihan-serpihan kecilnya, peraknya berpilin saat dia meleleh, seolah dia berusaha dan gagal melarikan diri. Ada suatu suara melengking, seolah metalnya menjerit.

“Aku pikir kamu memang benar,” kata Profesor Quirrell dengan senyuman tanpa daya. “Aku akan merancang suatu pelajaran untuk meyakinkan bahwa para Muggleborn yang terlalu bodoh untuk hidup tak membawa siapapun yang berharga bersama mereka saat mereka pergi.”

Tempat tintanya terus menjerit dan terbakar di tangan Profesor Quirrell, tetesan kecil metal, masih terbakar, sekarang menetes ke meja, seolah tempat tinta itu menangis.

“Kau tidak melarikan diri,” Profesor Quirrell memperhatikan.

Harry membuka mulutnyaтАУ

“Jika kau akan mengatakan kalau kau tidak takut terhadapku,” kata Profesor Quirrell, “jangan.”

“Kau adalah orang paling menakutkan yang aku tahu,” kata Harry, “dan satu dari alasan-alasan teratas untuk itu adalah pengendalianmu. Aku benar-benar tak bisa membayangkan mendengar kalau kau akan melukai seseorang yang kau tak membuat keputusan dengan sadar untuk lukai.”

Api di tangan Profesor Quirrell berkedip memudar, dan dia dengan hati-hati meletakkan tempat tinta yang hancur di mejanya. “Kau mengatakan hal-hal terbagus, Tn. Potter. Apakah kau menerima pelajaran dalam menyanjung? Dari, mungkin, Tn. Malfoy?”

Harry menjaga ekspresinya kosong, dan menyadari satu detik terlambat kalau itu sama saja dengan pengakuan bertanda tangan. Profesor Quirrell tidak peduli seperti apa ekspresimu, dia peduli keadaan pikiran apa yang membuatnya mungkin.

“Aku paham,” kata Profesor Quirrell. “Tn. Malfoy adalah teman yang berguna untuk dimiliki, Tn. Potter, dan ada banyak yang bisa dia ajari, tetapi aku harap kau tidak membuat kesalahan untuk mempercayakannya dengan terlalu banyak rahasia.”

“Dia tak tahu hal apa pun yang aku takut diketahui,” kata Harry.

“Bagus,” kata Profesor Quirrell, tersenyum sedikit. “Jadi apa urusan awalmu di sini?”

“Aku pikir aku sudah selesai dengan latihan-latihan pendahuluan dalam Occlumency dan siap untuk tutor.”

Profesor Quirrell mengangguk. “Aku akan membimbingmu ke Gringotts hari Minggu ini.” Dia berhenti, melihat Harry, dan tersenyum. “Dan kita mungkin bahkan membuatnya sebagai tamasya kecil, kalau kau mau. Aku baru saja memiliki gagasan bagus.”

Harry mengangguk, tersenyum balik.

Saat Harry meninggalkan kantor, dia mendengar Profesor Quirrell bersenandung satu lagu kecil.

Harry lega dia bisa menghiburnya.

*

Hari Minggu itu sepertinya ada sejumlah besar orang berbisik-bisik di lorong, paling tidak ketika Harry Potter berjalan melewati mereka.

Dan banyak jari-jari yang menunjuk.

Dan banyak cekikikan anak perempuan.

Itu dimulai saat sarapan, ketika seseorang menanyakan Harry apakah dia sudah mendengar beritanya, dan Harry dengan cepat memotong dan berkata kalau beritanya ditulis oleh Rita Skeeter maka dia tidak ingin mendengar tentangnya, dia ingin membacanya di surat kabar sendiri.

Itu kemudian berkembang bahwa tak banyak murid di Hogwarts memperoleh salinan Daily Prophet, dan bahwa salinan-salinan yang belum dibeli dari pemiliknya sudah dipinjamkan dalam suatu urutan yang rumit dan tak ada yang benar-benar tahu siapa yang memegangnya saat ini тАж .

Jadi Harry menggunakan Mantra Sunyi dan pergi memakan sarapannya, mempercayakan teman duduknya untuk menyingkirkan banyak, banyak penanya, dan melakukan yang terbaik untuk mengabaikan ketidakpercayaan, gelak tawa, senyum ucapan selamat, pandangan penuh belas kasihan, tatapan ketakutan, piring-piring yang berjatuhan saat orang-orang baru datang untuk sarapan dan mendengar beritanya.

Harry merasa cukup penasaran, tapi itu tak benar-benar cukup untuk merusak seni mendengarnya dari tangan kedua.

Dia menyelesaikan pekerjaan rumahnya di dalam keamanan kopornya untuk beberapa jam ke depan, setelah memberi tahu teman sekamarnya untuk memanggilnya jika seseorang menemukan satu surat kabar aslinya.

Harry masih mengabaikannya di 10 AM, ketika dia meninggalkan Hogwarts dalam satu kereta dengan Profesor Quirrell, yang ada di kanan depan, dan saat ini sedang tersungkur dalam mode-zombie. Harry duduk diagonal darinya, sejauh yang keretanya bisa sediakan, di kiri belakang. Bahkan dalam keadaan itu, Harry merasakan suatu perasaan malapetaka saat keretanya berderak melewati jalan kecil melewati satu bagian dari hutan tak-terlarang. Itu membuatnya sukar untuk membaca, khususnya karena bahan bacaannya sukar, dan Harry seketika berharap kalau dia sedang membaca salah satu dari buku-buku fiksi ilmiah masa kecilnyaтАУ

“Kita sudah di luar penghalangnya, Tn. Potter,” kata suara Profesor Quirrell dari depan. “Saatnya pergi.”

Profesor Quirrell dengan hati-hati turun dari kereta, menyiapkan diri saat dia melangkah turun. Harry, di sisinya sendiri, melompat turun.

Harry benar-benar bertanya-tanya bagaimana mereka bisa sampai ke sana ketika Profesor Quirrell berkata “Tangkap!” dan melemparkan satu Knut perunggu padanya, dan Harry menangkapnya tanpa berpikir.

Suatu kait raksasa tak terlihat menangkap perut Harry dan menariknya ke belakang, keras, hanya saja tanpa rasa percepatan apa pun, dan seketika kemudian Harry berdiri di tengah-tengah Diagon Alley.

(Maaf, apa? kata otaknya.)

(Kita baru saja diteleportasi, Harry menjelaskan.)

(Itu biasanya tak terjadi dalam lingkungan nenek moyang, otak Harry mengeluh, dan membuatnya disorientasi.)

Harry tertegun saat kakinya menyesuaikan dengan bata di jalan bukannya tanah di koridor hutan yang baru saja mereka jalani. Dia menegakkan diri, masih pusing, dengan kesibukan para penyihir terlihat seolah sedikit bergoyang, dan teriakan penjaga toko yang sepertinya bergerak dalam pendengarannya, saat otaknya mencoba menempatkan satu dunia untuk diletakkan.

Beberapa saat kemudian, ada semacam suara ledakan dan udara tersedot dari beberapa langkah di belakang Harry, dan ketika Harry berbalik untuk melihat Profesor Quirrell ada di sana.

“Apakah kau keberatanтАУ“kata Harry, di saat yang sama saat Profesor Quirrell berkata, “Aku takut akuтАУ”

Harry berhenti, Profesor Quirrell tidak.

“тАУperlu pergi dan menyiapkan pelaksanaan suatu hal, Tn. Potter. Dan seperti yang sudah dijelaskan dengan tuntas kepadaku kalau aku bertanggung jawab penuh atas apa pun yang terjadi padamu, aku akan meninggalkanmu denganтАУ”

“Penjual koran,” kata Harry.

“Maaf?”

“Atau di mana saja aku bisa membeli satu salinan Daily Prophet. Tinggalkan aku di sana dan aku akan bahagia.”

Tak lama setelahnya, Harry sudah diantar ke suatu toko buku, ditemani beberapa ancaman ambigu yang diucapkan perlahan. Dan si penjaga toko yang memperoleh ancaman yang tak begitu ambigu, dilihat dari caranya merinding, dan bagaimana matanya terus tersentak antara Harry dan pintu masuk.

Jika toko bukunya berbakar, Harry akan terus diam di tengah-tengah api sampai Profesor Quirrell kembali.

Sementara ituтАУ

Harry melihat ke sekeliling dengan cepat.

Toko bukunya terllihat cukup kecil dan bobrok, dengan hanya empat baris lemari buku yang terlihat, dan rak terdekat mata Harry seolah melompat kepada buku yang disampul tipis, murahan dengan judul-judul yang suram seperti Pembantaian Albania di Abad Kelima Belas.

Hal yang pertama lebih dulu. Harry melangkah ke kasir.

“Maafkan aku,” kata Harry, “Satu Daily Prophet, tolong.”

“Lima Sickle,” kata si penjaga toko. “Maaf, nak, aku hanya punya tiga lagi.”

Lima Sickle terjatuh ke kasir. Harry memiliki perasaan kalau dia bisa menawar beberapa poin lagi, tapi pada titik ini dia tak benar-benar peduli.

Mata si penjaga toko melebar dan dia sepertinya mulai benar-benar memperhatikan Harry untuk yang pertama kali. “Kau!”

“Aku!”

“Apakah itu benar? Apakah kau benar-benarтАУ”

“Diam! Maaf, aku sudah menunggu seharian untuk membaca ini dalam surat kabar aslinya dan bukannya mendengar tentangnya dari tangan kedua, jadi tolong berikan itu, bagaimana?”

Si penjaga toko menatap Harry untuk sesaat, kemudian tanpa kata mengambil ke bawah kasir dan mengulurkan satu salinan terlipat dari Daily Prophet.

Judulnya berkata:

HARRY POTTER

DIAM-DIAM DIJODOHKAN

DENGAN GINEVRA WEASLEY

Harry menatap.

Dia mengangkat surat kabar itu dari kasir, dengan lembut, khidmat, seolah dia sedang menangani karya seni asli milik Escher, membukanya untuk membaca тАж

тАж tentang bukti yang meyakinkan Rita Skeeter.

тАж dan beberapa detail menarik yang lebih jauh.

тАж dan masih lebih banyak bukti.

Fred dan George sudah mendiskusikannya dengan adik mereka, tentunya? Ya, tentu saja mereka sudah melakukannya. Ada satu gambar Ginevra Weasley mendesah penuh kerinduan karena sesuatu yang Harry perhatikan, setelah melihat lebih dekat, adalah suatu foto dirinya. Itu haruslah sesuatu yang dibuat-buat.

Tapi bagaimana bisa тАж ?

Harry duduk di suatu kursi lipat murah, membaca ulang surat kabar itu untuk yang keempat kalinya, ketika pintunya berbisik perlahan dan Profesor Quirrell kembali lagi ke toko.

“Permintaan maafku untukтАУapa dalam nama Merlin yang sedang kau baca?”

“Sepertinya,” kata Harry, dengan kekaguman dalam suaranya, “bahwa seorang Tn. Arthur Weasley pernah ditempatkan di bawah Kutukan Imperius oleh seorang Pelahap Maut yang dibunuh oleh ayahku, dengan demikian menciptakan suatu hutang pada Keluarga Potter, yang olehnya ayahku meminta untuk dilunasi dengan perjodohan dengan Ginevra Weasley. Apakah orang-orang sungguh melakukan hal-hal semacam itu di sekitar sini?”

“Bagaimana bisa Miss Skeeter bisa sebegitu bodoh untuk mempercayaiтАУ”

Dan suara Profesor Quirrell terpotong.

Harry membaca surat kabar itu dengan memegangnya secara vertikal dan tak terlipat, yang artinya bahwa Profesor Quirrell, dari tempatnya berdiri bisa melihat tulisan di bawah judulnya.

Pandangan terkejut pada wajah Profesor Quirrell adalah suatu karya seni yang nyaris setara dengan surat kabar itu sendiri.

“Jangan khawatir,” kata Harry dengan riang, “semuanya itu bualan.”

Dari tempat lain di toko, dia mendengar penjaga toko terkesiap. Ada suara tumpukan buku yang terjatuh.

“Tn. Potter тАж” Profesor Quirrell berkata perlahan, “apakah kau yakin tentang itu?”

“Cukup yakin. Ayo kita berangkat?”

Profesor Quirrell mengangguk, terlihat cukup tak memperhatikan, dan Harry melipat lagi surat kabar itu, dan mengikutinya keluar pintu.

Untuk suatu alasan Harry sepertinya tak bisa mendengar suara apa pun dari jalan sekarang.

Mereka berjalan dalam kesunyian untuk tiga puluh detik sebelum Profesor Quirrell berbicara. “Miss Skeeter melihat laporan rapat dari sesi terbatas Wizengamot.”

“Ya.”

“Laporan rapat Wizengamot asli.”

“Ya.”

“Aku akan memperoleh kesulitan melakukan itu.”

“Benarkah?” kata Harry. “Karena jika dugaanku benar, ini dilakukan oleh murid Hogwarts.”

“Itu melebihi mustahil,” kata Profesor Quirrell datar. “Tn. Potter тАж aku menyesal harus mengatakan bahwa gadis muda itu berharap untuk menikahimu.”

“Tapi itu tak mungkin,” kata Harry. “Untuk mengutip Douglas Adams, yang mustahil sering memiliki semacam integritas yang tak dimiliki oleh yang sekadar tak mungkin.”

“Aku bisa lihat maksudmu,” kata Profesor Quirrell perlahan. “Tapi тАж tidak, Tn. Potter. Itu mungkin saja mustahil, tapi aku bisa bayangkan melakukan perubahan atas laporan rapat Wizengamot. Adalah tak terbayangkan bahwa sang Grand Manager dari Gringgotts bisa membubuhkan segel dari kantornya dalam menjadi saksi atas suatu kontrak pertunangan palsu, dan Miss Skeeter sendiri yang memastikan segel itu.”

“Benar,” kata Harry, “kau akan mengharapkan sang Grand Manager Gringotts untuk terlibat dengan sedemikian banyaknya uang yang berpindah tangan. Sepertinya Tn. Weasley benar-benar dalam hutang besar, dan dengan demikian meminta tambahan bayaran sebesar sepuluh ribu GalleonтАУ”

“Sepuluh ribu Galleon untuk seorang Weasley? Kau bisa membeli anak gadis dari suatu keluarga Terhormat untuk itu!”

“Permisi,” kata Harry. “Aku benar-benar harus bertanya pada titik ini, apakah orang-orang sungguh melakukan hal-hal semacam itu di sekitar siniтАУ”

“Jarang,” kata Profesor Quirrell, dengan kerutan dahi di wajahnya. “Dan tidak sama sekali, aku curiga, sejak sang Pangeran Kegelapan pergi. Aku kira bahwa menurut surat kabar itu, ayahmu langsung membayarnya?”

“Dia tak punya pilihan lain,” kata Harry. “Tidak jika dia ingin memenuhi syarat dari ramalannya.”

“Berikan padaku,” kata Profesor Quirrell, dan surat kabarnya melompat dari tangan Harry sebegitu cepat hingga dia teriris.

Harry dengan otomatis menempatkan jarinya di mulutnya untuk disedot, merasa cukup terkejut, dan berbalik untuk memprotes Profesor QuirrellтАУ

Profesor Quirrell berhenti di tengah jalan, dan matanya bergerak dengan cepat ke kiri dan ke kanan saat suatu daya tak terlihat memegang surat kabarnya tergantung di depannya.

Harry melihat, ternganga dengan kekaguman terbuka, saat surat kabarnya terbuka untuk memperlihatkan halaman dua dan tiga. Dan tak lama kemudian setelahnya, empat dan lima. Seolah-olah pria itu sudah membuang topeng manusianya.

Dan setelah waktu pendek yang ganjil, surat kabar itu melipat dirinya sendiri lagi. Profesor Quirrell mencabutnya dari udara dan melemparnya pada Harry, yang menangkapnya dalam gerak refleks; dan kemudian Profesor Quirrell mulai berjalan lagi, dan Harry otomatis tertatih mengikuti.

“Tidak,” kata Profesor Quirrell, “ramalan itu tak terdengar cukup benar untukku juga.”

Harry mengangguk, masih tertegun.

“Para centaur bisa saja ada di bawah pengaruh Imperius,” kata Profesor Quirrell, mengerutkan dahi, “itu sepertinya bisa dimengerti. Apa yang bisa diciptakan oleh sihir, bisa dirusak oleh sihir, dan bukan suatu yang tak bisa dipikirkan bahwa Segel Agung Gringotts bisa sampai ke tangan yang lain. Unspeakable bisa merupakan suatu penyamaran dengan Polyjuice, demikian juga Bavarian seer. Dan dengan usaha yang cukup adalah mungkin untuk merubah laporan rapat Wizengamot. Apakah kau memiliki gagasan bagaimana itu dilakukan?”

“Aku tak memiliki satu pun hipotesis yang masuk akal,” kata Harry. “Aku memang tahu kalau itu dilakukan dengan total anggaran sebesar empat puluh Galleon.”

Profesor Quirrell berhenti dan berputar menghadap Harry. Ekspresinya sekarang benar-benar tak percaya. “Empat puluh Galleon akan mampu membayar perusak-halangan yang kompeten untuk membuka satu jalan menuju satu rumah yang kau ingin curi! Empat puluh ribu Galleon mungkin akan membayar satu tim kriminal profesional terbesar di dunia untuk merubah laporan rapat Wizengamot!”

Harry mengangkat bahu tak berdaya. “Akan kuingat itu lain kali aku ingin menghemat tiga puluh sembilan ribu, sembilan ratus dan enam puluh Galleon dengan menemukan kontraktor yang tepat.”

“Aku jarang mengatakan ini,” kata Profesor Quirrell. “Aku terkesan.”

“Demikian juga aku,” kata Harry.

“Dan siapakah murid Hogwarts yang luar biasa ini?”

“Aku takut kalau aku tak bisa mengatakannya.”

Entah bagaimana dalam keterkejutan Harry, Profesor Quirrell tak membuat keberatan apa pun tentang ini.

Mereka berjalan ke arah bangunan Gringotts, berpikir, karena mereka bukanlah jenis orang yang akan menyerah atas suatu masalah tanpa mempertimbangkannya untuk paling tidak lima menit.

“Aku punya perasaan,” kata Harry akhirnya, “Bahwa kita mendekati masalah ini dari sudut yang salah. Ada satu kisah yang pernah kudengar tentang beberapa murid yang datang dan masuk ke kelas fisika, dan si guru menunjukkan pada mereka satu pelat metal besar di dekat satu api. Dia memerintahkan pada mereka untuk merasakan pelat metalnya, dan mereka merasakan bahwa metal yang lebih dekat dengan api terasa lebih dingin, dan metal yang lebih jauh terasa lebih hangat. Dan dia berkata, tulislah tebakan kalian untuk kenapa ini terjadi. Jadi beberapa murid menulis ‘karena cara metal mengkonduksi panas’, dan beberapa murid menulis ‘karena angin bergerak’, dan tak ada seorang pun yang mengatakan ‘ini sepertinya tak mungkin’, dan jawaban yang sesungguhnya adalah sebelum para murid masuk ke dalam ruangan, si guru memutar pelatnya.”

“Menarik,” kata Profesor Quirrell. “Itu memang terdengar mirip. Apakah ada suatu moral?”

“Bahwa kekuatanmu sebagai seorang rasionalis adalah kemampuanmu untuk lebih bingung oleh fiksi daripada realitas,” kata Harry. “Jika kau sama baiknya dalam menjelaskan hasil apa pun, kau memiliki nol pengetahuan. Para murid mengira mereka bisa menggunakan kata-kata seperti ‘karena konduksi panas’ untuk menjelaskan apa pun, bahkan suatu pelat metal yang lebih dingin di sisi yang lebih dekat dengan api. Jadi mereka tidak memperhatikan seberapa bingung mereka, dan itu artinya mereka tak bisa lebih bingung oleh kepalsuan daripada oleh kenyataan. Jika kau mengatakan padaku kalau para centaur ada di bawah pengaruh Kutukan Imperius, aku masih memiliki suatu perasaan kalau sesuatu tak cukup terasa benar. Aku perhatikan kalau aku masih bingung bahkan setelah mendengar penjelasanmu.”

“Hm,” kata Profesor Quirrell.

Mereka berjalan lebih lanjut.

“Aku tidak pikir,” kata Harry, “kalau adalah sesuatu yang mungkin untuk benar-benar menukar orang-orang ke dalam alam semesta lain? Misal, ini bukanlah Rita Skeeter kita sendiri, atau mereka secara sementara mengirimnya ke suatu tempat lain?”

“Jika itu memang mungkin,” kata Profesor Quirrell, suaranya cukup kering, “apakah aku akan tetap di sini?”

Dan saat mereka hampir ke muka bangunan Gringotts yang besar putih, Profesor Quirrell berkata:

“Ah. Tentu saja. Aku mengerti sekarang. Biar aku tebak, si kembar Weasley?”

“Apa?” kata Harry, suaranya naik satu oktaf dalam nada. “Bagaimana?”

“Aku takut kalau aku tak bisa mengatakannya.”

“тАж Itu tidak adil.”

“Aku pikir itu benar-benar adil,” kata Profesor Quirrell, dan mereka masuk melalui pintu perunggu.

*

Waktunya adalah sesaat sebelum sore, dan Harry dan Profesor Quirrell duduk di kedua ujung meja lebar, panjang, datar, dalam suatu ruangan privat yang ditetapkan dengan kemewahan dengan bangku yang dibantali tuntas dan kursi-kursi sepanjang dinding, dan tirai lembut bergantung di mana saja.

Mereka akan menikmati makan siang di Mary’s Place, yang Profesor Quirrell sudah berkata kalau diketahui olehnya bahwa ini adalah restoran terbaik di Diagon Alley, khususnya untukтАУsuaranya menurun penuh maknaтАУtujuan tertentu.

Itu adalah restoran terbagus yang pernah Harry masuki, dan benar-benar membuat Harry termakan di dalam karena Profesor Quirrell mentraktir dia seluruh makanan itu.

Bagian pertama misi, untuk menemukan instruktur Occlumency, sudah sukses. Profesor Quirrell, tersenyum jahat, sudah memberi tahu Griphook untuk merekomendasikan yang terbaik yang dia tahu, dan tak khawatir dengan pengeluarannya, karena Dumbledore yang membayar; dan si goblin tersenyum balik. Mungkin ada juga sejumlah senyuman pada bagian Harry.

Bagian kedua dari rencana adalah kegagalan total.

Harry tidak diizinkan untuk mengambil uang dari brankasnya tanpa Kepala Sekolah Dumbledore atau pejabat sekolah lain ada di sana, dan Profesor Quirrell tidak diberi kunci brankas. Orangtua Muggle Harry tidak bisa memberi otorisasi atasnya karena mereka adalah Muggle, dan Muggle memiliki kedudukan hukum setara anak kecil atau anak kucing: mereka itu imut, jadi jika kau menyiksa mereka di depan publik kau bisa ditahan, tapi mereka bukan orang. Beberapa pasal enggan sudah dibuat untuk mengenali orangtua Muggleborn sebagai manusia dalam arti yang terbatas, tapi orangtua tiri Harry tidak jatuh ke dalam kategori hukum itu.

Sepertinya Harry sudah efektif dianggap sebagai yatim piatu di mata dunia sihir. Dengan demikian, Kepala Sekolah Hogwarts, atau yang dia tunjuk di dalam sistem sekolah, adalah wali Harry sampai dia lulus. Harry boleh bernapas tanpa izin dari Dumbledore, tapi hanya selama sang Kepala Sekolah tidak secara spesifik melarangnya.

Harry kemudian menanyakan apakah dia bisa menyuruh Griphook tentang bagaimana melakukan diversifikasi atas investasinya di luar tumpukan koin emas yang hanya duduk di brankasnya.

Griphook menatap kosong dan bertanya apa arti ‘diversifikasi’.

Bank, sepertinya, tidak melakukan investasi. Bank menyimpan koin emasmu dalam brankas yang aman dengan biaya tahunan.

Dunia sihir tidak memiliki konsep tentang saham. Atau ekuitas. Atau perusahaan. Bisnis dijalankan oleh keluarga dari brankas pribadi mereka.

Pinjaman dilakukan oleh orang kaya, bukan bank. Walau Gringotts akan menyaksikan kontrak tersebut, dengan suatu biaya, dan memastikan penagihannya, untuk biaya yang lebih besar.

Orang kaya yang baik membiarkan teman mereka meminjam uang dan mengembalikannya kapan pun. Orang kaya yang jahat akan memberikanmu bunga.

Tidak ada pasar sekunder di dalam pinjaman.

Orang kaya yang kejam akan memberikanmu tingkat suku bunga tahunan paling tidak sebesar 20%.

Harry berdiri, berbalik, dan menyandarkan kepalanya pada dinding.

Harry sudah menanyakan jika dia memerlukan izin Kepala Sekolah sebelum dia bisa memulai suatu bank.

Profesor Quirrell memotong pada titik ini, mengatakan kalau itu adalah waktunya makan siang, dan dengan cepat menggiring Harry yang menggerutu keluar dari pintu perunggu Gringotts, melalui Diagon Alley, dan menuju suatu restoran bagus bernama Mary’s Place, di mana suatu ruangan sudah disiapkan untuk mereka. Pemiliknya terlihat terkejut saat melihat Profesor Quirrell ditemani oleh Harry Potter, tetapi membimbing mereka ke ruangannya tanpa keluhan.

Dan Profesor Quirrell dengan sengaja mengumumkan kalau dialah yang akan membayar semuanya, dan sepertinya cukup menikmati pandangan di wajah Harry.

“Tidak,” kata Profesor Quirrell pada pelayannya, “kami tidak memerlukan menu. Aku akan memesan menu spesial hari ini ditemani dengan sebotol Chianti, dan Tn. Potter akan memesan sup Diracawl untuk awalannya, diikuti dengan sepiring bola-bola Roopo, dan puding tetesan untuk penutupnya.”

Pelayannya, mengenakan satu jubah yang masih terlihat berat dan formal sementara terlihat cukup pendek dari yang biasanya, menunduk dengan hormat dan pergi, menutup pintu di belakangnya.

Profesor Quirrell mengayunkan satu tangan ke arah pintu, dan satu palang bergeser menutup. “Perhatikan palang di sisi dalam. Ruangan ini, Tn. Potter, dikenal sebagai Mary’s Room. Ini ternyata tak bisa ditembus oleh segala macam penerawangan, dan yang kumaksud memang semua; Dumbledore sendiri tak akan mendeteksi apa pun yang terjadi di sini. Mary’s Room digunakan oleh dua jenis orang. Jenis pertama adalah yang terlibat dalam kesenangan haram. Dan jenis kedua menjalani kehidupan yang menarik.”

“Benarkah,” kata Harry.

Profesor Quirrell mengangguk.

Bibir Harry terpisah dalam antisipasi. “Akan sia-sia untuk hanya duduk di sini dan menikmati makan siang, kalau begitu, tanpa melakukan sesuatu yang spesial.”

Profesor Quirrell tersenyum, kemudian mengeluarkan tongkat sihirnya dan menyentakkannya ke arah pintu. “Tentu saja,” katanya, “orang-orang yang menjalani kehidupan yang menarik mengambil tindakan pencegahan yang lebih tuntas dari mereka yang mencari senang. Aku baru saja menutup rapat ruangan ini. Tidak ada yang akan menyelinap masuk atau keluar ruangan iniтАУmelalui celah di bawah pintu, contohnya. Dan тАж”

Загрузка...